Tag Archives: GDP Venture

BRIN, KORIKA, dan dua portfolio GDP Venture (Glair.ai & Datasaur.ai) bersama dengan AI Singapore (AISG) untuk adopsi LLM bahasa Indonesia

Proyek “Large Language Model” Bahasa Indonesia Diumumkan, Hasil Kolaborasi Sektor Publik dan Privat

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), KORIKA (Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial), dan dua portfolio GDP Venture (Glair.ai & Datasaur.ai) bersama dengan AI Singapore (AISG) mengumumkan inisiatif proyek kolaboratif untuk mengembangkan Large Language Model (LLM) Bahasa Indonesia yang terbuka agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh berbagai pihak.

“Model LLM yang ada saat ini sangat dipengaruhi oleh budaya barat, semakin kecil kemungkinan ChatGPT berperilaku seperti manusia di wilayah tersebut. ASEAN dalam perekonomian global punya peranan penting, tapi kita masih kurang terepresentasi,” ucap Head of Strategy, Partnerships & Growth AI Singapore Darius Liu dalam konferensi pers, Kamis (30/11).

AISG adalah pengembang SEA-LION (Southeast Asian Languages in One Network), sebuah open-source LLM yang dikembangkan untuk lebih memahami dan mewakili beragam konteks, bahasa, dan budaya di Asia Tenggara. AISG adalah program nasional yang didukung oleh National Research Foundation Singapura dan diselenggarakan oleh National University of Singapore.

SEA-LION dibangun di atas arsitektur MPT (Mosaic Pretained Transformers) yang kuat dan memiliki ukuran kosakata 256 ribu. Untuk tokenisasi, model ini menggunakan SEABPETokenizer, dirancang khusus untuk bahasa-bahasa di Asia Tenggara, sehingga memastikan performa model yang optimal.

LLM merupakan jenis model kecerdasan buatan yang dirancang untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia. Mereka dilatih menggunakan data teks dalam jumlah besar dan dapat melakukan berbagai tugas seperti menerjemahkan, meringkas, menjawab pertanyaan, dan bahkan menulis kode.

LLM yang ada saat ini (ChatGPT dari Open AI, Bard dari Google) menunjukkan bias yang kuat dalam hal nilai-nilai budaya, keyakinan politik dan sikap sosial. Hal ini disebabkan oleh data pelatihan, terutama yang diambil dari internet, seringkali condong pada pengaruh WEIRD (Western, Educated, Industrialized, Rich, Democratic).

Fenomena ini menyisakan kekosangan di pasar bahasa lain dan memusatkan keunggulan teknologi di antara negara-negara berbahasa Inggris. Berdasarkan data Statista pada Januari 2023, dominasi bahasa Inggris mencapai 58,8% untuk konten web, sedangkan bahasa Indonesia porsinya hanya 0,6%. Fakta ini menggarisbawahi perlunya penelitian dan pengembangan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan bahasa Indonesia.

Diklaim, dibandingkan open source LLM milik negara barat, SEA-LION mampu menjawab seolah-olah berbicara dengan manusia karena penggunaan bahasanya tidak kaku. Ada beberapa konteks lokal pula yang tidak mampu dijawab oleh LLM, seperti ChatGPT. Sejak inisiatif SEA-LION dilakukan, LLM ini telah banyak melatih bahasa Indonesia dan Thai. Lalu disusul Bahasa Melayu dan Vietnam, bahasa dari negara lain masih perlu dilatih lagi.

Proyek kolaboratif

CTO GDP Venture/CEO & CTO GDP Labs On Lee menyampaikan, sejalan dengan visi AISG yang ingin menciptakan LLM khusus bahasa Indonesia yang dapat bermanfaat di Asia Tenggara. GDP Venture, melalui portofolionya Glair.ai dan Datasaur.ai, tengah menyesuaikan platform SEA-LION agar sesuai dengan konteks Indonesia demi menciptakan LLM bahasa Indonesia yang terbuka secara komprehensif.

“Inisiatif ini menjanjikan manfaat seperti pengurangan biaya operasional, peningkatan pendapatan dan produktivitas, serta kolaborasi manusia dan AI yang efektif, semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata On Lee.

Sementara itu, bagi BRIN, adopsi LLM bahasa Indonesia dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian, meningkatkan aksesibilitas kepada publik, mendukung pengembangan teknologi, dan meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu juga memberikan peluang dalam akuisisi pengetahuan baik yang bersifat saintifik maupun budaya lokal.

Datasaur.ai, Glair.ai, BRIN, dan AISG menargetkan pengembangan LLM ini pada akhirnya mendorong pembuatan platform AI, seperti ChatGPT. Pembedanya adalah tujuan penggunaannya yang bakal lebih dispesialisasikan sesuai target konsumen. “ChatGPT itu lebih ke general purpose, jadi sulit untuk bersaing langsung. Kita harus pintar-pintar bagaimana bisa memenuhi konsumer kita,” tambah On Lee.

Kunjungi Indonesia, Simak Paparan Sam Altman Soal Kecerdasan Buatan

Untuk memperluas pemahaman masyarakat di Indonesia mengenai kecerdasan buatan (AI), KORIKA bersama GDP Venture mengundang Co-Founder dan CEO OpenAI Sam Altman, pengembang aplikasi revolusioner ChatGPT di Jakarta, Rabu (14/6).

Dalam sesi bertajuk “Conversation with Sam Altman” dengan para profesional, praktisi, dan media selama satu jam penuh, ia menyampaikan rencana OpenAI untuk mengembangkan ChatGPT yang menghadirkan informasi hingga riset untuk semua pengguna.

Inspirasi dari Y Combinator

Didirikan pada 2015, OpenAI adalah lembaga nirlaba di bidang riset dan pengembangan AI. Misi OpenAI adalah memastikan manfaat AGI (kecerdasan artifisial umum) bagi umat manusia. Teknologinya meliputi sistem bahasa alami GPT-4 dan ChatGPT, sistem generasi gambar DALL·E, dan sistem pengenalan ucapan sumber terbuka mereka, Whisper.

Praktisnya, ChatGPT memiliki beragam kegunaan, yakni dapat digunakan untuk memecahkan masalah kompleks, memberikan informasi atas pertanyaan dan permintaan, menginspirasi gagasan baru di bidang kreatif, serta membantu memahami konsep kompleks dengan menjelaskannya dengan kata-kata lebih sederhana, memberikan definisi, atau memberikan contoh yang berguna.

Altman mengungkap, pengalaman yang ia dapat selama ini sebagai Presiden sekaligus investor di Y Combinator, telah membantunya membangun OpenAI dan mengembangkan teknologi ChatGPT. Kinerja startup yang dinamis di Silicon Valley memungkinkan inovasi untuk tumbuh meski berisiko gagal. Menurutnya, kegagalan dapat melahirkan ide dan inovasi baru yang bakal sukses.

“Yang saya pelajari dari Y Combinator adalah tidak masalah jika gagal. Perlu diperhatikan, nantinya bukan cuma akses kepada modal dan pekerjaan saja yang penting, tetapi produk yang diluncurkan bisa diterima baik oleh lingkungan terdekat, seperti teman dan keluarga,” kata Altman.

Keterlibatan Altman dengan Y Cominator dimulai di 2011 saat Loopt, startup yang ia dirikan, diakuisisi oleh Green Dot Corporation. Ia kemudian menjadi angel investor dan penasihat startup sebelum diangkat menjadi Presiden Y Combinator di 2014.

Di bawah kepemimpinan Altman, Y Combinator memperluas cakupan dan pengaruhnya dalam ekosistem startup, menyediakan pendanaan, bimbingan, dan sumber daya bagi banyak perusahaan sukses, termasuk Airbnb, Dropbox, dan Reddit. Altman mengundurkan diri sebagai presiden pada 2019, tetapi tetap menjabat sebagai Chairman Y Combinator.

Pada Juli 2019, OpenAI mengumumkan kemitraan dengan Microsoft di mana Microsoft menjadi penyedia cloud OpenAI. Kemitraan ini menyediakan OpenAI dengan sumber daya komputasi yang dibutuhkan untuk riset dan pengembangan teknologi AGI. Microsoft juga berinvestasi di OpenAI sebesar $1 miliar untuk mendukung riset dan pengembangannya.

“Ini adalah teknologi yang memiliki impact. Untuk itu, semakin banyak orang berpartisipasi mengakses teknologi ini, semakin baik teknologi ini akan bekerja. Secara fundamental OpenAI adalah perusahaan riset, dan menurut saya negara yang menyambut baik teknologi ini dan secara cepat akan memberikan masa depan yang baik bersama,” kata Altman.

Memahami risiko AGI

Meskipun OpenAI awalnya didirikan sebagai organisasi nirlaba, pada 2019, mereka berubah menjadi entitas dengan tujuan mencari keuntungan yang disebut OpenAI LP. Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan sumber daya dan pendanaan yang diperlukan guna mencapai tujuan dalam riset dan pengembangan AGI .

“Kami ingin melakukan hal tersebut sebagai perusahaan nirlaba. Kami tidak mau mengorbankan misi kita, seperti akses dan pengambilan keputusan. Jadi, kami buat strukturisasi baru di mana kami akan berdiri sebagai organisasi nirlaba, tetapi ada subsidiary capital profit. Jadi, kami bisa memanfaatkan kapital, memberikan investor dan pegawai fix return, tapi lebih dari itu excess return akan diberikan kepada nirlaba,” kata Altman.

OpenAI juga menekankan pentingnya keselamatan jangka panjang dalam pengembangan AGI dan perlunya mempromosikan distribusi manfaatnya secara luas. Perusahaan ini telah menerbitkan riset, berkontribusi pada komunitas kecerdasan buatan, dan secara aktif berkolaborasi dengan organisasi lain untuk memajukan bidang ini dengan cara yang bertanggung jawab dan bermanfaat.

“Terkait dengan risiko AGI, menurut saya long term dan short term risk menjadi penting. Misi kami sebagai perusahaan adalah AGI-focused. Saat ini sudah banyak perusahaan yang memikirkan short term risk, tetapi penting untuk melihat risiko tersebut dari berbagai tahap,” kata Altman.

Memahami risiko-risiko ini membutuhkan riset proaktif, pengembangan kebijakan, dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengembang kecerdasan buatan (AI), pembuat kebijakan, ahli etika, dan masyarakat secara luas. Organisasi seperti OpenAI dan yang lainnya secara aktif terlibat dalam memahami dan mengurangi risiko-risiko tersebut untuk memastikan pengembangan AGI yang aman dan bermanfaat.

“Menurut saya GPT-4 adalah model paling sejalan yang kami buat dan tidak ada existential risk. Kami menghabiskan waktu sekitar delapan bulan melakukan pelatihan, sampai pada akhirnya kami meluncurkannya,” kata Altman.

Tingkat akurasi pertanyaan GPT-4 / OpenAI
Tingkat akurasi pertanyaan GPT-4 / Sumber: OpenAI

Disinggung peran OpenAI untuk edukasi, Altman menyebutkan, saat awal diluncurkan, banyak guru di Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT untuk siswa mereka. Namun, saat ini sudah mulai banyak guru di sekolah yang menyambut baik teknologi ini untuk membantu siswa menyerap informasi.

Terkait dengan bias dalam model bahasa AI seperti ChatGPT, penting untuk diakui bahwa model-model tersebut dapat secara tidak sengaja mencerminkan bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya. OpenAI berupaya secara aktif bekerja untuk mengatasi persoalan tersebut dengan meningkatkan proses pelatihan, meminimalkan bias, dan mencari masukan eksternal untuk audit dan evaluasi.

OpenAI juga mengundang kolaborasi strategis dengan berbagai negara termasuk Indonesia, untuk mencerdaskan teknologi yang mereka miliki dalam hal pemahaman bahasa hingga dialek secara khusus, agar bisa lebih mudah dan relevan digunakan oleh semua orang di berbagai negara.

JumpStart Raih Pendanaan Seri B Dipimpin Cool Japan Fund dan Living Lab Ventures

Startup pengembang coffee vending machine JumpStart meraih pendanaan seri B dengan nominal yang dirahasiakan, dipimpin oleh Cool Japan Fund (CJF) dan Living Lab Ventures. Sebelumnya, JumpStart memperoleh pendanaan seri A dari GDP Venture pada 2018.

Dalam keterangan resminya, CEO JumpStart Brian Imawan mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah dan variasi mesin penjual otomatis serta memperbarui teknologi sehingga dapat meningkatkan loyalitas pengguna. Pihaknya siap ekspansi ke beberapa kota besar lain, seperti Pulau Jawa dan Bali, pada pertengahan tahun ini.

“JumpStart ingin mewujudkan misinya untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih menarik bagi konsumen. Melakukan perekrutan tim yang berkualitas juga menjadi fokus kami dalam mengembangkan bisnis JumpStart yang lebih kompetitif di pasar Indonesia,” tutur Brian.

Sementara, PR Representative Cool Japan Fund Hashimoto menambahkan, investasi ini dapat mendukung upaya perusahaan untuk memperluas penjualan barang dari produsen Jepang, seperti makanan ringan dan minuman, di Indonesia.

“Kami akan mendukung upaya untuk mengomunikasikan daya tarik produk makanan dan minuman Jepang bekerja sama dengan perusahaan terkait. Investasi ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan bisnis antara Jepang dan Indonesia, serta memberikan manfaat bagi kedua negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.”

CJF menilai makanan dan minuman Jepang sangat populer di Indonesia, terlihat dari banyaknya restoran Jepang. Makanan manis Jepang juga banyak diminati turis Indonesia di sana. Di saat yang sama, pasokan makanan Jepang di Indonesia sangat terbatas sehingga sulit didapatkan dengan harga terjangkau.

Ekspansi luar negeri

Lebih lanjut, JumpStart juga sekaligus mengumumkan rencananya untuk ekspansi ke luar negeri pada 2025. Lewat ekspansi ini, JumpStart akan memulai bisnis sebagai pemasar smart coffee machine yang dapat menyajikan lebih dari 20 menu kopi dan non-kopi, seperti cokelat dan teh matcha.

Diketahui, JumpStart merupakan pengembang teknologi mesin pemasaran otomatis. Di 2017, JumpStart menyediakan 500 mesin, dan saat ini sudah mencapai 2000 mesin. Pihaknya juga memproduksi label kopi sendiri yang kini tersedia dalam 25 macam pilihan kopi.

Jajaran manajemen JumpStart

Tak cuma kopi, JumpStart juga mulai menghadirkan vending machine untuk produk makanan ringan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, hingga makanan hewan. Pihaknya mengklaim telah membukukan EBITDA positif dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 400% di sepanjang 2022. Pertumbuhan kinerja positif tersebut dikarenakan permintaan pasar yang tinggi pasca-pandemi.

“Bersama dengan tim engineer dan tim kreatif internal, kami sudah menyiapkan beberapa terobosan baru dengan membuat beberapa mesin terkini yang menarik termasuk produk private label di dalamnya yang kami percaya akan lebih mempermudah dan memberikan suatu pengalaman baru untuk para pelanggan kami.” Tutup Brian.

Tingginya Antusias, Konferensi Akbar ICON 2022 Siapkan Sesi Baru dan Tambah Kapasitas VIP untuk Jejaring Bisnis

Antusiasme tinggi menyambut perhelatan konferensi bisnis akbar Innovation Conference 2022 (ICON 2022). Setelah tahun ini resmi diumumkan bahwa perhelatan akan berlangsung secara offline, ICON 2022 juga resmi mengumumkan telah menyiapkan sesi baru bertajuk “Next Gen Entrepreneur” dengan pembicara spesial yakni Martin Hartono yang juga dikenal sebagai CEO dari GDP Ventures. Selain itu, untuk menjawab respon positif, ICON 2022 juga telah menyiapkan tambahan kapasitas bagi sesi VIP untuk jejaring bisnis. ICON 2022 sendiri akan berlangsung pada 6-7 Oktober 2022 mendatang yang bertempat di Ballroom 1 & 2 Pacific Place, The Ritz-Carlton Hotel Jakarta.

Sesi “Next Gen Entrepreneur” yang akan diisi oleh Martin Hartono, akan mengupas pembahasan menarik seputar penelaahan lebih lanjut terkait peluang, dan tantangan yang akan dihadapi entrepreneur masa depan yang datang dari kaum Gen-Z sebagai generasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi digital saat ini. Dengan dimoderasi oleh Hendra Soeprajitno, Editor in Chief Fortune Indonesia, sesi dengan format fireside chat ini dapat diikuti pada 7 Oktober 2022 pukul 9:35 pagi. Anda dapat cek ketersediaan tiketnya di laman ini.

Tentu selain sesi terbaru tadi, ICON 2022 juga bakal mengusung 21 topik menarik yang akan diisi oleh 45 pembicara ternama, yang tak hanya datang dari industri digital, namun juga bakal diisi oleh sosok pemangku kebijakan dari pemerintah seperti Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga Uno (Menparekraf), dan juga publik figur tanah air seperti Raisa dan juga Chicco Jerikho.

ICON sendiri adalah acara konferensi inovasi dua tahunan yang membahas tren dan topik di bidang teknologi, digital, pemasaran dan bisnis, serta acara jejaring bisnis untuk pemilik bisnis, praktisi bisnis, dan pemimpin perusahaan. Sesuai dengan temanya yaitu “What’s Normal Now”, ICON 2022 akan menyoroti perubahan baru yang dibawa oleh pandemi COVID-19 dan membawa perspektif baru mengenai cara bisnis beroperasi.

Sebagai respon atas antusiasme yang sangat tinggi, pihak penyelenggara diwakili oleh Ossy Indra Wardhani selaku Head of ICON 2022 Committe menyampaikan, ICON 2022 juga telah menambah kapasitas kursi VIP untuk sesi makan malam.

“Kami sangat senang dengan antusias penonton terhadap ICON 2022. Dalam hitungan hari, kursi VVIP kami yang memberikan kesempatan makan malam dan berdiskusi dengan para pembicara dan 50 pemimpin bisnis lainnya sudah langsung sold out. Untuk itu, karena banyak sekali permintaan, akhirnya kami memutuskan untuk membuka kembali kursi VIP dan menambah sesi yang akan sangat menarik bagi penonton yang ingin menjadi entrepreneur, khususnya generasi muda.” tutur Ossy yang tertuang dalam keterangan resmi.

ICON 2022 menghadirkan Martin Lindstrom yang mendapatkan gelar sebagai World’s Top 50 Business Thinker versi Prestigious Thinkers 50 & World’s 100 Most Influential People versi Majalah Time, ada juga Rohan Mathur, Marketing Director dari LEGO SouthEast Asia, Derek Hsu, President dari 88rising, Armand Hartono, Deputy President Direktur BCA, Andrew Davidge, President Vintage Electric yang membuat sepeda listrik tercepat di Amerika Serikat dan masih banyak pembicara internasional lainnya dan juga lokal dari perusahaan-perusahaan ternama seperti AppsFlyer, Arktivak, Atmos, Blibli, Boga, BumiLangit, CoffeeMeetsBagel, Evos, Filosofi Kopi, GDPLabs, GoPlay, Hangry, Hybrid, Juara, Kantar, Kokumi, Kraken, LunaHabit, Mbloc, Ranch Market, Tahilalats, Tiket.com dan masih banyak lainnya.

Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut seputar agenda, topik, dan detail pembicara ICON 2022 dengan mengakses halaman ini. Anda juga dapat memperoleh penawaran spesial yakni diskon tiket sebesar 10% dengan memasukkan kode: DSICON

Sampai jumpa di ICON 2022.

Konferensi Bisnis Akbar ICON 2022 oleh GDP Venture siap kembali Offline di Jakarta

Perhelatan dua tahunan Innovation Conference (ICON) akan kembali hadir. Konferensi akbar yang berfokus pada tren dan isu teknologi dan diinisiasi oleh GDP Venture ini akan dihelat pada 6-7 Oktober 2022 yang bertempat di Ballroom Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta.

Tahun ini, ICON 2022 akan mengusung tema “What’s Normal Now?” membahas perubahan dan langkah strategis yang patut dipertimbangkan bagi para pemimpin bisnis setelah terjadinya pandemi COVID-19 sesuai perilaku masyarakat Indonesia. Para peserta konferensi diharapkan mendapat wawasan berbagai macam strategi  yang harus dipersiapkan setelah terjadinya pandemi selama lebih dari dua tahun.

Ossy Indra Wardhani selaku Head of ICON2022 Committee, yang juga selaku Head of Corporate Affair, PR & Partnership di GDP Venture mengatakan, “salah satu pembicara kami adalah Martin Lindstrom yang merupakan salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME, beliau akan membawakan topik ‘Post COVID-19: Rethink Consumer = Rethink Business’ yang akan memaparkan ide-ide besar transformasi dan business tool  yang tepat untuk transformasi ini,” ujar Ossy. 

Selain Martin Lindstrom, pembicara internasional lain yang akan hadir di antaranya Derek Hsu, President dari 88rising, Rohan Mathur, Marketing Director dari LEGO South East Asia, Delbert Ty, CMO dari Coffee Meets Bagel, Andrew Davidge, President dari Vintage Electric, Akshi Federici, yang merupakan partner dari Kraken dan Ronen Mense, President dari AppsFlyer.

Untuk pembicara dari tanah air, Armand Hartono, Deputy President Director dari BCA, Marcel Lukman, President Director dari Atmos Indonesia, Hartman Harris, Co-Founder dari EVOS Esport, Kusumo Martanto, CEO dari Blibli, Edy Sulistyo dari GoPlay serta pembicara lainnya yang juga aktif sebagai publik figur seni seperti Luna Maya, Dennis Adhiswara, Brandon Salim dan masih banyak lagi lainnya akan mengisi sejumlah jadwal talkshow yang layak untuk dinanti. 

“Salah satu yang unik dari acara ini adalah 1 hari sebelum acara dimulai pada tanggal 5 Oktober 2022, kami akan membuka kesempatan bagi 30 orang bergabung untuk makan malam bersama para pembicara dan juga pemimpin bisnis dari GDP Venture. Dalam makan malam ini, semua tamu bebas untuk saling berinteraksi dan berdiskusi,” tambah Ossy.

ICON sebagai acara tahunan yang rutin diadakan GDP venture, sejak 2016 tahun lalu merubah konsep menjadi acara dua tahun sekali dengan tujuan memperkaya topik pembahasan lebih luas lagi. Pada tahun 2020, meskipun harus berlangsung secara daring akibat pandemi, hal ini tidak menyurutkan antusias peserta dan justru berhasil menyedot lebih dari 400 ribu viewers.

Jika kamu tertarik, pendaftaran acara ICON 2022 sudah dibuka dan dapat diakses melalui laman www.gdpventureicon.com.

GDP Venture, Venture Builder bagi Perusahaan Digital

GDP Venture merupakan venture builder yang memiliki fokus pada dunia digital baik dibidang commerce, product, media, entertainment dan perusahaan yang menyediakan solusi di industri konsumen internet di Indonesia. Didirikan pada tahun 2010, GDP Venture tidak hanya fokus sebagai venture capital, tetapi juga memberikan kontribusi dalam memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia. GDP Venture memiliki tujuan untuk menciptakan ekosistem yang sehat dalam membentuk perusahaan digital kelas dunia yang didukung oleh tim yang terdiri dari technopreneur kompeten, insinyur, ahli produk dan pemasar.

 

Datasaur Akuisisi Konvergen AI

Datasaur Akuisisi Konvergen AI, Ingin Jadi Pemimpin Platform “Data Labeling”

Pengembang platform pelabelan data Datasaur mengumumkan akuisisinya terhadap Konvergen AI, startup pengembang teknologi optical character recognition (OCR). Melalui akuisisi ini, baik Datasaur dan Konvergen AI akan mengintegrasikan dan memperluas kapabilitasnya di ranah OCR dan pelabelan data.

Baik Datasaur maupun Konvergen AI sama-sama portofolio startup GDP Venture.

Berdasarkan informasi dari blog resminya, Datasaur menyebutkan telah menjalin kemitraan erat dengan Konvergen AI sejak menggarap berbagai project bersama beberapa tahun terakhir. Datasaur menyebut telah mengintegrasikan teknologi milik Konvergen AI, terutama kapabilitas utamanya pada handwriting recognition, goverment ID field extraction, dan intelligent document processing.

“Saya telah lama mengenal Founder Konvergen AI, Lintang Sutawika, dan Timotius Devin sejak lahirnya Datasaur. Kami membangun hubungan yang semakin erat dan memiliki visi yang sama terhadap masa depan industri AI. Mereka telah membangun tim yang kuat dan erat sesuai dengan nilai yang kami anut. Saya tidak bisa membayangkan cara yang lebih baik untuk mengembangkan tim dan mempercepat pertumbuhan kami,” tutur Founder & CEO Datasaur Ivan Lee.

Sejak November 2021, Datasaur menyebut mulai memperluas cakupan pengembangan dari anotasi teks menjadi transkripsi dan anotasi audio. Pihaknya menganggap audio sebagai bidang yang ‘berdekatan dengan teks’. Dengan demikian, setiap pengguna yang mengunggah dan menyalin audio dapat melakukan pelabelan NLP yang sama dengan yang telah kami kembangkan sejak awal.

Dengan cara yang sama, Datasaur akan memperluas kemampuannya ke bidang OCR, dukungan ke format gambar dan PDF yang berisi teks. Seperti diketahui, proses pelabelan data merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan layanan berbasis AI, khususnya pada pemodelan berbasis natural language processing (NLP).

“Kami telah melihat bagaimana pengguna mengunggah dokumen, menerapkan OCR untuk menangkap teks yang relevan, lalu membubuhi keterangan pada hasilnya. Dengan mengakuisisi Konvergen AI, kami ingin memperkuat posisi kami sebagai pemimpin solusi pelabelan NLP di industri,” tambahnya.

Sementara itu, Co-founder Konvergen.ai Lintang Sutawika mengatakan akan mengemban posisi sebagai VP of Artificial Intelligence lewat akuisisi ini. “Fokus kami adalah memanfaatkan penelitian ML, seperti zero-shot/few-shot dan weak supervision untuk meningkatkan proses pelabelan,” tutur Lintang sebagaimana dikutip dari laman LinkedIn-nya.

Sebagai informasi, Datasaur merupakan startup pengembang teknologi yang membantu pemberi label data bekerja lebih produktif dan efisien. Datasaur menangani semua model NLP, termasuk di antaranya entity recognition, document labeling, hingga dependency parsing. Datasaur didirikan oleh Ivan Lee.

Konvergen AI fokus mengembangkan teknologi AI untuk kebutuhan penangkapan data (data capture) yang merujuk pada proses koleksi data dari dokumen kertas atau digital dengan menggunakan komponen OCR. Konvergen AI didirikan oleh Lintang Sutawika dan Timotius Devin. Adapun, keduanya sama-sama merupakan portofolio dari GDP Ventures.

Tren pasar AI

Mengacu riset Verified Market Research, pasar AI global di 2020 diperkirakan berkisar $51,08 miliar dan diproyeksi meroket sebesar $641,3 miliar di 2028, dengan estimasi pertumbuhan CAGR 36,1% selama periode 2021-2028.

Nilai pasar ini sudah termasuk pada pasar AI berbasis teknologi (NLP, ML, Deep Learning), analisis komponen (hardware, software & services), dan kategori pengguna (healthcare, manufacturing, agriculture). Adapun, proyeksi ini turut dipicu oleh meningkatnya kebutuhan kebutuhan akan analisis dan interpretasi data dalam jumlah besar.

Di Indonesia, AI cukup diimplementasikan untuk penggunaan virtual assistant dan chatbot pada sebuah layanan. Beberapa startup pengembang AI di Indonesia juga belum banyak, beberapa di antaranya adalah Kata.ai dan Bahasa.ai di ranah NLP, dan Nodeflux di ranah computer vision.

Namun, pasar AI, khususnya di bidang NLP, di Tanah Air diestimasi meningkat sejalan dengan tren layanan healthtech, fintech, hingga quick commerce selama masa pandemi Covid-19.

Easy Crypto Obtains 140 Billion Funding from GDP Venture and Other Investors

New Zealand based crypto marketplace platform Easy Crypto announced a series A funding round worth of $12 million or 170 billion Rupiah, led by Nuance Connected Capital involving venture firm GDP Venture that belongs to Djarum Group.

Also, a series of other foreign investors participated in this funding, including pension fund managers Pathfinder KiwiSaver, Icehouse Ventures, Even Capital, Hutt Capital, and Seven Peaks Ventures.

In the official statement, Easy Crypto’s Co-founder & CEO, Janine Grainger said she was targeting the Indonesian and Southeast Asian markets for their next business expansion. This is in line with the involvement of institutional investors believe in the role of crypto assets in the financial ecosystem.

“This capital is an important milestone for Easy Crypto and the future of blockchain in the world. The rising interest in crypto investing is a support for Easy Crypto’s growth on a global scale,” Grainger said.

He claimed, this investment is the largest first round funding the company has ever secured in New Zealand. Prior to this, Easy Crypto had never received investment from angel investors or other investors in the seed stage.

Easy Crypto allows users to trade more than 150 crypto assets. The platform was founded by brothers Janine and Alan Grainger in 2018. To date, Easy Crypto has posted sales of over $750 million with a fivefold increase in the number of users over the past year.

Currently, Easy Crypto only operates in South Africa, Australia, Philippines, New Zealand and Brazil. With the support of venture capitalist GDP Venture, Easy Crypto can push its expansion plans to Indonesia as a top priority.

GDP Venture’s CTO, On Lee said, currently millions of Indonesians already own crypto. The trend of crypto growth in Indonesia will allow Easy Crypto to penetrate with the ease of the buying and selling process.

A bit of information, GDP Venture also has a subsidiary, GDP Labs, which focuses on developing technology products, such as blockchain, cloud computing, mobile computing, big data, and machine learning. This investment enables Easy Crypto synergies with products developed by GDP Labs.

“GDP Venture through GDP Labs has built a blockchain consulting business unit to assist our partners’ blockchain implementation,” he said as contacted by DailySocial.id separately.

Meanwhile, Nuance Connected Capital’s Founding Partner, Adrien Gheur added, the adoption of crypto and blockchain assets is increasing, both in the form of trading, payments, and exchanges. “The number of global crypto users is expected to grow 80% per year in the next three years.”

Crypto’s opportunity in Indonesia

Quoting Katadata, the phenomenon of the growth of crypto asset transactions in Indonesia still continues even though it only contributes 1% to the total global volume of transactions. Based on data from the Ministry of Trade, the value of crypto asset transactions in the country skyrocketed by IDR 478.5 trillion from IDR 65 trillion in 2020.

The number of crypto customers has also reached 7.4 million or doubled from the previous year of 4 million. There are a number of types of crypto assets that have a lot of interest in Indonesia, including Bitcoin, Ethereum, and Cardano.

Sumber: Katadata

The growth momentum also led to the presence of new crypto or blockchain startups in Indonesia. A number of investors started to eye this investing sector. In fact, foreign players have begun to penetrate the Indonesian market by seeing the market’s enthusiasm for crypto assets.

Referring to Pitchbook data as reported by CNBC, venture capitalists have disbursed investments of $14 billion or equivalent to Rp202 trillion per Q2 2021. The total investment is said to increase from the same perion last year at $600 million or Rp8.6 trillion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Easy Crypto Indonesia

Pendanaan 140 Miliar Rupiah Diperoleh Easy Crypto dari GDP Venture dan Sejumlah Investor

Platform marketplace kripto asal Selandia Baru, Easy Crypto mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $12 juta atau setara 170 miliar Rupiah, yang dipimpin oleh Nuance Connected Capital dan melibatkan perusahaan ventura GDP Venture milik Grup Djarum.

Selain itu, sejumlah investor asing lainnya turut berpartisipasi dalam pendanaan ini di antaranya pengelola dana pensiun Pathfinder KiwiSaver, Icehouse Ventures, Even Capital, Hutt Capital, dan Seven Peaks Ventures.

Dalam keterangan resminya, Co-founder & CEO Easy Crypto Janine Grainger mengatakan tengah membidik pasar Indonesia dan Asia Tenggara sebagai target ekspansi bisnis berikutnya. Hal ini sejalan dengan keterlibatan investor institusional yang meyakini peran aset kripto dalam ekosistem keuangan.

“Permodalan ini menjadi tonggak penting bagi Easy Crypto dan masa depan blockchain di dunia. Meningkatnya minat investasi terhadap kripto menjadi dukungan bagi pertumbuhan Easy Crypto dalam skala global,” ungkap Grainger.

Menurut klaimnya, investasi tersebut menjadi putaran pendanaan pertama terbesar yang pernah diperoleh perusahaan di Selandia Baru. Sebelum ini, Easy Crypto belum pernah menerima investasi dari angel investor maupun pemodal lainnya di tahapan seed.

Easy Crypto memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi jual-beli dan memperdagangkan lebih dari 150 aset kripto. Platform ini didirikan oleh kakak-beradik Janine dan Alan Grainger pada 2018. Hingga saat ini, Easy Crypto telah membukukan penjualan lebih dari $750 juta dengan peningkatan jumlah pengguna sebesar lima kali lipat selama satu tahun terakhir.

Untuk saat ini, Easy Crypto baru beroperasi di Afrika Selatan, Australia, Filipina, Selandia Baru, dan Brasil. Dengan dukungan pemodal ventura GDP Venture, Easy Crypto dapat mendorong rencana ekspansinya ke Indonesia sebagai prioritas utama.

CTO GDP Venture On Lee mengatakan, saat ini jutaan orang Indonesia telah memiliki kripto. Tren pertumbuhan kripto di Indonesia akan memungkinkan Easy Crypto untuk melakukan penetrasinya dengan kemudahan proses jual-beli.

Sedikit informasi, GDP Venture juga memiliki anak usaha GDP Labs yang fokus terhadap pengembangan produk teknologi, seperti blockchain, cloud computing, mobile computing, big data, hingga machine learning. Investasi ini memungkinkan sinergi Easy Crypto dengan produk yang dikembangkan GDP Labs.

“GDP Venture melalui GDP Labs telah membangun unit bisnis consulting blockchain untuk membantu implementasi blockchain dari mitra kami,” ungkapnya dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.

Sementara, Founding Partner Nuance Connected Capital Adrien Gheur menambahkan, adopsi aset kripto dan blockchain semakin meningkat, baik dalam bentuk perdagangan, pembayaran, dan pertukaran. “Jumlah pengguna kripto global diperkirakan tumbuh 80% per tahun dalam tiga tahun ke depan.”

Potensi kripto di Indonesia

Melansir Katadata, fenomena pertumbuhan transaksi aset kripto di Indonesia masih berlanjut meskipun hanya berkontribusi 1% terhadap total transaksi volume global. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi aset kripto di Tanah Air meroket sebesar Rp478,5 triliun dari Rp65 triliun di 2020.

Jumlah pelanggan kripto juga sudah mencapai 7,4 juta atau naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 4 juta. Adapun sejumlah jenis aset kripto yang memiliki banyak peminat di Indonesia antara lain Bitcoin, Ethereum, dan Cardano.

Sumber: Katadata

Momentum pertumbuhan turut memunculkan kehadiran startup kripto atau blockchain baru di Indonesia. Sejumlah investor mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor ini. Bahkan, pemain asing pun mulai melebarkan sayapnya ke pasar Indonesia dengan melihat antusiasme pasar terhadap aset kripto.

Mengacu data Pitchbook seperti diberitakan CNBC, pemodal ventura telah mengucurkan investasi sebesar $14 miliar atau setara Rp202 triliun per kuartal II 2021. Total investasi ini naik drastis dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar $600 juta atau Rp8,6 triliun.

 

Blibli Confirms to Reach Unicorn Status

Blibli adds to the list of Indonesian unicorn startups. The news was confirmed by the CEO, Kusumo Martanto in a Mastermind exclusive interview with DailySocial.id.

Martanto said, “Although we have not openly announced any kind of status, our business size has exceeded billions of dollars. Can I say that we have reached unicorn status? Yes. However, as a digital company, we want to create a sustainable company with positive value and impact on society.

Previously, Tiket.com has conveyed the unicorn status, an OTA startup acquired by Blibli in 2017. Tiket.com is reportedly exploring the potential to go public through SPAC COVA Acquisition Corp vehicle. (COVA) with an estimated combined company value of $2 billion.

The following is a complete list of Indonesian unicorn startups – several companies have specifically confirmed its status to DailySocial.id and yet to announced it to the public

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak ~$3 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Blibli (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Tiket.com (dikonfirmasi perusahaan) ~$1 miliar
Kredivo $2,5 miliar

Blibli’s business map

Under GDP Venture, an investment company owned by Djarum group, Blibli has taken a number of strategic actions towards several startups in Indonesia. In addition to acquiring Tiket.com, they also became investment arm and acquisition vehicle to other startups. This initiative led the Blibli’s CEO to a member of the board/commissioner in a number of startups.

In its core business, during the last two years, the company has launched various initiatives. First, strengthening the company’s O2O concept, including through BlibliMart services — which in early 2020 was said to be the second strongest category in Blibli after electronics in terms of order and GMV. They also initiated an offline store, but its expansion was delayed due to the pandemic.

In the late 2020, along with Indodana which is Cermati Fintech Group’s subsidiary, Blibli launched a paylater feature to extend the payment channels. Blibli Mitra is also promoted as an effort to collaborate with more MSMEs – as of the end of 2020, it is claimed to have found 16,000 partners with more than 1 million consumers.

This year, the company focuses on several initiatives. First, to capture the used car marketplace trend that continues to skyrocket, Blibli is increasing its collaboration with Garasi.id, its business unit, to serve the needs of buying and selling used cars.

Furthermore, in the era of digital banking, they collaborate with BCA Digital as an exclusive partner. At the initial stage, Blibli users can create blu accounts, make e-commerce payments, and transact via in-app payments.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Blibli Unicorn

Blibli Konfirmasi Status “Startup Unicorn”

Blibli menambah daftar startup unicorn Indonesia. Konfirmasi ini disampaikan CEO Kusumo Martanto dalam sebuah wawancara eksklusif kolom Mastermind dengan DailySocial.id.

Kusumo mengatakan, “Meskipun kami belum mengumumkan status apapun secara terbuka, ukuran bisnis kami telah melampaui miliaran dolar. Lalu, apakah saya bisa mengatakan sudah mencapai status unicorn? Ya. Namun, sebagai perusahaan digital yang sangat kami inginkan adalah menciptakan bisnis berkelanjutan dengan nilai dan dampak positif bagi masyarakat.”

Sebelumnya konfirmasi status unicorn juga disampaikan Tiket.com, startup OTA yang diakuisisi Blibli pada tahun 2017. Tiket.com dikabarkan menjajaki potensi go public melalui kendaraan SPAC COVA Acquisition Corp. (COVA) dengan estimasi nilai gabungan perusahaan mencapai $2 miliar.

Berikut ini daftar selengkapnya startup unicorn Indonesia – beberapa perusahaan mengonfirmasi statusnya secara khusus kepada DailySocial.id dan belum mengumumkannya ke publik:

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak ~$3 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Blibli (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Tiket.com (dikonfirmasi perusahaan) ~$1 miliar
Kredivo $2,5 miliar

Peta bisnis Blibli

Di bawah naungan GDP Venture, perusahaan investasi grup Djarum, Blibli telah melakukan sejumlah aksi strategis. Selain mengakuisisi Tiket.com, mereka juga menjadi perpanjangan tangan akuisisi dan investasi ke startup lain. Inisiatif tersebut mengantarkan CEO Blibli sebagai anggota board / komisaris di sejumlah startup.

Di bisnis utamanya, selama dua tahun terakhir, berbagai inisiatif digenjot perusahaan. Pertama penguatan konsep O2O perusahaan, termasuk melalui layanan BlibliMart — yang pada awal 2020 dikatakan menjadi kategori terkuat kedua di Blibli setelah elektronik untuk tingkat pesanan dan GMV. Mereka juga sempat menginisiasi offline store, namun ditunda perluasannya akibat pandemi.

Akhir 2020, bersama Indodana yang merupakan anak usaha dari Cermati Fintech Group, Blibli meluncurkan fitur paylater untuk menambah kanal pembayaran. Blibli Mitra juga digalakkan sebagai upaya menggandeng lebih banyak UMKM — per akhir 2020 diklaim sudah mendapati 16 ribu mitra dengan 1 juta lebih konsumen.

Di tahun ini, ada beberapa inisiatif yang menjadi fokus perusahaan. Pertama, untuk menangkap tren used car marketplace yang terus meroket, Blibli meningkatkan kolaborasinya bersama Garasi.id, unit bisnisnya, untuk melayani kebutuhan jual-beli mobil bekas.

Selanjutnya, di era bank digital, mereka menggandeng BCA Digital sebagai mitra eksklusif. Di tahap awal ini pengguna Blibli dapat melakukan pembukaan rekening blu, pembayaran e-commerce, hingga bertransaksi lewat in-app payment.

Application Information Will Show Up Here