Tag Archives: GO-PLAY

Akses masih terbatas, Go-Play sudah memuat beberapa konten film termasuk konten original

Go-Play Jadi Aplikasi Terpisah Kedua di Luar Go-Jek

Gojek akhirnya merilis aplikasi Go-Play di Google Play sebagai aplikasi terpisah, mengikuti jejak Go-Life. Meski sudah bisa diunduh semua pengguna, akses untuk masuk ke dalam sistem masih terbatas untuk pengguna terpilih yang mendapatkan notifikasi dari Gojek.

Di tahap awal, fase beta konten yang ditawarkan Go-Play cukup menarik. Selain menyajikan konten ekslusif berlabel Go-Play Original seperti show stand up comedy The HAHA Club Jakarta, film Ku Lari Kepantai, Aruna & Lidahnya, dan seri Filosofi Kopi, mereka juga menghadirkan beberapa film dan seri populer seperti Cek Toko Sebelah, What’s Wrong with Secretary Kim, dan lain sebagainya. Tak hanya streaming langsung, tersedia pilihan untuk mengunduh film-film yang diinginkan untuk ditonton di lain kesempatan, dengan jangka waktu yang ditentukan.

Berdasarkan percobaan, pengalaman menonton menggunakan Go-Play cukup memuaskan karena konten yang disajikan memiliki kualitas gambar tinggi (tergantung koneksi karena belum ada pengaturan memilih resolusi).

Persaingan aplikasi konten on demand

Di Indonesia raksasa layanan on demand konten Netflix masih diblokir Telkom Group. Kendati demikian persaingan masih cukup ketat berkat hadirnya layanan lokal dan regional seperti Hooq, Iflix, Maxstream, Viu, dan Vidio.

Selain platform streaming, Gojek juga mengembangkan Go-Studio yang memproduksi konten sendiri. Go-Play dan Go-Studio termasuk dalam jajaran Gojek Entertainment yang kini dipimpin Edy Sulistyo.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Go-Play Video Streaming Service Begins the Beta Version

Gojek is to announce the launch of Go-Play. The video streaming service is currently being offered gradually to users while collecting feedback.

The access for Go-Play beta version will be available for selected users through Gojek notification. In addition to the new features, users will be given free streaming and download of all movies and series in the platform during the trial.

“Go-Play is now available in beta version for some users, as a stepping stone for further development. In this phase, we invite users to share feedback on helping us complete the service,” Gojek’s VP Corporate Communication, Kristy Nelwan said.

Gojek’s plan to enter the content industry has been long initiated by Gojek’s SVP of Acquisition and Development, Michy Gustavia in the Asia-Pacific Video Operators’ Summit last year. Go-Play is said to be supported by a special unit called “Go-Studio” in terms of content.

Not only on-demand content of Indonesian movies, but they are also to produce documenter movies related to Gojek activities. She sets an example of a documenter movie about cancellation ratio and women.

In terms of innovation, Go-Play is to be part of Gojek’s effort in becoming a “super app”. The closest competitor in Southeast Asia, Grab, also has a similar service. They partnered up with Hooq as the on-demand content provider to be attached in its app.

This year, Gojek is quite “racing” to add on some new feature in its app. After Go-News, Go-Comics, and Go-Give, Go-Play might also be launched this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Go-Play mulai masuk dalam tahap beta, tersedia bertahap

Layanan Streaming Video Milik Gojek “Go-Play” Masuki Fase Beta

Gojek akhirnya mengumumkan akan segera menghadirkan Go-Play. Saat ini layanan video streaming tersebut ditawarkan secara bertahap untuk seluruh pengguna sambil terus menanti masukan.

Akses Go-Play versi beta akan diberikan kepada pengguna terpilih melalui notifikasi di aplikasi Gojek. Selain mendapat kesempatan menikmati fitur-fitur baru, dalam masa percobaan ini pengguna juga akan dibebaskan streaming dan download semua konten film atau serial yang ada.

“Saat ini Go-Play hadir dalam versi beta yang tersedia untuk sejumlah pengguna, menandai awal peluncuran yang dilakukan secara bertahap. Di fase ini kami juga mengajak pengguna untuk memberikan masukan yang akan membantu kami terus menyempurnakan layanan kami,” terang VP Corporate Communications Gojek Kristy Nelwan.

Rencana Gojek memasuki bisnis konten sebenarnya sudah dikemukakan SVP of Acquisition and Development Gojek Michy Gustavia dalam acara Asia-Pacific Video Operators’ Summit tahun lalu. Go-Play bahkan disebut-sebut akan didukung oleh unit yang dinamai “Go-Studio” dalam hal produksi konten.

Selain menghadirkan konten on-demand film Indonesia, mereka juga akan memproduksi film dokumenter yang terkait dengan kegiatan Gojek. Yang dicontohkan Michy tahun lalu adalah film dokumenter soal tingkat pembatalan pesanan dan perempuan.

Secara inovasi, Go-Play menjadi bagian dalam upaya Gojek menjadi “super app”. Pesaing terdekat mereka untuk kawasan Asia Tenggara, Grab juga memiliki layanan serupa. Bedanya, Grab menggandeng Hooq sebagai penyedia konten video on demand untuk bisa “disematkan” di dalam aplikasinya.

Tahun ini Gojek cukup “ngebut” untuk menambah jumlah layanan yang ada di aplikasi mereka. Setelah Go-News, Go-Comics, dan Go-Give bukan tidak mungkin Go-Play juga “diresmikan” tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Go-Jek launches new business unit called Go-Play

Go-Jek Enters Content Business, Soon to Launch Go-Play

Go-Jek is entering video-based online content business on-demand, like Netflix or HOOQ. The expansion is triggered to secure Go-Jek position as all-in-one service for Indonesians, with Go-Pay as the primary e-wallet. The service will be named Go-Play with a subscription business model.

According to Go-Jek’s SVP of Acquisition and Development, Michy Gustavia, during Asia-Pacific Video Operators’ Summit, Go-Play will allow users to subscribe to digital content by daily, weekly, or monthly payment.

Go-Jek has made a special unit called “Go-Studio” to handle the content production, but also open for collaboration with other local creators and production house. Go-Jek will use the existing data to analyze users’ habit and produce content accordingly.

The 95% of contents are Indonesian films. Some of those are related to the activity inside Go-Jek’s ecosystem. For example, the first documentary film is about the high rate of canceled order for women’s drivers. The problem is to be analyzed through data and the study will be delivered through the film.

With a strong users’ penetration, company’s internal data shows there are 9.5 million active users per December, and the expanding payment system, Go-Jek aims to be a digital service accommodating various needs of the communities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
GO-JEK perkuat bisnis dengan luncurkan unit bisnis konten online GO-PLAY

Memasuki Bisnis Konten, GO-JEK akan Luncurkan GO-PLAY

GO-JEK segera memasuki bisnis konten online berbasis video on-demand, seperti layanan Netflix atau HOOQ. Perluasan bisnis ini didorong dengan makin kuatnya posisi GO-JEK sebagai layanan “all-in-one” untuk pengguna di Indonesia, didukung GO-PAY sebagai e-wallet andalannya. Secara khusus layanan tersebut akan diberi nama “GO-PLAY” dengan skema berlangganan.

Menurut pemaparan SVP of Acquisition and Development GO-JEK, Michy Gustavia, dalam acara Asia-Pacific Video Operators’ Summit, nantinya layanan GO-PLAY akan memungkinkan pengguna melakukan langganan konten digital dengan pembayaran harian, mingguan, atau bulanan.

Menariknya Michy menyampaikan bahwa GO-JEK membuat unit khusus bernama “GO-STUDIO” untuk terlibat dalam produksi konten, kendati tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan content creator lokal dan studio film. Dengan data yang dimiliki, GO-JEK akan melakukan analisis kebiasaan pengguna, sehingga menghasilkan konten-konten sesuai dengan kriteria yang digemari.

Konten yang dihasilkan 95% berupa film Indonesia. Beberapa juga berhubungan langsung dengan aktivitas dengan aplikasi GO-JEK. Dicontohkan Michy, proyek film dokumenter pertama yang disusun adalah soal tingkat pembatalan order tinggi untuk pengemudi perempuan. Masalah tersebut coba didalami melalui data, lalu disampaikan edukasinya melalui film tersebut.

Dengan penetrasi pengguna yang cukup kuat –data internal perusahaan mengatakan per Desember ada 9,5 juta pengguna aktif—serta alat pembayaran yang makin luas, GO-JEK berambisi untuk menjadi layanan yang mengakomodasi berbagai kebutuhan masyarakat yang dilayani secara digital. Dari sisi GO-JEK sebagai pengembang layanan e-money, ekosistem layanan dan konten yang luas tentu dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan bisnis.

Application Information Will Show Up Here