Tag Archives: GoBear

GoBear Indonesia

Klarifikasi Country Director: GoBear Tidak Menutup Bisnisnya di Indonesia

Kemarin (20/11) platform agregator produk finansial GoBear ramai diperbincangkan setelah dua co-founder mereka menyatakan pengunduran diri. Salah satu rumor yang beredar adalah rencana penutupan operasional GoBear di Indonesia.

Namun hari ini (22/11) rumor tersebut dibantah olah Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika. Dalam pernyataannya kepada DailySocial, ia mengatakan GoBear tidak akan menutup bisnisnya di Indonesia.

“GoBear sangat berkomitmen untuk menjalankan misi perusahaannya, yaitu meningkatkan kesehatan finansial masyarakat melalui literasi keuangan, yang juga sesuai dengan hasil temuan GoBear FHI yang kami luncurkan Oktober lalu,” ujar Tris.

Layanan GoBear memudahkan pengguna untuk menemukan dan membandingkan berbagai produk asuransi, kartu kredit, dan pinjaman. Secara berkala, mereka juga mempublikasikan mengenai promo-promo layanan finansial yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Dalam operasionalnya, GoBear Indonesia telah terdaftar dan diawasi OJK. Saat ini mereka juga menjadi bagian dari Asosiasi Fintech Indonesia.

GoBear Indonesia Tutup

Satu Tahun Beroperasi, GoBear Indonesia Dikabarkan Segera Tutup Layanan [UPDATE]

Pembaruan artikel per 21 November 2019: Country Director GoBear Indonesia mengklarifikasi rumor yang beredar. Ia mengatakan GoBear tidak akan menutup operasionalnya di Indoensia.

***

Layanan agregator produk finansial asal Singapura, GoBear, akan segera menutup bisnisnya di Indonesia. Kabar ini beredar setelah dua co-founder mereka, yakni Ivonne Bojoh (CTO) dan Marnix Zwart (CCO) mengundurkan diri dari perusahaan.

Kepada media, CEO GoBear Adrian Chng mengonfirmasi adanya perubahan manajemen perusahaan. Kendati demikian ia mengungkapkan, perusahaan akan terus fokus mengejar pertumbuhan jangka panjang melalui model bisnis yang dimiliki di pasar Asia Pasifik, berbekal pendanaan yang telah didapat.

Mengenai penutupan unit bisnisnya, kami sudah mencoba meminta klarifikasi dari tim GoBear Indonesia. Hanya saja mereka belum bisa berkomentar mengenai hal tersebut.

Selain dua di atas, ada Frank Stevenaar yang juga merupakan co-founder, saat ini berperan sebagai CFO. Layanan GoBear telah merencanakan ekspansi ke Indonesia sejak pertengahan 2018, namun baru resmi mengudara pada Maret 2019.

Bulan Mei 2019 lalu, perusahaan juga baru membukukan venture round dari sejumlah investor, nilainya mencapai 1,15 triliun Rupiah. Dengan pendanaan tersebut mereka sempat mengungkapkan akan meningkatkan bisnisnya di Indonesia, dengan melengkapi varian produk dan ekspansi ke luar Jawa.

Akhir Oktober 2019 lalu, perusahaan mengadakan jumpa pers. Kepada pewarta yang hadir, Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menjelaskan mengenai fokusnya untuk menambah lebih banyak mitra bisnis di Indonesia. Ia juga mengungkapkan visinya menjadikan GoBear supermarket produk finansial terlengkap di Indonesia.

Di tujuh negara GoBear beroperasi, diklaim ada lebih dari 40 juta pengguna. Memiliki 1800 produk dari 100 mitra institusi keuangan. Di Indonesia, GoBear tercatat sebagai inovasi keuangan digital (IKD) di bawah OJK. Mitra institusi keuangan yang bergabung dengan GoBear di antaranya Standard Chartered, OCBC NISP, DBS, Commonwealth, Citibank, Asuransi Simasnet, dan Future Ready.

Fintech Agregator GoBear

Belum Setahun Beroperasi, Agregator Produk Keuangan GoBear Masih Fokus Perbanyak Mitra

Situs agregator produk keuangan GoBear masih fokus perbanyak kemitraan dengan institusi jasa keuangan dalam tahun pertamanya beroperasi di Indonesia. Diharapkan pada akhir tahun ini perusahaan dapat menambah hingga sembilan mitra dari saat ini enam perusahaan.

Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menjelaskan, semakin banyak kemitraan tentunya makin banyak produk yang bisa ditawarkan ke calon nasabah berdasarkan preferensi masing-masing. Lambat laun ini akan berdampak semakin banyak orang yang tergiring untuk mengakses platform GoBear.

“Karena kami ingin jadi supermarket finansial, maka target tahun ini adalah mencari partner sebanyak mungkin. Agar produk lebih variatif sehingga bisa menarik pengguna ke depannya,” ujarnya, Rabu (30/10).

Perusahaan juga belum memutuskan apakah bakal merilis aplikasi GoBear untuk pasar ini. Tris menerangkan, dari hasil riset yang ia kutip, kebanyakan orang lebih suka mencari informasi produk keuangan dari desktop. Lantaran ada kompleksitas istilah keuangan yang lebih nyaman bila ditelusuri melalui desktop.

“Peluncuran aplikasi sebenarnya tergantung kesiapan pasar dan itu kondisinya berbeda-beda. Di negara lain, Vietnam misalnya, itu rencananya bakal tahun depan. Tapi Indonesia belum pasti tahun depan.”

Oleh karena itu, perusahaan bakal perkuat sisi back-end teknologinya agar nasabah semakin nyaman mengakses GoBear. Situs GoBear saat ini sudah dipersonalisasi sesuai profil nasabah, sehingga setiap kali mengaksesnya hanya akan menampilkan produk sesuai kebutuhan mereka.

Misi tersebut selaras dengan pendanaan yang diperoleh GoBear sebesar $80 juta (sekitar 1,15 triliun Rupiah). Mayoritas porsi dana tersebut diarahkan untuk pengembangan teknologi yang ujung-ujungnya akan bermanfaat buat nasabah.

Mitra institusi keuangan yang bergabung dengan GoBear di antaranya Standard Chartered, OCBC NISP, DBS, Commonwealth, Citibank, Asuransi Simasnet, dan Future Ready.

Dari kemitraan yang sudah ada, kebanyakan nasabah tertarik untuk mengajukan produk KTA dan asuransi perjalanan. Sementara di luar Indonesia, nasabah lebih gemar untuk mengajukan kartu kredit dan asuransi kendaraan .

Sayangnya, dia enggan membeberkan pencapaian GoBear di Indonesia sejauh ini. Di tujuh negara GoBear beroperasi, diklaim ada lebih dari 40 juta pengguna. Memiliki 1800 produk dari 100 mitra institusi keuangan. Di Indonesia, GoBear tercatat sebagai inovasi keuangan digital (IKD) di bawah OJK.

Pada saat yang bersamaan, perusahaan merilis riset bertajuk GoBear Financial Health Index untuk memahami apa yang masyarakat Asia pikirkan, rasakan, dan lakukan terkait dengan kesehatan keuangan mereka.

Salah satu hasil risetnya mengungkapkan, bahwa di usia 35 tahun, orang Indonesia bahkan belum memulai perencanaan keuangan. Di usia 41 tahun baru memulai perencanaan keuangan terkait pensiun.

Orang Indonesia juga merasa aman secara keuangan (nilai 7,5 dari skala 1-10), tapi hanya 37% dari mereka yang memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan hidup lebih dari enam bulan bila mereka kehilangan sumber pendapatan utama.

Gobear

GoBear Plans in Indonesia After 1.15 Trillion Rupiah Funding

A financial product marketplace GoBear has announced funding in early May 2019 in the form of venture round led by Aego. nV and Qalvis Participaties. It was worth $80 million or equivalent with 1.15 trillion Rupiah. The money is to be focused on product development, partner network expansion, and resource improvement.

The Singapore based startup has entered some market in Asia, including Indonesia. GoBear has build office branch and special team to run business here. Regarding funding, DailySocial tried to contact GoBear Indonesia Country Director, Tris Rasika to ask about the next strategic step for business development.

“Currently, we (in Indonesia) started from 4 products, loan, credit card, car and travel insurance. Furthermore, using the additional funds, we are to become a complete marketplace for financial products. We’ll try to be consistent to form partnerships with banking and insurance companies,” Rasika said.

Since its debut in Indonesia in May 2019, the users has a significant growth. Globally, GoBear has reached 40 millions of people. Moreover, they will intensify the market expansion outside Java. In fact, GoBear is now officially registered and observed under OJK.

“GoBear Indonesia offer a smart targeting system that is not only help users to find the financial product they wanted, but also suitable for their profile. It means, we will display the products that matches user’s criteria and budget. Thus, it will increase the opportunity for their submission to be accepted,” she added.

GoBear wants to provide information accuracy. When the user looked for the financial product, we give transparent information. Therefore, users can compare the current products and capable to decide. In addition, they can also submit the product directly to GoBear’s bank partners.

“Seeing the Indonesian market potential, we believe GoBear Indonesia will contribute a significant number to our global growth,” she said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

GoBear Indonesia

Rencana GoBear di Indonesia Pasca Pendanaan 1,15 Triliun Rupiah

Situs marketplace produk keuangan GoBear awal Mei 2019 lalu mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dalam venture round yang dipimpin Aegon NV dan Walvis Participaties. Nilai yang didapatkan mencapai $80 juta atau setara dengan 1,15 triliun Rupiah. Pendanaan akan difokuskan untuk mengembangkan produk, perluasan jaringan mitra, dan peningkatan sumber daya manusia.

Startup bermarkas pusat di Singapura tersebut sudah menjangkau beberapa pasar di negara-negara Asia, tak terkecuali Indonesia. Di sini GoBear sudah memiliki kantor perwakilan dan tim khusus untuk menjalankan operasional. Terkait pendanaan ini, DailySocial menghubungi Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menanyakan langkah strategis yang akan dilakukan untuk pengembangan bisnis.

“Saat ini kami (di Indonesia) mulai dengan 4 produk, yakni pinjaman, kartu kredit, asuransi mobil, dan asuransi perjalanan. Ke depannya dengan penambahan pendanaan, kami ingin menjadi supermarket produk keuangan yang lengkap. Kami akan terus konsisten mengembangkan kemitraan dengan lebih banyak perbankan dan perusahaan asuransi,” ujar Tris.

Sejak debut di Indonesia pada Mei 2019 lalu, pertumbuhan penggunanya cukup signifikan. Secara global, pengguna GoBear sudah mencapai 40 juta orang. Ke depan rencana ekspansi pasar di luar Jawa juga akan digencarkan. Terlebih saat ini GoBear Indonesia sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK.

“GoBear Indonesia mengedepankan sistem smart targeting yang tidak hanya membantu user menemukan produk finansial sesuai kebutuhan, tetapi juga yang sesuai dengan profil finansial mereka. Artinya, kami hanya menampilkan produk yang memang sesuai dengan kriteria dan kemampuan finansial pengguna. Alhasil, peluang pengajuan mereka diterima oleh pihak bank menjadi lebih besar,” lanjut Tris.

Salah satu nilai yang ingin diberikan GoBear ialah akurasi informasi. Pada saat pengguna mencari produk keuangan yang dibutuhkan, informasi yang kami tampilkan sangat transparan. Sehingga pengguna bisa membandingkan produk yang ada dan terbantu untuk memutuskan produk yang diinginkan. Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengajukan langsung produk yang diinginkan kepada bank yang bermitra dengan GoBear.

“Melihat besarnya potensi pasar Indonesia, kami percaya bahwa GoBear Indonesia akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan GoBear secara global,” tutup Tris.

Startup agregator produk keuangan GoBear resmi hadir di Indonesia. Tawarkan pembanding produk KTA, kartu kredit, asuransi perjalanan dan mobil dari mitranya

Situs Agregator Produk Keuangan GoBear Resmikan Kehadiran di Indonesia

Saat ini mendapatkan informasi memang sudah mudah, tapi tidak untuk produk keuangan. Tak hanya mengandalkan akses online saja, produk keuangan perlu mudah dipahami dan bisa dibandingkan antara satu pemain dengan lainnya karena berkaitan dengan kebutuhan tiap orang yang berbeda. Dalam mengatasi masalah tersebut, GoBear meresmikan kehadirannya di Indonesia.

GoBear adalah startup fintech yang bergerak di agregator produk keuangan sejak 2015 di Singapura. Sebenarnya, situs GoBear untuk melayani pasar Indonesia sudah siap sejak Agustus 2018. Namun baru diisi dengan mitra bank dan non bank pada Februari 2019.

CEO GoBear Adrian Chng menjelaskan, GoBear dapat menjadi jembatan buat para pengguna untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Sebab di dalam situs GoBear, selain mengakses produk keuangan, pengguna dapat mengenali profil dan risiko keuangannya.

“Visi dari GoBear adalah menawarkan kesehatan keuangan konsumen karena produk yang ditawarkan melalui kami sudah disesuaikan dengan penilaian dan risiko dari penggunanya itu sendiri,” terangnya, Selasa (26/3).

Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menambahkan, profiling ini menjadi diferensasi utama antara perusahaan dengan pemain sejenis. GoBear meminta pengguna untuk mengisi data, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, demografi. Kemudian secara sistem akan mencocokkan dengan produk keuangan dari bank dan non bank yang sudah bermitra dengan GoBear.

Pada tahap awal, GoBear baru menyediakan produk pinjaman tanpa agunan (KTA), kartu kredit, asuransi perjalanan, dan asuransi mobil. Beberapa mitranya adalah Bank Mandiri, Bank Danamon, BCA, BNI, CIMB Niaga, Tokio Marine, Asuransi Simasnet, Avrist, Asuransi Adira, dan masih banyak lagi.

“Tahun ini kita mau tambah produk asuransi kesehatan di Juli nanti. Kita juga mau tambah mitra dari institusi keuangan supaya pengguna yang mencari produk keuangan bisa terakomodir dengan baik. Sebab komitmen kita masuk ke sini karena buat jangka panjang,” katanya.

Dari sisi pengembangan teknologi, sambungnya, ke depannya perusahaan akan menyediakan layanan yang secara end-to-end seperti apa yang sudah terjadi di Vietnam. Di sana, ketika pengguna mengajukan aplikasi suatu produk bank, sudah sepenuhnya tanpa kertas dan bersifat online.

Beda halnya di Indonesia yang masih memerlukan proses verifikasi via telepon oleh pihak bank. Pengguna juga perlu mengisi formulir secara fisik, tentunya memakan waktu dan biaya.

“Di Indonesia, teknologi yang kami berikan itu sifatnya masih standar dulu. Butuh proses juga karena machine learning yang kami miliki itu masih terbatas data-data yang sudah dihimpun.”

Diklaim situs GoBear telah dikunjungi lebih dari 500 ribu kali. Secara global, GoBear dikunjungi lebih dari 40 juta orang, dengan persentase 51% adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Produk yang tersedia di GoBear mencapai 1.500 dari 90 mitra institusi keuangan.

Selain di Singapura dan Indonesia, GoBear telah beroperasi di tujuh negara, termasuk Hong Kong, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Kehadiran GoBear meramaikan pasar agregator produk keuangan di Indonesia. Pemain yang sebelumnya sudah lebih dahulu beroperasi adalah CekAja, Cermati, KreditGoGo, HaloMoney dan lainnya. Menurut data OJK, segmen ini baru diisi oleh 9% dari total pemain fintech di seluruh Indonesia yang berjumlah 229 perusahaan.

GoBear plans for expansion in Indonesia / Pixabay

Singapore-Based Price Comparison for Financial Product GoBear Plans to Make an Entrance in Indonesia

Indonesia is still a promising market for many startups in Southeast Asia. GoBear, a Singapore-based startup providing a platform for financial product comparison is an example. After the announcement of the new CEO, GoBear is soon to enter the Indonesian market.

GoBear announces Adrian Chng as the new CEO. He takes over the position from Andre Hesselink who is to move to the Netherlands. Hesselink will still be involved with GoBear as a Special Advisor.

“There’s no doubt, with faster, low-cost, and easier access to the basic financial will improve public welfare. It’s the reason I’m very enthusiastic to join GoBear right now. We are launching a new product and expanding market, including Indonesia. We’ll reach more people every day,” Chng added.

His statement regarding the entrance to the Indonesian market is supported by the activation of GoBear website in Bahasa Indonesia. They will officially run the business in no time.

GoBear has been available in several SEA countries, such as Thailand, Malaysia, Philippines, Vietnam, also Hong Kong. Some financial products being compared in the platform are car insurance, travel insurance, private loan, and credit card service.

Up to this point, GoBear claims to have served 29 million customers with more than 2,000 registered financial products. In Indonesia, GoBear will compete with the similar service such as Cermati and CekAja.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

GoBear rencanakan ekspansi ke Indonesia

Layanan Pembanding Harga Produk Finansial Singapura GoBear Rencanakan Masuk Indonesia

Indonesia masih jadi pasar yang cukup menjanjikan bagi banyak startup Asia Tenggara. GoBear, startup asal Singapura yang menyediakan platform pembanding produk finansial, adalah salah satu di antaranya. Setelah mengumumkan CEO baru, GoBear merencanakan segera masuk ke Indonesia.

GoBear mengumumkan Adrian Chng sebagai CEO baru. Ia menggantikan posisi Andre Hesselink yang akan pindah ke Belanda namun tetap terlibat dengan GoBear sebagai Special Advisor.

“Tidak ada keraguan bahwa akses yang lebih cepat, lebih murah dan lebih mudah ke layanan keuangan dasar meningkatkan kehidupan orang-orang. Itulah mengapa saya sangat bersemangat untuk bergabung dengan GoBear sekarang. Kami sedang meluncurkan produk baru dan memperluas pasar baru seperti Indonesia. Kami menjangkau lebih banyak orang setiap hari,” terang Adrian.

Pernyataan Adrian tentang rencana masuk ke Indonesia juga didukung sudah aktifnya situs GoBear berbahasa Indonesia. Tinggal menunggu waktu bagi GoBear meresmikan operasionalnya di sini.

GoBear sendiri mulai menjangkau negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Malaysia. Filipina, Hongkong dan Vietnam. Adapun produk finansial yang dibandingkan meliputi layanan asuransi mobil, layanan asuransi perjalanan, layanan pinjaman pribadi, hingga layanan kartu kredit.

Sejauh ini pihak GoBear mengklaim sudah melayani 29 juta pengguna dengan lebih dari 2000 produk finansial personal yang terdaftar. Di Indonesia GoBear akan bersaing dengan layanan sejenis yang sudah lebih dulu ada, seperti Cermati dan CekAja.