Tag Archives: global web index

[Infografik] Tren Konsumsi Media Selama Pandemi Berdasarkan Usia Konsumen

Sulit membayangkan bagaimana jadinya seandainya pandemi COVID-19 terjadi 20 atau bahkan 30 tahun yang lalu. Internet kala itu belum se-mainstream sekarang, dan layanan streaming macam Netflix maupun Spotify belum eksis.

Skenario khayalan ini sejatinya bisa kita jadikan bahan untuk mensyukuri keadaan sekarang. Sesulit apapun masa swakarantina yang kita hadapi, kita masih punya begitu banyak akses ke beragam jenis media, baik untuk mencari informasi atau menghibur diri.

Cara kita mengonsumsi berbagai bentuk media selama pandemi tentu berbeda-beda, dan ini ternyata bisa dikategorikan berdasarkan usia. Global Web Index belum lama ini melakukan survei terhadap hampir 4.000 orang di Amerika Serikat dan Inggris dengan rentang usia 16 – 64 tahun. Datanya kemudian disadur menjadi infografik yang sangat apik oleh Visual Capitalist.

Media Consumption Gen Z

Kita mulai dari yang paling muda, yakni Gen Z (16 – 23 tahun). Seperti yang bisa kita lihat, lebih dari separuh mengaku menonton lebih banyak konten video online sejak pandemi melanda. Layanan streaming film menjadi jenis media andalan kedua buat mereka, disusul oleh video game, layanan streaming musik, dan siaran TV tradisional.

Media Consumption Millenials

Tren serupa juga ditunjukkan oleh kalangan Millenial (24 – 37 tahun). Menariknya, generasi ini adalah yang konsumsinya paling merata, alias tidak ada satu jenis media yang benar-benar mendominasi sangat jauh. Platform video online seperti YouTube atau TikTok masih berada di urutan pertama, diikuti oleh layanan streaming film dan musik.

Milennial bisa dibilang merupakan generasi yang paling haus informasi. Ini terbukti dari besarnya konsumsi mereka terhadap media online, podcast dan radio. Kendati demikian, ketertarikan Millenial terhadap video game tetap tidak kalah dari kalangan Gen Z.

Media Consumption Gen X

Lanjut ke kalangan Gen X (38 – 56 tahun), mereka adalah konsumen terbesar saluran TV tradisional, bahkan jauh melebihi konsumsi platform video online. Setelah TV, radio merupakan medium terpopuler kedua di kalangan Gen X, sama porsinya seperti layanan streaming film.

Media Consumption Baby Boomer

Tanpa harus terkejut, generasi Baby Boomer (57 – 64 tahun) juga paling memercayakan saluran TV tradisional ketimbang medium lainnya. Pada kenyataannya, cara mereka mengonsumsi media adalah yang paling sedikit berubah selama pandemi berlangsung.

Balik ke gagasan di awal, kalangan Millenial dan Gen Z bakal menjadi yang paling kesulitan di masa pandemi seandainya tidak ada internet. Tidak terlalu mengejutkan mengingat sebagian besar dari mereka memang belum lahir pada skenario khayalan tersebut.

Quarantine Internet Activities

Seandainya tidak ada internet, apa saja aktivitas yang bakal hilang dari keseharian kita selama masa pandemi? Jawabannya bisa kita temukan pada infografik terakhir ini, dan yang paling berkurang drastis adalah aktivitas mencari informasi seputar wabah COVID-19, kecuali Anda masuk kalangan Gen Z, yang ternyata lebih banyak menghabiskan waktu untuk streaming musik.

Sumber: Visual Capitalist. Gambar header: Mollie Sivaram via Unsplash.

Global Web Index Data Shows Indonesia is Still the King of Social Media 2014

Indonesia is crowned the king of social media 2014 in the Global Web Index’s “15 Trends for 2015”. Not in term of total number of users, but in the percentage of three most popular social media account possession. Not a surprise, since 96% of Indonesian internet users own at least one Facebook account, 84% of them possess a Twitter account, and 83% of them have at least one Google+ account. No other countries on earth can level with it. Continue reading Global Web Index Data Shows Indonesia is Still the King of Social Media 2014

Data Global Web Index Tunjukkan Indonesia Masih Jawara Media Sosial di Tahun 2014

Meskipun Indonesia bukan pengguna terbesar di berbagai media sosial dalam hal populasi, data yang dikumpulkan Global Web Index dalam laporan “15 Trends for 2015″ menunjukkan bahwa pengguna Indonesia masih menjadi jawara media sosial di tahun 2014 karena tingginya angka kepemilikan akun media sosial. Persentase kepemilikan akun media sosial untuk tiga media populer adalah yang terbesar secara global.

Menurut data tersebut, Indonesia memimpin persentase pengguna media sosial untuk Facebook, Twitter, dan Google+. Disebutkan bahwa 96% pengguna Internet di Indonesia memiliki akun Facebook, 84% memiliki akun Twitter, dan 83% memiliki akun Google+. Tidak ada negara lain di dunia yang sedominan Indonesia untuk hal persentase kepemilikan akun media sosial terhadap jumlah pengguna Internet.

GWI

Vietnam misalnya memiliki angka kepemilikan akun Facebook dan Google+ yang tinggi, tapi Twitter tidak populer di negara tersebut. Sebaliknya Saudi Arabia memiliki minat kepemilikan akun Twitter yang sangat tinggi, sementara untuk Facebook dan Google+ tidak mendominasi, meskipun masih tercakup dalam deretan 10 besar dunia.

Secara umum, kebanyakan pengguna media sosial terletak di negara-negara berkembang Asia dan Amerika Selatan yang memiliki banyak penduduk berusia muda, sementara ada kecenderungan persentase kepemilikan akun media sosial yang lebih rendah untuk negara-negara maju. Yang menarik, Jepang yang cenderung rendah dalam kepemilikan akun media sosial malah menunjukkan Twitter sedikit lebih populer ketimbang Facebook.

Angka rendah ditunjukkan Tiongkok mengingat kebanyakan media sosial asing diblok oleh pemerintah dan hal tersebut menyuburkan kehadiran media sosial lokal.

[Gambar header: Social Media via Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Data Global Web Index Tunjukkan Indonesia Masih Jawara Media Sosial di Tahun 2014

Global Web Index: Data Persentase Kepemilikan Akun Media Sosial untuk Facebook, Google+, dan Twitter untuk setiap negara di tahun 2014

Meskipun Indonesia bukan pengguna terbesar di berbagai media sosial dalam hal populasi, data yang dikumpulkan Global Web Index dalam laporan “15 Trends for 2015” menunjukkan bahwa pengguna Indonesia masih menjadi jawara media sosial di tahun 2014 karena tingginya angka kepemilikan akun media sosial. Persentase kepemilikan akun media sosial untuk tiga media populer adalah yang terbesar secara global.

Continue reading Data Global Web Index Tunjukkan Indonesia Masih Jawara Media Sosial di Tahun 2014

BlackBerry Messenger is the Most Popular Instant Messaging App in Indonesia during 2014

Google Indonesia compiled the most popular search during 2014. According to the Google Trends, BlackBerry was the most wanted instant messaging throughout the year, beating last year’s champion WhatsApp Messenger as the runner-up and Line in the third place. Now this is interesting, considering that XL Axiata (XL) and Global Web Index (GWI) declared WhatsApp as the most popular chat app in Indonesia. Continue reading BlackBerry Messenger is the Most Popular Instant Messaging App in Indonesia during 2014

WeChat Focus on Upgrading User Experience and Adding More Local Contents in 2015

China-based popular instant messaging platform WeChat introduced its two new features called “Sight” and “Mojime” yesterday (27/11). Those two are already available on WeChat’s latest version, 6.0, for both iOS and Android. By next year, WeChat aims to build more effective partnership with MNC to add more local content and upgrade the user experience. Continue reading WeChat Focus on Upgrading User Experience and Adding More Local Contents in 2015

Pengguna Aplikasi Messaging Populer di Indonesia Gemar Berbelanja Online

GlobalWebIndex (GWI) kembali mengeluarkan riset terbarunya mengenai penggunaan aplikasi mobile messaging. Penelitian tersebut mengungkap bahwa telah terjadi peningkatan pengguna aplikasi messaging di Indonesia hingga 45 persen sejak tahun 2013 hingga tahun 2014. Data yang paling menarik bagi para pelaku e-commerce adalah lebih dari 50 persen pengguna tiga besar aplikasi messaging di Indonesia ternyata aktif berbelanja online.

Peningkatan pesat pengguna aplikasi messaging ini disebabkan perubahan pola komunikasi publik secara online. Media sosial masih tetap primadona, tetapi belakangan orang lebih sering menjadi pengguna pasif, dalam artian mereka tetap membuka media sosial tetapi sudah tidak terlalu sering lagi menggunakannya sebagai alat komunikasi, misalnya ngobrol di wall Facebook, berbalas Twitter, dan lain-lain. Komunikasi mulai berpindah ke aplikasimessaging yang sifatnya lebih pribadi.

Menurut hasil penelitian GWI, ada tiga alasan utama mengapa layanan pesan instan berbasis mobile menjadi begitu populer. Pertama menurut 45 persen responden, layanan ini bebas biaya. Di urutan kedua, layanan pesan lebih cepat ketimbang SMS untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat mereka. Terakhir, layanan ini banyak digunakan kawan-kawan mereka.

“Aplikasi pesan mobile telah menjadi tingkat pertumbuhan yang utama di kalangan generasi muda, karena orang yang menggunakan social networkinglebih pasif menjadikan layanan pesan sebagai cara cepat berkomunikasi,” ujar Head of Trends di GlobalWebIndex Jason Mander.

Data GWI mengatakan bahwa 86 persen pengguna Internet di Indonesia memiliki smartphone. Uniknya 46 persen, atau hampir setengah dari mereka, mengaku merasa lebih nyaman tidak membawa dompet ketimbang tidak membawa ponsel.

Banyak hal yang bisa dilakukan individu di ponselnya, sebagian besar untuk berkomunikasi dengan orang terdekat dan di dunia luar. Meski masih mengaku tetap mengunjungi akun media sosial miliknya, seperti Facebook, Twitter, Google+, Instagram, dan YouTube, kebanyakan dari mereka hanya berperan sebagai pengguna pasif. Tidak mem-posting sesuatu, berkomentar, ataupun melakukan percakapan melalui media sosial yang mereka miliki.

Saat ini orang lebih memilih untuk aktif di layanan pesan mobile. GWI juga mengeluarkan data bahwa pada Q3 2014, sebanyak 78 persen pengguna Internet berselancar melalui perangkat ponsel mereka.

Di Indonesia sendiri, Whatsapp masih menjadi yang paling populer dengan meraup 34 persen dari total pengguna, disusul Facebook Messenger sebanyak 28 persen, WeChat 18 persen, Skype 18 persen, dan Line 16 persen. Menariknya BlackBerry Messenger (BBM) yang dulu populer malah tidak lagi masuk di dalam daftar.

GWI data 3

WeChat adalah aplikasi dengan pertumbuhan pengguna terbesar sepanjang 2013-2014 denngan capaian 895 persen, dikuti WhatsApp 113 persen dan Facebook Messenger sebanyak 112 persen.

WeChat menjadi layanan paling populer dan paling banyak digunakan oleh anak muda usia 16 hingga 24, sedangkan Facebook Messenger paling banyak digunakan dewasa muda usia 25 hingga 34 tahun. WhatsApp sendiri digunakan oleh mayoritas pengguna di rentang usia 35 hingga 44 tahun.

GWI Data 2

Nah, riset ini juga mengukur tingkat keaktifan para pengguna aplikasi messaging untuk melakukan belanja online. Hasilnya, pengguna WeChat adalah yang paling tinggi dan data mengatakan 62 persen pengguna WeChat gemar berbelanja online.

Di posisi dua ada Facebook Messenger yang sekitar 60 persennya mengaku berbelanja online. Di tempat ketiga ada WhatsApp, yang 55% penggunanya adalah pembelanja online.

GWI Data 1

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan diti tulisan. 

Riset Global Web Index: Indonesia Negara Terbesar Pengakses Jaringan VPN

vpn-mouse

Laporan terbaru dari lembaga riset Global Web Index (GWI) baru-baru ini menunjukkan data yang menarik soal perilaku pengguna internet di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kali ini bukan soal minat pasar Indonesia terhadap suatu produk atau tren yang sedang berkembang di industri digital, namun laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai pasar pengguna yang paling tinggi dalam pemanfaatan jaringan akses Virtual Private Networks (VPN). Continue reading Riset Global Web Index: Indonesia Negara Terbesar Pengakses Jaringan VPN

Google Plus Sekarang Merupakan Jejaring Sosial Paling Aktif Nomor Dua Setelah Facebook

Global Web Index merilis laporannya tentang platform sosial dan jumlah pengguna aktifnya di kuartal keempat 2012. Seperti biasa, Facebook mendominasi daftar ini di berbagai sisi, tapi layanan apa yang berada di posisi kedua? Menurut laporan tersebut, Google Plus (Google+) memiliki pengguna aktif paling banyak setelah Facebook, diikuti oleh YouTube dan Twitter. Posisi sepuluh besar berikutnya dikuasai oleh layanan asal Cina, di mana LinkedIn menjadi satu-satunya layanan global di jajaran posisi enam hingga sepuluh.

Continue reading Google Plus Sekarang Merupakan Jejaring Sosial Paling Aktif Nomor Dua Setelah Facebook