Tag Archives: Go-Jek

Cara Order Go-Food Sekarang, Bayarnya Belakangan di Akhir Bulan

Go-Jek beberapa waktu yang lalu resmi meluncurkan fitur baru bernama PayLater, fitur yang akan makin memanjakan konsumen di mana konsumen bisa memesan layanan di Go-Jek dan membayarnya kemudian di akhir bulan.

Kabar baiknya, saya yang tinggal jauh dari kota besar hari ini akhirnya merasakan fitur PayLater di Go-Jek dan langsung mencobanya.

Secara umum, cara pesan Go Ride ataupun Go-Food menggunakan pembayaran PayLater tak ada bedanya dengan jenis pembayaran lainnya. Pembedanya hanya di proses pembayaran, di mana Anda harus memindahkan pembayaran default yang tadinya menggunakan cash ataupun Go-Pay ke PayLater.

  • Jalankan Go-Jek, kemudian pilih layanan yang ingin dipesan, baik Go-Ride ataupun Go-Food. Dalam kasus trial ini, saya memilih Go-Food.
  • Kemudian pilih makanan yang ingin dipesan. Langkah ini sama seperti biasa, tak ada yang baru.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (1)

  • Bedanya, ketika di tahapan selanjutnya, yakni di tahapan pembayaran, tap opsi pembayaran di panel yang saya tandai di bawah ini.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (2)

  • Maka akan muncul tiga opsi pembayaran salah satunya PayLater, tap opsi tersebut.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (3)

  • Selanjutnya silahkan order seperti biasa, semua prosedurnya sama seperti memesan layanan Go-Jek dengan pembayaran konvensional lainnya. Semua driver Go-Jek sudah semestinya tak akan keberatan dengan metode pembayaran ini.

Mengelola Tagihan PayLater di Go-Jek

Untuk memudahkan pengelolaan tagihan dan lain-lain, Go-Jek sudah menyediakan ruang khusus yang bisa dijumpai di deretan menu Go-Pay.

  • Tap tombol More, kemudian muncul opsi lain salah satunya adalah PayLater.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (4)

  • Di halaman ini terlihat semua transaksi Anda yang menggunakan PayLater, termasuk informasi saldo yang bisa dipakai dan semua transaksi sebelumnya.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (5)

  • Untuk melakukan pembayaran, Anda tinggal klik tombol Make Repayment dan sistem akan menampilkan panel pembayaran melalui Go-Pay.
  • Lalu untuk melihat semua tagihan yang sudah dibayarkan, klik tombol di kanan atas tepat di sebelah tombol bantun.
  • Nanti semua tagihan yang sudah terbayarkan bakal tampil di sini.

Cara Order Go-Jek dan Go-Food Menggunakan Fitur PayLater (6)

Fitur bayar di belakang ala PayLater ini memang sedang marak dipraktikkan oleh sejumlah startup. Ovo, Traveloka dan Tokopedia juga sudah mulai agresif menjajakan fitur serupa. Tentu yang semakin diuntungkan adalah konsumen, terutama mereka yang tidak mempunyai kartu kredit.

Astra and Gojek Formed a “Joint Venture” to Extend Investment

PT Astra International Tbk (Astra) and Gojek, today (3/4) announced a joint venture to develop four-wheeler ride hailing. They also involved in the first round of Gojek’s series F funding with $100 million investment or equivalent to Rp1.4 trillion. In total, Astra has poured around 3.5 trillion rupiah for Gojek.

Prijono Sugiarto, President Director of PT Astra International Tbk said, the development of joint venture and Astra’s participation in the series F funding has showed their trust to Gojek, also, a realization of partnership exploration to create Astra automotive business synergy.

“We expect this partnership can help public to enter the formal economy sector, therefore, it can increase public welfare and have positive impact to the economic development in Indonesia. It goes along with Astra’s dreams to get prosper with the nation,” he added.

Gojek’s CEO and Founder, Nadiem Makarim mentioned, Southeast Asia’s digital economic potential, Indonesia in particular, should be optimized by business players with collaboration of each industry.

“Astra’s arms collaboration in the automotive sector with Gojek in the technology field is expected to open up more source of income for people, to be able to improve welfare,” he said.

A strategic partnership between Astra and Gojek is planned to optimize Indonesia’s potential to be the leading digital economy pioneer in Southeast Asia. As the automotive company holding, Astra is currently working on some digital initiatives in this sector, including Astra Digital.

A joint venture by Astra and Gojek is planned to provide dozens of fleet units with automotive management system that supported by Astra FMS (Fleet Management system) and Gojek’s ride hailing technology, particularly Go-Car.

Gojek is currently one of the biggest on-demand companies with 130 million users and 2 million driver partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Astra masuk ke pendanaan tahap pertama Seri F Gojek dengan nilai investasi Rp1,4 Triliun dengan mendirikan joint venture layanan roda empat

Tambah Investasi, Astra dan Gojek Dirikan “Joint Venture”

PT Astra Internasional Tbk (Astra) dan Gojek hari ini (4/3) mengumumkan kesepakatan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk pengembangan bisnis ride hailing roda empat. Pihak Astra juga mengumumkan keterlibatannya di  tahap pertama putaran pendanaan Seri F Gojek dengan nilai investasi $100 juta atau setara dengan Rp1,4 triliun. Secara total Astra telah menyuntikkan dana sekitar 3,5 triliun Rupiah untuk Gojek.

Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto mengungkapkan, pembentukan perusahaan patungan dan partisipasi Astra dalam pendanaan Seri F ini menunjukkan kepercayaan pihaknya kepada Gojek, sekaligus wujud nyata eksplorasi kerja sama untuk menciptakan sinergi bisnis otomotif Astra.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membantu masyarakat luas masuk ke sektor ekonomi formal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa,” terang Prijono.

CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim menambahkan, potensi perekonomian digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus bisa dimaksimalkan para pelaku bisnis dengan menggabungkan kekuatan di masing-masing industri.

“Gabungan kekuatan Astra di bidang otomotif dan Gojek di bidang teknologi melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan, sehingga mampu untuk meningkatkan kesejahteraan,” terangnya.

Kemitraan strategis yang terjalin antara Astra dan GOJEK diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk terus menjadi pelopor ekonomi digital terdepan di kawasan Asia Tenggara. Sebagai holding perusahaan otomotif, Astra saat ini terus mengusahakan sejumlah inisiatif digital di bidang ini, termasuk pendirian Astra Digital.

Perusahaan patungan yang digagas Astra dan Gojek ini direncanakan akan menyediakan ribuan unit armada dengan sistem pengelolaan kendaraan yang didukung Astra FMS (Fleet Management System) dan teknologi “ride hailing” Gojek, khususnya layanan Go-Car.

Gojek saat ini telah menjadi salah satu perusahaan layanan transportasi on-demand terbesar dengan 130 juta pengguna dan 2 juta mitra pengemudi.

Application Information Will Show Up Here
Ekspansi Go-Jek membawa pendekatan pelokalan. Mereka siap keluar kandang dan menjadi penantang

Gojek Keluar Kandang dan Jadi Penantang

Gojek telah menjadi fenomena di Indonesia. Tidak hanya soal inovasi teknologi yang beruntun, tapi juga bagaimana layanan on-demand ini mengubah masyarakat, mulai dari kebiasaan transportasi, mengirim barang, memesan makanan hingga melakukan pembayaran.

Setelah berhasil di tanah kelahirannya, Gojek mulai melebarkan sayap ke pasar-pasar baru di kawasan Asia Tenggara. Sejak semester kedua 2018, secara bertahap startup yang disebut-sebut punya valuasi terbesar di Indonesia ini masuk ke negara-negara tetangga dengan menggandeng mitra lokal, baik di Vietnam, Singapura, dan yang terakhir kemarin meresmikan kehadiran di Thailand.

Kehadirannya di negara baru membawa strategi yang jelas: semangat lokal dan teknologi global. Sejak awal rencana ekspansinya diungkap ke publik, Gojek sudah buka-bukaan tentang rencana mereka membentuk tim atau perusahaan lokal untuk menangani operasional di pasar baru. Tim ini diberikan kebebasan untuk menentukan merek dan identitasnya sendiri.

Akhirnya lahirlah Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand. Khusus di Singapura, Gojek tidak membawa armada andalan mereka, ojek, karena adanya aturan yang melarang motor roda dua menjadi alat transportasi umum.

Keluar kandang

Gojek sudah selayaknya keluar kandang dan menjadi penantang di negeri orang. Apa yang mereka capai di Indonesia menjadi modal yang cukup untuk mulai bersaing di pasar baru.

Di Vietnam dan Thailand, Gojek tidak hanya menantang Grab yang menjadi lawan tanding mereka di pasar Indonesia, tetapi juga menantang sejumlah aplikasi sejenis yang sudah ada, seperti FastGo, Be, atau Lineman.

Gojek mengawali kiprahnya di Vietnam dan Thailand dengan layanan andalan transportasi roda dua, pengiriman barang, dan pemesanan makanan. Sedikit berbeda, untuk pasar Singapura, Gojek langsung tancap gas, termasuk berani berperang harga. Mereka juga menggandeng perusahaan besar lokal, seperti DBS dan Carousell.

Tak hanya transportasi

Satu hal yang harus disoroti dalam rencana ekspansi ini adalah layanan seperti apa yang akan diberikan. Di Indonesia, Gojek memberikan inovasi yang sebelumnya bahkan tidak terpikirkan, seperti memesan jasa pembersihan rumah, jasa pijat, hingga pengantaran galon dan bahan bakar ketika kehabisan di jalan.

Saat ini Go-Jek mengusung konsep “super app” untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggannya. Salah satu fokusnya adalah membangun layanan teknologi finansial yang mumpuni.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Co-Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim menjelaskan perusahaan melihat masalah dan peluang di banyak sektor. Di kota-kota besar, isu transportasi dianggap sebagai masalah dan Go-Jek sudah memiliki solusi. Sementara di kota-kota tier tiga, isu transportasi bukan sebagai masalah besar, tetapi layanan finansial seperti pembayaran.

“Sejujurnya jika kita menuju kota tier 3 di Indonesia trafik bukan masalah besar, finansial inklusi merupakan masalah. Di sanalah strategi pembayaran ditujukan,” ujar Nadiem.

Selain Go-Pay yang ke depannya punya potensi menjadi pemain regional unggulan, Gojek telah mengembangkan produk berbasis pembiayaan untuk merchant, mitra, dan konsumen.

 

Tersandung regulasi

Jika mengamati pertumbuhan Gojek sejak awal, gesekan selalu terkait regulasi. Selain di Indonesia, yang selalu dapat diatasi sejauh ini, isu regulasi juga menghambat Go-Jek untuk segera mengaspal di Filipina. Perusahaan lokal mereka, Velox Technology Philippines Inc, terkendala izin beroperasi.

Otoritas Filipina mengeluarkan moratorium yang isinya melarang pemerintah menerima pendaftaran baru untuk operasional Transport Network Vehicle Service (TNVS). Tujuannya agar pemerintah Filipina bisa memantau lebih detail layanan transportasi berbasis apilikasi yang beroperasi di wilayahnya.

Saat ini Gojek memulai layanan di Filipina dengan mengakuisisi platform pembayaran digital Coins.ph sambil terus mengusahakan kehadirannya di negeri tetangga ini.

Terus mencari talenta

Sebagai super app, Gojek terus melancarkan inovasi di berbagai lini, termasuk mengembangkan segme bisnis baru. Mereka pun aktif membuka lowongan untuk beberapa posisi.

Contohnya lowongan untuk posisi Head of Indonesia Marketplace. Dengan deskripsi “memimpin tim marketplace di Indonesia”, posisi ini akan memerankan peran penting dalam inovasi Go-Jek selanjutnya. Apakah Go-Jek akan melakukan penetrasi ke bisnis marketplace?

Lowongan menarik selanjutnya adalah Business Development Location & Merchant untuk Go-Kitchen. Ada juga lowongan untuk AdTech Product Incubation, sebagai manajer proyek untuk eksperimen produk adtech.

Inovasi terhadap permasalahan di negara berkembang ada di dalam DNA Gojek. Tidak hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Gojek's Series F is to be focused on service penetration and expansion

Gojek Officially Announces First Phase of Series F Funding

Today (2/1), Gojek officially announces the first phase of Series F funding led by Google, JD.com, and Tencent. Some investors, such as Mitsubishi Corporation and Provident Capital are involved in this round. It was previously reported, also Gojek’s target on raising $2 billion.

The investment will be focused on market penetration in Indonesia and expansion in Southeast Asia. It’s highlighted in the release that post Series F funding, founders will still have control on the decision and company’s provisions. It’s to realize Gojek’s short-term vision.

“Our vision is to create useful things for Indonesia and give positive social impact through technology. Gojek has successfully initiate the multi-sided platform model, millions of users can access various services for daily needs, entrepreneurs and partners can access customers, increase their income, and at the same time, getting access to various financial services,” Nadiem Makarim, Founder & CEO Gojek Group.

It also mentioned, Gojek’s Gross Transaction Value (GTV) has exceed $9 billion, mostly from Go-Pay transaction around $6.3 billion and Go-Food around $2 billion. Regarding expansion result, Go-Viet in Vietnam is currently raised 40% of the two-wheeler transportation market since established in August 2018.

“Along with the company’s international expansion, we’re proud to take our vision to more countries in Southeast Asia, also put Indonesia as the region’s technology innovation center in the world map,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri F Gojek

Gojek Resmi Umumkan Perolehan Fase Pertama Pendanaan Seri F

Hari ini (01/2) Gojek resmi mengumumkan perolehan pendanaan fase pertama putaran seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini. Pendanaan ini sebelumnya sudah dikabarkan, termasuk target Gojek mendapatkan $2 miliar dari putaran pendanaan tersebut.

Dana investasi akan difokuskan untuk memperdalam penetrasi pasar di Indonesia serta memperkuat ekspansi Gojek di Asia Tenggara. Dalam rilis yang kami terima turut ditekankan, pasca pendanaan seri F para pendiri akan tetap memiliki kontrol terhadap keputusan dan arah kebijakan perusahaan. Tujuannya agar bisa merealisasikan visi jangka panjang Gojek.

“Visi kami adalah untuk selalu menciptakan hal-hal bermanfaat untuk Indonesia dan memberikan dampak sosial yang positif melalui teknologi. GOJEK telah sukses mempelopori model multi-sided platform, jutaan pengguna dapat mengakses berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pelaku wirausaha dan mitra dapat mengakses pelanggan, meningkatkan pendapatan mereka, dan pada saat yang sama, mendapatkan akses terhadap berbagai layanan keuangan,” sambut Founder & CEO Gojek Group Nadiem Makarim.

Disampaikan juga, saat ini Gross Transaction Value (GTV) Gojek telah mencapai lebih dari $9 miliar, didominasi dari transaksi Go-Pay yang memproses $6,3 miliar dan Go-Food memproses $2 miliar. Terkait hasil ekspansi, Gojek juga mengumumkan bahwa keberadaan Go-Viet di Vietnam saat ini telah meraih sekitar 40% dari pangsa pasar layanan transportasi roda dua sejak diluncurkan Agustus 2018 lalu.

“Seiring dengan ekspansi internasional perusahaan, kami bangga dapat membawa visi kami ke lebih banyak negara di Asia Tenggara sekaligus menempatkan Indonesia pada peta dunia sebagai pusat inovasi teknologi di kawasan ini,” lanjut Nadiem.

Application Information Will Show Up Here
The new funding is to be focused for service expansion and fintech penetration

Gojek Reportedly Receives New Funding Worth 13 Trillion Rupiah from Google, Tencent, and JD.com

Gojek, a ride sharing fintech service is reportedly to raise a new funding round, targeting up to $2 billion. It’s necessary to facilitate regional expansion and penetration improvement of the fintech service.

Some of the previous investors are  involved in the seed round – include Google, Tencent, and JD.com – with value up to $920 million (around 13 trillion rupiah).

This week, Gojek is reportedly to make an official statement. In the new round, Gojek’s valuation should have reach $9.5 billion – close to Decacorn. Previously, some news are reporting Telkom’s plan to invest in Gojek, but until now, there’s no following information regarding the rumor.

JD.com contribution in the follow-on funding tightens strategic cooperation. Entering the end of last year, Gojek is rumored to make an acquisition of JD.id business unit in indonesia with a value of $1 billion. Until this news revealed, the plan has not been realized.

Control to JD.id should be Gojek’s golden step to enter the e-commerce landscape in Indonesia which currently dominated by four unicorns, Bukalapak, Lazada, Shopee, and Tokopedia. Aside from ride-sharing, Gojek will maximize fintech potential through Go-Pay.

The strategic step is necessary because Grab as competitor is actively raising fund. In 2018, they targeting total funding up to $3 billion. Some investors are involved in this funding, include the three top-tier automotive companies, Hyundai, Kia, and Yamaha.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Gojek disebut mendapatkan pendanaan baru dari Google, Tencent, dan JD.com—dengan nilai pendanaan sekitar $920 juta (setara hampir 13 triliun Rupiah).

Gojek Dikabarkan Peroleh Dana Baru Senilai 13 Triliun Rupiah dari Google, Tencent, dan JD.com

Layanan ride sharing Gojek dikabarkan tengah mengumpulkan babak baru pendanaan, total yang ditargetkan mencapai $2 miliar. Modal tambahan tersebut dibutuhkan untuk melancarkan kegiatan ekspansi regional dan peningkatan penetrasi layanan fintech miliknya.

Beberapa investor Gojek sebelumnya akhirnya turut andil dalam putaran awal target pendanaan tersebut –termasuk Google, Tencent, dan JD.com—dengan nilai pendanaan sekitar $920 juta (setara hampir 13 triliun Rupiah)

Kabarnya Gojek akan segera mengumumkan perolehan pendanaan tersebut secara resmi minggu ini. Dengan babak baru pendanaan, valuasi Gojek bisa mencapai $9,5 miliar–mendekati status Decacorn. Sebelumnya banyak pemberitaan yang mengabarkan rencana Telkom untuk turut menyuntik modal ke Gojek, namun sejauh ini belum ada titik terang mengenai kelanjutan kabar tersebut.

Keterlibatan JD.com dalam pendanaan makin mengencangkan kerja sama strategis. Menjelang akhir tahun lalu tersiar kabar keinginan Gojek melakukan akuisisi untuk unit bisnis JD.id di Indonesia dengan nilai $1 miliar. Sampai berita ini diturunkan, tampaknya rencana tersebut belum berhasil terealisasi.

Kendali ke JD.id dapat menjadi langkah emas Gojek untuk turut masuk ke lanskap e-commerce di Indonesia yang saat ini didominasi empat unicorn Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Selain di ride-sharing, Gojek terus memaksimalkan potensi fintech melalui Go-Pay.

Langkah strategis Gojek memang diperlukan, karena Grab sebagai pesaing terdekatnya juga terus aktif menggalang pendanaan. Tahun 2018 mereka menargetkan total pendanaan hingga $3 miliar. Beberapa investor telah bergabung dalam pendanaan tersebut, termasuk dari tiga perusahaan otomotif ternama yakni Hyundai, Kia dan Yamaha.

Application Information Will Show Up Here
Strategi pendekatan lokal Go-Jek berlanjut di Singapura dengan kerja sama dengan Carousell

Gojek Jalin Kemitraan dengan Carousell, Strategi Pendekatan Lokal Berlanjut di Singapura

Gojek saat ini sudah memulai kiprahnya di pasar Singapura. Strategi pendekatan lokal pun perlahan mulai dijalankan. Terbaru adalah kerja sama mereka dengan Carrousell yang mengadirkan potongan harga bagi pengguna keduanya.

Pengguna Carousell yang mengunduh aplikasi Gojek dengan mengklik iklan Gojek di aplikasi atau web Carousell akan menerima voucher diskon. Promo kerja sama keduanya akan berlaku mulai Kamis (24/1) hingga (6/3).

Head of Transport Global Gojek Raditya Wibowo mengatakan pihaknya cukup senang menyambut kerja sama ini, dan bersiap tumbuh bersama Carousell sebagai mitra lokal di Singapura.

“Di Gojek, kami ingin bermitra dengan merek lokal yang sejalan dengan misi kami untuk menjadikan kehidupan sehari-hari menjadi lebih baik. Sebagai marketplace consumer to consumer yang ternama di Singapura, Carousell memecahkan masalah bagi konsumen dengan menjadikan pertukaran barang dan jasa lebih mudah diakses. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Carousell dan tumbuh bersama dengan mitra lokal yang inovatif,” jelas Raditya dalam rilisnya.

Dengan kerja sama ini Gojek telah memiliki dua mitra lokal Singapura. Sebelumnya, pada November tahun 2018 Gojek mengumumkan kerja sama dengan Bank DBS dan berencana bersama-sama membangun ekosistem digital di Singapura.

Application Information Will Show Up Here
Go-Jek Filipina

Go-Jek Berharap Bisa Segera Mengaspal di Filipina

Go-Jek dikabarkan tengah dalam pembicaraan dengan pemerintah Filipina untuk bisa beroperasi di sana. Sebelumnya langkah ekspansi Go-Jek tersandung moratorium transportasi online di wilayah setempat.

“Kami sedang berbicara dengan semua lembaga pemerintah dan optimis kami akan segera berada (beroperasi) di pasar (Filipina),” terang Co-Founder & CIO Go-Jek Kevin Aluwi seperti dikutip oleh Reuters.

Sejak tahun 2018 Go-Jek mulai melaksanakan operasi ekspansinya ke pasar Asia Tenggara. Tercatat saat ini Go-Jek sudah hadir di Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Belum lama ini Go-Jek mengabarkan telah melakukan akuisisi saham mayoritas startup fintech di Filipina, bernama Coins.ph. Akan ada sinergi strategis antara kedua perusahaan, termasuk membawa keunggulan Go-Pay di pasar Filipina.

Banyak yang berpendapat bahwa akuisisi ini bagian dari upaya memperlancar ekspansi Go-Jek. Coins.ph sendiri menawarkan aplikasi e-money, serupa dengan Go-Pay. Kemungkinan besar nantinya akan diintegrasikan saat layanan ride-hailing Go-Jek debut di Filipina.

Salah satu strategi ekspansi yang dilakukan Go-Jek ialah melakukan pelokalan. Termasuk dengan membangun tim lokal di negara ekspansi. Sebagai contoh di wilayah Thailand, mereka beroperasi melalui tim lokal di bawah kendali Co-founder & CEO Get Pinya Nittayakasetwat.

Bahkan selain di Singapura, ekspansi Go-Jek sejauh ini juga membawa brand baru — ada GET di Thailand dan Go-Viet di Vitnam. Harapannya dapat mempercepat penetrasi di pangsa pasar setempat.

Application Information Will Show Up Here