Tag Archives: GM

Unreal Engine Kini Dipakai untuk Mengembangkan Sistem Infotainment Mobil

Sebagian besar dari kita mungkin tidak terlalu terkejut mengetahui peran Unreal Engine dalam proses produksi serial The Mandalorian. Namun saya yakin tidak ada yang menyangka game engine tersebut juga bisa dipakai untuk mengembangkan sistem infotainment milik mobil.

Kalau game Stardew Valley saja bisa dimainkan lewat dashboard milik mobil Tesla, semestinya skenario sebaliknya pun juga dapat diwujudkan. Menurut Epic Games sendiri, sebagian besar fungsionalitas yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem human-machine interface (HMI) – istilah yang Epic pakai untuk sistem infotainment mobil – memang sudah tersedia di Unreal Engine sejak lama, sehingga pada dasarnya cuma tinggal dikemas secara lebih proper saja.

Apa yang perlu dilakukan Epic sekarang hanyalah menarik perhatian produsen mobil, dan rupanya mereka sudah punya satu klien besar: General Motors (GM). Mobil pertama yang akan hadir mengusung sistem infotainment yang dibuat menggunakan Unreal Engine ini adalah Hummer versi elektrik, yang sudah dijadwalkan untuk menjalani debutnya pada tanggal 20 Oktober mendatang.

Apa saja sebenarnya keuntungan memakai Unreal Engine untuk mengembangkan sistem infotainment mobil? Menurut Epic, salah satunya adalah bagaimana desainer bisa memiliki peran yang lebih besar dan tidak selamanya harus bergantung pada engineer. Jadi semisal tim desainer sedang menguji tampilan sistemnya di dashboard mobil, mereka juga bisa menerapkan sejumlah penyesuaian secara langsung di situ.

Lalu seandainya mereka sedang tidak punya akses ke prototipe mobilnya, tampilan sistemnya juga dapat dilihat melalui iPad atau tablet Android dengan mudah karena Unreal Engine memang merupakan sebuah software yang sifatnya cross-platform. Singkat cerita, Unreal Engine menawarkan peningkatan efisiensi dalam pengembangan sistem infotainment mobil.

Bagi kita sebagai konsumen, Unreal Engine juga dapat mendatangkan sejumlah keuntungan, seperti misalnya waktu loading awal sistem infotainment yang lebih cepat, sebab tidak semua porsi software-nya harus dimuat dari awal.

Tanpa harus terkejut, sistem infotainment yang ditenagai Unreal Engine juga tentu saja dapat menampilkan visual yang sangat berkualitas, dan ini cukup krusial dalam skenario seperti ketika sistem menampilkan kondisi 360° di sekitar mobil berbekal teknologi ADAS (advanced driver-assistance system) yang tersematkan.

Epic melihat potensi Unreal Engine sebagai development platform untuk sistem infotainment mobil ini bakal semakin besar ke depannya, persisnya ketika teknologi kemudi otomatis yang menyeluruh (Level 5) sudah benar-benar terwujudkan. Di titik itu, kelengkapan sistem hiburan bakal menjadi salah satu faktor penentu utama konsumen membeli mobil, sebab mereka tak lagi perlu menyetir dan ingin memanfaatkan waktu luangnya selama dalam perjalanan.

Entah itu streaming video, bermain video game, atau berkomunikasi via video call, fitur-fitur ini bakal menjadi incaran konsumen saat mobil sudah tak lagi dilengkapi setir, dan di situlah Epic melihat potensi besar pengaplikasian Unreal Engine.

Sumber: The Verge dan Epic Games.

[Review] Lensa Sony FE 24mm F1.4 G Master, Tajam dari Ujung ke Ujung

Sony tak lagi sendiri, rival yang sepadan di pasar mirrorless full frame telah datang dari Nikon, Canon, dan Panasonic. Ya, Sony akhirnya mendapat persaingan dan perang mirrorless full frame yang sesungguhnya baru dimulai.

Sony yang telah memulai sejak lima tahun lalu, tepatnya pada tahun 2013 memang lebih ‘matang’ dengan pilihan body kamera full frame dan lensa lebih beragam.

Lini Alpha A7 misalnya, terdiri dari tiga varian yakni A7 dan A7R yang sudah sampai pada generasi ketiga. Sementara, A7S baru sampai generasi kedua.

Sony juga punya ‘senjata’ lain yang mematikan yakni A9 series yang memiliki performa melampaui DSLR. Selain itu, jumlah lensa native untuk full frame E-mount (FE) mencapai 30.

review-lensa-sony-fe-24mm-f14-gm

Lensa terbaru yang belum lama diumumkan di Indonesia ialah lensa Sony FE 24mm f/1.4 G Master (model SEL24F14GM). Lensa fix wide angle dengan bukaan besar ini dibanderol Rp22.999.000.

Saya telah mengujinya selama kurang lebih satu bulan dengan body Sony Alpha A7 III. Dengan sudut pandang yang luas, lensa ini tentunya sangat ideal untuk memotret foto landscape, arsitektur, hingga portrait. Berikut review lensa Sony FE 24mm f/1.4 G Master selengkapnya.

Desain Ringkas dengan Kontrol Intuitif

Salah satu kelebihan lensa fix adalah ukurannya yang ringkas. Pun demikian dengan lensa FE 24mm F1.4 ini, memiliki diameter filter 67mm, dengan dimensi 75,4×92,4mm, dan bobot 445 gram.

Focal length 24mm ini setara dengan 36mm di sensor APS-C dan menyuguhkan sudut pandang 84 derajat. Jarak fokus minimumnya 0,24m, dengan perbesaran 0,17 kali, aperture maksimum F1.4, dan minimum F16.

review-lensa-sony-fe-24mm-f14-gm

Pada body lensa, dapat dijumpai dua ring untuk mengatur aperture dan fokus. Mekanisme aperture lensanya memiliki 11 bilah dengan circular design, bokeh utuh yang natural dan indah pun bisa dengan mudah diperoleh.

Di sebelah kanan agak ke bawah terdapat aperture click switch. Untuk still photography, bila ‘click‘ diaktifkan akan memberikan tactile feedback saat mengatur nilai aperture.

Sementara untuk videography, ‘click‘ bisa dinonaktifkan sehingga memungkinkan beralih aperture secara mulus saat merekam video.

Ring fokusnya sendiri menggunakan bahan karet dan diklaim tetap mudah dikontrol meskipun dalam suhu rendah. Lensa ini memang didesain tahan terhadap debu dan lembap, build quality-nya sangat solid. Jadi, bisa diajak untuk pemotretan outdoor maupun kondisi ekstrim.

review-lensa-sony-fe-24mm-f14-gm

Selain itu, di sebelah kanan terdapat tuas untuk beralih ke auto focus (AF) dan manual focus (MF) atau sebaliknya dengan cepat. Serta, tombol focus hold untuk mengunci fokus yang diinginkan.

Bagi yang kerap menggunakan mode manual saat memotret, kontrol terintegrasi yang melekat pada lensa ini sangat memudahkan pengoperasian kamera lebih cepat. Jadi, Anda bisa lebih fleksibel dan fokus menangkap momen.

 

Fitur dan Spesifikasi

review-lensa-sony-fe-24mm-f14-gm

Lensa FE 24mm f/1.4 GM ini menggunakan desain optik baru yang mampu menangkap detail dengan resolusi tinggi pada seluruh frame, bahkan pada aperture f/1.4.

Jadi, bekerja optimal pada Sony Alpha A7R yang mengusung resolusi tinggi 42,4-megapixel maupun kamera full frame Sony berikutnya. Ya, karena lensa ialah sebuah investasi.

Lensa ini menggunakan sistem drive fokus DDSSM (Direct Drive SSM), sehingga kinerja auto focus-nya lebih cepat dan senyap. Dalam lensa ini berisi 13 elemen dalam 10 grup.

Di antaranya ada dua elemen XA (Extreme Aspherical) dan tiga elemen ED (Extra-low-Dispersion) untuk meredam aberasi kromatik secara efektif dan meminimalkan sagittal flare sehingga titik sumber cahaya dapat direproduksi secara akurat sebagaimana aslinya.

Lapisan Nano AR Coating juga digunakan untuk mengurangi pantulan yang dapat menyebabkan silau (flare) dan bayangan (ghosting) secara efektif.

Hasil fotonya memang sangat tajam dari ujung ke ujung dan minim distorsi. Berikut hasil bidikan dari lensa Sony FE 24mm f/1.4 GM dengan body kamera Sony Alpha A7 III:

Verdict

Sebagai lensa wide angle, lensa premium lini G Master ini tentu serba guna untuk beragam jenis still photography maupun videography dan yang pasti sangat menantang. Dimensinya ringkas dan cukup ringan, mudah dibawa dan disimpan ke dalam tas kamera.

Bukaan yang besar juga membuat lensa ini ideal untuk penikmat foto di malam hari. Bokeh yang bulat utuh dan lembut pun bisa dengan mudah didapat.

Saya melihat, bila dulu focal length 35mm menjadi favorit para fotografer pro. Kini, mulai banyak yang beralih ke lensa 24mm yang lebih lebar untuk landscape maupun portrait.

Buat saya, pengalaman menggunakan lensa ini sangat menyenangkan. Namun ukuran yang ringkas dan kualitas yang disuguhkan juga sepadan dengan harganya yang mencapai Rp23 juta. Tetapi, Anda tidak akan kecewa dengan kualitas foto yang dihasilkannya.

Sparks

  • Aperture click switch yang intuitif
  • Ukuran ringkas dan build quality solid
  • Hasil tajam dari ujung ke ujung
  • Minim distorsi

Slacks

  • Harga relatif tinggi

General Motors Sedang Kerjakan Sepeda Elektrik

Sepeda elektrik bukanlah suatu terobosan baru yang pantas menjadi sorotan di tahun 2018. Namun lain ceritanya kalau nama sebesar General Motors sudah mengungkapkan rencananya untuk ikut bermain di segmen ini.

Ya, perusahaan yang membawahi banyak merek-merek mobil asal Amerika Serikat tersebut menyingkap bukan cuma satu, tapi dua sepeda elektrik yang bakal mereka buat. Satu merupakan sepeda lipat, dan satu lagi berukuran ringkas.

GM ebike

GM tampaknya tidak mau main-main, sebab mereka mengerahkan tim yang mengerjakan mobil elektriknya dalam merealisasikan proyek ini. Sayangnya sejauh ini belum ada detail yang merinci mengenai apa saja yang bakal ditawarkan oleh sepeda elektrik ini.

Namanya pun belum ada; GM bahkan mengadakan sayembara untuk menamai sepeda elektrik buatannya ini. Kendati demikian, gambar render-nya ini setidaknya bisa menunjukkan kira-kira seperti apa sepeda elektrik hasil karya tim pengembang mobil elektrik.

GM ebike

Bisa dilihat bahwa motor elektriknya diposisikan di tengah, tepat di atas pedal, bukan di roda belakang seperti pada umumnya. Baterainya pun disembunyikan di rangka sepeda di atas motor elektriknya, sehingga center of gravity bisa diminimalkan layaknya mobil-mobil elektrik yang modul baterainya diposisikan di bagian lantai mobil.

Untuk model sepeda lipatnya, tampak ada sebuah handle yang terintegrasi agar lebih mudah dipindahkan dalam posisi terlipat. Selebihnya, fitur-fiturnya mencakup lampu depan LED, port USB untuk charging dan sistem telemetri.

Lebih lengkapnya mengenai sepeda elektrik ini baru akan diumumkan bersama nama resminya pada 31 Januari 2019. GM tidak sendirian di segmen ini. Bahkan Tesla pun juga sempat mengungkapkan ketertarikannya, seperti yang dilontarkan Elon Musk di akhir wawancaranya bersama Recode baru-baru ini.

Sumber: Electrek.

General Motors Sedang Menguji Wireless Charger untuk Mobil Bersama WiTricity

Bicara soal mobil elektrik, kita juga harus membahas mengenai infrastrukturnya. Seperti yang kita ketahui, SPBU sudah tidak punya peran lagi ketika kita membicarakan mengenai mobil elektrik. Layaknya smartphone, mobil elektrik hanya memerlukan asupan daya dari stop-kontak.

Juga seperti smartphone, mobil elektrik dapat diisi ulang tanpa perlu mengandalkan kabel. Sebelum ini, Mercedes-Benz telah mengumumkan kalau fitur wireless charging rancangan Qualcomm akan segera tersedia pada salah satu mobil hybrid-nya. Sekarang, giliran General Motors yang mengungkap rencananya.

Perusahaan yang membawahi merek-merek seperti Chevrolet dan Cadillac tersebut telah menjalin kerja sama dengan WiTricity, yang dikenal sebagai salah satu pionir teknologi wireless charging. Keduanya tengah menyatukan upaya untuk menguji prototipe wireless charger bikinan WiTricity.

Dijuluki WiTricity Drive 11, prototipe ini mengadopsi konsep park-and-charge, dimana mobil elektrik cukup diparkir di atasnya, dan proses charging akan berlangsung secara otomatis, baik dalam kecepatan 7,7 maupun 11 kW. Cara kerjanya kurang lebih sama seperti buatan Qualcomm.

Akan tetapi yang menarik dari sistem ini adalah jaminan kompatibilitas dengan semua mobil elektrik, tanpa memedulikan mereknya. WiTricity memastikan instalasi yang mudah pada lantai garasi maupun di bawah aspal pada lahan parkir umum.

Meski realisasinya mungkin masih lama, wireless charging punya peran penting dalam masa depan industri otomotif, khususnya berkaitan dengan teknologi kemudi otomatis. Bayangkan misalnya sebuah Tesla Model S yang tidak berisikan satu pun penumpang hendak mengisi ulang baterainya di Tesla Supercharger, siapakah yang akan menancapkan kabel charger ke mobilnya? Berkat wireless charging masalah tersebut bisa langsung teratasi.

Sumber: WiTricity.

Mobil Konsep Chevrolet FNR Ialah Jelmaan Nyata Kendaraan Fiksi Ilmiah

Apa yang Anda bayangkan dari sebuah mobil masa depan? Dari segi penampilan, Italdesign Giugiaro Gea dan LM2 Streamliner mungkin sudah menunjukkan arah desain ideal. Namun saya cukup yakin, Anda akan terkagum-kagum melihat rancang dan fitur mobil konsep teranyar garapan General Motors, meskipun ia bisa jadi hanya diciptakan untuk menarik perhatian. Continue reading Mobil Konsep Chevrolet FNR Ialah Jelmaan Nyata Kendaraan Fiksi Ilmiah