Tag Archives: gold investment

Pegadaian menggaet Shopee sebagai rekanan channeling terbaru untuk penjualan emas lewat kanal digital, setelah sebelumnya gaet Tokopedia dan Bukalapak

Pegadaian Gaet Shopee, Incar Transaksi Emas dari Kanal Digital

Pegadaian menggaet Shopee sebagai rekanan channeling penjualan emas lewat kanal digital. Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas akses produk tabungan emas dan mempermudah masyarakat dalam investasi emas. Kerja sama serupa sebelumnya sudah dilaksanakan dengan Tokopedia pada Mei 2019.

Kepada DailySocial, Direktur TI dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, menggaet mitra e-commerce merupakan strategi perseroan dalam memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan produk dan layanan Pegadaian secara online.

Pengguna aplikasi e-commerce rata-rata memiliki demografi milenial yang digital savvy dan sebagian besar dari mereka adalah investor pemula yang masih belajar investasi. Dari situ, Pegadaian mendapat pangsa pasar yang besar dan transaksi yang besar pula.

“Sehingga cocok dengan Tabungan Emas Pegadaian yang dijual mulai dari small denominasi Rp500,” tuturnya.

Dipaparkan kemitraan dengan Shopee mendapat antusiasme yang baik. Sejak Oktober kemarin, saat kemitraan baru dimulai, pada minggu-minggu awal konsumen baru tembus 60 ribu orang dengan saldo emas hampir 2 kg. Sekarang sudah tembus 120 ribu konsumen dengan saldo emas 6 kg.

“Bulan November ini akan lebih banyak program kreatif di Shopee seperti 11.11, saya yakin akan semakin ramai.”

Adapun dengan Tokopedia, transaksi yang tercatat pada akhir September 2020 sudah mencapai 1,5 juta konsumen dengan saldo emas 137 kg. “Yang menarik, transaksi bulanan Tokopedia rata-rata 500 ribu transaksi per bulan, bahkan di puncak pandemi April-Mei transaksi di atas 1,2 juta transaksi/bulan.”

Menurutnya, investasi emas semakin diminati masyarakat karena secara fundamental, emas menguntungkan jika digunakan untuk investasi jangka panjang. Nilainya selalu naik di atas inflasi, melebih bunga tabungan atau deposito. Selain itu, secara badan hukum, Pegadaian menjamin fisik emas tersedia sebelum transaksi dan merupakan BUMN yang diawasi OJK.

“Transaksi bisa online maupun offline di lebih dari 4 ribu outlet, 13 ribu agen dan partner seperti BRILink, LinkAja, dan sebagainya. Selain itu, emas bisa dicetak, ditransfer ke seluruh Indonesia atau dijual belikan kapan saja, masih banyak benefit lainnya.”

Selain Tokopedia dan Shopee, sebenarnya Pegadaian juga telah bekerja sama dengan mitra dari perusahaan teknologi lainnya. Salah satunya dengan Bukalapak untuk aplikasi Mitra Bukalapak.

Di sana Bukalapak menyediakan fitur tabungan emas untuk permudah pelanggan warung Mitra Bukalapak untuk mulai menabung dan berinvestasi emas dengan harga mulai dari Rp10.000. “Yang di marketplace masih dalam proses, tapi di Mitra Bukalapak sudah jalan sekitar Juli 2020.”

Selain itu, Pegadaian menyediakan produk pinjaman seperti kredit motor dan multiguna di Blibli, OYO, OLX, Mobil123.com, dan LinkAja. “Ada beberapa lagi dalam pipeline yang menyasar nasabah mature, tapi belum bisa sebut nama [perusahaannya].”

Dengan semakin banyaknya mitra digital yang digaet Pegadaian, sambungnya, tidak membuat perseroan mengurangi ekspansi lokasi kantor cabangnya. Dia berencana untuk mengalihkan fungsinya, yang dulunya hanya menerima transaksi gadai saja, akan ditransformasi ke layanan mandiri (self service) dan layanan edukasi atau konsultasi produk yang butuh percakapan tatap muka.

“Saat ini kantor cabang terus ditambah dengan kerja sama dengan agen dari BRILink yang saat ini sudah mencapai 450 ribu agen itu,” pungkasnya.

Kerja sama dengan Shopee

Teguh menuturkan kerja sama dengan Shopee pada tahap awal ini untuk fitur Tabungan Emas Pegadaian. Ia adalah layanan beli dan titip emas yang memudahkan investasi emas secara aman, mudah, murah, dan terpercaya.

Produk ini dapat diakses secara konvensional maupun digital, salah satunya dengan aplikasi Shopee. Investasi mulai dari Rp500, selanjutnya nasabah bisa membeli emas mulai dari Rp5 ribu.

Lalu, terdapat fitur transfer emas ke sesama pengguna Shopee minimal 0,01 gram dan maksimal 100 gram; wajib memiliki saldo yang tidak bisa ditarik (mengendap) minimal 0,05 gram dan mendapat buku setelah nasabah ke cabang Pegadaian yang didaftarkan.

Direktur Shopee Indonesia Christin Djuarto mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dalam menghadirkan kebutuhan pengguna yang selaras dengan perkembangan zaman. Selain itu, dapat menjadi perpanjangan tangan dari Pegadaian dalam menghadirkan akses mudah bagi masyarakat untuk membangun budaya menabung dan berinvestasi, khususnya dalam bentuk tabungan emas.

“Shopee berharap kolaborasi ini dapat menghadirkan solusi praktis dalam bertransaksi dengan aman dan terpercaya, serta mendukung perluasan jangkauan produk dan layanan produk investasi melalui platform e-commerce untuk seluruh lapisan masyarakat,” imbuh Christin dalam keterangan resmi.

Bagi nasabah baru yang hendak membuka Tabungan Emas di Shopee, cukup mengunjungi halaman Tabungan Emas pada aplikasi Shopee. Lalu menentukan jumlah emas yang akan dibeli dalam bentuk satuan gram atau Rupiah.

Pengguna aplikasi wajib melengkapi data agar verifikasi KTP dapat dilakukan. Pada tahap akhir, nasabah diminta untuk melakukan proses pembayaran. Jika proses pembayaran sukses, maka secara otomatis emas yang dibeli akan tercatat di fitur Tabungan Emas pada akun pengguna Shopee.

Selanjutnya, nasabah diberi waktu 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal pembukaan rekening Tabungan Emas untuk melakukan registrasi ke Cabang Pegadaian. Pada tahun pertama, nasabah dibebaskan dari biaya penyimpanan, selanjutnya Pegadaian akan mengenakan biaya sebesar Rp 30.000 per tahun.

Application Information Will Show Up Here
Claudia Kolonas

Mendiskusikan Minat Masyarakat Indonesia Berinvestasi Lewat Platform Online

Keunikan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia banyak menciptakan peluang baru bagi platform fintech lokal hingga asing. Mulai dari peer-to-peer lending, investasi reksa dana, hingga emas. Sampai saat ini masih besar peminatnya. Tercatat saat pandemi, investasi emas makin digandrungi oleh masyarakat. karena sifatnya yang stabil dan tentunya mudah untuk diakses hingga di jual-belikan.

Pandemi juga mendorong lebih banyak masyarakat untuk menabung. Dalam hal ini menurut Co-Founder Pluang Claudia Kolonas, di Indonesia persentasenya hanya 10% saja masyarakat Indonesia yang menyimpan uang mereka dalam tabungan. Dalam sesi #Selasastartup kali ini, DailySocial mengupas lebih jauh tentang risiko dan peluang untuk berinvestasi memanfaatkan platform fintech.

Fleksibilitas dan kemudahan

Sebagai platform yang menawarkan kemudahan untuk berinvestasi, Pluang sejak awal telah mengamati keunikan yang hanya ada di Indonesia. Yaitu pentingnya bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kepercayaan, saat mereka berniat untuk berinvestasi. Salah satu produk investasi yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini adalah emas.

“Kenapa toko emas menjadi pilihan kebanyakan masyarakat Indonesia untuk menabung, yaitu menurut mereka, pemilik toko emas sudah dikenal dan tidak berubah banyak dari dulu hingga sekarang. Rasa kekeluargaan dan kepercayaan yang erat menjadi alasan utama mengapa mereka lebih senang berinvestasi di emas dan membeli langsung di toko emas,” kata Claudia.

Mengedepankan teknologi, Pluang ingin menjadi sumber yang terpercaya bagi semua kalangan, yang ingin berinvestasi di emas dengan mudah dan fleksibel. Dalam hal ini mereka berupaya untuk mendengarkan semua feedback dari pelanggan dan memiliki pilihan harga yang stabil. Berbeda jika membeli emas secara konvensional.

“Selama ini kita menawarkan investasi emas karena ingin menawarkan produk investasi yang mudah dipahami. Namun ke depannya kami mau menambah produk lain, seperti reksa dana dan kripto tapi masih menunggu izin dari regulator terkait,” pungkas Claudia kepada DailySocial.

Kolaborasi membantu edukasi

Salah satu kunci sukses Pluang melakukan edukasi adalah, dengan memanfaatkan kolaborasi strategis dengan berbagai mitra ternama di Indonesia. Mulai dari Gojek melalui GoInvetasi, Dana, Lazada dan Bukalapak, dimanfaatkan benar oleh Pluang untuk menjangkau lebih banyak target pengguna yang dimiliki oleh masing-masing mitra.

Selama pandemi, Pluang juga mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif. Gaya hidup yang mulai shifting ke online selama pandemi, semakin memudahkan lebih banyak pengguna untuk mengakses dan pada akhirnya berinvestasi dalam platform.

“Jika sebelumnya mereka sudah terbiasa melakukan transaksi di dompet digital seperti Gopay, Dana, dan Ovo, hal tersebut sudah membuka mata mereka tentang teknologi. Dan harapannya bukan hanya pengguna yang melek teknologi yang memiliki minat untuk berinvestasi secara online, namun juga semua kalangan,” kata Claudia.

Secara umum kebanyakan pengguna yang mendaftarkan diri untuk berinvestasi di Pluang adalah mereka para pemula. Meskipun secara jumlah 30% pengguna berasal dari gabungan kalangan milenial dan gen-Z, namun 70% pengguna Pluang adalah mereka usia matang, yang sudah terbiasa untuk berinvestasi dan sangat familiar dengan emas hingga produk investasi lainnya.

“Dengan produk dan pilihan yang ada, kami juga memiliki target untuk bisa menjangkau lebih banyak kalangan milenial berinvestasi emas. Yang selalu kami tekankan adalah, investasi emas merupakan kebiasaan yang sudah banyak diterapkan bukan hanya di Indonesia, namun juga secara global,” kata Claudia.

Dirinya menambahkan, para hedge fund di Amerika Serikat contohnya, banyak yang menyisihkan uangnya untuk berinvestasi dalam emas. Komitmen itulah yang dicoba untuk disampaikan oleh Pluang kepada berbagai kalangan, khususnya generasi muda.

“Pada akhirnya platform fintech seperti Pluang dan lainnya ingin memudahkan dan tentunya meringankan biaya yang harus dikeluarkan pengguna saat berinvestasi. Dengan demikian akan lebih banyak lagi masyarakat yang tertarik untuk menabung dan berinvestasi, bukan hanya kepada emas, namun juga reksa dana dan produk lainnya,” kata Claudia.

Application Information Will Show Up Here
Dana Investasi Emas

Gandeng Pluang, Dana Tambah Fitur Investasi Emas di Aplikasi

Dana menjadi pemain uang elektronik berikutnya yang merilis fitur investasi emas digital di dalam aplikasinya dengan fitur Dana eMas. Pluang menjadi mitra penyedia untuk fitur tersebut — sebelumnya juga bermitra dengan Gojek untuk merilis GoInvestasi.

Dituliskan dalam keterangan resminya, pandemi telah menciptakan ketidakpastian di pasar modal dan keuangan yang menyebabkan aset-aset investasi bereksiko tinggi berguguran. Para investor kemudian menata ulang portofolio investasinya dengan menempatkan uangnya pada instrumen safe-haven, salah satunya emas.

Secara historikal pun, harga emas dunia terus menanjak dan terus mencetak rekor baru. Di pasar lokal, harga emas Antam sepanjang tahun ini (year-to-date) naik lebih dari 30%.

“Di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, kami melihat masyarakat mulai mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan memilih untuk berinvestasi jangka panjang dengan membeli emas. Melalui fitur Dana eMas yang ada di aplikasi Dana, pengguna kini dapat memulai investasi emas secara online dengan praktis,” kata Co-Founder dan CEO Dana Vincent Iswara, Jumat (7/8).

Fitur ini, lanjut Vincent, diperuntukkan bagi pemilik akun Dana Premium. Untuk mulai membeli emas, pengguna dapat memilih mulai dari 0,01 gram atau kurang dari Rp10 ribu secara langsung tanpa biaya. Selain transaksi emas jual dan beli, pengguna bisa membeli emas dengan program cicilan dari 3-24 bulan.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan bahwa kedua perusahaan percaya bahwa kunci pemberdayaan adalah menciptakan produk yang tidak terlalu mengintimidasi dan membangun keyakinan bahwa produk keuangan yang baik dapat dinikmati oleh siapa pun, bukan hanya segelintir orang saja.

“[..] Semua orang berhak untuk mempunyai tabungan demi masa depan yang lebih cerah. Kerja sama Pluang dengan Dana meluncurkan Dana eMas bertujuan untuk membantu kami memenuhi visi dan misi tersebut,” ucap Claudia.

Perlu dicatat, fitur ini belum menyediakan emas fisik saat penarikan atau penjualan dari portofolio pengguna Dana. Namun, pihak Pluang memastikan bahwa investasi ini aman karena perusahaan ada di bawah PT PG Berjangka yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Emas nasabah sepenuhnya disimpan dan dijamin oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI). “Dengan begitu, semua transaksi yang terjadi tidak hanya tercatat dalam aplikasi, tapi juga tercatat di badan pemerintah yang berwenang dan fisik emas disimpan dan dijamin oleh KBI yang statusnya BUMN,” tandas Vincent.

Paling banyak pemain

Emas merupakan salah satu komoditas tertua di dunia dan investasi safe haven. Sejumlah kelebihan ini akhirnya membuat pamor investasi emas tergolong tinggi dan familiar di telinga orang Indonesia. Oleh karenanya, investasi emas sering kali menjadi gerbang awal untuk menjaring investor baru terjun ke instrumen investasi lainnya.

Adapun, aplikasi yang sejauh ini hanya menyediakan investasi emas selain Pluang, ada Tamasia, E-mas, Lakuemas, IndoGold, Treasury, dan Pegadaian. Semua pemain ini menawarkan kemudahan membeli dan menjual emas secara digital. Pemain tersebut akhirnya digaet oleh pemain digital lainnya. Misalnya ada Bareksa, Tanamduit, Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek.

Berkat kemitraan tersebut, total kontribusi pembelian emas secara online mencapai 10% dari transaksi secara nasional. Kontribusinya turut dipicu oleh dampak pandemi, menurut laporan dari The Ken.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Platform investasi emas Masduit mengubah strategi pemasaran selang sebulan sejak peluncuran resmi dengan memanfaatkan jalur agen dan aplikasi messaging

Sebulan Beroperasi, Platform Investasi Emas Masduit Pivot Strategi Bisnis

Platform investasi emas Masduit mengubah strategi pemasaran selang sebulan sejak peluncuran resmi dengan memanfaatkan jalur agen dan aplikasi messaging. Keputusan ini diambil lantaran perusahaan mendapati mayoritas pengguna ternyata orientasinya belum mengarah ke transaksi lewat aplikasi.

CEO Masduit Bony Hudi menerangkan, pada awalnya perusahaan sangat percaya diri bisa mendorong orang untuk beli emas lewat aplikasi. Aplikasi jadi satu-satunya jalur yang dibuka Masduit untuk jual beli emas. Tapi kenyataannya, baru sebulan diluncurkan, tingkat unduhannya belum sampai 1000 kali unduhan.

Angka ini meleset dari target yang awalnya dipasang perusahaan adalah 500 ribu kali unduhan sampai akhir tahun ini. Sekitar 30% di antaranya adalah pengguna aktif bulanan.

Meski target unduhan jauh dari realisasi, namun menariknya diklaim pengguna aktifnya mencapai 60%-70%. Sebanyak 70% dari pengguna aktif di Masduit adalah perempuan yang berlokasi di luar Jabodetabek. Bahkan ditemukan dari pelosok daerah seperti Kalimatan, Aceh, Maluku, dan sebagainya.

Kontribusi penjualan emas dari aplikasi terbilang kurang diminati. Sejak Masduit membuka jalur pemasaran di luar aplikasi, seperti di Instagram dan WhatsApp, mereka menjadi kontributor terbesar, masing-masing sebesar 30% dan 40%.

“Kita terlalu percaya diri pada awalnya, mau fokus di aplikasi saja. Tapi lihat dari angka di sebulan ini, memutuskan kita untuk pivot. Menunda fokus ke aplikasi, buka akses ke channel lain. Harapannya nanti masyarakat bisa pelan-pelan shifting,” terang Bony, pekan lalu.

Jalur keagenan sendiri baru diluncurkan, jumlahnya ada lima orang yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Jambi, Medan, dan Bandung. Konsumen dapat membeli dan menjual emas lewat agen. Basis harga yang diberikan Masduit sudah dicantumkan di aplikasi dan terus diperbarui secara rutin.

Mekanisme keagenan pada tahap awal ini dibatasi untuk lapis pertama dan kedua dari lingukungan Masduit dan minimal sudah memiliki toko emas. Syarat lainnya adalah minimal deposit emas yang akan mereka jual.

Khusus untuk agen, Masduit akan mendorong mereka untuk menggunakan aplikasi. Selain permudah pencatatan secara digital, juga minimalisir risiko yang mungkin saja terjadi ke depannya.

“Di aplikasi, kami juga memberikan update harga buyback emas. Mereka bisa pakai nominal itu yang sebenarnya sudah mengandung komponen komisi. Atau bisa juga pakai harga di atas itu.”

Sebagai catatan, Masduit baru menjual logam emas dengan pecahan 0,1 gram, 0,25 gram, dan 0,5 gram. Emas ini sudah dicetak dan bisa langsung dikirimkan ke pengguna setelah membelinya. Pasokan emas diproduksi oleh induk Masduit, Hartadinata. Ada mitra logistik yang telah bekerja sama untuk pengiriman emas ke seluruh Indonesia.

Tidak hanya agen, Masduit akan menjual emas ke platform e-commerce. Yang sedikit berbeda, Masduit tidak bertindak sebagai merchant. Emas dari Masduit akan disalurkan melalui agregator e-commerce. Agregator tersebutlah yang akan mengelola distribusi penjualan emas ke situs e-commerce yang sesuai.

“Tidak masalah agregator itu mau jual ke situs e-commerce yang mana, mau marketplace atau tidak, bukan masalah. Sebab nanti ada API yang menghubungkan semuanya dan jadi terpantau langsung.”

Bony berharap melalui strategi ini lambat laun akan terjadi perpindahan cara transaksi pengguna ke aplikasi.

“Proyeksinya pada tiga tahun lagi kami bisa jual emas 3,5 kilo sebulan. Itu adalah titik Masduit akan untung,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here