Tag Archives: google i/o 2019

Google Luncurkan Smart Display yang Lebih Besar dan Lebih Canggih: Nest Hub Max

Google mengakuisisi produsen perangkat smart home Nest pada awal tahun 2014. Pasca akuisisi, Nest rupanya masih beroperasi sendiri, hingga akhirnya pada pertengahan tahun lalu, diumumkan bahwa tim Nest resmi dilebur dengan divisi hardware Google yang menangani produk-produk seperti smart speaker Google Home maupun Chromecast.

Namun itu bukan berarti nama Nest sudah tinggal sejarah. Sebaliknya, Google justru baru saja mengumumkan bahwa mereka bakal mulai memasarkan lini produk Google Home di bawah branding Nest. Salah satu contohnya adalah Google Home Hub yang kini telah berganti nama menjadi Nest Hub.

Bersamaan dengan itu, Google turut mengungkap smart display speaker yang lebih gres lagi, yaitu Nest Hub Max. Sesuai namanya, ia merupakan versi lebih bongsor dari Nest Hub. Kalau Nest Hub cuma mengemas layar sentuh 7 inci, Nest Hub Max mengusung layar sentuh 10 inci dengan resolusi 1280 x 800.

Tubuh yang lebih besar juga berarti Hub Max lebih mumpuni perihal performa audio, dan itu diwujudkan lewat sepasang tweeter 18 mm dengan output 10 W, didampingi oleh subwoofer 75 mm dengan output 30 W. Namun ternyata Google tidak menyia-nyiakan ruang ekstra yang dimiliki Hub Max untuk itu saja.

Google Nest Hub Max

Berbeda dari Nest Hub, Hub Max mengemas kamera depan 6,5 megapixel dengan sudut pandang seluas 127 derajat. Video call jelas merupakan salah satu kegunaannya, dan Google pun tak lupa menyertakan fitur auto-framing supaya penggunanya selalu diposisikan di tengah bingkai layar selama percakapan video berlangsung – mirip seperti fitur yang ditawarkan Facebook Portal.

Juga menarik adalah bagaimana kehadiran kamera dapat membuat Hub Max jadi bisa difungsikan sebagai kamera pengawas suatu ruangan ketika penggunanya sedang berada di luar rumah. Seperti halnya kamera pengawas keluaran Nest, semuanya bisa dimonitor secara remote via aplikasi pendamping di smartphone.

Akan tetapi yang paling menarik adalah fitur bernama Face Match. Sebelum ini, Nest Hub sudah lebih dulu menawarkan fitur Voice Match, di mana Google Assistant yang terintegrasi mampu mengenali suara individu yang berbeda dan merespon dengan lebih spesifik. Face Match punya fungsi yang serupa, tapi yang dikenali bukanlah suara, melainkan wajah.

Jadi usai melewati proses pengenalan wajah dan datanya disimpan secara aman di perangkat, pengguna dapat langsung menikmati fitur Face Match. Setiap kali pengguna bergerak menghampiri Hub Max, kameranya bakal mengenalinya, lalu perangkat akan menampilkan informasi yang spesifik buat individu tersebut; entah itu agenda harian, panduan navigasi maupun info lainnya.

Google Nest Hub Max

Di Amerika Serikat, Nest Hub Max bakal dipasarkan mulai musim panas mendatang seharga $229. Google juga berencana membawanya ke lebih banyak negara, sayang Indonesia masih belum termasuk salah satunya (yang paling dekat adalah Singapura).

Dalam kesempatan yang sama, Google juga memperbarui banderol harga tiap-tiap produk dari lini Home-nya. Nest Hub (Google Home Hub) kini dijual seharga $129 saja di Amerika Serikat, sedangkan Google Home dan Google Home Max sekarang dihargai masing-masing $99 dan $299.

Sumber: Google.

Google Pixel 3a dan Pixel 3a XL Disingkap, Smartphone Kelas Menengah dengan Kamera Kelas Atas

Ajang tahunan Google I/O biasanya selalu dimanfaatkan untuk mengumumkan fitur-fitur Android versi terbaru. Namun tahun ini, Google telah menyiapkan kejutan lain dalam bentuk smartphone baru. Bukan cuma satu, tapi dua sekaligus, yakni Pixel 3a dan Pixel 3a XL.

Keduanya merupakan versi ‘ringan’ dari Pixel 3 dan Pixel 3 XL yang dirilis belum setahun yang lalu. Keduanya juga jauh lebih terjangkau; Pixel 3a dihargai mulai $399, sedangkan Pixel 3a XL mulai $479. Meski begitu, Google masih bisa mempertahankan sejumlah keunggulan yang ditawarkan Pixel 3 dan Pixel 3 XL pada kedua ponsel baru ini.

Google Pixel 3a

Yang paling utama adalah kameranya. Hasil pengujian The Verge menyimpulkan bahwa kualitas foto tangkapan Pixel 3a dan Pixel 3a XL nyaris identik dengan tangkapan kedua kakaknya yang dibanderol jauh lebih mahal. Secara teknis, keduanya mengemas kamera belakang 12 megapixel, tapi yang lebih penting justru adalah algoritma image processing Google yang terbukti sangat mumpuni.

Masih seputar kamera, satu keunggulan Pixel 3 dan Pixel 3 XL yang absen pada kedua adiknya ini adalah sepasang kamera depan (satu dengan lensa wide angle). Pixel 3a dan Pixel 3a XL hanya dibekali satu kamera depan 8 megapixel saja, tanpa dampingan lensa wide angle.

Keunggulan lain yang diwarisi tentu saja adalah seputar software. Berhubung keduanya keluaran Google, sudah pasti mereka mengusung OS Android yang paling ‘murni’, serta bakal menjadi yang pertama kebagian jatah update versi terbaru. Integrasi Google Assistant juga hadir secara komplet (termasuk Google Duplex), dan pengguna tetap bisa memanggilnya dengan meremas bodi ponsel.

Google Pixel 3a

Lalu apa yang bisa membuat harga Pixel 3a dan Pixel 3a XL begitu terjangkau dibandingkan kakak-kakaknya? Kompromi spesifikasi jawabannya. Dari segi spesifikasinya, kedua ponsel ini tidak bisa dimasukkan ke kategori high-end.

Chipset yang digunakan bukanlah Snapdragon seri 8, melainkan Snapdragon 670. Kapasitas RAM-nya sama-sama 4 GB, sedangkan pilihan kapasitas penyimpanan internalnya cuma ada satu, yaitu 64 GB.

Terkait layar, Pixel 3a mengusung layar 5,6 inci dengan resolusi 2220 x 1080, sedangkan Pixel 3a XL mengusung layar 6 inci beresolusi 2160 x 1080. Dua-duanya sama-sama panel OLED, akan tetapi kaca pelapisnya bukanlah Gorilla Glass bikinan Corning, melainkan kaca Dragontrail yang lebih inferior.

Google Pixel 3a

Meski secara desain Pixel 3a dan Pixel 3a XL tampak mirip seperti Pixel 3, masih ada sejumlah perbedaan fisik di antaranya. Yang paling utama, baik Pixel 3a maupun Pixel 3a XL sama-sama mengemas bodi berbahan plastik polycarbonate, dan keduanya juga tak dilengkapi dengan ketahanan air sama sekali.

Wireless charging juga tidak tersedia pada Pixel versi murah ini. Untungnya kapasitasnya malah lebih besar: 3.000 mAh untuk Pixel 3a, dan 3.700 mAh untuk Pixel 3a XL. Kombinasi kapasitas baterai yang lebih besar dan performa lebih inferior dapat diartikan daya tahan baterainya lebih awet ketimbang kakak-kakaknya, dan Google pun tak lupa menyertakan fast charger pada paket penjualan.

Kejutan terakhir yang Pixel 3a dan Pixel 3a XL simpan adalah kembalinya headphone jack. Google saat ini sudah memasarkan keduanya di Amerika Serikat dengan banderol seperti di atas dan dalam tiga pilihan warna: Just Black, Clearly White, dan Purple-ish.

Sumber: Google.

Android Auto Punya Desain Baru yang Lebih Segar Sekaligus Fungsional

Tidak terasa sudah lima tahun berselang sejak Google pertama kali menyingkap Android Auto di ajang Google I/O 2014. Dalam kurun waktu tersebut, Google bilang bahwa Android Auto kini sudah tersedia di lebih dari 500 model mobil dari 50 merek yang berbeda.

Lima tahun adalah waktu yang tepat untuk sebuah penyegaran, dan Google baru saja mengungkap versi baru Android Auto yang mengusung perombakan desain cukup drastis. Tampilan barunya ini bukan sekadar lebih manis di mata, tapi juga lebih fungsional ketimbang sebelumnya.

Android Auto

Perubahan yang paling besar menurut saya ada di bagian bawah. Pada versi barunya, cuma ada tiga tombol yang dapat diklik setiap saat: tombol launcher, notification center, dan Google Assistant. Ruang sisanya dimanfaatkan untuk sebuah navigation bar yang berubah-ubah tergantung aplikasi apa yang sedang dibuka.

Jadi semisal yang dibuka adalah Google Maps, maka navigation bar-nya akan dihuni oleh Spotify maupun aplikasi pemutar media lainnya. Dengan begitu, pengguna masih bisa mengontrol jalannya musik tanpa meninggalkan tampilan panduan navigasi yang jelas dari Google Maps.

Android Auto

Sebaliknya, ketika membuka Spotify atau aplikasi lainnya, navigation bar-nya akan menampilkan belokan yang harus diambil selanjutnya. Singkat cerita, versi baru Android Auto ini lebih memudahkan multitasking, tapi tidak sampai yang membuat konsentrasi pengemudi mudah buyar.

Google tak lupa menerapkan dark theme pada Android Auto agar lebih senada dengan interior kebanyakan mobil. Pada mobil yang layar dashboard-nya lebih lebar dari biasanya, Android Auto juga bakal memanfaatkan ruang ekstra tersebut secara maksimal dengan menampilkan lebih banyak informasi.

Google bilang bahwa Android Auto versi baru ini akan tersedia mulai musim panas mendatang di semua mobil yang kompatibel.

Sumber: Google.