Tag Archives: gesture

Full Screen Navigation Xiaomi

[Panduan Pemula] Cara Mengaktifkan dan Menggunakan Full Screen Gesture di Xiaomi Redmi 5 Plus

Di update MIUI 9.5, Xiaomi menghadirkan fitur baru menarik bernama Full Screen Display yang memungkinkan pengguna beralih dari cara navigasi konvensional ke cara yang lebih modern, full screen gesture.

Cara baru ini lebih nyaman dipakai di smartphone dengan rasio layar 18:9. Tapi cara ini menuntut ingatan dan kebiasaan, karena untuk setiap navigasi seperti back, recent dan home membutuhkan gerakan yang berbeda. Jauh berbeda jika menggunakan tombol navigasi konvensional (recent, home dan back) yang memang terlihat secara visual.

Cara Mengaktifkan Full Screen Gesture di Xiaomi Redmi 5 Plus

  • Buka menu Settings – Full Screen Display.

Screenshot_2018-10-04-12-42-35-358_com.android.settings

  • Kemudian pilih opsi Full screen display (sebelah kanan).

Screenshot_2018-10-04-12-42-39-212_com.android.settings

 

  • Beri tanda centang pada opsi Double check for the gestures.

Screenshot_2018-10-04-12-43-08-813_com.android.settings

 

  • Lalu pilih beberapa aplikasi yang secara optimalkan memanfaatkan dukungan fitur ini.

Ketika fitur ini diaktifkan, sistem secara otomatis akan menampilkan petunjuk cara pakainya. Anda wajib mempelajari dan mengingat setiap gerakan yang diperlihatkan. Tapi jika animasinya terlalu cepat, Anda bisa mempelajari cara pakainya di bahasan selanjutnya.

Cara Menggunakan Fitur Full Screen Gesture

Kembali ke Home

gesture

Untuk kembali ke layar home, misalnya dari aplikasi atau game tertentu, cukup geser layar dari tepi bawah ke atas.

Melihat Aplikasi yang Baru saja digunakan (recent)

gesture_2

Sedangkan untuk membuka daftar aplikasi yang baru saja dipakai, hampir sama dengan kembali ke home, tapi bedanya jangan langsung lepas setelah menggeser layar dari tepi bawah, melainkan ditahan beberapa detik.

Kembali dan Selanjutnya

Untuk kembali atau back, cukup geser layar dari tepi kiri ke tengah layar. Sebaliknya, untuk ke layar berikutnya, geser jari dari tepi kanan ke arah tengah.

Membuka Opsi Aplikasi

Masing-masing aplikasi biasanya membutuhkan sentuhan atau swipe untuk melihat opsi yang tersedia. Karena swipe kiri sudah menggantikan tombol back, maka untuk menampilkan opsi aplikasi, ubah titik swipe di bagian atas layar, bukan di tengah.

Lambaikan Tangan ke Arah Bixi, Maka Anda Bisa Mengontrol Berbagai Macam Perangkat Pintar

Sebesar dan seresponsif apapun layar sentuh yang dipunyai smartphone atau tablet, semua itu percuma seandainya jari Anda sedang tidak memungkinkan untuk menyentuhnya – entah karena sedang berlumuran tepung atau sedang menggenggam setang sepeda. Saat berada di posisi ini, mungkin Anda berharap andai saja scrolling pada layar bisa dilakukan dengan melambaikan tangan.

Kalau itu masalahnya, perangkat bernama Bixi ini bisa menjadi solusi. Fungsi utamanya tidak lain dari mengontrol perangkat smart home dan aplikasi milik smartphone atau tablet. Dan semua itu bisa dilakukan tanpa menyentuh perangkat sama sekali, alias menggunakan gerakan tangan.

Bixi bisa ditempatkan di berbagai permukaan: di atas meja, di dashboard mobil, di setang sepeda, dan masih banyak lagi. Total ada 8 macam gesture yang bisa ia kenali, akan tetapi jumlahnya bisa diperbanyak selagi pengguna menetapkan gesture untuk tiap-tiap perangkat dan aplikasi.

Bixi lebih praktis daripada perintah suara karena tidak terbatas masalah bahasa dan tidak memerlukan koneksi internet / Blue Mint Labs
Bixi lebih praktis daripada perintah suara karena tidak terbatas masalah bahasa dan tidak memerlukan koneksi internet / Blue Mint Labs

Contoh penggunaannya yang paling gampang adalah untuk mengontrol speaker macam Bose SoundTouch ketika Anda sedang berlatih vokal di kamar mandi untuk audisi The Voice; lambaikan tangan ke kanan untuk lompat ke lagu selanjutnya, atau perlahan gerakkan tangan ke atas untuk memperbesar volumenya.

Di ruangan lain, semisal di kamar, Bixi bisa Anda tempatkan di meja sebelah ranjang. Pada keesokan harinya, Anda tinggal melambaikan tangan di atasnya untuk mematikan alarm ponsel. Lalu dengan satu tap dan dilanjutkan oleh lambaian tangan lain, gorden pintar yang terpasang di jendela akan terbuka.

Sejatinya ada banyak sekali yang bisa dilakukan dengan Bixi, termasuk mengendalikan kamera GoPro saat sedang bersepeda. Pengembangnya, Blue Mint Labs, mengklaim Bixi lebih praktis ketimbang perangkat seperti Amazon Echo dan Google Home yang mengandalkan perintah suara, sebab di sini tidak ada keterbatasan bahasa, dan pengguna juga tidak memerlukan koneksi internet.

Untuk mendapatkan Bixi, Anda harus menjadi backer di kampanye Kickstarter-nya. Selama masa early bird, ia ditawarkan seharga $79 saja.

Microsoft Kembangkan Teknologi Hand Tracking Canggih untuk Berinteraksi dengan Objek Virtual

Pernahkah terbayang di benak Anda cara berinteraksi dengan berbagai objek virtual di layar seperti kita berinteraksi dengan objek fisik sehari-harinya? Jadi untuk memutar sebuah kenop virtual, kita pun akan menerapkan gerakan ibu jari dan telunjuk yang menjepit lalu memutar. Yup, Anda mungkin teringat akan hal ini dari adegan dalam film Iron Man, namun tim Microsoft Research tengah berupaya membuatnya menjadi kenyataan.

Para cendekiawan ini percaya bahwa hand tracking dan navigasi berbasis gesture adalah masa depan interaksi manusia dan perangkat pintar. Mengapa demikian? Karena ini sesuai dengan cara kita berinteraksi dengan objek di dunia nyata. Maka dari itu, kita pun semestinya juga bisa menjangkau dan menyentuh objek virtual.

Sayangnya memonitor gerakan tangan tidak semudah yang kita bayangkan. Namun tim Microsoft Research sudah menyiapkan solusinya dalam wujud proyek riset bernama Handpose. Proyek ini pada dasarnya melibatkan perangkat Kinect milik Xbox untuk memonitor gerakan tangan pengguna secara real-time, lalu menampilkan versi virtual-nya di layar.

Digabungkan dengan VR headset, pengguna bisa merasa seakan-akan tangan virtual-nya merupakan tangan asli, sebuah indikasi bahwa tingkat akurasinya cukup tinggi. Lalu mungkin Anda bertanya, di mana kesan tactile yang muncul seperti saat kita menyentuh sebuah objek fisik?

Well, di situlah proyek kedua tim Microsoft Research mengambil peran. Mereka mencoba bereksperimen dengan objek fisik macam papan yang memiliki sejumlah tombol, kenop atau tuas. Objek ini kemudian bisa diterjemahkan menjadi beragam objek virtual, seperti misalnya kokpit pesawat.

Kehadiran objek fisik ini akan memberikan pengalaman berinteraksi secara virtual yang lebih nyata. Hebatnya, objek fisik tak perlu tersambung dengan perangkat apa-apa; sistem dapat menyimulasikan versi virtual-nya sendiri – sama seperti Handpose tadi.

Terakhir, tim Microsoft Advanced Technologies Lab di Israel mencoba mengembangkan sistem navigasi berbasis gesture yang dapat diimplementasikan ke berbagai aplikasi dalam perangkat pintar, seperti misalnya gesture meletakkan gagang telepon untuk mengakhiri video call di Skype atau gesture memutar kunci untuk mengunci komputer.

Sedikit berbeda dari Handpose, proyek bertajuk Project Prague ini memanfaatkan kamera 3D yang ada di pasaran serta teknologi machine learning untuk mengenali dan menginterpretasikan gerakan tangan seakurat mungkin.

Selengkapnya, silakan tonton sendiri video demonstrasi Project Prague di bawah ini.

Sumber: Gizmag dan Microsoft.

Mirip Kacamata, GlassOuse Sebetulnya Ialah Mouse Untuk Penyandang Cacat

Ada jutaan orang di dunia yang tidak bisa menggunakan satu atau kedua tangan mereka. Tangan merupakan organ tubuh terpenting buat berinteraksi, meskipun telah ada teknologi hands-free, ia tetap diperlukan untuk mengoperasikan berbagai device. Tapi berkat GlassOuse, penyandang disabilitas kini bisa lebih leluasa bercengkrama dengan perangkat bergerak.

GlassOuse dibuat oleh seorang inventor muda bernama Mehmet Nemo, terinspirasi setelah seorang teman mengalami cedera tulang punggung, menyebabkannya tidak bisa menggerakan tangan dan kaki. Kejadian tersebut menantang Nemo untuk menciptakan perangkat yang dapat mempermudah hidup sang kawan serta para penderita keterbatasan fisik lain. Singkatnya, GlassOuse ialah controller unik yang memanfaatkan gerakan kepala dan mulut.

Device tersebut mempunyai wujud seperti kacamata, tanpa lensa plus frame tebal di bagian atas. GlassOuse mengubah gerakan kepala menjadi input kendali buat berinteraksi ke layar. Dengan kepala di posisi normal, cursor akan berada di tengah; dan pengguna tinggal mengarahkan kepala untuk mengendalikan cursor.

GlassOuse 1
Mouth piece-nya mirip mic di headset.

GlassOuse memiliki komponen mouth piece, bentuknya mirip mic di headphone, berperan sebagai tombol. Untuk menentukan pilihan, user dapat menggigit atau menekan mouth piece. Bagian ini tersambung ke GlassOuse melalui kabel fleksibel, bisa disesuaikan agar letaknya pas di mulut. Tombol tersebut sudah diuji coba dan lulus tes klik sebanyak 50 ribu kali di bawah tekanan tiga ton, jadi Anda tak perlu mengkhawatirkan kualitasnya.

Perangkat dirancang agar ringan (hanya 49-gram) dan nyaman dikenakan. Ia mempunyai sensitivitas tinggi terhadap gerakan, mampu membaca gerakan di sembilan poros. Buat mentenagai GlassOuse, developer membubuhkan baterai Li-Po 330mAh, mampu bekerja selama 15 jam non-stop, atau tujuh sampai sepuluh hari dalam pemakaian normal. Dan jangan cemas juga soal kebersihan, mouth piece dibekali bahan anti-bakteri, telah lulus serfikasi ROHS.

GlassOuse 3
Meski tampak tebal, bobot GlassOuse hanya 49-gram.

GlassOuse dapat terkoneksi ke bermacam-macam perangkat melalui Bluetooth: PC, TV, smartphone dan tablet; baik platform Windows, Android, Linux serta OS Apple. Proses setup-nya dibuat agar sederhana, Anda tinggal menekan tombol Connect dan menyambungkannya ke ‘CEBA GlassOuse’. Untuk menyesuaikan level sensitivitas, Anda bisa menggunakan menu setting di PC atau handset, atau langsung via GlassOuse.

Di periode crowdfunding melalui Indie Gogo, GlassOuse ditawarkan separuh harga retail, yaitu US$ 150. Dan Anda yang tidak membutuhkannya bisa membantu developer mengumpulkan dana dengan memilih perk non-profit.

Ziro Ialah Robot Rakitan yang Bisa Anda Kendalikan Lewat Gerakan Tangan

Sejumlah proyek open source membuat bidang robotik semakin mudah dijamah semua orang. Tak hanya khalayak antusias, robot kini menjadi elemen edukasi penting buat anak-anak di negara maju. Beberapa tipe sengaja dirancang menarik dan mudah dimengerti untuk memicu minat terhadap ilmu robotik, salah satunya di antara mereka ialah kreasi dari ZiroUI.

Melalui website Indie Gogo, developer dari San Jose itu memperkenalkan Ziro: sebuah kit yang memungkinkan Anda mendesain, membangun dan menggerakkan robot. Keunikannya tak sampai di sana, Anda turut diberi kendali penuh. Buat mengontrolnya, kita tinggal mengangkat sebuah jari atau mengibaskan tangan. Dan tak hanya kalangan pecinta robot yang bisa bersenang-senang, Zito juga diramu supaya bersahabat bagi pemula.

Ziro mengusung rancangan modular, terdiri dari komponen bermotor terpisah, dapat dikendalikan dengan smart glove via koneksi wireless. Robot tersebut bisa diekspansi sampai delapan modul. Anda dipersilakan memilih kit pre-made atau merakitnya sendiri dari nol. Tak ada batasan dalam bentuk apapun. Gerakan dapat diatur agar menyerupai engsel atau berputar 360 derajat, dan Anda juga dibebaskan membubuhkan mainan atau hasil cetakan 3D.

Ziro 02
Tiga elemen penting di Ziro: modul, smart glove dan app mobile.

Yang membedakan Ziro dengan robot rakitan sejenis adalah kemudahan kustomisasi. Proses konfigurasi tak memerlukan langkah-langkah rumit, semuanya bisa dilakukan lewat aplikasi smartphone. Anda tinggal memilih fungsi (sudah disediakan) atau menciptakan perintah baru. Caranya sangat mudah; tentukan satu dari tujuh gesture, pasangkan gerakan ke modul, kemudian sinkronisasi gesture ke salah satu modul.

Setelah itu, prosedur kontrol dilakukan sepenuhnya dengan gerakan tangan. Misalnya menekuk tangan ke bawah untuk menyuruhnya maju dan mengarahkan tangan ke atas buat memerintakan robot berputar. Menurut tim pengembang, Ziro merupakan solusi di zaman ‘zombi layar’, sebuah generasi yang tak bisa lepas dari perangkat bergerak dan elektronik ke manapun kita pergi.

Ziro 03
Ziro juga dapat dirakit jadi robot pterodactyl.

“Meskipun Ziro diprogram menggunakan smartphone, ia memungkinkan pengguna menciptakan objek di dunia nyata langsung lewat kedua tangan, kemudian memperbolehkan mereka mengontrolnya dengan satu tangan,” jelas ZiroUI. Ziro tak memiliki target konsumen khusus, ia bisa dimanfaatkan siapapun. Melalui produk ini, developer ingin khalayak merasakan kembali serunya proses dan pengalaman belajar.

Ziro dapat Anda beli di situs Indie Gogo. Versi Starter Kit dibanderol US$ 150 (dua modul plus satu smart glove), sedangkan Ziro Pro Kit dijajakan seharga US$ 200 (smart glove ditambah empat modul).

Sarung Tangan Remidi T8 Memungkinkan Kita Bermain Musik Lewat Gerakan

Ekspresi merupakan elemen penting dalam bermain musik. Melalui aspek ini, penonton bisa merasakan semangat dan energi sang musisi, serta menunjukkan pada kita bahwa lagu bukan sekedar susunan tangga nada. Dan demi membebaskan para pemusik dari keterbatasan instrumen tradisional, para developer mulai mengajukan device-device eksperimental.

Di tahun 2014, Imogen Jennifer Heap memperkenalkan sarung tangan unik bernama Mi.Mu untuk bermain musik. Pendekatan yang sama tampaknya digunakan oleh tim Remidi. Via platform crowdfunding, pengembang asal Austin ini mengungkap Remidi T8, diklaim sebagai alat musik wearable pertama berkemampuan ‘record, play and perform‘. Visi mereka ialah mencoba menterjemahkan gerakan tangan manusia jadi lagu.

Remidi T8 01

Remidi T8 dapat kita analogikan seperti Nintendo Power Glove-nya para musisi. Ia terdiri atas sarung tangan yang menyimpan rangkaian sensor dan unit MIDI controller. Komponen-komponen ini memungkinkan T8 berfungsi sebagai instrumen cuma dengan menggerakan tangan, jari, serta telapak. Anda dipersilakan mengomposisi lagu baru atau me-remix track favorit secara real-time.

T8 memiliki delapan buah sensor, tiga di telapak, dan lima di masing-masing ujung jari. Selain merespons sentuhan, ia mengetahui durasi serta besarnya tekanan; memberi efek pada intensitas suara. Sarung tangan ini juga mampu melacak perubahan posisi tangan – bawah/atas, kiri/kanan, serta seberapa cepat Anda bergerak. Pengguna dapat mengkustomisasi suara serta mengendalikan efek semisal reverb, tempo dan elongation.

Remidi T8 02

Semua fitur Remidi T8 dapat Anda konfigurasi lewat aplikasi, tersedia untuk perangkat mobile dan desktop. Di sana Anda dibebaskan buat menyusun susunan tangga nada, setup gerakan via Air Modulation, memilah-milih sensor, serta setting sensitivitas tekanan. T8 dilengkapi accelerometer, encoder, port micro USB, tombol (mode, play, pause dan lain-lain) serta lampu LED RGB.

Untuk mulai menggunakannya, Anda tinggal mengenakan gelang MIDI controller dan sarung tangan, lalu menyambungkannya ke perangkat utama via Bluetooth dan mulai bermain musik. Sensor ‘skeleton‘ T8 terbuat dari bahan polyethylene terephthalate dan thermoplastic polyurethane. Sensor dilindungi dua lapis spandex di sisi luar dan dalam, memastikannya kuat, nyaman dan responsif.

Remidi T8 bisa Anda pesan sekarang melalui situs Kickstarter. Di masa penggalangan dana ini, backer ditawarkan diskon 50 persen dari harga retail, dibanderol US$ 200. Proses pengiriman rencananya akan dilangsungkan pada bulan September 2016 nanti.

Lewat AirTouch di BMW Vision Car, Fungsi Mobil Bisa Dioperasikan Tanpa Sentuhan

Berbicara soal keamanan berkendara, fitur keselamatan sebuah mobil tidak banyak berguna tanpa didukung kedisiplinan kita. Faktor terakhir itu seringkali terlalaikan akibat gadget-gadget yang kita bawa. Produsen otomotif berusaha mengimbanginya dengan eksplorasi teknologi baru, dan BMW berniat untuk menyingkap solusi anyar mereka di acara pameran besar awal Januari besok.

Satu tahun silam, Bayerische Motoren Werke sempat memamerkan sistem gesture unik, membuat mobil sanggup membaca gerakan jari dan menerjemahkannya jadi input kendali untuk menyesuaikan volume audio atau menerima panggilan telepon. Fitur ini akhirnya dikemas dalam BMW Gesture Control di BMW 7 Series. Buat langkah selanjutnya, perusahaan Jerman itu berencana mengungkap versi lebih canggihnya di mobil konsep Vision Car.

Wujud Vision Car sendiri masih cukup misterius. Di press release, BMW hanya memperlihatkan bagian dashboard ber-display lebar. Namun ada satu kapabilitas primadona yang mereka banggakan. BMW menamainya AirTouch. Ia memungkinkan pengendara mengoperasikan layar sentuh tanpa perlu benar-benar menyentuh permukaannya. Selain menyederhanakan interaksi, AirTouch meminimalisir noda sidik jari di touchscreen.

AirTouch bisa diterapkan ke beragam aspek di kendaraan, dari mulai fungsi hiburan, navigasi sampai komunikasi. Fitur tersebut memanfaatkan sensor, yang bertugas merekam serta membaca gerakan tangan di area antara console pusat dan cermin. BMW menjelaskan, hal ini memudahkan pengemudi atau penumpang mengubah fokus. Buat memilih menu, kita hanya tinggal mengaktifkan ikon.

Sensor-sensor AirTouch dipasang di sekitar dashboard, dirangkai supaya mampu menerima input tiga dimensi. Tampaknya tangan Anda akan berperan sebagai mouse di display berukuran besar. Kemudian sebuah tombol tersembunyi diletakkan di tepi kiri setir, mudah dicapai dengan jempol. Ia akan menyala saat menu atau icon bisa diaktifkan, Anda cukup men-tap-nya saja.

Kemampuan tersebut juga disiapkan bagi penumpang. Tombol diposisikan di area pintu, di mana mereka dapat menggunakan satu tangan untuk menavigasi menu, dan memakai tangan lain buat mengonfirmasi pilihan. AirTouch sengaja diramu demi mengurangi langkah-langkah seleksi. Contohnya, sewaktu menyalakan phone pad, sistem secara otomatis memunculkan daftar kontak ke bagian atas agar Anda bisa segera melakukan panggilan. Pada akhirnya, AirTouch memastikan pengendara lebih fokus dan berkonsentrasi dalam perjalanan.

Vision Car beserta AirTouch kabarnya akan dipamerkan secara perdana di Consumer Electronics Show 2016 tanggal 6 sampai 9 Januari 2016 nanti.

Via Digital Trends. Sumber: BMWGroup.com.

Hug Smartwatch Tawarkan Kemudahan Mengontrol Bermacam Perangkat Memakai Gesture

Tidak selamanya smartwatch cuma berfungsi sebagai pelengkap maupun pengganti smartphone. Konsepnya yang wearable sanggup membuka potensi penggunaan baru, seperti misalnya sebagai remote control bermacam perangkat, mulai dari Oculus Rift sampai sebuah drone

Itulah ide di balik lahirnya Hug Smartwatch. Dikembangkan oleh startup asal India, Hug Innovations, smartwatch ini sempat menjadi pusat perhatian saat dipamerkan pada ajang Microsoft Future Unleashed pada bulan November kemarin, sebelum akhirnya siap dijual ke publik tidak lama lagi.

Tapi sebelumnya, mari membahas soal fisiknya, karena ini merupakan salah satu aspek terpenting dari sebuah smartwatch. Tampang Hug cukup standar, dengan balutan case setebal 11,2 mm yang terbuat dari bahan PC+ABS resin. Ringkas dan ringan di angka 46 gram, ia juga tahan air dengan sertifikasi IP56.

Hug Smartwatch

Terlepas dari wajah standarnya, Hug menyimpan fitur canggih yang sangat inovatif. Memadukan sensor gyroscope, accelerometer dan magnetometer, Hug dapat mengenali gerakan tangan Anda, yang berarti Anda bisa mengontrol perangkat lain menggunakan gesture.

Untuk menghentikan video yang tengah diputar di komputer misalnya, pengguna tinggal mengibaskan tangannya lalu menarik ke belakang dengan cepat. Penerapan gesture ini tentu saja juga amat ideal dipakai saat berpresentasi, atau sekedar bersenang-senang dengan mobil RC maupun drone.

Hug Smartwatch

Tentu saja fitur standar smartwatch juga diusung oleh Hug, seperti misalnya activity tracking maupun heart-rate monitoring. Ia mengemas layar 1,6 inci beresolusi 240 x 240 pixel, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 2 hari pemakaian normal.

Di luar sana, memang masih ada banyak smartwatch keren yang juga kompatibel dengan Android dan iOS seperti Hug Smartwatch ini. Akan tetapi fungsi remote control berbasis gesture yang ditawarkan benar-benar unik dan bermanfaat, khususnya di era Internet of Things ini.

Hug Smartwatch rencananya akan segera dipasarkan secara eksklusif melalui online retailer ternama di India, Flipkart. Sayang sejauh ini belum ada informasi soal harga maupun ketersediaannya untuk pasar internasional.

Sumber: Wareable.

Dibuat Untuk Latihan Musik, Kurv Adalah Gitar Tanpa Gitar

Sebuah penelitian oleh Universitas Stanford membuktikan bahwa bermain musik akan memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan memprediksi, memerhatikan dan mengingat. Tapi bagi banyak orang (termasuk saya), mempelajari instrumen musik tidak mudah, banyak yang menyerah karena frustasi. Namun untuk generasi muda, tim Kurv Music punya solusi unik.

Sengaja diracik sebagai alternatif canggih buat belajar musik, developer asal London tersebut memperkenalkan Kurv Guitar, sebuah gitar tanpa gitar – tidak ada body, fret, serta senar. Mereka yakin, Kurv sanggup menyajikan rasa asik bermain gitar ke semua orang berbekal sistem pembaca gerakan. Idenya ditemukan oleh Suran Goonatilake di tahun 2013, di mana saat itu ia memang sedang mengembangkan teknologi gesture.

Tanpa proses persiapan rumit, Kurv mengajak Anda langsung bermain serta fokus pada lagu. Perangkat terdiri dari dua komponen utama, yaitu bagian clip untuk ditaruh di tangan kiri dan pick berukuran besar di tangan kanan. Bentuk clip tersebut telah didesain sedemikian rupa agar pas di telapak tangan, serta memastikan jari user bisa mencapai delapan area touch di sana.

Kurv 02

Kurv Guitar bekerja dengan handset iOS. Pertama Anda perlu mengunduh aplikasi, menyambungkannya via Bluetooth, lalu menambahkan speaker. Untuk mengeluarkan suara, Anda tinggal menekan touchpad dan melakukan gerakan petikan atau menggenjreng. Semakin kencang gerakannya, maka kian keras pula suara yang dikeluarkan. Touchpad tersebut sensitif terhadap tekanan, bisa mendeteksi posisi ujung jari berbeda.

Kurv dibekali tiga mode gitar ‘virtual’: akustik, listrik dan bass. App juga menyimpan koleksi 60 lagu hit yang bisa langsung dinikmati, antara lain All Along the Watch Tower (Jimi Hendrix), Shook Me All Night Long (AC/DC), Come Away With Me (Norah Jones), sampai Yesterday (The Beatles). Prosedur latihannya dijanjikan simpel, dan mungkin Anda bisa segera mahir dalam hitungan menit.

Kurv 03

Aplikasi ditopang sistem intelligent tutorial yang mampu melacak progres latihan dan peningkatan kemampuan, layaknya mempunyai guru privat. Jika kebetulan sudah memahami ilmu dasar musik, Anda dapat memanfaatkan Kurv Guitar untuk menciptakan lagu. Ia menyuguhkan akses penuh ke kunci nada dan skala kromatik, serta kemampuan buat terhubung ke software perekaman.

Kurv Music saat ini sedang melaksanakan kampanye pengumpulan dana lewat platform crowdfunding Kickstarter. Khususnya buat para calon backer, developer menawarkan satu unit Kurv Guitar seharga ‎£ 120 atau kisaran Rp 2,5 juta.

Pengguna di 190 Negara Sudah Bisa Menikmati Windows 10

Tanggal 29 Juli 2015 menandai kehadiran secara resmi Windows 10 yang kini sudah tersedia di 190 Negara. Pertama kali diperkenalkan pada bulan September tahun lalu, kini seluruh pengguna Windows dapat meng-upgrade secara resmi ke sistem operasi teranyar ini. Seperti yang dijanjikan, selama 1 tahun pertama, pengguna Windows 7, 8 dan 8.1 dapat upgrade secara gratis.

Windows 10 merupakan generasi terbaru dari Windows yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman komputer yang lebih personal, mampu beradaptasi dan mengikuti kondisi perangkat yang sedang digunakan dan dapat berinteraksi secara natural melalui suara, gesture dan tatapan mata.

Kehadiran Windows 10 juga akan ditandai dengan kehadiran perangkat baru yang diklaim merupakan penawaran terlengkap dan terbanyak sejak versi Windows terdahulu.

Info menarik: Berbagai Perangkat Windows 10 Terbaru Siap Hadir September 2015

Windows 10 menawarkan berbagai hal fitur baru serta perubahan antarmuka yang mampu membuat Anda menjadi lebih produktif. Beberapa pembaruan yang dapat langsung dirasakan oleh pengguna dirangkum dalam 4 kunci perbaikan pada Windows 10:

  1. Windows 10 berjalan dengan cepat dan dengan tampilan familiarKembalinya tombol Start Menu, Taskbar dan Desktop, yang pada Windows 8 ditiadakan, membuat pengguna awam semakin mudah menggunakan Windows. Kehadiran Live Tile akan membuat pengguna selalu up-to-date dengan berbagai informasi yang relevan. Windows 10 juga didesain untuk kompatibel – dapat digunakan – dengan perangkat hardware, software dan aksesoris komputer yang sudah kita miliki. Ditambah lagi, Windows 10 akan selalu mendapatkan update dengan fitur baru dan tambahan keamanan secara berkala.
  2. Keamanan. Seperti yang dikutip dari blog Windows, disebutkan bahwa Windows 10 adalah versi Windows yang paling aman. Windows 10 memiliki Windows Defender dan Smart Screen untuk menghadapi serangan virus, malware dan phising. Windows Hello – sistem otentikasi biometrik – akan menyediakan keamanan terbaik tanpa perlu menggunakan kata kunci yang mudah terlupakan.
  3. Personal dan meningkatkan produktivitas. Windows 10 mengakomodasi interaksi menggunakan suara, pen, dan gesture serta memiliki Cortana, asisten pribadi digital, yang membuat pengguna lebih mudah menemukan informasi yang dinginkan (tersedia di negara tertentu). Dengan Snap dan Task View, mengorganisasikan desktop dan aplikasi dapat dilakukan dengan mudah. Kehadiran Continuum juga akan membuat Anda lebih produktif dalam menggunakan perangkat dengan sentuhan atau desktop.
  4. Pengalaman baru yang inovatif. Microsoft merilis Microsoft Edge, browser terbaru yang menawarkan pengalaman menggunakan web sekaligus mengubah browser menjadi alat yang produktif. Windows 10 memiliki aplikasi Xbox, yang dapat terkoneksi dengan Xbox One sehingga memudahkan para gamer untuk bermain. Windows 10 juga dilengkapi dengan Companion Phone App yang dapat menghubungkan Windows 10 dengan berbagai device smartphone serta aplikasi bawaan seperti Photos, Maps, Groove dan Movies & TV yang melengkapi keseharian Anda.

Peluncuran Windows 10 juga ditandai dengan kehadiran aplikasi populer yang sudah langsung dapat dinikmati di Windows Store. Aplikasi seperti Netflix, Flipboard, Mint.com serta aplikasi universal seperti Twitter, Hulu, USA TOday, Candy Crush juga akan segera hadir.

Trenologi akan membahas secara lebih mendalam fitur-fitur terbaru di Windows untuk memudahkan sobat Trenogoers mengenal hal-hal baru tersebut. Untuk sekarang, Happy Windows 10 Launch Day.