Setelah harga Rift serta Vive diumumkan, kini perhatian tertuju pada Sony dan PlayStation VR mereka. Ada beberapa alasan mengapa virtual reality tidak murah. Pertama, konsumen harus mempersiapkan hardware yang mampu mendukungnya. Lalu aksesori kendali juga tidak kalah penting. Menariknya, ada indikasi Sony tidak cuma mengandalkan DualShock 4 saja.
User NeoGAF bernama Rösti melaporkan bahwa perusahaan video game berbasis Tokyo itu telah mengajukan tiga buah paten input kendali untuk digunakan bersama headset PlayStation VR. Paten tersebut meliputi Thumb Controller, Glove Interface Object, dan ‘sistem serta metode buat menyediakan feedback bagi pengguna yang sedang berinteraksi dengan konten digital’.
Di antara ketiga paten tersebut, Glove Interface Object paling menarik. Berdasarkan rangkuman penjelasan Sony, periferal ini memungkinkan user berinteraksi dengan video game. Mengacu pada gambar-gambar yang telah dipublikasi, aksesori berbentuk sarung tangan itu memberi kemampuan pada sistem buat menterjemahkan pose tangan menjadi input; contohnya, dengan mengacungkan jempol dan telunjuk, aplikasi membacanya sebagai pistol.
Melihat secara lebih teknis, sarung tangan memanfaatkan sensor flex untuk mengindentifikasi jari. Dari sana, sebuah modul komunikasi akan menyalurkan data dari sensor ke device komputasi utama supaya perangkat dapat mengetahui posisi dan pose jari. Kemudian sistem segera me-render tangan kita di dunia virtual, menampilkannya di head-mounted display.
Menariknya lagi, Glove Interface Object kemungkinan juga akan dibekali pressure sensor, diletakkan di sejumlah lokasi misalnya ujung jari atau telapak tangan, fungsinya adalah mendeteksi besar kecilnya tekanan. Terdapat pula touch switch agar sarung tangan bisa mengetahui saat permukaannya saling bersentuhan – misalnya sewaktu jempol menyentuh jari lain.
Premisnya memang sangat menarik, dan berpotensi menyaingi Oculus Touch atau controller Vive, tapi Sony bukanlah produsen pertama yang mengusung aksesori kendali mirip sarung tangan. 27 tahun silam, Nintendo pernah meluncurkan Power Glove. Diracik untuk melengkapi NES, Power Glove memperoleh kesuksesan di awal pengenalannya. Namun karena keterbatasan teknologi dan hanya ditopang dua permainan, ia gagal secara komersial.
Implementasi teknologi serupa berpeluang memberikan alternatif terbaik atas solusi input virtual reality. Namun buat sekarang, kita hanya bisa menunggu dengan sabar sampai Sony mengungkapnya lebih resmi. Perlu Anda tahu, pengajuan paten telah dilakukan sejak bulan September serta Oktober 2014, dan baru dipublikasi pada 25 Februari 2016 kemarin.
Via IGN.