Tag Archives: Gelora

Situs booking venue olahraga dan cari teman olahraga Gelora memiliki 75 rekanan venue lapangan olahraga tersebar di Jabodetabek

Gelora Tawarkan Kemudahan “Booking Venue” dan Cari Teman Olahraga

Segmen wellness kini mewarnai peta startup Indonesia, seiring meningkatnya perekonomian masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah Gelora, situs untuk booking venue olahraga. Startup ini dirilis pada Mei 2019 dan telah mengikuti Google Developer Launchpad.

Co-Founder dan COO of Gelora Abidzar Basaib menerangkan, Gelora hadir karena permasalahan yang dialami banyak orang saat ingin berolahraga, yakni mencari tempat dan jumlah teman yang cukup.

“Inisiasi awalnya dengan membentuk komunitas untuk olahraga bersama, tapi karena besarnya minat, akhirnya kita kerja sama dengan berbagai penyedia lapangan untuk buka akses booking dan mencari lebih banyak lagi teman olahraga secara online,” terangnya kepada DailySocial.

Abidzar menekankan pembeda Gelora dengan pemain sejenis terletak di fitur “Open Play”. Ini adalah fitur yang membuka jadwal aktivitas untuk siapapun yang ingin berolahraga tim, tapi sulit mendapatkan akses lapangan dan mengumpulkan teman.

Misalnya, saat mau main basket, tapi untuk sekali mainnya harus menyewa satu lapangan dengan minimal 10 orang. Bagi masyarakat urban, tentunya ini jadi kendala tersendiri, belum lagi harus mencari lapangan yang strategis.

“Penggiat olahraga bisa langsung memilih jenis olahraga yang diinginkan, sesuai dengan jarak kedekatan, tanpa perlu repot memikirkan partner untuk bermain. Di Gelora, mereka bahkan bisa bertemu dengan komunitas baru yang pastinya lebih menyenangkan.”

Dalam rangka permudah booking, Gelora mengumumkan kerja sama dengan GoTix sebagai partner ticketing channel. Gelora merilis voucher khusus Gelora+ yang sudah dilengkapi dengan beragam keunggulan dan penawaran.

“Pembeli bisa mendapat satu kali free trial, serta Gelora Pass untuk mengikuti aktivitas olahraga yang tersedia di laman situs kami.”

Model bisnis dan target Gelora

Abidzar menjelaskan saat ini Gelora telah memiliki 75 rekanan venue lapangan olahraga tersebar di Jabodetabek, seperti GBK, Arena Senayan, F7 Mini Soccer Simatupang, Buls Arena Panglima Polim, dan masih banyak lagi. Per bulannya, terdapat lebih dari 80 aktivitas olahraga yang dapat dipesan melalui situs.

Untuk jumlah booking, dia mengklaim ada pertumbuhan hingga 80% per bulannya. Kebanyakan datang dari booking untuk olahraga sepak bola, futsal, basket, dan badminton.

Model bisnis Gelora adalah pembagian komisi. Apabila ada transaksi pemesanan yang berhasil, Gelora akan mendapat bagian, meski persentasenya enggan disebutkan oleh Abidzar.

“Mayoritas rekanan kami merupakan venue olahraga yang memiliki kualitas baik dan lokasi strategis. Skema kerja sama yang kami tawarkan adalah bantu digitalisasi lapangan olahraga untuk menjangkau pasar yang lebih luas, serta pembayaran secara online.”

Ke depannya, dia menargetkan akan ekspansi menambah lebih banyak rekanan lapangan hingga ribuan fasilitas olahraga di Indonesia. “Sehingga visi kami untuk membantu 1 juta orang untuk berolahraga melalui platform Gelora setiap harinya dapat terwujud,” tutupnya.

Selain Gelora, pemain lainnya yang sudah lebih dahulu hadir dengan konsep sejenis ada beberapa. Misalnya, Fits.id, The Fit Company, ClassPass, Fibo, dan Doogether.

Akselerator Digitaraya

Akselerator Digitaraya Ubah Format Pelatihan, Siap Telurkan Startup Berkualitas

Akselerator Digitaraya mengumumkan format baru untuk rangkaian “Digitaraya Powered by Google Developers Launchpad” menjadi program pelatihan selama satu bulan, dari sebelumnya tiga bulan. Format ini akan dimulai pada awal tahun depan untuk batch kedua.

Langkah tersebut diinisiasi langsung oleh Digitaraya dengan komitmen ingin menelurkan startup berkualitas setiap bulannya. Startup dan investor akan terhubung satu sama lain dengan cara lebih efisien dan efektif, sehingga peluang kolaborasi bisnis jadi lebih besar. Ditambah ambisi untuk memperkuat ekosistem startup Indonesia.

“Inisiasi awal datang dari kami sendiri. Jika melakukan dua batch setahun, hanya ada 8 startup per batch. Namun jika kita lakukan setiap bulan, ada lima startup yang berpartisipasi selama delapan bulan. Tentu kesempatan akan lebih besar untuk startup itu sendiri. Impact-nya bisa tiga kali lipat,” ucap VP Strategi & Pengembangan Bisnis Digitaraya Nicole Yap kepada DailySocial, Selasa, (4/12).

Dalam format baru ini, sambungnya, akan diisi dengan program yang cukup padat selama satu bulan penuh. Pada minggu pertama adalah bootcamp yang akan memperkenalkan metodologi Google untuk startup, seperti Leader’s Lab, OKR Workshop, Startup Diagnostic, General Mentoring, dan Assignment of ‘Anchor Mentors’.

Kemudian dilanjutkan dengan mentoring one-on-one yang disesuaikan dengan kebutuhan startup pada minggu kedua. Di minggu ketiga, akan ditutup dengan demo day bulanan. Startup akan memiliki kesempatan untuk pitching ke audiens yang dipilih dari mitra perusahaan, investor, dan media.

Pada minggu keempat, dilanjutkan pengumuman batch berikutnya dengan tema segmen startup yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam rundown, tema startup yang sudah dipilih seperti healthtech, women founders, energi, agritech, fintech, dan edutech.

Nicole menjelaskan, program ini terus berjalan selama delapan bulan sepanjang 2019, kecuali Mei, Juni, November dan Desember. Setiap bulannya akan dipilih lima startup yang berhak mengikuti program pelatihan selama satu bulan penuh.

“Kita sangat percaya bahwa kesuksesan itu mutlak di tangan startup itu sendiri. Kita ingin ada dalam journey tersebut dengan memberi bentuk dukungan yang terbaik, sehingga startup akhirnya bisa merasa terkoneksi antara satu sama lain dan bisa berkolaborasi lebih lanjut.”

Tidak melulu kejar soal investasi

Meski program pelatihan dibuat lebih singkat, Nicole memastikan bahwa dalam format ini sudah berdasarkan hasil studi yang didapat oleh Digitaraya. Salah satunya menunjukkan bahwa startup itu sering meminta apa yang mereka butuhkan, jadi tidak melulu pihak akselerator yang memberikan tools apa saja yang dibutuhkan startup.

Pasalnya, saat ini ada banyak investor yang berani menaruh uangnya di startup tahap awal, tapi banyak startup yang belum paham bagaimana menavigasi bisnisnya dan menjaga relasi dengan investor. Dengan kesempatan demo day, startup akan mendapat eksposur lebih, kesempatan untuk terus belajar, menambah jaringan, dan sebagainya.

“Kita bukan bilang kalau ikut demo day pasti dapat investasi, tapi startup itu pasti dapat eksposur yang lebih, bisa berlatih terus, dapat jaringan, dan jika dilakukan secara konsisten kita percaya bahwa ini bisa impact yang lebih dalam buat startup dan investor.”

Demi menaungi seluruh kebutuhan tersebut, otomatis memacu pihak Digitaraya untuk memperluas jaringan dengan para praktisi, investor dan sebagainya agar bisa dihubungkan dengan startup yang tepat, sesuai dengan kebutuhan startup itu sendiri.

“Digitaraya sekarang fokus pada membimbing startup Indonesia yang akan siap untuk mengunjungi investasi seri A.”

Dalam kaitannya dengan Google Developers Launchpad, setiap startup akan berkesempatan mendapat tools dari Google untuk mengakselerasi bisnisnya. Misalnya Google Leader’s Lab untuk mengajarkan founder startup bagaimana membangun budaya yang tepat untuk perusahaan tahap awal mereka.

Berikutnya ada Google Cloud Platform, OKR Workshop, dan akses eksklusif ke beberapa layanan Google seperti Android, Play dan Firebase.

Dalam batch I yang sudah digelar sejak Agustus hingga Oktober 2018, ada 113 pendaftar dari 25 kota. Seluruh startup ini bergerak di 13 jenis sektor yang berbeda. Digitaraya melakukan seleksi penuh hingga akhirnya terpilih 7 startup, di antaranya Reblood, Riliv, Arkademy, ModalRakyat, KiniBisa, Gelora, dan Expedito.

Batch kedua ini masih dibuka pendaftarannya hingga 31 Desember 2018 mendatang.