Tag Archives: Global Ventures Summit

Global Ventures Summit in Indonesia

Global Venture Summit | Silicon Valley Tours The World 2019 Stops in Bali this March!

The Global Ventures  Summit (GVS) event returns to Indonesia for the third edition. It will be held in Bali on March 27-29, 2019. As the previous event, GVS 2019 will focus on venture capital funding-for  stages from seed up to growth equity, and aims to make global capital more accessible around the world. GVS is the #1 global gathering with the highest chance of venture capital fund raising. With over 25 nationalities, 150 exhibitors this year and over 70 sepaking sessions. This GVS Bali 2019 edition is coming back strong.

During the GVS Tour in the last 10 months, 9 companies have raised over USD $25M during the days of the summit. More than 50 US venture funds will attending and over 150 global venture funds.

The Tour has stops in Mexico City, Los Angeles, Dubai, Riyadh, Luxemborug and Bali this year at the Sofitel Nusa Dua. Notable guests in GVS Jakarta 2018 included the Hollywood Actor and Investor Billy Zane, Lo Toney from Google Ventures and many more.

Ticketing Available on https://www.gvsummit.co/indo-tickets

All related parties in startup business will be invited, from venture capital, government, corporate, and media. Some guests are on the list, including Guy Kawasaki and Billy Zane (Sillicon Valley Venture Capitalist), Lisa Nelson (Microsoft Ventures), Yinglan Tan (Insignia Ventures), Nicko Widjaja (MDI Ventures), Jefrey Joe (Alpha JWC Ventures) and many more.

Regarding conference session, there are many interesting themes. First, focusing on the digital economy to have escalated by 2020 — compared to the current ecosytem. In addition, there is special session to discuss fostering more unicorns funding in Inonesia.

Some sectors are to be explored deeper, from fintech, edutech, logistics, to deep tech. Those sessions will be explained by Managing Partner of investor specialist who often raise funding for related startups.

GVS was started by Parkpine Capital and acts as an open platform for all funds to participate to connect the world’s fast growing tech companies with different sources of capital.

For those startup enthusiasts interested in this event, ticket is on sale, for participants or exhibitor. Register yourself to get a chance to meet and making network with global investors from Silicon Valley.

Further information: https://www.gvsummit.co/indo-tickets

Disclosure: DailySocial is a media partner of GVS 2018 Bali

Global Venture Summit 2019

Global Venture Summit 2019 Segera Diadakan di Bali

Pagelaran untuk startup Global Ventures Summit (GVS) akan kembali hadir di Indonesia. Kali ini akan diselenggarakan di Bali pada 27-29 Maret 2019 mendatang. Seperti rangkaian tahun lalu, GVS 2019 akan menyoroti banyak aspek tentang pendanaan startup, sekaligus diharapkan dapat memberikan peluang startup lokal untuk bertemu investor global.

Berbagai pihak yang berkepentingan dalam bisnis startup akan diundang, mulai dari venture capital, pemerintah, korporasi, hingga media. Beberapa nama yang sudah masuk ke dalan line-up termasuk Guy Kawasaki dan Billy Zane (Sillicon Valley Venture Capitalist), Lisa Nelson (Microsoft Ventures), Yinglan Tan (Insignia Ventures), Nicko Widjaja (MDI Ventures), Jefrey Joe (Alpha JWC Ventures) dll.

Ticketing Tersedia di https://www.gvsummit.co/indo-tickets

Mengenai sesi konferensi, disediakan berbagai tema yang cukup menarik. Pertama akan disorot mengenai ekonomi digital yang ditargetkan tahun 2020 akan berkembang — dibandingkan dengan kondisi ekosistem yang ada saat ini. Selain itu akan ada sesi khusus yang membahas tentang tantangan pendanaan di tahap awal untuk startup saat ini.

Beberapa sektor startup secara khusus juga akan didalami, mulai dari fintech, edutech, logistic, hingga deep tech. Sesi-sesi tersebut akan dibawakan Managing Partner dari investor spesialis yang sering memberikan pendanaan untuk startup terkait.

Bagi penggiat startup yang tertarik mengikuti acara ini, saat ini tiket masih dibuka, baik untuk partisipasi sebagai peserta maupun sebagai pengisi ruang pameran. Segera daftarkan diri untuk mendapatkan kesempatan bertemu dan berjejaring dengan investor global dari Silicon Valley.

Informasi lebih lanjut: https://www.gvsummit.co/indo-tickets

Disclosure: DailySocial merupakan media partner GVS 2019, Bali

BEKRAF berikan akses khusus bagi startup Indonesia di GVS 2018 / GVS

BEKRAF Ajak Startup Lokal Bergabung di Global Ventures Summit 2018

Menjadi mitra strategis dari Global Ventures Summit (GVS) 2018, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) berencana untuk “membawa” beberapa startup Indonesia terpilih mengikuti rangkaian acara tersebut. GVS merupakan rangkaian kegiatan tur yang diprakarsai oleh Parkpine Capital, bertujuan mempertemukan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 25-27 April 2018, bertempat di JW Marriott Jakarta.

Bagi pelaku startup di Indonesia, kesempatan untuk mendapatkan akses gratis dari BEKRAF masih terbuka. Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi formulir online berikut ini: https://bit.ly/2v7SZpS. Proses seleksi akan dilakukan langsung oleh tim BEKRAF dan startup yang terpilih akan dihubungi untuk diberikan tiket akses sesi conference dan matchmaking. Kesempatan baik bagi startup untuk bertemu dan berjejaring dengan para investor.

Tahun ini GVS membawa tema besar “Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets”, menghubungkan 100+ venture capital dan 200+ angel investor di empat kota yang disinggahi, yakni Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Beberapa lineup investor yang akan hadir termasuk Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList), Jay Eum (TransLink Capital), dan beberapa lainnya.

Untuk startup ada juga acara pitch battle, memperebutkan total hadiah US$50.000 dan kunjungan ke Silicon Valley. Rangkaian acara pitch battle di GVS dapat diikuti oleh tim yang terdiri minimal dua orang. Pitching yang dikumpulkan berupa business plan yang berhubungan dengan teknologi. Dalam sesi ini akan ada lima juri yang terdiri dari investor, pelaku startup dan figur bisnis lainnya. Setiap tim akan diberikan waktu 6 menit untuk mempresentasikan idenya, dan 3 menit untuk sesi tanya jawab dengan juri.

Informasi lebih lanjut tentang Global Ventures Summit 2018 dapat disimak melalui: http://www.gvsummit.co.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Global Ventures Summit 2018

Global Venture Summit kembali diadakan di Indonesia / GVS

GVS 2018 Hadir Kembali, Bawa Investor dari Silicon Valley untuk Startup Lokal

Global Ventures Summit (GVS) 2018 akan diadakan di Jakarta. Ini adalah kali kedua GVS singgah di sini, setelah kesuksesannya di tahun 2017 lalu di Bali, acara ini diprakarsai oleh Parkpine Capital. GVS merupakan rangkaian kegiatan tur untuk mempertemukan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 25-27 April 2018, bertempat di JW Marriott Jakarta.

Acara terbagi ke dalam dua agenda utama, yakni pemaparan workshop oleh pemateri ternama, dari kalangan investor, dan pitch battle yang memperebutkan total hadiah US$50.000 dan kunjungan ke Silicon Valley untuk bertemu dengan investor potensial. Acara ini turut menghadirkan pemateri dari dalam negeri untuk memberikan insight kondisi bisnis startup terkini, baik dari sudut pandang investasi, bisnis, dan regulasi.

Tahun ini GVS membawa tema besar “Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets”, menghubungkan 100+ venture capital dan 200+ angle investor di empat kota yang disinggahi, yakni Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Beberapa lineup investor yang akan hadir termasuk Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList), Jay Eum (TransLink Capital), dan beberapa pemateri lainnya.

GVS Pitch Battle

Rangkaian acara pitch battle di GVS dapat diikuti oleh tim yang terdiri minimal dua orang. Pitching yang dikumpulkan berupa business plan yang berhubungan dengan teknologi. Masing-masing kota akan dipilih satu pemenang. Dalam sesi ini akan ada lima juri yang terdiri dari investor, pelaku startup dan figur bisnis lainnya. Setiap tim akan diberikan waktu 6 menit untuk mempresentasikan idenya, dan 3 menit untuk sesi tanya jawab dengan juri.

​Selain itu peserta juga dapat mengikuti workshop khusus bertajuk “Silicon Valley Deck Workshop: Perfect Your Pitch” yang akan membahas hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam sebuah kegiatan pitching, mulai dari materi presentasi sampai dengan cara menyampaikannya.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran untuk acara Global Ventures Summit 2018 dapat disimak melalui situs resminya: http://www.gvsummit.co/tickets.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Global Ventures Summit 2018

Belajar Membangun Startup Sukses dari Serial Entrepreneur Silicon Valley Bill Reichert

Silicon Valley saat ini telah menjadi trend setter untuk semua teknologi dan inovasi terkini. Diinisiasi oleh tech enthusiast yang mulai merasa bosan dan jenuh dengan kebiasaan mengidolakan selebiriti Hollywood di AS pada tahun 70-an, inovasi hingga teknologi terkini telah dilahirkan dari kawasan ini. Salah satu entrepreneur senior yang sejak awal berkarir di Silicon Valley adalah Bill Reichert yang saat ini menjabat sebagai Managing Director Garage Technology Ventures, sebuah VC yang berbasis di Silicon Valley dan telah banyak menelurkan startup berkualitas.

Pengalamannya selama 20 tahun sebagai serial entrepreneur, dipaparkan secara detil saat acara Global Ventures Summit 2017 akhir pekan lalu. Berikut ini adalah 5 tips yang perlu dicermati oleh pelaku startup belajar dari Bill Reichert.

Jadilah inovator

Dulu, sebelum Silicon Valley eksis, berbagai macam produk hingga perangkat yang dibuat berangkat dari hasil penemuan. Berbagai ahli hingga pakar lebih memfokuskan kepada penemuan terkini yang berguna untuk orang banyak. Namun demikian kehadiran Silicon Valley telah mengubah semua kebiasaan tersebut dan beralih menjadi fokus kepada inovasi. Inovasi yang mendorong para pelaku startup untuk memberikan layanan atau produk terkini yang berfungsi dengan baik untuk orang banyak.

Investasi ke tim

Tips lainnya yang juga dibagikan oleh Bill Reichert adalah, pentingnya untuk membangun “unbalanced team” dalam sebuah startup. Yang dimaksud dari “unbalanced team” adalah, rekrut berbagai orang yang memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Sehingga tim tersebut bisa saling melengkapi dengan berbagai talenta dan kemampuan yang dimiliki. Jangan terlalu banyak merekrut satu tim tertentu saja, tempatkan dengan baik berbagai posisi krusial yang dibutuhkan oleh startup dan ciptakan kolaborasi yang positif antar tim.

Jangan takut gagal

Dunia startup sarat dengan ide yang disruptive dan out of the box. Terkadang dibutuhkan cukup waktu serta eksekusi yang sempurna agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Namun demikian ketika Anda sebagai pendiri startup merasa tidak mampu untuk menjalankan bisnis dan terpaksa harus menghentikan oprasional jangan putus asa. Kegagalan merupakan proses yang cukup normal dalam dunia startup. Dengan demikian Anda bisa belajar dari kesalahan dan mulai kembali membangun startup yang baru.

Luncurkan produk segera

Memiliki produk yang sempurna tentunya menjadi impian bagi semua startup, namun demikian untuk bisa menghasilkan produk atau layanan yang sempurna dibutuhkan waktu yang cukup lama, dan bisa berisiko terlambatnya produk tersebut dirilis. Jangan terlalu fokus kepada pengembangan hingga penyelesaian sebuah produk, jika produk Anda sudah siap dan bisa segera ditawarkan kepada publik. Produk akan menjadi ideal dan sempurna, ketika Anda mendapatkan feedback langsung dari pengguna.

Menjadi ‘enabler’ teknologi

Perusahaan sukses seperti Facebook, Google hingga Alibaba merupakan perusahaan sukses yang sepenuhnya memanfaatkan teknologi. Meskipun secara langsung ketiga perusahaan tersebut bukanlah perusahaan teknologi, namun dengan cara masing-masing mereka mampu menghadirkan layanan yang digunakan setiap harinya oleh orang banyak. Agar startup Anda bisa menjalankan bisnis dengan lancar, manfaatkan dengan baik teknologi yang sesuai dan tepat untuk layanan atau produk startup.

Mengupas Kendala Layanan Fintech dan Logistik E-Commerce di Indonesia

Hari terakhir kegiatan Global Ventures Summit 2017 membahas topik yang saat ini menjadi tren di Indonesia yaitu fintech dan e-commerce. Sebagai negara yang saat ini masih dikenal paling rendah literasinya terhadap finansial, hal tersebut masih menjadi kendala terbesar, terutama untuk layanan fintech lokal hingga asing yang ada di Indonesia.

Sesi diskusi yang dipandu Nayoko Wicaksono dari Plug n Play, Ninou Sarwono dari Capital Group, dan Simon Costello dari HaloMoney membahas tantangan yang dihadapi oleh layanan fintech di tanah air.

Kesulitan startup layanan fintech untuk scale-up

Tahun 2017 bisa dibilang merupakan tahun terbaik untuk layanan fintech di Indonesia. Makin maraknya layanan P2P lending, layanan keuangan dan lainnya hadir di Indonesia, menandakan potensi yang cerah bagi layanan fintech saat ini. Namun demikian bagi layanan fintech yang sudah menjalankan bisnisnya selama 1-2 tahun terakhir, saat ini mengalami kesulitan untuk melakukan scale up.

Selain scale up, kendala lainnya yang hingga kini masih dirasakan oleh semua layanan fintech di Indonesia adalah masih rendahnya rasa percaya atau trust dikalangan pengguna untuk melakukan pembayaran dan aktivitas keuangan lainnya melalui desktop dan aplikasi mobile. Di sisi lain Indonesia sendiri merupakan negara terbanyak yang masih belum memiliki akun rekening dan bank, dan minimnya kepemilikan kartu kredit.

“Saya melihat perbedaan tersebut terlihat dengan layanan fintech di AS yang lebih banyak didorong oleh pelaku startup, sementara di Indonesia operator telekomunikasi hingga bank, memiliki andil yang besar dan cukup agresif menghadirkan layanan fintech untuk pengguna,” kata Simon Costello.

Besarnya jumlah pengguna di operator telekomunikasi dan bank menjadi keuntungan lebih tentunya untuk memasarkan berbagai layanan yang ada. Simon menambahkan bahwa agar layanan fintech di Indonesia bisa eksis, harus fokus apakah ingin menjadi aggregator atau platform provider.

Dukungan pemerintah untuk layanan fintech

Layanan fintech selama ini selalu di asosiasikan dengan regulator, dalam hal ini OJK hingga Bank Indonesia. Agar semua pelaku startup yang menyasar layanan fintech bisa menjalankan bisnisnya dengan baik, dibutuhkan dukungan dan pengawalan yang cukup intensif dari regulator di Indonesia.

“Saat ini pemerintah Indonesia dan para regulator pada khususnya sudah mulai agresif membantu layanan fintech untuk menemukan formula dan regulasi yang tepat. Diharapkan nantinya akan lebih cepat dan aktif lagi regulator membuat keputusan serta kebijakan yang ada,” kata Ninou Sarwono.

Dilema layanan logistik di Indonesia

Muhamad Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Loren Sanchez dari Linio, Krishnan dari Fabelio

Hari terakhir GVS 2017 juga menghadirkan pemain e-commerce dari Meksiko yaitu Loren Sanchez dari Linio, Krishnan dari Fabelio dan Muhamad Fajrin Rasyid dari Bukalapak. Dalam perbincangan tersebut masing-masing membicarakan tentang kendala terkait logistik di Indonesia dan Meksiko yang ternyata tidak jauh berbeda.

Luasnya wilayah di Indonesia terkadang menyulitkan layanan e-commerce untuk melakukan pengiriman barang ke pelosok di Indonesia. Kesamaan lain yang diklaim Loren Sanchez dari Linio adalah model kemitraan yang diterapkan Bukalapak dengan pihak logistik.

“Kami memiliki kemitraan dengan 10 perusahaan logistik di Indonesia. Hal tersebut memudahkan pengguna yang dengan bebas memilih perusahaan logistik mana yang ingin digunakan untuk pengantaran barang,” kata Fajrin.

Senada dengan Bukalapak, Linio juga melakukan kemitraan dengan beberapa perusahaan logistik serta memberikan kebebasan untuk pengguna melakukan pengantaran sesuai dengan perusahaan logistik pilihan.

“Karena luasnya Meksiko, terkadang para kurir kesulitan menemukan alamat karena tidak dilengkapi dengan alamat yang jelas dan kode pos. Hal tersebut yang hingga kini kasih menjadi kendala terbesar kami,” kata Loren.

Masalah lain yang kerap dihadapi Bukalapak adalah masih banyaknya penjual yang memanfaatkan media sosial. Kebanyakan dari penjual tersebut banyak yang palsu, namun berhasil menarik perhatian pembeli dengan iming-iming harga yang murah dan produk yang beragam.

“Karena penjual palsu tersebut makin rendah kepercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan pembelian secara online. Hal tersebut secara langsung merugikan kami sebagai layanan e-commerce yang sepenuhnya membutuhkan kepercayaan publik,” kata Fajrin.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Ventures Summit 2017

Potensi Cerah Produk SaaS dan Makin Maraknya Kehadiran Investor Tiongkok di Indonesia

Memasuki hari kedua kegiatan Global Ventures Summit 2017, rangkaian acara lebih banyak diisi dengan penjabaran serta diskusi dari investor asing dan lokal. Venture capital lokal yang dihadirkan adalah Kejora Ventures dan Convergence Ventures. Ada pula VC asing seperti Wavemaker Partners yang memiliki beberapa portofolio di Asia Tenggara. Terdapat tiga hal yang menjadi sorotan dan disepakati oleh masing-masing investor tersebut, yaitu networking, SaaS dan pelokalan sebagai kunci kesuksesan membangun startup di Indonesia.

Kejora dan rencana ekpansi ke mancanegara

Sebagai salah satu venture capital dari Indonesia yang termasuk aktif membina startup lokal, Kejora Ventures memiliki rencana yang cukup agresif sepanjang tahun 2017. Salah satu rencana yang akan diwujudkan Kejora adalah menambah lebih banyak lagi kantor perwakilan Kejora di berbagai negara dan menambah jumlah partner dari Eropa, Korea Selatan, dan Thailand.

“Kami memang sedang menempatkan beberapa kantor oprasional di negara tujuan yang kami anggap memiliki potensi dan layak untuk ditempatkan kantor perwakilan, seperti yang baru kami lakukan di Bangkok baru-baru ini,” kata Managing Director Kejora Ventures Andy Zain.

Dalam proses pemilihan startup yang tepat di Indonesia, Andy dan tim melihat ke industri yang hingga kini masih belum disentuh oleh pemain lainnya. Contoh keberhasilan yang telah diterapkan Kejora adalah dengan menjadi salah satu venture capital yang serius mengembangkan layanan financial technology (fintech).

“Kami dari Kejora melihat nampaknya sudah cukup sulit untuk memasuki industri e-commerce di Indonesia. Dengan alasan itulah kami akhirnya memilih layanan fintech, HR dan logisitik yang menjadikan Kejora salah satu pionir di industri tersebut,” kata Founding Partner Kejora Group (Mountain Kejora Ventures) Sebastian Togelang.

Kekuatan networking untuk mendukung pertumbuhan startup

David Siemer dari Wavemaker Partners

Dalam beberapa diskusi yang digelar dalam cara GVS 2017 hari kedua, pentingnya networking saat membangun startup banyak disampaikan oleh para investor. Menurut Andy, sebaik apa pun ide yang dimiliki atau seberapa besar pendanaan yang didapatkan, tidak akan memberikan impact yang cukup baik jika tidak dibarengi dengan kemampuan untuk networking yang baik.

Kekuatan networking juga disinggung David Siemer dari Wavemaker Partners. Wavemaker adalah venture capital asal Amerika Serikat yang telah mendalami dunia startup di Asia Tenggara selama 10 tahun terakhir. Menurut Andrew, penggiat startup wajib mencermati seperti apa jaringan atau networking yang dimiliki oleh venture capital tersebut sebelum mendapatkan pendanaan. Jaringan tersebut seyogyanya akan memberikan keuntungan lebih kepada startup.

“Selain jaringan, hal lain yang harus diperhatikan oleh startup ketika memilih VC adalah siapa saja capital partner mereka, personality dari VC tersebut dan tentunya LP (limited partner).”

Potensi menjanjikan SaaS

Terkait dengan sektor yang paling menjanjikan untuk diinvestasikan di Indonesia, Adrian Li dari Convergence Ventures menyebutkan layanan atau produk Software as a Service (SaaS) tidak disangka memiliki potensi yang cukup cerah di Indonesia. Adrian juga menambahkan selain SaaS, sektor yang menarik untuk dikembangkan adalah mobile internet, O2O dan fintech.

“Awalnya saya tidak yakin dengan produk SaaS atau bisnis software di Indonesia, namun saat ini sudah banyak produk SaaS dan software tumbuh dengan baik di Indonesia,” kata Adrian.

Sementara itu menurut Andrew dari Wavemaker, produk SaaS di Asia Tenggara, nilai valuasinya masih sangat rendah. Namun hal tersebut tidak menjadikan sektor SaaS kurang diminati.

Kehadiran perusahaan dan VC Tiongkok di Indonesia

Adrian Li dari Convergence, Jefferson Chen dari GSR Ventures, Ian Goh dari 01VC

Salah satu topik menarik yang juga dibahas dalam acara GVS 2017 adalah kehadiran investor dan perusahaan raksasa asal Tiongkok seperti Alibaba ke Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang banyak dan kebiasaan konsumen yang tidak jauh berbeda dengan Tiongkok, Indonesia menjadi pasar yang menarik untuk dijajaki  investor Tiongkok.

Namun demikian, pelokalan masih menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan asing yang berencana masuk ke Indonesia. Hal ini ditegaskan Jefferson Chen dari GSR Ventures.

“Untuk menjalankan bisnis di Indonesia harus mengerti kultur dan pasar di Indonesia. Hal ini berlaku untuk semua bisnis dari luar negeri untuk selalu menempatkan tim lokal terlebih dahulu di Indonesia.”

Akuisisi yang dilakukan oleh Alibaba kepada Lazada, kolaborasi antara Emtek dengan Alipay juga membuktikan bahwa secara perlahan makin banyak investor asal Tiongkok yang mulai melirik pasar di Indonesia. Menurut Ian Goh, Founding Partner 01vc, diperkirakan akan lebih banyak lagi investor asal Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia.

“Saya melihat akan makin banyak Chinese capital masuk ke bisnis di Indonesia. Untuk itu masalah seperti kurangnya talenta yang berkualitas hingga minimnya kemampuan dan pengalaman dari pendiri startup harus diminimalisir,” kata Goh.


DailySocial adalah media partner Global Venture Summit 2017

Jembatani Venture Capital Asing dan Startup Lokal, Global Ventures Summit 2017 Resmi Dibuka

Kegiatan yang bertujuan untuk mempertemukan venture capital asal Silicon Valley dengan penggiat startup di Indonesia Global Ventures Summit 2017, secara resmi digelar di Bali. Dalam sambutannya, Founder GVS Ahmed Shabana mengungkapkan kegiatan yang pertama kali digelar di Indonesia ini akan memberikan kesempatan kepada pelaku startup lokal bertemu langsung dengan para investor asing, yang sebagian besar didominasi VC asal Silicon Valley.

Dalam sambutannya yang singkat tersebut, Shabana juga menegaskan agar momentum ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku startup, tech enthusiast, dan regulator untuk belajar dan mengenal lebih jauh kondisi terkini dan tren investasi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Pertumbuhan signifikan jumlah investor di Asia Tenggara

Di hari pertama, Global Ventures Summit 2017 yang akan berlangsung selama 3 hari (19 – 21 April) menghadirkan beberapa praktisi, akademisi, hingga brand, seperti Mohd Atasha dari Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), Prashant Gokarn dari Indosat Ooredoo, Oscar Ramos dari Chinaccelerator, dan lainnya.

Dalam presentasinya Mohd Atasha menyampaikan beberapa informasi menarik seputar tech scene di Malaysia. Sejak tahun 1997 – 2016, MDEC telah menggelontorkan investasi sebesar RM 304 miliar (lebih dari 920 miliar Rupiah). Diklaim banyak startup asal Malaysia yang sudah melakukan IPO hingga exit sepanjang tahun 2001-2015.

Hal menarik lain yang juga dibahas dalam kegiatan Global Ventures Summit hari pertama adalah terkait dengan masalah logistik hingga infrastruktur yang masih menjadi kendala terbesar di Indonesia. Menurut Richard L. Drobnick dari American Indonesian Chamber of Commerce, saat ini pemerintah Indonesia telah menunjukkan dukungan yang positif dengan menambah infrastruktur hingga fasilitas pendukung lainnya untuk mendukung ekosistem startup di tanah air.

Drobnick berharap akan lebih banyak inisiasi serta regulasi yang pasti dari pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan startup di Indonesia.

Hadir mewakili Chinaccelerator, Oscar Ramos memberikan presentasi yang menarik tentang popularnya media sosial di Tiongkok yang mampu mengalahkan media sosial raksasa asal Amerika Serikat seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya. Chinaccelerator sendiri selama ini dikenal sebagai investor yang hanya memfokuskan kepada startup lulusan program akselerator di Tiongkok.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Ventures Summit 2017

Global Venture Summit 2017 di Bali akan Datangkan Venture Capital dari Silicon Valley

Untuk kali pertama di Indonesia Global Venture Summit bakal digelar selama 3 hari di Bali (19-21 April 2017). Ajang internasional yang akan mempertemukan lebih dari 25 venture capital dari Silicon Valley, 50 lebih angel investor internasional, 100 lebih korporasi serta pelaku startup dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.

Kepada media hari ini (22/03) di Jakarta, Founder GVS Ahmed Shabana mengungkapkan, dipilihnya Bali sebagai lokasi GVS tahun ini diharapkan bisa menjadi ajang internasional dengan skala besar.

“Meskipun baru pertama kali digelar di Indonesia, namun kami pastikan semua venture capital, angel investor asal AS, Korea, Malaysia, Singapura hingga Tiongkok, adalah mereka yang benar-benar memiliki niat untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga pertemuan tersebut nantinya bisa membantu pelaku startup di Indonesia.”

Indonesia saat ini sudah menjadi pasar yang menarik untuk dijajaki terutama untuk kalangan investor internasional. Potensi tersebut merupakan salah satu alasan mengapa GVS pertama kali diadakan di Indonesia.

Selain sebagai ajang networking skala internasional, acara Global Venture Summit 2017 nanti juga akan diisi dengan kegiatan seperti panel diskusi, promosi startup dengan booth hingga pitch battle dengan hadiah uang tunai untuk startup yang beruntung.

“Kami telah menyiapkan sekitar 30 keynotes dan diskusi panel untuk acara tersebut yang diisi oleh speaker terkemuka dari mancanegara seperti Justin Kan dari Y Combinator, Dave McClure dari 500 Startup hingga Indonesia, di antaranya adalah Nadiem Makarim, Achmad Zaky dan Nicko Wijaya dari MDI,” kata Ahmad.

Didukung oleh Kejora Ventures

Turut hadir dalam acara tersebut Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang, dalam hal ini Kejora Ventures sebagai salah satu pendukung acara melihat ajang GVS 2017 merupakan kesempatan yang sangat baik untuk dimanfaatkan oleh semua startup yang berada dalam bimbingan Kejora Ventures dan startup lainnya.

“Saya sudah menunggu sejak lama kapan para VC hingga angel investor dari Silicon Valley datang ke Indonesia, dengan acara GVS 2017 tentunya bisa membuka pintu lebih lebar kepada pelaku startup lokal untuk mempromosikan startup secara global.”

Agar relasi yang telah terbina nantinya tetap terjaga, GVS 2017 yang menjadi langkah awal untuk mempertemukan VC internasional ke Indonesia, akan dilanjutkan tahun mendatang dengan menggelar kegiatan GVS setiap tahun.

“Tentunya kita tidak ingin kegiatan GVS hanya menjadi kegiatan yang sia-sia usai GVS digelar, untuk itu kita akan terus melakukan pendekatan dan menjaga hubungan baik dengan pelaku startup, investor lokal hingga pemerintah secara berkelanjutan,” pungkas Ahmad.

Global Ventures Summit 2017 Akan Sajikan Sensasi Silicon Valley di Bali

Pagelaran Global Ventures Summit (GVS) akan segera dihelat untuk pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 19-21 April 2017 mendatang bertempat di Nusa Dua Convention Center Bali. Sekurangnya akan ada 25 venture capital, 50 angel investor dan 100 startup yang akan turut serta dalam acara ini. Global Ventures Summit 2017 mencoba membawa sensasi Silicon Valley ke Indonesia. Untuk pendaftaran ke rangkaian acara ini masih dibuka, bisa didapat melalui tautan berikut http://www.gvsummit.co/application-form.

Founder GVS Ahmed Shabana menyampaikan salah satu alasan mengapa penyelenggaraannya di Indonesia karena ia meyakini bahwa generasi unicorn selanjutnya adalah di Asia dan Indonesia memiliki kesempatan untuk memiliki pertumbuhan signifikan dalam bisnis startup digital. Untuk mengakselerasi pertumbuhan tersebut, keterlibatan Silicon Valley dibutuhkan, khususnya para venture capital, guna memberikan “bahan bakar” bagi pertumbuhan perusahaan.

Manfaat mengikuti GVS 2017 bagi startup

Salah satu agenda yang akan dijalankan pada GVS 2017 adalah “GVS Pitch Battle”, sebuah kompetisi singkat bagi startup untuk memenangkan hadiah berupa uang tunai dan kesempatan berkunjung ke Silicon Valley. Hanya para startup terpilih saja yang berhak mengikuti kompetisi ini, dan pendaftarannya masih dibuka. Startup terpilih tersebut nantinya juga akan diberikan dua tiket gratis untuk mengikuti rangkaian acara GVS 2017 di Bali.

Selain itu bagi para startup yang berminat juga dapat mengikuti ajang pameran di GVS Exhibition. Menjadi kesempatan menarik karena para rekanan venture capital seperti dari 500 Startups, Fenox Venture Capital, Y Combinator, MDI Ventures, dan banyak lagi akan hadir memeriahkan acara tersebut. Sangat terbuka kesempatan untuk bermitra dengan para investor ataupun sesama penggiat startup lain.

Menyajikan puluhan pemateri panel diskusi terbaik dalam bidang startup digital

Ada sekitar 30 sesi keynote dan diskusi panel terbuka untuk para peserta GVS 2017. Para pemateri yang dihadirkan termasuk dari jajaran investor internasional, investor lokal, pemain startup regional dan startup-startup terbaik di Indonesia. Pembahasan mulai tentang investasi, regulasi, pematangan startup hingga kiat untuk mencapai unicorn akan menjadi tema pembahasan dalam berbagai diskusi yang digelar.

Nama-nama seperti Nadiem Makarim, Achmad Zacky, Nicko Widjaja, Shinta Dhanuwardoyo, dan beberapa lainnya mengisi line-up pemateri lokal. Sedangkan Vishal Harnal (500 Startups), Christine Herron (Intel Capital), Anis Uzzaman (Fenox Venture Capital), Mat Ward (Helpster) dan beberapa penggiat startup lain akan mengisi line-up pemateri regional dan internasional.

Ragam kesempatan untuk mengikuti acara ini masih terbuka, baik sebagai peserta, mengisi pameran hingga mengikuti kompetisi. Info lebih lanjut dan pendaftaran dapat diakses di laman resmi GVS 2017. Dan untuk pendaftaran ke acara, dapat mengisi formulir berikut: klik tautan ini.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Ventures Summit 2017 Bali