Tag Archives: geforce rtx 30 series

Nvidia Perkenalkan RTX 3060 dan RTX 30 Series untuk Laptop

Nvidia belum selesai melengkapi keluarga kartu grafis berarsitektur Ampere besutannya. Di CES 2021, mereka secara resmi memperkenalkan RTX 3060, model yang paling terjangkau di seluruh lini RTX 30 Series, dengan banderol harga yang dimulai di angka $329.

Banderol tersebut menempatkan 3060 lebih murah lagi ketimbang 3060 Ti yang dipatok seharga $399. Pertanyaannya, apa saja yang dipangkas di 3060? Yang pertama adalah jumlah CUDA core; 3060 dibekali 3.584 CUDA core, sedangkan 3060 Ti dibekali 4.864 CUDA core. Memory bus width-nya juga lebih kecil, 192-bit dibanding 256-bit pada 3060 Ti.

Menariknya, 3060 justru punya VRAM yang lebih besar, persisnya 12 GB tipe GDDR6. Ini penting mengingat Nvidia baru saja mengumumkan teknologi Resizable BAR, yang memungkinkan prosesor untuk mengakses memory milik GPU secara keseluruhan demi semakin mendongkrak performa, dengan catatan motherboard-nya mendukung teknologi tersebut.

Resizable BAR pada dasarnya adalah jawaban Nvidia terhadap fitur Smart Access Memory yang dihadirkan oleh AMD Radeon RX 6000 Series. Yang istimewa, Nvidia merancang Resizable BAR supaya kompatibel dengan prosesor bikinan Intel maupun AMD.

Masih soal spesifikasi, 3060 memiliki base clock 1,32 GHz dan boost clock 1,78 GHz. Di atas kertas, 3060 semestinya bakal menyuguhkan sekitar tiga perempat dari performa 3060 Ti kalau hanya memperhatikan selisih jumlah CUDA core-nya tadi. Itu artinya performanya mungkin belum bisa menyaingi 2080 Super secara ketat seperti 3060 Ti.

Pada kenyataannya, Nvidia justru menyiapkan 3060 sebagai opsi upgrade yang rasional bagi mereka yang masih menggunakan GTX 1060. Berdasarkan survei Steam, 1060 masih merupakan GPU yang paling banyak digunakan, tapi belakangan usianya sudah mulai kelihatan ketika dipakai untuk menjalankan deretan game terbaru.

Nvidia sendiri mencontohkan bagaimana 1060 mampu menjalankan Watch Dogs 2 (game tahun 2016) di 60 fps menggunakan setting high, tapi hanya kuat menjalankan Watch Dogs: Legion di 24 fps. Menggunakan 3060, performa yang dihasilkan diperkirakan mencapai dua kali lipat performa 1060, dan itu belum termasuk fakta bahwa 3060 mendukung fitur-fitur seperti ray tracing dan DLSS – dua fitur yang sepenuhnya absen di GTX 1060.

Berbeda dari kakak-kakaknya, 3060 tidak akan hadir dalam versi Founders Edition. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai akhir Februari, meski mungkin stoknya juga bakal cukup langka seperti sederet GPU baru lainnya. $329 sendiri merupakan banderol yang sangat menarik, sebab RTX 2060 dihargai $349 pada awal peluncurannya dua tahun silam.

RTX 30 Series untuk laptop

GeForce RTX 30 Series laptops

Di samping memperkenalkan RTX 3060, Nvidia juga mengumumkan ketersediaan GPU RTX 30 Series untuk laptop. Sejauh ini Nvidia bilang sudah ada lebih dari 70 model laptop dari beragam merek yang hadir mengusung GPU RTX 30 Series, dan lebih dari separuhnya dilengkapi dengan layar yang memiliki refresh rate 240 Hz atau lebih.

Dukungan refresh rate setinggi itu mengindikasikan performa bengis RTX 30 Series versi laptop. Kalau dijabarkan, Nvidia menawarkan tiga model sebagai berikut:

RTX 3060, dengan kemampuan menjalankan game di 90 fps menggunakan setting ultra pada resolusi 1080p. Laptop yang dibekali RTX 3060 dimulai di harga $999, istimewa mengingat performanya diklaim lebih kencang daripada laptoplaptop yang dibekali RTX 2080 Super yang biasanya dihargai $2.500 atau lebih. Kalau dibandingkan dengan PS5, Nvidia optimis performa yang dihasilkan RTX 3060 di laptop bisa 1,3 kali lebih cepat.

RTX 3070, yang sanggup menyajikan 90 fps pada resolusi 1440p dengan setting ultra. Harga jual laptop yang menggunakan RTX 3070 dimulai di angka $1.299, dan kinerjanya dipastikan 50% lebih gegas daripada laptop yang ditenagai RTX 2070.

RTX 3080, dengan memory GDDR6 16 GB untuk memenuhi kebutuhan gamer sekaligus kreator yang paling menuntut. Game dengan setting ultra pada resolusi 1440p dapat dijalankan dengan sangat mulus di lebih dari 100 fps, atau di kisaran 240 fps untuk gamegame esport macam Overwatch atau Valorant. Harga laptop yang mengusung RTX 3080 kabarnya dimulai di angka $1.999.

Sumber: Nvidia 1, 2.

Aplikasi Nvidia Broadcast Kini Sudah Tersedia untuk Semua Pengguna GPU Seri RTX

Usai diumumkan bersama Nvidia Reflex di acara peluncuran GeForce RTX 30 Series beberapa waktu lalu, aplikasi Nvidia Broadcast kini sudah tersedia dan dapat diunduh secara cuma-cuma oleh semua pengguna. Bukan cuma untuk kalangan streamer, aplikasi ini juga menawarkan banyak kegunaan selagi tren WFH masih terus berlanjut di masa pandemi.

Sederet fitur yang Nvidia Broadcast tawarkan pada dasarnya mampu menyulap webcam dan mikrofon standar menjadi perangkat pintar yang ditenagai oleh kecerdasan buatan (AI). Fitur-fiturnya pun cukup beragam, mulai dari yang simpel seperti Virtual Background untuk mengubah latar belakang dengan gambar atau video apapun – atau mungkin sekadar dibuat blur – sampai fitur yang lebih kompleks seperti Noise Removal.

Saya yakin sebagian besar dari kita pasti pernah mengalaminya dalam beberapa bulan terakhir ini; saat sedang berbicara di hadapan orang banyak dalam suatu sesi video conference, tiba-tiba semua dibuat kaget oleh teriakan atau tangisan anak kecil, atau mungkin malah suara seseorang membanting pintu.

Gangguan-gangguan seperti ini sangat sulit dihindari karena, seperti yang kita tahu, hampir semua anggota keluarga kita menghabiskan lebih banyak waktunya di rumah. Itulah mengapa fitur seperti Noise Removal ini jadi sangat menarik, sebab fungsi utamanya memang untuk menghilangkan suara-suara di sekitar yang mengganggu.

Fitur ini tentu juga sangat berguna buat para streamer, dan yang sangat menarik adalah, Noise Removal juga dapat mengeliminasi suara pengganggu yang berasal dari pengguna lain yang tergabung dalam percakapan. Jadi misalnya seorang streamer sedang bermain bersama temannya, dan teman tersebut lupa menyalakan fitur push-to-talk sehingga suara keyboard mekanisnya terdengar jelas di siaran langsung sang streamer, Noise Removal siap menanganinya.

Terakhir, ada fitur Auto Frame yang bisa mengatur framing webcam secara otomatis, memanfaatkan AI untuk mendeteksi pergerakan kepala pengguna. Kalau diibaratkan, memakai fitur Auto Frame ibarat mempunyai seorang kru kamera pribadi.

Seperti yang saya bilang, Nvidia Broadcast bisa didapatkan tanpa dipungut biaya satu sen pun. Namun syaratnya Anda harus punya kartu grafis seri RTX, minimal RTX 2060, sebab kinerja-kinerja berbasis AI-nya akan diproses oleh komponen Tensor Core, dan komponen ini tidak tersedia di GPU seri GTX.

ASUS dan ZOTAC Luncurkan Varian GeForce RTX 30 Series

Pada tanggal 1 September 2020 kemarin, NVIDIA GeForce meluncurkan seri kartu grafis terbaru, yaitu GeForce RTX 30 Series. Seri kartu grafis terbaru tersebut berhasil membuat publik tercengang, salah satunya karena arsitektur Ampere baru besutan NVIDIA, yang diklaim memberikan performa dua kali lebih kencang dari generasi sebelumnya.

Setelah perilisan NVIDIA GeForce RTX 30 Series, vendor teknologi lain pun tak butuh waktu lama untuk merilis varian versi mereka. Salah satunya ada ASUS dan ZOTAC. ASUS termasuk yang gerak cepat, dan segera merilis 3 jenis varian GeForce RTX 30 Series, yaitu ROG Strix, TUF Gaming, dan ASUS Dual.

Semua varian tersebut berbasis pada GeForce RTX 30 series yang sudah ada, yaitu GeForce RTX 3090, 3080, dan 3070. ROG Strix GeForce RTX 3070 akan memiliki memori sebesar 8 GB GDDR6, ROG Strix GeForce RTX 3080 akan memiliki memori sebesar 10 GB GDDR6, dan ROG GeForce Strix RTX 3090 akan memiliki memori sebesar 24 GB GDDR6.

Seri ROG Strix memiliki fitur bernama FanConnect II, yang memungkinkan kipas PWM diatur sesuai dengan temperatur CPU dan GPU. Varian ROG Strix juga datang dengan fitur Dual BIOS, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan mode “performance” atau “quite” dengan menggunakan saklar fisik.

Sumber: ASUS Official
Sumber: ASUS Official

Sementara itu varian TUF Gaming hanya ada untuk GeForce RTX 3080 dengan memori sebesar 10 GB GDDR6, dan GeForce RTX 3090 dengan memori sebesar 24 GB GDDR6. Seperti seri TUF Gaming pada lini lain, TUF Gaming GeForce RTX 30 Series juga mengutamakan daya tahan. Maka dari itu, kebanyakan bahan pembangun dari TUF Gaming GeForce RTX 30 Series terbuat dari besi, mulai dari bilah kipas, hingga bagian belakang dari masing-masing kartu grafis. TUF Gaming juga menyertakan Dual BIOS switch, seperti varian ROG Strix.

Terakhir ada ASUS Dual GeForce RTX 3070 dengan memori sebesar 8 GB GDDR6. ASUS Dual GeForce RTX 3070 terbilang memiliki rancangan yang paling murni dibanding yang lain. Dengan rancangan tersebut, ASUS berharap para gamers, content creator ataupun enthusiast bisa mendapatkan pengalaman plug-and-play yang ringkas lewat ASUS Dual GeForce RTX 3070.

Sumber: ZOTAC Official
Sumber: ZOTAC Official

Sementara itu ZOTAC juga merilis varian GeForce RTX 30 termasuk GeForce RTX 3070, GeForce RTX 3080, GeForce RTX 3090. ZOTAC sendiri memiliki rancangan Twin Edge dengan dua kipas untuk seri 3070, serta rancangan Trinity dengan tiga kipas untuk 3080 dan 3090. ZOTAC menawarkan sistem pendingin yang lebih baik pada GeForce RTX 30 Series dengan teknologi yang mereka sebut sebagai IceStorm 2.0. Tak hanya itu, ZOTAC juga akan melengkapi kartu grafis tersebut dengan software FireStorm.

Terkait ketersediaan, baik ASUS maupun ZOTAC mengatakan bahwa varian GeForce RTX 30 Series besutan mereka akan hadir bulan September 2020 ini. Bagaimana? Sudah tidak sabar untuk upgrade PC lama Anda?

Nvidia Reflex Janjikan Pengurangan Latency yang Signifikan Bagi Para Gamer Kompetitif

Dalam pengumuman keluarga keluarga kartu grafis GeForce RTX 30 Series, Nvidia juga memperkenalkan sejumlah teknologi inovatif yang dirancang untuk memanjakan para gamer. Salah satu yang cukup menarik adalah Nvidia Reflex, yang dipercaya bisa membawa dampak langsung di kancah esport maupun competitive gaming secara umum.

Reflex sejatinya merupakan kumpulan teknologi berbasis hardware dan software, dan Nvidia membuatnya dengan satu tujuan, yakni mengukur sekaligus mengurangi latency sistem, atau yang biasa dikenal juga dengan istilah input lag. Harapannya tentu saja adalah, dengan semakin minimnya latency, skill bermain kita bisa lebih ditingkatkan lagi.

Reflex terdiri dari setidaknya dua komponen utama. Yang pertama adalah Nvidia Reflex SDK, kumpulan API (application programming interface) baru yang dapat dimanfaatkan oleh para developer game. Jadi ketika sudah diintegrasikan ke dalam game, bakal ada satu opsi tambahan berlabel “Nvidia Reflex Low Latency” yang dapat diaktifkan dari menu pengaturan grafis masing-masing game.

Saat diaktifkan, fitur ini diyakini sanggup meningkatkan responsivitas secara keseluruhan, membantu meningkatkan akurasi bidikan para pemain, serta menyajikan informasi lokasi musuh yang lebih up-to-date. Efeknya dipercaya lebih signifikan daripada menggunakan fitur Ultra Low Latency Mode yang dapat diaktifkan melalui Nvidia Control Panel.

Sejauh ini sudah ada tiga game yang mendukung Reflex SDK – Fortnite, Apex Legends, Valorant – dan ke depannya bakal ada lebih banyak lagi. Untuk bisa menikmatinya, kita juga tidak wajib menggunakan kartu grafis RTX 30 Series. Menurut Nvidia, di kartu kelas menengah seperti GTX 1660 Super pun Reflex sudah bisa memberikan peningkatan responsivitas hingga sebesar 33%.

Namun kalau kita memakai RTX 3080 plus monitor G-Sync 360 Hz, efek pengurangan latency-nya bakal jauh lebih terasa. Ini dikarenakan Nvidia telah menanamkan chip Reflex Latency Analyzer pada monitor-monitor 360 Hz yang siap menyerbu pasaran dalam waktu dekat, yang berfungsi untuk mengukur latency secara mendetail.

Menggunakan monitor-monitor tersebut, pengguna dapat menyambungkan mouse yang kompatibel langsung ke monitor, dan dari situ sistem akan mendeteksi setiap klik mouse, lalu mengukur waktu yang dibutuhkan oleh setiap perubahan pixel pada layar, semisal saat klik kiri ditekan dan tampilan laras senjata di layar menyala.

Nvidia bilang pengukuran semacam ini sebelumnya membutuhkan kamera khusus beserta perlengkapan lain yang kalau ditotal bisa melebihi $7.000. Nvidia berharap kehadiran Reflex Latency Analyzer bisa membantu gamer lebih percaya diri dalam setiap sesi ranked match.

Reflex mungkin terdengar kurang begitu esensial di telinga gamer secara umum. Namun buat yang memang menggeluti bidang kompetitif, baik secara profesional maupun non-profesional, peningkatan responsivitas sekecil apapun pastinya bakal selalu disambut dengan senang hati.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Resmi Luncurkan GeForce RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090

Penantian panjang para gamer PC akhirnya usai. Nvidia semalam resmi mengungkap GeForce RTX 30 Series, keluarga kartu grafis generasi terbarunya yang mengandalkan arsitektur Nvidia Ampere. Sejauh ini sudah ada tiga model yang diperkenalkan, yakni RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090.

Ketiganya dibangun di atas proses pabrikasi 8 nm besutan Samsung, dan menurut Nvidia ini berdampak langsung pada kepadatan transistor yang bisa dikemas dalam satu GPU. Tidak main-main, RTX 3080 sebagai model flagship dibekali sekitar 28 miliar transistor, menjadikannya lebih kencang sekaligus lebih efisien daripada generasi sebelumnya.

Secara total ada 8.704 CUDA core yang tertanam di RTX 3080, lengkap beserta memory GDDR6X dengan kapasitas 10 GB dan kecepatan 19 Gbps. Kombinasi ini, Nvidia bilang, dapat menghasilkan performa jauh di atas RTX 2080 Ti sekalipun, atau dua kali lipat lebih ngebut jika dibandingkan dengan RTX 2080.

Pencapaian tersebut sungguh mengesankan, terutama jika melihat harga RTX 3080 yang dibanderol $699, lebih murah $100 ketimbang harga awal RTX 2080, sama-sama varian Founders Edition. Singkat cerita, kalau Anda merupakan gamer yang menargetkan resolusi 4K 60 fps (lengkap dengan efek ray tracing aktif), Nvidia percaya RTX 3080 siap menyuguhkan semua itu secara konsisten.

Buat saya pribadi, jujur saya belum perlu 4K, dan di sini RTX 3070 jadi pilihan yang lebih masuk akal. Di atas kertas, spesifikasinya memang tidak sebombastis kakaknya – 5.888 CUDA core, memory GDDR6 8 GB – akan tetapi kala dipraktikkan, kinerjanya bahkan bisa mengalahi RTX 2080 Ti yang semestinya sudah beda kasta.

Andai saya membeli RTX 2080 Ti dalam sebulan atau dua bulan terakhir, mungkin saya bakal kesal bukan kepalang. Pasalnya, RTX 3070 ini dihargai cuma $499, sedangkan RTX 2080 Ti Founders Edition sebelumnya dipatok $1.200. Harga tidak sampai separuhnya, tapi performa bisa melampaui, luar biasa memang Ampere.

Lalu buat yang benar-benar sultan, ada RTX 3090 yang menanti untuk dipinang. Kartu ini ukurannya benar-benar masif – “BFGPU” kalau kata CEO Nvidia, Jensen Huang – dengan tebal yang memakan tiga slot PCIe. Jumlah CUDA core-nya jelas lebih banyak lagi dibanding RTX 3080, persisnya 10.496 core. Namun yang lebih membuat geleng-geleng kepala adalah memory-nya: GDDR6X dengan kapasitas 24 GB dan kecepatan 19,5 Gbps.

Saat dikomparasi dengan Titan RTX, Nvidia bilang RTX 3090 punya performa 50% lebih cepat selagi berjalan di suhu yang lebih adem. Kalau Anda punya rencana untuk menikmati sesi gaming di resolusi 8K 60 fps, saatnya menabung untuk menggaet RTX 3090 yang dihargai $1.499. Kehadiran port HDMI 2.1 juga memastikan setup-nya cuma perlu mengandalkan satu kabel saja.

Satu catatan yang perlu diperhatikan adalah, ketiga kartu grafis baru ini memanfaatkan konektor power model baru, yakni 12-pin ketimbang 8-pin. Kabar baiknya, Nvidia memastikan setiap unit kartu grafis bakal dilengkapi adaptor di paket penjualannya sehingga konsumen tidak perlu membeli PSU baru.

Ketiganya akan mulai dipasarkan dalam waktu dekat; RTX 3080 dan RTX 3090 di bulan September, RTX 3070 menyusul di bulan Oktober. Lalu di mana RTX 3060? Seperti biasa kita harus menunggu beberapa bulan sampai Nvidia merilis kartu baru kelas mainstream. Melihat RTX 3070 yang semenggiurkan itu, saya tidak sabar melihat semenarik apa value yang bakal ditawarkan RTX 3060 nantinya.

Sumber: Nvidia.