Tag Archives: Google Play Store

Aplikasi Bawaan Android Hilang / freepik

3 Cara Mengembalikan Aplikasi Bawaan Android yang Hilang

Aplikasi bawaan atau aplikasi default merupakan aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya di perangkat Android kamu. Aplikasi ini telah disetel menjadi default untuk tugas tertentu, seperti membuka jenis file tertentu atau memutar musik.

Ada beberapa aplikasi default yang tidak dapat kamu uninstall, tetapi ada aplikasi lain yang dapat kamu singkirkan jika diinginkan.

Aplikasi ini antara lain Google Chrome, Google Play Music, dan Gmail. Mereka disebut default karena sudah ditetapkan sebagai aplikasi default untuk fungsi tertentu di perangkat kamu.

Cara Mengembalikan Aplikasi Bawaan Android yang Hilang

Aplikasi bawaan atau aplikasi default pada perangkat Android adalah aplikasi yang disetel untuk dibuka saat kamu melakukan tugas tertentu.

Seringkali terjadi masalah dimana aplikasi default tersebut tidak dapat ditemukan di layar atau hilang. Bagaimana cara mengatasinya?

Periksa Play Store

Jika kamu mengalami masalah dimana aplikasi default tidak muncul di layar utama kamu, kamu dapat memeriksa Play Store untuk melihat aplikasi default kamu yang tidak muncul dan memunculkannya kembali di layar utama.

Buka play store dan klik titik tiga di pojok kanan atas layar. Lalu pilih Settings> ” Apps & Notifications”> “Default App Settings”. Di sini, kamu akan melihat semua aplikasi default yang telah disetel untuk OS perangkat kamu.

Gunakan Aplikasi Backup

Aplikasi Backup dirancang untuk menyimpan data dari aplikasi lain sehingga dapat dipulihkan bila diperlukan. Artinya, jika salah satu aplikasi default kamu berhenti berfungsi dengan baik, yang harus kamu lakukan adalah memulihkannya melalui aplikasi ini.

Cukup unduh aplikasi dari Play Store dan jalankan di perangkat kamu. Ini akan secara otomatis mencadangkan semua pengaturan di HP kamu, termasuk semua aplikasi default yang ada di sana sebelumnya.

Unduh Ulang dari Play Store

Jika kamu tidak menemukan aplikasi default di HP, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencoba dan memperbaikinya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menginstal ulang aplikasi.

Kamu dapat melakukannya dengan masuk ke Google Play dan memilih aplikasi yang ingin kamu instal ulang. Setelah memilihnya, pilih “Install” dan tunggu hingga diunduh.

Demikianlah penjelasan mengenai cara mengembalikan aplikasi bawaan android yang hilang, semoga bermanfaat.

Play Store yang Tidak Muncul / freepik

6 Cara Memperbaiki Play Store yang Tidak Bisa Dibuka

Play Store adalah toko aplikasi untuk perangkat android yang dikembangkan oleh Google, mereka memiliki berbagai macam aplikasi dan game di dalamnya. Playstore juga digunakan untuk memperbarui aplikasi, serta mengelolanya.

Play Store penting karena membantu kamu menemukan aplikasi dan game baru dengan mudah sehingga kamu dapat menggunakan perangkat dengan lebih efisien. Selain itu, memudahkan untuk memperbarui aplikasi kamu agar selalu terbarui dengan fitur-fitur terbaru.

Namun seringkali terdapat masalah pada pengguna android, yaitu Play Store yang tidak dapat dibuka. Adakah cara untuk mengatasi masalah ini?

Cara Memperbaiki Play Store yang Tidak Bisa Dibuka

Play Store adalah salah satu aplikasi terpenting jika kamu menggunakan android. Ini adalah tempat di mana kamu akan menemukan semua aplikasi, game, dan bahkan film favorit kamu. Jika kamu pernah mengalami masalah dengan aplikasi ini, kamu pasti merasakan kekecewaan.

Berikut ini adalah cara memperbaikinya dengan mudah:

Uninstall Pembaruan Play Store

Jika kamu mengalami masalah dengan Play Store, ada beberapa hal berbeda yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Salah satu masalah yang paling umum adalah Play Store tidak dapat dibuka.

Cara termudah untuk mengatasinya adalah dengan membuka Pengaturan dan buka Apps & Notifications > App Info > Google Play Store (jika tidak muncul di sana, buka Apps & Notifications > See All Apps > Google Play Services). Dari sana, tekan Uninstall update.

Bersihkan Cache dan Data di Google Play Service

Saat kamu mengalami masalah dengan Google Play Store, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menghapus cache dan data di Google Play Service untuk dapat memperbaiki banyak masalah.

Untuk melakukan hal ini, kamu bisa klik Settings > Apps & notifications > pilih “Google Play services” lalu pilih “Storage.” Jika sudah, kamu dapat mencari “Clear cache” lalu pilih. Selanjutnya, pilih “Clear data.”

Periksa RAM HP

Jika kamu kesulitan membuka Google Play Store, mungkin karena RAM kamu tidak memiliki ruang lagi. Beberapa pengguna telah menemukan bahwa ketika memori ponsel mereka rendah, itu dapat menyebabkan masalah dengan aplikasi tertentu.

Untuk memeriksa RAM kamu, buka Settings > Apps & Notifications > Memory Usage. Jika kamu melihat aplikasi yang menggunakan terlalu banyak memori, pertimbangkan untuk menutupnya atau meng-uninstallnya.

Menyesuaikan Tanggal dan Waktu

Coba sesuaikan pengaturan tanggal dan waktu kamu. Jika ini salah, Play Store tidak akan dapat terhubung dengan server Google dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk dimuat dengan benar.

Kamu dapat menyesuaikan tanggal dan waktu di HP kamu. Kamu dapat melakukan ini dengan membuka Settings > Date & Time, lalu pilih Set Date & Time. Pastikan sudah sesuai dengan waktu wilayahmu.

Matikan WiFi, Proxy, VPN

Play Store adalah layanan yang berjalan di latar belakang dan memeriksa pembaruan aplikasi di HP kamu. Aplikasi ini juga memeriksa pembaruan saat kamu membukanya. Ketika tidak dapat terhubung ke internet, maka akan gagal melakukan hal-hal ini.

Kamu dapat mematikan WiFi, Proxy, VPN dengan tujuan agar pembaruan menjadi berjalan cepat karena menggunakan jaringan seluler. Karena ketiga hal itu seringkali tidak berjalan lancar dan tidak membuat pembaruan berjalan cepat.

Restart HP

Jika Play Store tidak dapat dibuka, ada beberapa hal yang dapat kamu coba. Kamu dapat mencoba melakukan restart HP. Hal ini dapat menyelesaikan banyak masalah dan sering kali, itu cukup untuk membuat aplikasi berfungsi kembali.

Memulai ulang HP kamu akan menghapus gangguan sementara dan membersihkan semua “sampah” yang menumpuk dari waktu ke waktu dan membuat semuanya berjalan lancar kembali.

Demikianlah penjelasan mengenai cara untuk memperbaiki Google Play Store yang tidak dapat dibuka, semoga bermanfaat.

Program Reward Google Play Points Resmi Hadir di Indonesia

Google mengumumkan kehadiran program Google Play Points secara resmi di Indonesia pada tanggal 5 November 2021 kemarin. Sebelumnya sudah hadir lebih dulu di beberapa negara lain, program ini dirancang untuk memberikan poin dan reward kepada pengguna perangkat Android atas berbagai aktivitas mereka di Google Play.

Program ini dapat diikuti tanpa biaya, dan pengguna dapat mengumpulkan Play Points dari pembelian aplikasi, film, buku, pembayaran subscription, in-app purchase, dan lain sebagainya. Selama masih dalam konteks Google Play, pada dasarnya semua transaksi dapat dikonversikan menjadi Play Points.

Di awal, peserta program bakal mendapatkan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500. Jadi semisal Anda membeli 250 Diamond di Mobile Legends seharga Rp75.000 (lewat store bawaan game-nya langsung), maka Anda bakal langsung menerima 50 Google Play Points.

Poin tersebut kemudian bisa ditukarkan dengan beragam reward; bisa berupa in-app atau in-game item, bisa berupa kupon diskon untuk membeli in-app atau in-game item, atau bisa juga berupa saldo Google Play Credit.

Seiring poinnya terakumulasi, jumlah poin yang didapat dari setiap transaksi juga bakal bertambah. Pasalnya, pengguna bisa mencapai empat tingkatan (tier) di program ini. Berikut rincian dari masing-masing tier:

  • Bronze: Tier pertama untuk semua peserta program Google Play Points. Tier ini memberikan 1 poin di setiap kelipatan Rp1.500, beserta kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 2x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan.
  • Silver: Jika mengumpulkan setidaknya 300 poin dalam tempo satu tahun, maka pengguna akan naik ke tier yang kedua. Di sini mereka bakal mendapatkan 1,1 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 10%), lalu kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game, atau hingga 3x dari menyewa film dan buku dalam event bulanan. Mereka juga bisa mendapat hadiah langsung setiap minggunya dalam bentuk poin (sampai 100 poin).
  • Gold: Jika mengumpulkan paling tidak 1.000 poin dalam tempo setahun, maka pengguna akan naik ke tier yang ketiga. Nilai konversinya naik menjadi 1,2 poin untuk setiap kelipatan Rp1.500 (bonus 20%), dan hadiah mingguannya juga naik menjadi up to 200 poin. Kesempatan untuk mendapat hingga 4x lebih banyak poin di game masih ada, tapi tier Gold juga bisa menerima sampai 4x dari menyewa film dan buku selama event bulanan.
  • Platinum: Saat akumulasi poin dalam setahun mencapai 5.000 poin, maka pengguna akan mencapai tier yang teratas. Di tier ini, setiap kelipatan Rp1.500 akan menghasilkan 1,4 poin (bonus 40%), dan hadiah langsungnya bisa mencapai 500 poin per minggu. Pengguna di tier ini juga berkesempatan mendapatkan hingga 4x lebih banyak poin di game, atau sampai 5x dari menyewa film dan buku selama event bulanan, tidak ketinggalan pula respon tercepat dari tim support apabila membutuhkan.

Muriel Makarim, Head of Brand & Reputation, Google Indonesia, menjelaskan, “Kami ingin memberikan masyarakat Indonesia sebuah program yang dapat mengikuti peningkatan minat mereka terhadap berbagai aplikasi seluler. Orang di Indonesia makin banyak mencari hiburan baru, terutama terkait game, dan mereka ingin terus dihibur, aktif, dan berinteraksi dengan aplikasi. Kami ingin memberikan reward atas engagement itu dengan Google Play Points dan memberi mereka pengalaman yang menyenangkan.”

Ditanya mengenai tarif top up Google Play yang lebih mahal jika dibandingkan dengan berbagai layanan pihak ketiga, Muriel berdalih bahwa memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen itu tidak selalu lewat harga yang murah, melainkan bisa juga dengan cara [top up] yang seamless.

Program Google Play Points ini pada dasarnya juga bisa dilihat sebagai respon Google terhadap kondisi tersebut. Kalau kita gunakan Mobile Legends lagi sebagai contoh, jadi meskipun jumlah Diamond yang didapat lebih sedikit jika top up langsung via Google Play, pengguna akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan beragam reward itu tadi.

Google mengajak lebih dari 25 developer untuk ikut meramaikan program Google Play Points di Indonesia, termasuk halnya developer lokal macam Agate. Arief Widhiyasa, CEO sekaligus co-founder Agate, optimistis bahwa program ini bisa jadi cara yang bagus bagi developer untuk berinteraksi dengan para pemainnya dan memotivasi mereka untuk terus bermain.

Untuk mengikuti program Google Play Points, pengguna hanya perlu mencantumkan metode pembayaran pada akunnya, lalu buka menu profil pada aplikasi Play Store di perangkat Android. Supaya lebih menarik perhatian, semua anggota baru berhak mendapatkan tiga kali lebih banyak poin di setiap pembelian selama satu minggu pertama.

Netflix Akhirnya Mulai Uji Coba Layanan Gaming

Keinginan Netflix untuk melebarkan sayapnya ke pasar video game kelihatannya terus menunjukkan perkembangan. Kabar terakhirnya, Netflix tengah menjalankan uji coba integrasi layanan game barunya tersebut ke dalam aplikasi mobile-nya.

Hal ini dikabarkan langsung melalui akun Twitter Netflix Geeked beberapa hari lalu. Dalam cuitannya tersebut dijelaskan bahwa uji coba ini dilakukan di Polandia. Sehingga para pengguna Netflix yang mengakses layanannya lewat perangkat Android sudah dapat mengunduh 2 game yang disediakan Netflix, yaitu Stranger Things: 1984 dan Stranger Things 3.

Secara teknis, para pengguna yang akan mengunduh game tersebut tetap diarahkan menuju lama game-nya di Google Play Store namun para pengguna Netflix tersebut tidak akan dikenakan biaya tambahan. Netflix juga menegaskan bahwa game mereka tersebut tidak akan memiliki iklan maupun micro-transaction karena sudah termasuk ke dalam biaya berlangganannya.

Pihak Netflix Geeked juga menjelaskan bahwa mereka masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk beberapa bulan ke depan, namun yang mereka tunjukkan sekarang ini adalah langkah pertama dari target mereka. Netflix memang menjanjikan bahwa layanan game mereka tersebut akan memiliki lebih banyak judul di masa depan.

Uniknya, layanan game mobile ini tidak dapat dicoba oleh para pengguna yang menggunakan platform iOS milik Apple. Netflix memang tidak menjelaskan apa alasan menguji layanan tersebut di satu platform saja, namun tentunya banyak pengguna produk Apple di Polandia yang kecewa karena tidak dapat mencoba langsung layanan ini.

Selain kecewa karena tidak tersedia untuk versi iOS, banyak fans yang jadi mempertanyakan tujuan utama dari layanan game ini karena merasa layanan tersebut hanya berupa link untuk menuju laman game-nya di Google Play Store. Tidak sedikit juga yang khawatir bahwa fitur ini akan menjadi alasan bagi Netflix untuk menaikkan harga berlangganannya di masa depan.

Netflix sebelumnya memang telah menegaskan bahwa biaya berlangganan mereka tidak akan bertambah dengan adanya fitur game ini. Namun para pengamat teknologi memang sedikit skeptis dengan hal tersebut karena Netflix memang harus menginvestasikan banyak sumber daya untuk mengembangkan layanan game ini.

Elon Musk Ikut Kritik Kasus Apple Store, Tunjukkan Dukungan ke Epic Games

Perseteruan antara Epic Games melawan Apple memang telah berjalan beberapa saat. Meskipun masih belum ada hasil final dalam persidangan ini namun ternyata topik ini masih kerap diperbincangkan oleh banyak orang di dunia maya.

Salah satunya adalah bos dari Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang akhirnya mengutarakan sudut pandangnya atas perseteruan Epic dan Apple ini. Lewat cuitan singkatnya Elon menunjukkan ketidaksetujuannya atas apa yang Apple Store lakukan dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Epic Games benar.

Elon menyebut Apple App Store sebagai bukti dari keberadaan pajak global di internet. Hal ini merujuk kepada biaya yang harus diberikan oleh para pengembang game, seperti Epic Games kepada Apple selama game battle-royale mereka, Fortnite, berada di dalam Apple Store.

Pengusaha yang juga berkecimpung di dunia crypto ini menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya menyukai produk Apple dan menggunakannya. Namun dirinya memang merasa bahwa pajak sebesar 30% tanpa ada benefit apapun tidak masuk akal.

Tidak hanya berhenti di situ, keesokan harinya Elon juga melanjutkan cuitannya membahas Android dengan Google Play Store-nya. Uniknya, Epic sebelumnya telah membuat gugatan serupa dengan Apple kepada Google.

Dirinya menjelaskan bahwa harusnya keberadaan Android dapat memberikan tekanan kompetitif yang membuat Apple menurunkan biaya yang dibebankan. Namun Android malah melakukan praktek yang sama yang membuat keduanya memonopoli pasar aplikasi mobile bersama-sama.

Beberapa pengikut Elon Musk bahkan menyarankan agar Elon membuat ‘app store’ sendiri dan bahkan Tesla Phone yang nantinya akan memiliki peraturan dan regulasinya sendiri yang berbeda dari Apple dan Google.

Salah seorang fans bahkan punya ide yang lebih gila dengan mengatakan bahwa cara terbaik untuk melampaui Apple dan Google adalah menciptakan infrastruktur mobile terbuka yang mengintegrasikan mata uang crypto dalam tingkatan sistem operasinya.

Hal tersebut memang bukan tidak mungkin dilakukan oleh sang bilionaire eksentrik satu ini. Elon Musk sering mencoba berbagai hal baru untuk memperluas bisnisnya, termasuk yang terakhir adalah masuk ke dalam dunia cryptocurrency. Mungkin saja Tesla Phone akan menjadi nyata di masa depan.

CEO Epic Games Sebut Google Lakukan Bisnis Tanpa Etika

Kesuksesan Unreal Engine dan juga popularitas Fortnite memang membawa Epic Games menjadi salah satu raksasa baru dalam industri video game. Hal ini tentu dirasakan juga oleh sang CEO Tim Sweeney yang kini menjadi semakin berani untuk memperjuangkan produk-produknya.

Sebelumnya, industri video game dikejutkan dengan perseteruan antara Epic Games melawan Apple yang berlanjut ke meja hijau. Ketika perkara dengan Apple masih menunggu keputusan pengadilan, Tim kelihatannya mengalihkan perhatiannya kepada Google.

Hal ini dilakukan oleh Tim lewat cuitannya di Twitter yang mengutip berita tentang Google melakukan instalasi otomatis aplikasi pelacakan kontak (untuk COVID-19) pada smartphone tanpa seizin penggunanya yang berada di Amerika Serikat.

Seperti yang terjadi sebelumnya dengan Apple, Tim langsung menyerang Google dengan menyebut bahwa para pengguna yang malang diblokir untuk memasang Fortnite lewat Google Play Store. Namun Google malah memasang aplikasi tanpa persetujuan penggunanya.

Tim bahkan menyebut apa yang dilakukan Google tersebut sebagai ‘bisnis tanpa etika’. Cuitan ini pun mendapat dukungan dari para pengikut Tim yang bahkan mendorong sang CEO untuk membuat mobile store mereka sendiri.

Dalam cuitan-cuitan setelahnya, Tim Sweeney juga masih menyerang baik Apple maupun Google. Namun uniknya, ia memberikan apresiasi terhadap Microsoft terutama pada kehadiran Windows 11 dengan mengatakan bahwa “versi 2021 dari Microsoft adalah versi terbaik dari Microsoft yang pernah ada.”

Meskipun tidak menyinggungnya secara langsung, kelihatannya Sweeney memuji Microsoft atas keputusan untuk memperbolehkan para pengembang di store-nya dapat menggunakan sistem pembayaran sendiri dan menyimpan 100% pendapatannya.

Apakah selain untuk menyerang raksasa Google, cuitan-cuitan dari Tim Sweeney ini juga mengindikasikan bahwa mereka tidak akan bekerja sama untuk pasar mobile? Apalagi di cuitannya yang lain, ia me-retweet informasi bahwa Windows 11 akan mendukung aplikasi Android.

Ataukah cuitan ini akan berakhir juga sebagai tuntutan kepada Google ke jalur hukum oleh Epic Games? Apalagi dengan posisinya sekarang, Tim dengan Epic Games memang telah mampu melawan raksasa teknologi yang dianggap merugikan mereka.

ShopeePay menjadi salah satu metode pembayaran di Google Play. Pembayaran juga tersedia melalui Doku, GoPay, Kartu Kredit/Debit, dan tagihan ponsel / ShopeePay

ShopeePay Kini Menjadi Pilihan Metode Pembayaran di Google Play

Penyedia layanan pembayaran digital dibawah Sea Group, ShopeePay, mengumumkan integrasi dengan Google Play Store untuk mendukung tren pertumbuhan penggunaan layanan digital di Indonesia. ShopeePay kini bisa digunakan untuk transaksi berbagai kebutuhan gaya hidup digital seperti pembelian aplikasi, top up game, hingga berlangganan layanan Video on Demand (VOD).

Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari mengungkapkan, “Kerja sama ini merupakan pencapaian inovasi terbaru dari ShopeePay dalam menyediakan solusi pembayaran digital yang terintegrasi, khususnya di platform kelas dunia seperti Google Play Store. [..] Dengan penawaran yang memuaskan dan akses yang tak terbatas akan transaksi pembayaran digital di dalam Google Play Store, kami harap kolaborasi ini dapat semakin mendorong antusiasme masyarakat terhadap transaksi digital.”

Pengguna hanya perlu menambahkan ShopeePay di menu metode pembayaran lalu memasukan pin ShopeePay atau konfirmasi melalui sidik jari/Face ID. Setelah berhasil diaktivasi, pengguna bisa mulai melakukan pembelian aplikasi di dalam Google Play.

Sebelumnya, GoPay sudah lebih dulu masuk sebagai metode pembayaran di Google Play sejak tahun 2019. Dengan strategi yang tidak jauh berbeda, kedua platform ini menawarkan nilai tambah berupa cashback yang bisa digunakan user untuk pembelian in-app dan aplikasi premium.

Selain menggunakan saldo Google Play, transaksi juga bisa melalui kartu Kredit/Debit serta tagihan ponsel. Namun, dilansir dalam rilisan pers Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat, untuk setiap pembelian aplikasi Google Play akan dikenakan tambahan pajak 10% dan biaya jasa sekitar 2%. Artinya, pengguna harus menyediakan saldo pulsa yang mencukupi sebelum bertransaksi di Google Play.

Peta pembayaran digital di Indonesia

Riset “Digital 2021” yang dikeluarkan We Are Social dan HootSuite mengungkapkan peningkatan jumlah masyarakat yang mengonsumsi layanan digital di Indonesia. Sebanyak 86,2% pengguna internet mengaku menggunakan aplikasi hiburan dan video, meningkat dari 83% di tahun sebelumnya. 60,4% mengaku menggunakan aplikasi mobile game, meningkat dari 59% di tahun sebelumnya.

Peningkatan tren ini mendorong integrasi ShopeePay dan Google Play Store untuk menyediakan akses pembayaran yang lebih aman dan menyeluruh, khususnya bagi pengguna Android yang mendominasi lebih dari 90% pasar smartphone di Indonesia.

Kehadiran teknologi dan digitalisasi di Indonesia mampu mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan alat pembayaran. Diakselerasi pandemi Covid-19, penggunaan uang tunai kini kian beralih menjadi pembayaran via digital.

Hasil survei konsumen secara online yang dilakukan oleh Snapcart selama kuartal pertama tahun 2021 menunjukkan ShopeePay sebagai platform pembayaran digital yang paling banyak digunakan (76%), disusul GoPay (57%), Ovo (54%), Dana (49%), dan LinkAja (21%).

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi AnTuTu Benchmark Dihapus dari Google Play Store, Salah Apa?

Nama AnTuTu tentu sudah tidak asing lagi di telinga para pengguna perangkat Android. Aplikasi tersebut merupakan salah satu pilihan terpopuler untuk menguji performa suatu perangkat secara objektif (benchmarking), dan AnTuTu pun sudah eksis sejak tahun 2011, sejak Google Play Store masih memakai nama Android Market.

Namun status senior rupanya tidak mencegah AnTuTu ditindak seandainya melanggar aturan yang ditetapkan Google. Coba sekarang Anda buka Play Store dan cari “antutu”. Aplikasi benchmark itu tidak akan muncul di hasil pencarian, sebab Google sudah menghapusnya dari Play Store.

Di situs AnTuTu, tautan ke halaman Play Store masing-masing aplikasi Android bikinannya juga sudah digantikan oleh tautan untuk mengunduh file APK-nya secara langsung. Pertanyaannya, salah apa AnTuTu sampai ditendang dari Google Play Store? Peraturan apa yang sudah dilanggar developer asal Tiongkok tersebut?

Well, yang salah rupanya bukan mereka, melainkan Cheetah Mobile. Sejak 2014, Cheetah Mobile sudah menjadi salah satu investor sekaligus pemegang saham AnTuTu, dan belum lama ini Google menghapus 45 aplikasi bikinan Cheetah Mobile dari Play Store bersamaan dengan ratusan aplikasi lain yang tertangkap melakukan praktik kotor dalam menyajikan iklan.

Clean Master, salah satu aplikasi terlaris bikinan Cheetah Mobile / Cheetah Mobile
Clean Master, salah satu aplikasi terlaris bikinan Cheetah Mobile / Cheetah Mobile

Menurut penjelasan Google sendiri, praktik kotor yang paling umum adalah iklan yang disajikan di luar konteks. Bukannya di dalam aplikasi terkait, iklan malah menjajah layar selagi pengguna sedang melakukan panggilan telepon, atau ketika sedang mengakses panduan navigasi.

Afiliasinya dengan Cheetah Mobile inilah yang menyebabkan AnTuTu didepak dari Play Store. AnTuTu berargumen bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman, sebab meskipun berada di bawah payung Cheetah Mobile, AnTuTu masih beroperasi secara mandiri. Kecuali yang berkaitan dengan layanan hukum, Cheetah Mobile disebut tidak pernah campur tangan pada portofolio AnTuTu.

Saat ini AnTuTu sedang berupaya untuk meyakinkan Google bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan Cheetah Mobile selain untuk urusan legal, dan mereka berharap aplikasi-aplikasinya bisa segera kembali dipublikasikan lewat Play Store.

Sumber: Android Police.

GoPay mengumumkan ketersediaan sebagai opsi pembayaran terbaru di Google Play Store

GoPay Resmi Jadi Opsi Pembayaran di Google Play

GoPay mengumumkan telah tersedia sebagai opsi pembayaran terbaru di Google Play Store, melengkapi opsi lainnya yang sebelumnya telah tersedia, yakni pembayaran dengan pulsa, pembelian voucher saldo Google Play, dan kartu kredit.

Kehadiran GoPay ini, tak lain merupakan salah satu realisasi dari investasi yang dikucurkan Google ke Gojek pada awal tahun lalu.

SVP Digital Product Gopay Timothius Martin menerangkan kerja sama GoPay dan Google Play merupakan pertama kalinya terjadi dengan uang elektronik di Indonesia. Selama ini pembayaran dengan kartu kredit di Google Play menjadi paling umum digunakan, padahal baru sebagian kecil saja masyarakat Indonesia yang memiliki kartu kredit.

“Di sini, kami ingin memberikan akses yang lebih mudah bagi mereka yang tidak punya kartu kredit agar tetap bisa menikmati berbagai aplikasi dan hiburan yang tersedia di Google Play,” terangnya.

Saat ini terdapat sekitar 150 juta pengguna internet di Indonesia dengan 90% di antaranya adalah pengguna smartphone. Sebanyak 91% pengguna smartphone di Indonesia menggunakan sistem operasi Android. Adanya GoPay di Google Play memudahkan pengguna Android untuk berbelanja aplikasi atau in-app purchase tanpa pakai kartu kredit.

Bicara potensi belanja aplikasi di platform seperti Google Play terbilang cukup fantastis. Menurut data yang dikutip Timothius, total pengeluaran masyarakat Indonesia untuk belanja aplikasi mobile tahun lalu mencapai $313,6 juta (lebih dari 4,3 triliun Rupiah).

Google Play sendiri mengalami peningkatan jumlah unduhan sebesar 15,4% pada awal tahun ini. Aplikasi yang paling banyak diunduh adalah media sosial. Gim masih menjadi daya tarik utama untuk belanja aplikasi atau in-app purchase. Transaksi gim di Google Play tumbuh 16,8%.

Tidak hanya mendukung gim yang diterbitkan publisher internasional, Timothius berharap GoPay dapat mendukung perkembangan aplikasi dan gim dari penerbit lokal.

Melihat potensi industri gim yang besar, perusahaan juga secara aktif terlibat sebagai sponsor ajang esport seperti PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2019, Mobile Legends: Bang Bang Professional League Season 2, dan EVOS E-Sports.

Secara online, GoPay sudah tersedia di sejumlah situs e-commerce, termasuk Blibli, JD.id, Kompas, Sociolla, Gogobli, dan iLotte.

Secara fitur, GoPay menyediakan layanan PayLater bekerja sama dengan Findaya untuk opsi pembayaran di berbagai layanan Gojek.

Application Information Will Show Up Here

Google Luncurkan Measure, Aplikasi untuk Mengukur Dimensi Objek Nyata di Sekitar

Dari sekian banyak fitur baru iOS 12, salah satu yang cukup menarik adalah penyempurnaan pada pengalaman augmented reality (AR), sekaligus aplikasi bawaan baru bernama Measure. Fungsi aplikasi tersebut sangat simpel, yakni untuk mengukur dimensi beragam objek nyata di sekitar kita, tanpa harus mengandalkan penggaris maupun meteran.

Pengguna perangkat Android tak perlu berkecil hati, sebab Google malah sudah merilis aplikasi serupa di Play Store, dengan nama yang sama pula. Measure memanfaatkan platform ARCore yang Google buat sendiri, yang berarti perangkat Anda haruslah mendukung ARCore untuk bisa menggunakannya – daftar lengkapnya bisa dilihat di situs resmi Google.

Ada dua tipe pengukuran di Measure: panjang (Length) dan tinggi (Height), sehingga Anda dapat mengukur panjang sebuah karpet, lebar lemari, maupun tinggi meja. Hasil pengukurannya bisa disimpan dalam bentuk foto untuk dijadikan referensi ketika diperlukan, semisal ketika berkunjung ke toko furniture guna berburu perabot baru.

Google Measure app

Google tidak lupa memberikan catatan kecil bahwa pengukurannya tidak bisa 100% akurat, melainkan hanya estimasi saja. Berdasarkan pengalaman saya menggunakan aplikasi serupa di iOS (third party), semuanya bergantung pada kondisi pencahayaan; kalau cahaya di dalam ruangan cukup terang terang, maka pengukurannya bisa lebih akurat ketimbang di dalam ruangan yang remang-remang.

Cara menggunakannya pun sangat mudah. Supaya lebih jelas, silakan tonton video demonstrasi Google di bawah ini.

Sumber: UploadVR.

Application Information Will Show Up Here