Tag Archives: GeForce RTX 2080

Teknologi Ray Tracing Belum Bisa Dinikmati Saat GeForce RTX Meluncur

Bisa kita lihat dari namanya, teknologi real-time ray tracing merupakan nilai jual utama Nvidia dalam menawarkan GeForce RTX seri 20. Ray tracing merupakan teknik render untuk mensimulasikan efek bayangan senyata aslinya dengan menggunakan resolusi penuh. Kendalanya adalah, teknik tersebut menuntut performa harware yang sangat tinggi.

Ketika mayoritas sistem gaming PC kini tak lagi kesulitan menyajikan permainan dengan detail tinggi, memang tak mengherankan jika aspek bayangan/pantulan jadi perhatian Nvidia berikutnya. Kurangnya pemahaman publik mengenai ray-tracing mungkin membuatnya kurang diapresiasi, namun dengan kemampuannya mereplika efek pantulan sesungguhnya, kualitas visual game meningkat jauh: Anda tak hanya bisa melihat bayangan musuh di mobil, tapi juga melihat jelas tekstur permukaan mobil.

Sudah ada 11 permainan siap mendukung real-time ray tracing, beberapa yang paling terkenal di antaranya ialah Shadow of the Tomb Raider, Battlefield V, Metro Exodus, serta Control – game terbaru garapan tim di belakang Max Payne. Namun ada kabar kurang menyenangkan bagi Anda yang tak sabar ingin menikmati fitur ini: ray tracing belum bisa diaktifkan ketika GeForce RTX meluncur nanti.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh vice president of content and technology Nvidia Tony Tamasi dalam acara presentasi RTX Editor’s Day pada PCWorld. Menariknya, penundaan tersebut ternyata bukan diakibatkan oleh belum siapnya pihak Nvidia ataupun developer game, melainkan belum adanya dukungan API DirectX Raytracing. Microsoft DirectX Raytracing diumumkan beberapa bulan silam, namun baru bisa diakses via versi preview Windows Insider.

Tamasi menyampaikan bahwa fitur real-time ray tracing baru dapat dinikmati kurang lebih satu bulan setelah lini GeForce RTX 2080 dan RTX 2080 Ti tersedia, tepatnya sesudah Microsoft melepas Windows 10 October 2018 Update. Ia merupakan update besar kedua untuk OS Windows 10 yang dirilis tahun ini – setelah pembaruan di bulan April kemarin.

Selain ray tracing, fitur bertajuk Deep Learning Super-Sampling juga menjadi andalan Nvidia di GeForce RTX. Perusahaan belum menjelaskan cara kerjanya secara rinci, hanya menyampaikan bahwa DLSS memanfaatkan kecerdasan buatan dan deep learning untuk ‘mengajarkan’ kartu grafis cara me-render visual permainan secara lebih tajam sembari mempersingkat waktu prosesnya hingga dua kali lipat dibanding metode anti-aliasing yang ada sekarang.

Saat ini, jumlah game yang mendukung DLSS lebih banyak dari ray tracing. Beberapa dari mereka adalah permainan online populer, sebagian sudah tersedia, dan tidak menutup kemungkinan game berfitur ray tracing juga memanfaatkan DLSS: PUBG, SCUM, Darksiders III, Hitman 2, Ark: Survival Evolved, Shadow of the Tomb Raider serta Final Fantasy XV.

Nvidia Resmi Umumkan Keluarga GPU GeForce RTX

Sejak sebelum Computex 2018 berlangsung, desas-desus mengenai rencana Nvidia untuk memperkenalkan kartu grafis berarsitektur Turing telah terdengar. Banyak orang (termasuk saya) berharap perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu mengumumkannya di pameran IT terbesar di Asia tersebut. Namun pengungkapannya ternyata baru dilakukan di bulan Agustus ini.

Kurang lebih seminggu sesudah penyingkapan GPU Quadro RTX, Nvidia akhirnya resmi meluncurkan kartu grafis RTX versi konsumenn di momen pembukaan Gamescom 2018. Buat sekarang, GeForce RTX terdiri dari tiga model, yakni GeForce RTX 2070, GeForce RTX 2080, dan GeForce RTX 2080 Ti. Hal paling menarik di sini adalah, ini merupakan pertama kalinya Nvidia memperkenalkan versi Ti berbarengan dengan varian standar.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 1

Ada tiga aspek yang menjadi fokus Nvidia melalui GeForce RTX-nya: lompatan performa besar-besaran, dongkrakan kapabilitas kecerdasan buatan, serta menghadirkan teknologi ray tracing real-time dalam permainan video. Selain itu, kartu grafis baru ini turut ditunjang oleh teknologi shading mutahkhir. Saat dikombinasikan bersama memori GDDR6 di sana, kita bisa menikmati game ‘di setting grafis maksimal dengan frame rate tinggi’.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 2

Di atas kertas, GeForce RTX (2080 Ti) menjanjikan lompatan grafis hingga enam kali lipat dibanding GPU berarsitektur Pascal di level yang setara. Namun aspek yang paling membuatnya istimewa adalah dukungan teknologi ray tracing. Sederhananya, ray tracing ialah teknik rendering untuk menghasilkan gambar dengan cara menelusuri jalur cahaya sebagai pixel di permukaan objek virtual. Kualitas visual memang jadi lebih baik, tetapi cara ini sangat membebani hardware.

Dukungan real-time ray tracing di RTX membuat pencahayaan dan bayangan jadi lebih realistis, lalu pantulan efek visual di permukaan objek jadi terlihat mengagumkan – misalnya pantulan api atau ledakan pada tubuh mobil. Nvidia menjelaskan bahwa kemampuan ray tracing di kartu grafis Turing 10 kali lebih baik dibanding di GTX seri 1000.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 3

Arsitektur Turing juga dipersenjatai ‘Tensor core‘ yang mendukung fungsi deep learning secara optimal. GPU baru tersebut kabarnya mampu menjalankan algoritma kecerdasan buatan – lagi-lagi secara real-time – untuk menciptakan ‘gambar-gambar serta efek visual yang tajam, jernih serta seperti aslinya’. Algoritma DLSS baru di sana dapat membantu memproduksi upscale berkualitas lebih tinggi. Dengan begini, game yang dijalankan di 1080p plus DLSS berpeluang menghidangkan kualitas grafis hampir setara 4K.

Tapi seperti biasa, jumlah uang yang Anda perlu keluarkan demi mencicipi teknologi grafis baru Nvidia tidak sedikit. GPU-GPU ini rencananya akan mulai didistribusikan pada tanggal 20 September, namun buat sekarang, Nvidia belum membuka gerbang pre-order. Harga masing-masing model bisa Anda lihat di bawah:

  • GeForce RTX 2080 Ti Founders Edition: US$ 1.200
  • GeForce RTX 2080 Ti Reference: US$ 1.000
  • GeForce RTX 2080 Founders Edition: US$ 800
  • GeForce RTX 2080 Reference: US$ 700
  • GeForce RTX 2070 Founders Edition: $ 600
  • GeForce RTX 2070 Reference: US$ 500

Sumber: Nvidia.