Tag Archives: Go-Tix

Go-Tix kini mulai tersedia dalam versi desktop

Platform Desktop Go-Tix Sudah Bisa Diakses

Di akhir tahun 2017, kami mendapat informasi bahwa platform Go-Tix akan tersedia tahun ini dalam bentuk desktop / situs web di luar platform aplikasi Go-Jek yang selama ini kita kenal. Kami mendapati bahwa layanan tersebut sudah beroperasi (dalam versi beta) yang bisa diakses publik untuk memilih tiket bioskop, berbagai event konser, atraksi, workshop, ekshibisi, dan lainnya.

Menurut informasi yang kami terima, peluncuran situs ini selaras dengan dimulainya perpindahan lini usaha milik Go-Jek tersebut ke dalam naungan Loket. Go-Tix telah resmi menjadi lini bisnis ketiga yang dioperasikan Loket, setelah Loket for Business (untuk acara skala besar), dan Loket.com (untuk acara skala kecil).

Disebutkan Go-Tix menjadi kanal distribusi baru untuk menjangkau pengguna di luar Go-Jek. Mereka bisa membayar tiket dengan berbagai metode pembayaran, termasuk kartu kredit, ATM/bank transfer, atau Go-Pay.

Sebelumnya, dalam wawancara terdahulu dengan VP Marketing Loket M. Ario Adimas, konsumen cenderung lebih nyaman mengakses layanan di layar yang lebih besar saat membeli tiket dengan harga yang cukup mahal. Beda halnya saat konsumen membeli tiket bioskop, yang di mana keputusan membelinya cenderung lebih cepat.

Menurut pantauan DailySocial, konten event yang dihadirkan Go-Tix kurang lebih sama dengan yang terpampang di Loket.com. Kategorinya pun tidak jauh berbeda. Go-Tix sendiri adalah satu dari sekian kanal distribusi Loket yang telah menggandeng berbagai layanan online untuk penjualan tiket-tiket event.

Lini bisnis Loket

Loket.com sendiri diluncurkan Loket pada Mei 2018. Lini ini dikhususkan untuk menyasar para pemilik acara skala kecil, entah itu dari kalangan komunitas, acara berbayar, maupun acara mandiri.

Situs ini bekerja sama di jaringan afiliasi Loket Distribution Partner (LDP) yang terdiri dari sejumlah layanan marketplace dan travel ternama. Sebut saja, Tokopedia, Traveloka, Tiket.com, Blibli, JD.id, Goers, Yes24.com, Sindhen, Panorama JTB, dan masih banyak lagi.

Dalam konsep kemitraan dengan jaringan distribusi, Loket.com menetapkan pembayaran komisi sebesar 3,5% dari harga tiket ditambah Rp3 ribu untuk biaya administrasi. Komisi ini diambil langsung dari penyelenggara acara, setelah itu baru disalurkan ke jaringan distribusi.

Sebelum menekuni lini ini, Loket lebih dikenal sebagai penyedia jasa manajemen tiket untuk acara skala besar dengan produknya Loket for Business. Lini tersebut sudah dijalankan sejak 2013, menyediakan berbagai macam layanan, teknologi, solusi, sistem dan layanan manajemen event untuk promotor acara, penyelenggara, dan EO.

Solusi ini dihadirkan demi menyelesaikan masalah event di Indonesia, seperti distribusi tiket, manajemen tiket, sistem pembayaran, manajemen panggung, aktivasi brand, hingga analisis brand.

CEO Loket Edy Sulistyo / DailySocial

Realisasi Visi Edy Sulistyo untuk Layanan “Event Management”

Edy Sulistyo bukanlah nama baru di industri event management. Di tahun 2013, startup self service management system, Eevent, yang didirikannya di Amerika Serikat bersama Andi Sie dan Lawrence Samantha, diakuisisi EnvisionPoint. Kini Edy berkutat dengan layanan end-to-end event management Loket, yang tahun lalu diakuisisi Go-Jek, dan memegang platform penjualan tiket Go-Tix.

Kepada DailySocial, Edy bercerita saat dirinya membangun bisnis Eevent di Amerika Serikat. Ia melihat masih banyak kendala yang dialami promotor dan event organizer untuk melakukan penjualan tiket, promosi, dan faktor pendukung lainnya.

Pelajaran Eevent

Berangkat dari berbagai persoalan tersebut, Eevent diluncurkan. Kesuksesan Edy mendirikan Eevent kemudian membangkitkan ide mendirikan usaha serupa di Indonesia. Bersama Loket, Edy tidak hanya menghadirkan platform yang didukung teknologi ticket management system, tetapi juga menghadirkan impact ke promotor, pembeli, dan pihak-pihak terkait.

“Kembalinya saya ke tanah air ternyata didukung dengan perubahan kebiasaan masyarakat yang mulai terbiasa melakukan pembelian makanan, atraksi wisata, hingga tiket bioskop secara online. Yang sebelumnya lebih banyak membeli produk ritel, kini mulai bergeser ke kebutuhan lainnya,” kata Edy.

Fokus Loket adalah sebagai one stop solution untuk manajemen sistem event secara end-to-end, termasuk Ticket Management System (TMS), event analytics, in-event payment, entertainment booth provider, dan kiosk management.

Dampak ekonomi yang luas

Satu hal yang kemudian dipelajari Edy dan tim Loket adalah platform yang dikelola Loket mampu memberikan keuntungan lebih luas untuk masyarakat umum, tak hanya bagi penyelenggara event.

“Salah satu contoh adalah ketika acara digelar di Bali yang ternyata hampir 60-80% pengunjungnya adalah wisatawan asing. Dari situ tidak hanya pihak penyelenggara acara saja yang diuntungkan, namun juga hotel, penerbangan, hingga pemilik toko sekitar dan [layanan] transportasi online,” kata Edy.

Imbas yang dirasakan masyarakat sekitar mampu menghidupkan perekonomian daerah setempat. Jal ini dianggap sesuai dengan visi dan misinya Loket yang ingin membantu lebih banyak pemilik UKM, baik secara langsung maupun tidak langsung.

“Jika pada masa awal fokus kita adalah enterprise yang menggelar kegiatan dengan target pengunjung ribuan jumlahnya, ke depannya kita akan membantu penyelenggara event dalam skala kecil hingga menengah untuk memanfaatkan Loket,” kata Edy.

Realisasi visi bersama Go-Jek

Pertengahan tahun lalu Loket diakuisisi Go-Jek dan kini mereka mengelola Go-Tix, salah satu produk Go-Jek yang mengurusi penjualan tiket berbagai hiburan dan atraksi. Edy mengakui pertimbangan untuk diakusisi karena dia memiliki rencana-rencana besar yang bisa dipercepat dengan langkah strategis ini.

“Kita menyadari semua rencana yang dimiliki Loket akan lebih cepat terwujud bersama dengan Go-Jek dan Go-Tix. Karena alasan itulah saya memutuskan untuk menjalin sinergi dengan Go-Tix,” kata Edy.

Tanpa akuisisi, rencana-rencana tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk direalisasikan. Bersama Go-Jek, rencana tersebut diklaim mampu diwujudkan dalam waktu satu tahun saja memanfaatkan dana, sumber daya, dan jaringan yang dimiliki.

Rencana awal yang bakal diimplementasikan adalah memberikan kesempatan penyelanggara event level kecil dan menengah untuk mempromosikan dan menjual tiket mereka melalui Go-Tix. Mulai dari cooking class, seminar, dan bahkan pelatihan dengan skala yang kecil. Tanya hanya soal faktor-faktor pendukung, tapi juga transparansi dan kontrol akses di dalam acara.

“Misalnya jika pihak penyelenggara tersebut membutuhkan makanan, kami bisa menghadirkan merchant dari Go-Food. Sementara bagi mereka yang membutuhkan pilihan pembayaran, kami bisa menyediakan pilihan pembayaran melalui Go-Pay,” kata Edy.

Evolusi dan inovasi bisnis

Edy mengklaim masih banyak persoalan di sektor event management yang bisa diatasi melalui Loket. Hal tersebut yang tetap menjadi fokus Edy bersama Loket dan Go-Tix sebagai core business-nya. Edy menegaskan, selama masih ada berbagai kendala yang dirasakan promotor dan pihak penyelenggara, Loket akan hadir mengatasi persoalan tersebut.

“Bisnis event itu vertical-nya sangat luas. Kita tidak akan pernah berhenti untuk berevolusi dan akan terus menghadirkan inovasi. Teknologi yang kita hadirkan selalu berawal dari masalah [yang dialami konsumen],” kata Edy.

Mohamad Ario Adimas, Vice President of Marketing Loket.com / DailySocial

Peran Teknologi Mendukung Pertumbuhan Bisnis Hiburan di Era Digital

Sebelum internet hadir, segala sesuatu, termasuk pembelian tiket pertunjukan dilakukan secara offline. Masyarakat bisa membelinya dari outlet resmi, namun ada yang juga yang mengandalkan calo untuk mendapatkan tiket murah.

Seiring pesatnya perkembangan internet, berbagai jenis tiket dapat dibeli dalam satu kali klik saja di berbagai perangkat mobile. Semakin banyak pula layanan e-commerce dan marketplace yang menjadi channel penjualan resmi tiket, baik tiket pertunjukan musik hingga pertandingan olahraga.

Di balik segala kemudahan ini, ada teknologi yang menjadi landasan di belakangnya. Teknologi memudahkan masyarakat untuk membeli tiket tanpa harus dirumitkan dengan proses panjang.

Di sesi #SelasaStartup kali ini, Mohamad Ario Adimas (Dimas), Vice President of Marketing Loket, yang kini mengelola Go-Tix, berbagi tentang bagaimana teknologi berperan besar dalam mendorong pertumbuhan bisnis hiburan (entertainment) di Indonesia.

Simplikasi sistem

Dimas mengungkapkan bahwa dalam menjalankan bisnis Loket pihaknya selalu mengambil prinsip untuk mengembangkan teknologi yang dapat menyelesaikan masalah-masalah simpel.

Teknologi ini diharapkan dapat merampingkan sistem ticketing yang selama ini dianggap rumit. Misalnya, kurangnya transparansi dan proses yang berliku saat transaksi terjadi.

“Bisnis hiburan memiliki nilai bisnis yang besar, namun sistemnya rumit, kurang transparansi, tidak efisien, dan banyak korupsi,” ungkap Dimas, Selasa (27/3).

Ia menyadari pesatnya perkembangan digital dapat mendorong pertumbuhan bisnis hiburan di Indonesia. Bisnis hiburan dinilai punya prospek menggiurkan di masa depan sejalan dengan meningkatnya pasar milenial dan golongan kelas menengah.

Loket disebut mengembangkan sebuah teknologi dari hulu ke hilir yang diyakini dapat merevolusi dan menyelesaikan berbagai masalah rumit tersebut, seperti sistem keamanan hingga pembelian tiket.

“Kami sendiri hadir dengan teknologi untuk merevolusi sistem ticketing ini, mulai dari pembelian tiket, transaksi, dan insight setelah event, dan audience engagement itu sendiri,” tuturnya.

Menjaga privasi data

Loket tak hanya bergerak di bidang distribusi tiket, tetapi juga penyedia platform teknologi dari online dan offline untuk keperluan B2B. Teknologi yang dikembangkan Loket membantu perusahaan untuk merekam data perilaku pembeli tiket  konser, festival, atau pertandingan.

Bahkan sistem ini dapat mengetahui perilaku si pembeli tiket dari awal pembelian hingga saat mereka berada di lokasi acara karena Loket menyediakan teknologinya dari hulu ke hilir.

Hal ini dimanfaatkan perusahaan untuk menciptakan program reward untuk pengunjung. Misalnya, Loket pernah menanamkan sensor di tempat sampah di lokasi acara sebagai bagian dari audience engagement.

Berangkat dari hal itu, ia menegaskan pentingnya keamanan data konsumen. Perusahaan memastikan bahwa data konsumen aman dan tak pernah diberikan kepada promotor lain. Seluruh data pengguna disimpan dan tidak akan digunakan kembali di acara selanjutnya.

“Kami menghindari tukar-tukaran data dengan promotor lain karena kami sangat menjaga privasi data. Yang tahu hanya kami dan yang punya acara dan next (acara selanjutnya) data itu tidak boleh digunakan.

Semua pihak bisa membuat event

Tak banyak pelaku usaha yang fokus menjalankan bisnis serupa dengan Loket di Indonesia. Hal ini yang menjadi peluang untuk mendorong bisnis digital di masa depan.

Sesuai dengan semangatnya untuk mempermudah hal-hal kecil, Loket pun berinisiatif untuk menghadirkan sebuah platform baru untuk event management system ketika siapapun dapat menggarap event berskala kecil sambil tetap bisa menggunakan teknologi Loket.

Menurutnya, dorongan ini berangkat dari situasi di mana pihaknya selama ini fokus menggarap event-event berskala besar saja. Di luar konser musik, Loket sebetulnya juga menggarap pameran dan pertandingan olahraga.

“Sebetulnya bisnis B2B sudah cukup menguntungkan, Tapi, kami berpikir, bagaimana dengan event creator berskala menengah dan kecil? Nah, [platform] ini sesuai dengan spirit kami, yakni teknologi untuk semua kalangan. Teknologi tidak boleh didominasi oleh segmen segmen tertentu” tuturnya.

Saat ini Loket memiliki tiga bisnis utama, antara lain penyedia teknologi untuk layanan business-to-business (B2B), dan in-house channel melalui Go-Tix yang berada di dalam aplikasi Go-Jek. Berikutnya Loket akan masuk ke bisnis self-service event management platform.

Post-Go-Jek Acquisition, Loket Prepares Aggressive Moves in Event Segment

Last August, the event management and analysis platform Loket announced it’s acquired by Go-Jek to drive synergy between Go-Tix and Loket’s end-to-end services. Started with management diversion from Go-Tix to Loket, Loket has prepared a number of aggressive moves that will be unveiled early next year.

To support its vision, Loket has recruited Mohamad Ario Adimas as VP of Marketing. Adimas previously took part in a number of major telecommunications and technology companies, such as Indosat, Telkomsel, and Microsoft.

Adimas tells DailySocial that Loket will remain focused on its core business, as one stop solution for end-to-end event system management, such as Ticket Management System (TMS), event analytics, in-event payments, entertainment booth providers, and kiosk management.

After the acquisition, as subsidiary, Loket fully took over Go-Tix’s management from Go-Jek. Despite having B2B channels and B2C channels in this segment, Adimas ensures that they are not exclusive and opens itself to be partnered with other channel providers in this segment.

Adimas said, Loket has a network affiliate system that has been connected with various platforms. It is claimed to provide benefits for both parties, as the platform owner can get revenue sharing, while the event owner will get its event amplified to many outlets.

Go-Tix to immediately available on desktop

Go-Tix has been known as an extensive entertainment platform, from selling event ticket, cinema tickets, to sports entertainment tickets. In addition, Go-Jek is currently the Liga 1 football league primary sponsor with Traveloka. To facilitate access to the platform, Loket plans to bring Go-Tix’s desktop version in early 2018.

According to Adimas, consumer tends to be more comfortable accessing services on a larger screen. Differentiated from other Go-Jek platforms that only accept cash and Go-Pay, Go-Tix also accepts credit card. The combination of both is expected to encourage consumers to transact easier.

The re-establishment of local self-service event management system

Edy Sulistyo, Loket’s Founder and CEO, was formerly Eevent Co-Founder, a self service event management system, which was acquired by EnvisionPoint in 2013. Despite has been switching to a quite different business, Edy is still passionate about this segment.

Practically, there is almost no local event management platform available in Indonesia. Consumers are already comfortable with Eventbrite and Meetup, developed by foreign companies. Although they  are easy to be used, for paid events, payment method they does not fit with local wisdom where credit card ownership is very low.

This is an opportunity to be utilized by Loket through offering a similar platform but took a number of more local-friendly payment methods. The platform is set to be presented in early 2018.

“Loket plans to set up a self service event management system where everyone can create their own event management system. [Consumers] even [can] manage their own paid ticket system with every local payment [system] we prepared,” Adimas concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pasca Diakuisisi Go-Jek, Loket Siapkan Langkah-Langkah Agresif di Segmen Event

Bulan Agustus lalu, platform manajemen dan analisis event Loket mengumumkan telah diakuisisi Go-Jek untuk mendorong sinergi antara Go-Tix dan layanan end-to-end Loket. Diawali dengan pengalihan pengelolaan Go-Tix ke Loket, Loket sudah menyiapkan sejumlah langkah agresif menyambut awal tahun depan.

Untuk mendukung langkah-langkah ini, Loket telah merekrut Mohamad Ario Adimas sebagai VP Marketing. Adimas sebelumnya telah berkiprah di sejumlah perusahaan telekomunikasi dan teknologi besar, seperti Indosat, Telkomsel, dan Microsoft.

Adimas kepada DailySocial menegaskan bahwa Loket tetap fokus ke bisnis intinya, sebagai one stop solution untuk manajemen sistem event end-to-end, seperti Ticket Management  System (TMS), event analytics, in-event payment, entertainment booth provider, dan kiosk management.

Pasca akuisisi, sebagai anak perusahaan, Loket secara penuh mengambil alih pengelolaan Go-Tix dari Go-Jek. Meskipun memiliki kanal B2B dan kanal B2C di segmen ini, Adimas memastikan bahwa pihaknya tidak bersifat eksklusif dan membuka diri untuk bermitra dengan berbagai penyedia kanal lain di segmen ini.

Adimas menyebutkan, Loket memiliki sistem afiliasi jaringan yang telah terhubung dengan berbagai platform. Hal ini diklaim memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, karena pemilik platform bisa mendapatkan revenue sharing, sementara pemilik event mendapatkan tempat penyebarluasan informasi event-nya di banyak outlet.

Go-Tix segera tersedia di desktop

Go-Tix selama ini dikenal sebagai platform hiburan yang ekstensif, dari penjualan tiket event, tiket bioskop, hingga tiket pertandingan olahraga. Kebetulan Go-Jek saat ini adalah sponsor utama liga sepakbola Liga 1 bersama Traveloka. Untuk memudahkan akses terhadap platform ini, Loket berencana menghadirkan platform Go-Tix versi desktop di awal tahun 2018.

Menurut Adimas, konsumen cenderung lebih nyaman mengakses layanan di layar yang lebih besar. Pun berbeda dengan platform Go-Jek lain yang hanya menerima uang tunai dan Go-Pay, Go-Tix juga menerima pembayaran dengan kartu kredit. Kombinasi keduanya diharapkan mendorong konsumen untuk lebih mudah bertransaksi.

Kehadiran kembali self service event management system lokal

Pendiri dan CEO Loket Edy Sulistyo sebelumnya adalah Co-Founder Eevent, sebuah self service event management system, yang diakuisisi EnvisionPoint di tahun 2013. Meskipun sudah beralih ke bisnis yang lumayan berbeda, Edy masih memiliki passion di segmen ini.

Di Indonesia sendiri bisa dibilang hampir tidak ada platform manajemen event lokal yang tersedia. Konsumen sudah nyaman dengan Eventbrite dan Meetup yang berasal dari luar negeri. Meskipun mereka cukup mudah digunakan, untuk event-event berbayar, platform pembayaran yang ditawarkan belum cocok dengan kearifan lokal yang persentase kepemilikan kartu kreditnya sangat rendah.

Celah ini yang ingin dimanfaatkan Loket dengan menawarkan platform serupa tapi menggandeng sejumlah metode pembayaran yang akrab dengan masyarakat. Rencananya platform ini juga akan hadir awal 2018.

“Loket berencana menyiapkan self service event management system di mana setiap orang bisa membuat event management system mereka sendiri. [Konsumen] bahkan [bisa] mengelola sistem tiket berbayar sendiri dengan semua local payment [system] yang kita siapkan,” tutup Adimas.

Cara Beli Tiket Online dengan Aplikasi Go-Jek

Seperti diketahui oleh banyak orang, Go-Jek tidak hanya menawarkan jasa transportasi antar jemput dan pesan antar makanan, tetapi menyuguhkan juga beberapa jenis layanan lainnya, seperti jasa belanja yang disebut dengan Go-Mart, jasa perawatan pribadi yang disebut dengan Go-Massage, kemudian jasa bersih-bersih atau Go-Clean dan lain sebagainya. Kemudian ada satu lagi layanan yang sangat membantu Anda-anda yang super sibuk, yaitu layanan Go-Tix. Ini adalah layanan di mana Anda bisa membeli tiket nonton film di bioskop, event atau tiket pertandingan olahraga.

Layanan Go-Tix bisa dipesan dari aplikasi yang sama dengan Go-Ride dan Go-Food. Jadi, Anda tidak harus memasang aplikasi lainnya dan prosesnya pun terbilang mudah.

  • Jalankan aplikasi Go-Jek di smartphone Anda, kemudian pilih menu Go-Tix.

Screenshot_2017-06-07-08-37-39

  • Pilih jenis tiket yang ingin Anda beli, apakah Events, Film atau Liga 1. Jangan lupa untuk menentukan juga kota tempat Anda berdomisili.

Screenshot_2017-06-07-08-38-35

  • Selanjutnya, pilih salah satu film dan tap bioskop pilihan Anda.

Screenshot_2017-06-07-08-38-43

  • Pilih jadwal penayangan dan tap Pick Seat jika sudah yakin dengan pilihan Anda.

Screenshot_2017-06-07-08-38-53

  • Berikutnya pilih tempat duduk yang Anda inginkan.

Screenshot_2017-06-07-08-39-03

  • Periksa pesanan Anda kembali, jika sudah benar, tinggal pilih jenis pembayaran dan selesai.

Screenshot_2017-06-07-08-39-29

Selanjutnya Anda tinggal membayar dan menunggu proses verifikasi yang biasanya berlangsung cepat.

Go-Tix Ubah Tampilan dan Berikan Beberapa Fitur Baru

Go-Jek, startup pertama asal Indonesia yang berstatus unicorn tampaknya tidak henti-hentinya melakukan penyempurnaan dalam setiap lini bisnisnya. Go-Tix, salah satu layanan yang berada di dalam sistem Go-Jek diberitakan telah mendapatkan beberapa pembaruan dan penambahan fitur. Pembaruan yang dimaksud ada pada sisi antarmuka dan penambahan fitur baru meliputi fitur What’s Happening, Hot Deals, dan filter kategori dan lokasi.

VP Go-Jek Lifesytle Service Windy Natriavi menjelaskan bahwa pembaruan dan fitur-fitur baru dihadirkan dalam rangka untuk terus memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna Go-Tix, termasuk dengan penawaran-penawaran menarik di dalamnya.

“Berbagai acara dan penawaran menarik bisa ditemukan dalam dalam GO-TIX dengan fitur-fitur baru, khususnya untuk filter acara berdasarkan kategori dan lokasi yang memudahkan pengguna mendapatkan informasi acara seru sesuai minat dan domisili mereka. Penambahan kategori Explore Indonesia pun kami lakukan untuk mengakomodasi antusiasme tren berwisata di kalangan para pengguna,” terang Windy.

Lebih jauh Windy juga menjelaskan fitur What’s Happening dan Hot Deals menyediakan informasi acara terkini dan promo cash back atau harga spesial khusus untuk pengguna Go-Tix. Sedangkan fitur filter memungkinkan pengguna dengan mudah mendapatkan informasi berdasarkan lokasi dan kategori. Termasuk rekomendasi hashtag atau acara pada tombol pencarian.

Selain penambahan fitur, Go-Tix juga menghadirkan kategori Explore Indonesia. Kategori ini akan menambah daftar kategori yang ada di dalam sistem Go-Tix yang sudah ada seperti Music, Attraction, Art & Culture, Workshop, Sport, Exhibition dan juga Movies. Kategori Explore Indonesia ini akan mencakup informasi trip dan wisata yang ada di dalam negeri.

“Pembaruan ini kami lakukan sejalan dengan visi misi GO-TIX sebagai pusat informasi hiburan dan atraksi yang menarik bagi masyarakat urban di tanah air. GO-TIX terus berkomitmen memberi yang terbaik bagi pengguna,” ujar Windy.

Saat ini sistem Go-Tix melayani penjualan mobile ticketing untuk tiket film CGV blitz di 12 kota, yakni Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Balikpapan, Batam, Yogyakarta, Cirebon, Surabaya, Karawang, Manado, dan Purwokerto. Melalui Go-Tix pengguna bisa melihat trailer, sinopsis film, dan memilih kursi. Sementara untuk tiket kategori acara yang lain seperti musik, olahraga, seni dan budaya, atraksi hingga workshop baru tersedia untuk wilayah daerah Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Untuk pembayaran, saat ini pembelian tiket melalui Go-Tix bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kredit dan Go-Pay.

Application Information Will Show Up Here

 

Go-Pay Hadirkan Pilihan Pembayaran Tiket Bioskop CGV Blitz

Hari ini aplikasi Go-Jek melakukan pembaruan di fitur pembayaran Go-Pay dan pembelian tiket Go-Tix. Dalam deskripsi pembaruan yang saat ini sudah tersedia di platform Android dan iOS disebutkan untuk setiap pembelian tiket bioskop CGV Blitz melalui Go-Tix bisa melakukan pembayaran melalui Go-Pay.

Pembaruan terkini Go-Pay

Fitur Go-Pay sendiri sejak dilakukan pembaruan pada bulan April silam merupakan pembaruan dari Go-Jek kredit. Dengan melakukan proses top-up melalui tiga bank ternama di Indonesia yang sudah menjalin kemitraan dengan Go-Jek yaitu BRI, Bank Mandiri dan BCA, semua pengguna yang ingin menggunakan fitur Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Tix, Go-Mart, Go-Box, dan Go-Send bisa memotong pembayaran melalui Go-Pay.

Dengan bergabungnya CGV Blitz dalam sistem pembayaran Go-Pay tentunya menjadikan Go-Pay digital wallet paling mudah, cepat dan gampang di akses melalui smartphone. Kemudahan yang dihadirkan oleh Go-Pay juga membuat sistem pembayaran menjadi ringkas tanpa perlu menyiapkan uang tunai saat proses pembayaran.

Mengedepankan metode cashless

Penggunaan cashless sendiri sudah menjadi suatu hal yang biasa di Amerika Serikat yang telah terbiasa menggunakan kartu kredit untuk setiap transaksi pembayaran. Di Indonesia penggunaan kartu kredit terbilang rendah jumlahnya, dengan hadirnya fitur seperti Go-Pay tentunya bisa mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mulai menerapkan pembayaran cashless.

Meskipun pada awalnya pembaruan Go-Pay dimaksudkan untuk memberikan pilihan dan mempermudah pembayaran saat memanfaatkan semua fitur yang ada di aplikasi Go-Jek, namun saat ini Go-Pay telah berhasil menarik lebih banyak pengguna loyal Go-Jek untuk melakukan pembayaran melalui Go-Pay.

Kemudahan saat melakukan top-up pun sudah terbukti, terutama bagi pengguna yang sudah terbiasa memanfaatkan Internet Banking. Hanya dalam satu genggaman proses top-up dari bank hingga pembayaran menggunakan Go-Pay bisa dilakukan dengan cepat dan aman.

Go-Pay tentunya memiliki potensi menjadi dompet digital favorit di aplikasi Go-Jek, setelah kemitraan yang telah dilakukan dengan CGV Blitz, kita tunggu saja kemitraan lainnya yang akan dilancarkan oleh Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

Go-Tix dari Go-Jek Siap Bentuk Cara Baru Membeli Tiket Layanan Hiburan (UPDATED)

Penyedia layanan on-demandtidak lagi sekedar layanan transportasi berbasis aplikasi, Go-Jek siap menjadi pemain baru untuk pembelian dan pengantaran tiket layanan hiburan. Mereka telah menyiapkan Go-Tix, yang bakal beroperasi penuh dalam waktu dekat, untuk melayani kebutuhan di sektor ini. Tiket.com dan Rajakarcis adalah dua pemain yang mungkin bisnisnya bakal “diganggu” tahun depan.

Go-Jek telah menyiapkan situs tersendiri dan akun Instagram untuk Go-Tix. Meskipun demikian, Go-Tix tetap akan terintegrasi dalam aplikasi mobile Go-Jek. Kami memperoleh informasi bahwa Go-Tix dikembangkan bekerja sama dengan sebuah software house ternama di Jakarta.

Jika melihat beberapa imaji yang diunggah di akun Instagram-nya, bisa ditebak bahwa Go-Tix akan menjadi perantara pembelian tiket konser musik, tiket mengunjungi taman bermain, dan bahkan berbagai event. Biasanya tiket seperti ini, meskipun bisa dibeli secara online, masih harus ditukarkan dengan tiket asli di ticket box. Penukaran ini yang kadang-kadang cukup menyita waktu, belum lagi jika antriannya mengular.

Go-Jek bisa jadi telah bekerja sama dengan pemain yang sudah ada, baik online maupun offline, dengan solusi logistiknya yang sudah mulai menjadi bagian gaya hidup warga di kota-kota besar.

Peluncuran Go-Tix merupakan tindak lanjut Go-Jek dalam usahanya menjadi raja layanan on-demand, melengkapi 9 layanan “Go” lain yang sudah ada. Go-Jek sendiri sudah ditahbiskan sebagai salah satu aplikasi paling populer di Indonesia, baik untuk platform Android maupun iOS.

Google memasukkan Go-Jek dalam 10 aplikasi terpopuler di Google Play Indonesia tahun ini, sedangkan di platform iOS Go-Jek malah pernah menduduki posisi tertinggi di App Store, di atas berbagai layanan dan game populer global. Per akhir tahun ini tercatat Go-Jek memiliki 8 juta pelanggan dan lebih dari 200 ribu pengemudi di 10 kota besar di Indonesia.

Go-Tix bakal menjadi gong ekspansi Go-Jek di penghujung tahun 2015 atau awal tahun 2016.

Update: Go-Tix sudah tersedia di aplikasi Go-Jek versi Android. Tersedia tiga menu di dalam Go-Tix, yaitu What’s Happening, On Sale, dan My Tickets.

screenshot_2015-12-29-17-47-50_com.gojek.app_1024