Tag Archives: Garry Liminata

Belajar dari Co-Founder StickEarn Garry Limanata dan Sugito Alim tentang hybrid advertising di sesi #SelasaStartup

Lebih Dalam Mengenal Tren “Hybrid Advertising”

Untuk menciptakan sebuah inovasi, terkadang kita tak melulu harus mengandalkan teknologi. Kita dapat menggunakan produk existing untuk menghasilkan sebuah layanan yang lebih bermanfaat.

Seperti halnya layanan hybrid advertising, yang trennya masih terus berlanjut di Indonesia. Jika disadari, kita sebetulnya sudah pernah melihat iklan semacam ini di berbagai kendaraan di jalan.

Pada sesi #SelasaStartup kali ini, DailySocial kedatangan dua pembicara, yaitu Co-Founder StickEarn, Garry Limanata dan Sugito Alim.

StickEarn merupakan startup penyedia teknologi periklanan. Apabila kamu punya banyak pertanyaan mengenai hybrid advertising, simak empat hal penting yang disampaikan dua co-founder StickEarn berikut ini:

Transportasi sebagai medium

Berbeda dengan billboard atau jenis iklan above the line (ATL), iklan hybrid memanfaatan moda transportasi sebagai salah satu mediumnya. Di StickEarn sendiri, ada delapan moda transportasi yang digunakan, misalnya mobil, motor, dan sepeda.

Garry menyebutkan alat transportasi dipilih sebagai medium iklan karena lebih measurable. Selain itu, transportasi punya kelebihan tersendiri karena sifatnya dinamis atau selalu bergerak. Ini membuka peluang untuk menciptakan calon konsumen baru.

“Menghubungkan merek, pelanggan, dan pengendara dapat menciptakan sebuah iklan yang terukur dan punya impresi kuat,” tuturnya.

Peran teknologi pada iklan hybrid

Lalu di mana letak teknologinya? Dalam hal ini, teknologi hadir dalam wujud aplikasi dan dashboard. Dengan kata lain, meski dipasang secara offline, iklan tetap dapat diukur menggunakan teknologi.

Sugito menjelaskan bahwa dashboard berfungsi dalam mengukur dan mengkalkulasi impresi iklan. Bahkan, dashboard juga memiliki reporting system yang dapat dicek oleh klien. Sementara, aplikasi berfungsi untuk merekam jejak para pengendara.

“Di StickEarn, kami bangun infrastruktur [aplikasi dan dashboard], driver harus pakai aplikasi agar bisa di-track. Sedangkan dashboard ada untuk memonitor iklan. Dashboard dapat menghitung impresi, ini lebih efektif ketimbang billboard. Jadi, mereka tidak bisa berasumsi [untuk impresi iklan],” ungkap Garry.

Analisis kebutuhan klien

Sebagaimana bisnis periklanan pada umumnya, hybrid advertising tetap berpatokan pada kebutuhan dan kebijakan dari para mitranya. Setiap mitra memiliki kebutuhan dan kebijakan berbeda-beda.

Ambil contoh, kolaborasi eksklusif antara StickEarn dan Grab. Dalam kebijakan kerja samanya, para mitra tidak diperbolehkan untuk memasang iklan rokok dan bir di kendaraan.

“Kita tetap perlu mempelajari kebutuhan, tidak overpromise [kepada klien]. Setiap mitra juga ada policy sendiri. Tapi, tentu we are willing to expore [bentuk kerja sama],” ujar Sugito.

Teknologi mendorong kualitas hidup masyarakat

Tak hanya menyelesaikan sebuah masalah, teknologi hadir untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Demikian juga pada model bisnis yang diadopsi StickEarn. Karena memanfaatkan moda transportasi, kehadiran iklan hybrid dapat membantu para driver untuk menghasilkan pendapatan tambahan.

“Bagaimanapun juga, teknologi harus kasih social impact kepada masyarakat. Dalam hal ini, tidak hanya para mitra, tetapi juga driver,” tutur Sugito.

StickMart merupakan platform komersial dalam mobil yang mengakomodasi brand untuk beriklan hingga melakukan penjualan

Jalin Kolaborasi Eksklusif, StickEarn Bidik Solusi StickMart yang Terintegrasi di 10.000 Armada Grab pada 2019 

StickEarn, startup penyedia teknologi periklanan, kemarin (18/10) mengumumkan kerja sama eksklusif dengan Grab Indonesia melalui solusi bisnis terbarunya, yakni StickMart.

StickMart merupakan platform komersial di dalam mobil terpatenkan yang mengakomodasi para brand untuk beriklan, melakukan penjualan, hingga product sampling.

Co-Founder StickEarn Sugito Alim menyebutkan, StickMart dirancang agar konsumen yang berada dalam kondisi dwell time dapat melihat iklan lebih lama. Jika dibandingkan dengan billboard yang dapat dilihat rerata 2 detik, StickMart dapat dinikmati hingga 1 jam.

“Rata-rata orang Jakarta menghabiskan waktu 2 jam di jalan karena macet. Tentu mereka akan bosan. Nah, StickMart menjangkau kondisi itu. Brand menjadi lebih fleksibel untuk melakukan campaign dengan obektivitas yang berbeda,” ujar Sugioto dalam Konferensi Pers Kerja Sama StickEarn dengan Grab di Jakarta.

Sebelumnya, lembaga riset transportasi dunia, INRIX, pada 2017 mencatat masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 40 jam dalam satu tahun karena kemacetan lalu lintas. StickMart diharapkan tak hanya membuka peluang bagi brand dan menambah pendapatan baru driver, tetapi juga menyediakan kenyamanan premium.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengungkapkan, kerja sama ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menciptakan 100 juta enterprenuer di Asia Tenggara, di mana Indonesia merupakan target utamanya.

“Kami yakin banyak sekali customer kami yang menantikan kehadiran StickMart karena ini bisa serve customer kami,” tutur Ongki.

StickMart hadir dalam bentuk boks yang diletakkan di konsol tengah, di antara kursi penumpang dan pengemudi. Boks ini berisikan beragam product sampling, seperti snack, minuman, tisu, obat, hingga charger. Tak hanya itu StickMart dilengkapi dengan perangkat StickTablet yang menyajikan ragam video hiburan hingga katalog produk.

Lebih lanjut, Co-founder StickEarn Archie Carlson menjelaskan bahwa StickMart tak hanya dirancang untuk brand, tetapi juga driver. Pihaknya mengklaim para driver bisa mendapat pemasukan tambahan hingga Rp2 juta setiap bulannya dari bagi hasil pemasangan iklan hingga penjualan product sampling.

“Bahkan pelanggan bisa membayar produk yang dibeli dengan tunai maupun digital melalui layanan OVO,” ujar Archie.

Hingga saat ini, StickEarn telah bermitra dengan 60.000 pengemudi Grab Indonesia, namun baru sekitar 200 unit StickMart terinstal di armada Grab. Archie menargetkan 10.000 unit StickMart terpasang di 10.000 armada Grab Indonesia pada 2019 mendatang.

StickEarn mengklaim kini pihaknya menyalurkan sebanyak Rp30 miliar terhadap pemasukan driver di Indonesia. Perusahaan sendiri menyediakan jasa iklan untuk berbagai macam kendaraan, mulai dari truk, bus, angkot, taksi, dan pesawat terbang.

Perusahaan juga menyediakan lini solusi lain, seperti StickBus, StickTruck, StickAngkot, hingga StickPlane. Sebagaimana diketahui, StickEarn yang berdiri pada 2017, telah melayani 250 brand dari berbagai sektor bisnis.

StickEarn memperoleh pendanaan awal (seed funding) dari East Ventures tahun lalu. Menurut Co-Founder StickEarn Garry Liminata, pendanaan ini digunakan untuk pengembangan produk, bisnis, dan tim ke depannya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here