Tag Archives: Gotrade Indonesia

Sejauh ini aplikasi wealthtech yang menyediakan kemudahan investasi di saham luar negeri adalah Pluang, Gotrade, dan Nanovest/ Pexels

Bagaimana Wealthtech Mudahkan Investasi ke Saham-Saham Luar Negeri

Investasi saham adalah satu dari sekian banyak alternatif di dunia investasi. Jauh sebelum mengenal digital, kelas aset yang satu ini prosesnya sangat manual. Pembelian saham dulu masih menggunakan papan manual, kertas untuk bertransaksi, dan harus dilakukan secara tatap muka di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kantor BEI didesain memiliki lantai perdagangan bertingkat karena terbatasnya ruang untuk menampung aktivitas perdagangan kala itu. Nasabah pun harus menelepon sales/broker untuk order saham yang diinginkan. Makanya, bursa saham zaman dulu lebih banyak dinikmati oleh para trader karena tidak banyak isu dan sentimen-sentimen seperti saat ini.

Namun lain dulu lain sekarang. Belakangan pesatnya pertumbuhan digital, turut dipicu oleh pandemi, mengakibatkan pesatnya inovasi di bidang wealthtech. Kehadiran wealthtech, permudah proses memahami saham jadi jauh lebih menyenangkan, meski risiko yang ditanggung tetap sama.

External Affairs Director Pluang Wilson Andrew menyampaikan, investasi kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda dan kemudahan akses platform digital mempercepat peningkatan literasi serta inklusi keuangan di Indonesia.

“Investasi tidak lagi menjadi hal yang eksklusif karena prosesnya menjadi jauh lebih mudah dan bahkan dapat dipantau secara real-time melalui smartphone,” ucapnya kepada DailySocial.id.

Pendapat sama diutarakan Ajinkya Kulkarn, Co-founder aplikasi wealthtech asal India Wint Wealth. Dia bilang, perubahan demografi investor dan serangkaian jalur investasi baru mendorong industri fintech untuk memberikan pengalaman digital yang seamless dalam perjalanan investasi seseorang. Wealthtech, sambungnya, memberikan peluang penciptaan kekayaan yang sama bagi investor ritel kecil dengan sumber dana terbatas dan investor ultra kaya.

“Meskipun investor milenial ini tech-savvy, mereka tetap butuh bantuan untuk memecahkan kompleksitas di dunia keuangan. Fintech menawarkan nasihat profesional sekaligus kemudahan eksekusi melalui platform digital. [..] Fintech membangun kepercayaan, menjembatani kesenjangan antara investor dan pasar modal,” kata dia.

Menurutnya, wealthtech membantu investor berinvestasi yang didukung IQ (Intelligent Quotient) yang sangat didasarkan pada penelitian dan konsultasi. Mereka memiliki pengetahuan data dan keterampilan untuk membedah informasi ini yang membantu mereka menarik wawasan yang berarti dan pemahaman mendalam tentang skenario ekonomi. Hal ini memungkinkan investor untuk membuat keputusan investasi yang didukung data yang bijaksana.

“Di tengah lingkungan peraturan yang berubah, platform wealthtech tidak memperumit keuangan dan memberdayakan investor pemula untuk membuat keputusan yang bijak dan tepat waktu guna mencapai tujuan keuangan jangka panjang dan menciptakan kekayaan.”

Menurut laporan CB Insights yang diterbitkan pada 8 Maret 2022, pada kuartal IV 2021 pendanaan startup wealthtech di pasar global naik 156% secara year-on-year senilai $14,6 miliar. Momentum yang baik ini berdampak pada tren peningkatan jumlah investor ritel di Indonesia. Mengutip dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Mei 2022, jumlah investor ritel di pasar modal tembus 8,85 juta SID (Single Investor Identification) atau naik 18,29% secara year-to-date dibandingkan Desember 2021.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh generasi muda berusia di bawah 30 tahun sebesar 60,29% dari keseluruhan jumlah investor. Sebagai catatan, angka ini mencakup SID yang merangkum kode unik untuk investor reksa dana, SBN, dan saham. Adapun, khusus untuk jumlah investor saham (C-BEST) tercatat 3,9 juta SID. Angka ini naik 13,26% secara year-to-date dari angka 3,45 juta SID.

Bila membandingkan pertumbuhan SID di reksa dana dan SBN, kenaikan investor saham memang masih kalah. Jumlah investor reksa dana untuk periode yang sama, tumbuh 19,58%, sementara SBN tumbuh 14,76%. Meski demikian, ketiganya sama-sama masih punya ruang tumbuh yang begitu besar karena rasionya dengan total penduduk masih di bawah 2%.

Berdasarkan risikonya, berinvestasi saham termasuk high risk, high return dan disarankan bukan buat pemula. Menurut Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, investasi pada dasarnya harus didasari dengan pengetahuan dan jangan karena kata orang lain alias FOMO (fear of missing out).

“Beli yang kita tahu dan kenal, jangan kata orang. Karena sudah tahu dan kenal, misal BBCA (BCA) hampir semua ada ATM-nya,” ucapnya seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Dia juga menyarankan, kalau ingin pertama kali coba, sebaiknya dalam jumlah kecil, serta membiasakan diri untuk disiplin, dan siap untuk cut loss. “Kalau misal ternyata penurunan 1%-3% atau 2%-4% enggak boleh lagi yang namanya sayang untuk cut loss. Kalau memang waktunya cut loss, ya cut loss,” tegasnya.

Investasi saham dalam negeri

Ajaib adalah salah satu contoh terdekat di industri yang dapat tumbuh melesat lewat produk saham yang mereka tawarkan sejak Maret 2020. Langkah yang diambil Ajaib sedikit berbeda dibandingkan pemain wealthtech lainnya yang cenderung ambil strategi perdalam rangkaian produk reksa dana, atau kelas aset lainnya, seperti emas, atau mata uang kripto, dalam memperkenalkan investasi kepada pemula.

Ajaib ingin dikenal sebagai aplikasi yang ramah untuk investor ritel pemula, maka seluruh strategi dan produk Ajaib perlu diselaraskan. VP of Product Ajaib Aurora Marsye mengatakan, aplikasi Ajaib didesain penuh untuk mempermudah investor pemula terjun ke dunia saham.

Fitur-fitur seperti registrasi akun 100% online dalam hitungan menit; tidak ada minimum investasi dan buka rekening tanpa deposit awal; tampilan grafik komprehensif, analisis teknis dan fundamental mendalam; dan berbagai materi edukasi dan forum diskusi, adalah sebagian fitur andalan untuk menarik kalangan anak muda.

“Kita remove barrier-barrier yang selama ini menghalangi investor muda untuk terjun ke pasar saham. Dengan berbagai kemudahan ini, modal yang perlu disiapkan pengguna baru itu cukup berani saja,” kata Aurora beberapa waktu lalu.

Meski aplikasi dibuat seramah mungkin buat para pengguna, Ajaib tetap mengedepankan sisi edukasi mengingat investasi ini tergolong investasi high risk high return. Salah satu pendekatan yang kerap dilakukan adalah mengadakan pelatihan-pelatihan rutin dengan memanfaatkan platform media sosial yang banyak dikunjungi anak muda setiap harinya.

“Karena targetnya investor ritel kami lihat mereka mainnya di mana, sekarang banyak main di media sosial. Kami menghampiri mereka, jemput bola. Kami yakin semua pihak juga mengambil strategi ini agar semakin mudah dijangkau oleh para pengguna,” tambah Director of Stock Brokerage Ajaib Sekuritas Anna Lora.

Langkah ini, lanjutnya, merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas literasi investor saham. Menurutnya, peningkatan secara kuantitas memang penting, namun menjaga kualitas pengguna juga tak kalah pentingnya.

Kompetitor terdekatnya, Stockbit, juga dikenal sebagai wealthtech yang menawarkan produk investasi saham. Langkah berbeda diambil oleh Pluang. Startup yang didirikan Claudia Kolonas ini termasuk aplikasi wealthtech dengan kelas aset terlengkap.

Investasi saham luar negeri

Pada awal berdiri dengan brand EmasDigi, Pluang menyediakan produk investasi emas. Mereka terus menambah portofolionya, mulai dari indeks futures (micro e-mini S&P 500 dan micro e-mini NASDAQ 1000), aset kripto, dan reksa dana. Dibandingkan peers-nya, Pluang cukup eksploratif dan berani memperkenalkan kelas aset karena berambisi ingin merangkul semua pengguna yang datang dari beragam profil risiko.

“Sebagai platform legal pertama yang menyediakan akses yang aman pada produk saham AS, peluncuran produk Contract for Differences (CFD) Saham AS pada awal tahun 2022 lalu merupakan komitmen Pluang untuk menjawab antusiasme investor ritel Indonesia dalam berinvestasi langsung di berbagai perusahaan global ternama di pasar modal AS secara terjangkau,” kata Wilson.

Dia melanjutkan, dalam kombinasi jenis aset investasi, indeks saham AS menjadi kombinasi menarik yang dipilih investor untuk dipasangkan dengan aset kripto, emas, dan reksa dana. Menurut hipotesis perusahaan, para investor dapat memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan tren investasi secara global.

Sejak meluncurkan kelas aset CFD saham, pihaknya mendapat respons positif karena tersedianya akses investasi ke pasar saham AS. Dari 40 saham yang diluncurkan, saham perusahaan teknologi jadi pilihan terpopuler di kalangan pengguna. Selanjutnya, diikuti saham perbankan jadi alternatif pilihan. “Secara pertumbuhan kuantitatif pun, angka AUM di jenis aset investasi ini terus meningkat sejak peluncurannya.”

Pluang meyakini produk pasar global merupakan aset yang strategis untuk dimiliki para investor Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan nilainya sangat baik dan ukuran kapitalisasi pasar yang sangat besar. Pasar saham AS sendiri telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa sejak pandemi, juga pertumbuhan nilai aset dan investor menunjukkan tren yang positif.

“Kami mengamati bagaimana masyarakat Indonesia berusaha untuk mendiversifikasi asetnya di pasar modal AS. Dalam kepemilikan aset investasi, indeks saham AS memiliki potensi yang baik mengikuti aset investasi lainnya seperti aset kripto dan emas digital.”

Dalam temuan internal perusahaan, meski tidak dirinci secara spesifik, mayoritas pengguna akan memulai investasi dengan satu jenis produk investasi terlebih dahulu dan secara berkala memulai investasi dengan beragam aset lainnya. Kombinasi paling tinggi di kepemilikan aset jatuh pada kepemilikan aset kripto, emas digital, indeks saham AS dan reksa dana.

Kemudian, mereka juga cenderung menambah kelas aset baru dalam portofolio investasi mereka kurang lebih selama dua sampai tiga bulan. Disebutkan juga, para pengguna Pluang merupakan investor ritel pemula. Namun, mereka dinilai sudah mampu mendiversifikasi asetnya dengan merata dan bijak sesuai risiko portofolio produk investasi yang tersedia di Pluang.

Perilaku tersebut disinyalir karena mereka sudah mampu mendiversifikasi asetnya setelah mengikuti berbagai program edukasi, baik yang rutin diselenggarakan perusahaan di berbagai platform ataupun di luar itu. “Harapannya, konten-konten edukasi yang diberikan meningkatkan pemahaman pengguna kami dalam menganalisis risiko dari tiap produk investasi dan bisa memaksimalkan potensi peningkatan aset finansialnya.”

Seperti diketahui, pasar saham AS adalah salah satu pilihan utama untuk berinvestasi dalam hal mendiversifikasi portofolio. Negara ini adalah rumah bagi beberapa teknologi terbaik dan bisnis penghasil kekayaan lainnya yang menawarkan peluang investasi besar. Menurut laporan Credit Suisse, kapitalisasi pasar saham AS mewakili sekitar 56% dari total nilai pasar global.

Sementara itu, menurut Investopedia, bagi banyak investor, membeli saham luar negeri memungkinkan mereka melakukan diversifikasi dengan menyebarkan risiko, selain memberi eksposur terhadap pertumbuhan ekonomi di negara lain. Namun, risikonya volatilitasnya juga tak jauh berbeda dengan bursa saham lokal karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

Makanya, lagi-lagi, investasi saham itu bukan untuk semua orang. Banyak penasihat keuangan menganggap saham asing sebagai tambahan yang sehat untuk portofolio investasi. Mereka merekomendasikan alokasi 5% hingga 10% untuk investor konservatif, dan maksimal 25% untuk investor agresif.

Akan tetapi, karena cocok untuk investasi jangka panjang, ia jadi menarik. Ada yang bilang, semakin lama seorang investor berada di pasar, semakin rendah kemungkinan kehilangan uang.

Seperti yang dikatakan David Gardner, salah satu pendiri The Motley Fool, “Tidak masalah ketika Anda berinvestasi jika Anda berinvestasi di perusahaan hebat. Sebagian kecil saham menyumbang sebagian besar pengembalian pasar secara keseluruhan. Itulah mengapa lebih baik membeli saham di perusahaan hebat sesegera mungkin daripada menunggu harga yang lebih baik yang mungkin tidak akan pernah datang.”

Saat ini, belum banyak pemain wealthtech lokal yang menggarap segmen tersebut. Nanovest, besutan Grup Sinarmas jadi satu-satunya yang lokal, kemudian ada juga Gotrade yang kini punya legalitas yang sah di Indonesia.

Nanovest tak hanya menyajikan investasi saham luar negeri, juga aset kripto, dan transfer dana. Sama seperti Gotrade, Nanovest juga bermitra dengan Alpaca untuk mengakomodasi transaksi saham. Untuk aset kripto, perusahaan sudah memiliki lisensi resmi dengan badan hukum PT Tumbuh Bersama Nano.

Gotrade

Strategic Initiatives Gotrade Ajisatria Suleiman menuturkan, pengalaman berinvestasi perusahaan asing memang bukan barang baru bagi orang Indonesia karena semua bisa diakses melalui sekuritas luar negeri melalui jaringan pribadi mereka. Namun, yang dibawa Gotrade bisa dikatakan inovasi karena perusahaan ingin mendemokratisasikan akses ini ke seluruh orang Indonesia.

“Kami percaya bahwa investor ritel baru juga harus memiliki akses yang sama terhadap produk investasi alternatif yang aman dan legal,” kata Aji.

Dia melanjutkan, hingga saat ini belum ada perusahaan sekuritas lokal di Indonesia yang dapat menawarkan sekuritas asing. Produk saham di Gotrade Indonesia adalah kontrak derivatif yang 100% didukung penuh oleh saham asli yang dimiliki di AS melalui mitra yang digaet, yakni Alpaca Securities LLC, dealer pialang teregulasi FINRA.

Di Indonesia, investasi derivatif ini diatur oleh Bappebti sehingga dibutuhkan izin Pialang Berjangka. Valbury Asia Futures pun dipilih sebagai mitra, mengingat punya reputasi baik dan pengetahuan yang mendalam terutama di bidang regulasi dan kepatuhan.

Pendanaan Seri A Gotrade
Para pendiri Gotrade / Gotrade

Dijelaskan lebih jauh, untuk setiap saham yang dimiliki oleh pelanggan Gotrade Indonesia, ada saham terkait yang dipegang oleh Valbury dalam akun terpisah di Alpaca Securities LLC. Hal ini memungkinkan Gotrade Indonesia untuk memberikan akses kepada masyarakat Indonesia ke saham AS sesuai dengan peraturan lokal Indonesia.

“Struktur kami diatur di bawah Peraturan Bappebti 1/2022 dan 2/2022. Pelanggan membuat kontrak dengan Valbury, dan Valbury kemudian melakukan transaksi terkait dengan Alpaca Securities. Kedua perdagangan ini terjadi secara real time. Seluruh transaksi dilaporkan ke Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan aspek moneter ditangani oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI), lembaga kliring perdagangan berjangka dan komoditas.”

Gotrade optimistis bahwa semakin terbukanya akses digital dan langkah edukasi masif dari berbagai pihak, secara perlahan dapat meningkatkan kedewasaan dan pengetahuan investor ritel pemula terhadap berbagai produk investasi. Hal itu tercermin dari jumlah investor ritel yang naik dua kali lipat pada tahun lalu, belum memperhitungkan investor dari produk alternatif seperti kripto. Mayoritas para investor baru ini adalah kaum muda perkotaan, paham teknologi, berpendidikan baik di posisi karir tingkat pemula atau menengah.

Sebelum resmi hadir di Indonesia, Gotrade sudah hadir sejak 2019 di Singapura. Gotrade didirikan oleh Rohit Mulani, Norman Wanto, dan David Grant. Platform ini dulunya bernama TR8 Securities yang terdaftar di Labuhan, Malaysia. Dalam operasionalnya, bermitra dengan Alpaca sebagai broker dengan lisensi FINRA dan perlindungan SIPC di Amerika Serikat.

Gotrade hadir menawarkan kemudahan untuk melakukan trading saham dari bursa Amerika Serikat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membeli saham pecahan di NYSE dan saham yang diperdagangkan di NASDAQ mulai dari $1 alias in fraction atau sepersekian dari satu lembar saham. Investor tetap mendapat dividen sesuai jatah kepemilikan saham.

Tidak disebutkan jumlah pengguna Gotrade Indonesia maupun global sejauh ini, pun nominal AUM yang telah dikumpulkan.

Gotrade dan Valbury Asia Futures meluncurkan Gotrade Indonesia yang diklaim sesuai dengan regulasi Bappebti

Gotrade Indonesia Resmi Meluncur, Gandeng Valbury Sebagai Mitra Lokal

Platform yang menawarkan kemudahan membeli saham di bursa Amerika Serikat, Gotrade, meluncurkan produk khusus untuk masyarakat Indonesia dengan nama Gotrade Indonesia.

Untuk menghadirkan layanan ini, Gotrade menggandeng Valbury Asia Futures (Valbury) sebagai mitra lokal. Valbury adalah pialang resmi yang terdaftar di Bappebti. Selanjutnya produk Gotrade yang menyasar pasar global akan disebut sebagai Gotrade Global.

Polemik soal keabsahan lisensi Gotrade di Indonesia memang sempat mencuat. Platform ini, dahulu bernama TR8 Securities, terdaftar di Labuhan, Malaysia, dan bermitra dengan Alpaca sebagai broker yang memiliki lisensi FINRA dan perlindungan SIPC di Amerika Serikat.

Secara umum memang perusahaan keuangan tidak bisa langsung menawarkan saham-saham negara asing di Indonesia. Sebagai jalan keluar, Gotrade bermitra dengan Valbury.

Meskipun produk Contract For Difference (CFD) untuk saham perusahaan Amerika Serikat lumayan umum ditawarkan perusahaan Futures, Gotrade dan Valbury berusaha menawarkan hal yang berbeda.

Gotrade akan mempublikasikan semua biaya secara transparan kepada publik. Mereka mengklaim hanya membebankan 1,20% dalam biaya FX. Proses tersebut setelah melewati pajak, pertukaran, dan biaya peraturan–tanpa menyembunyikan biaya lain. Selain itu, semua proses transaksi akan dilewatkan Kliring Berjangka Indonesia sesuai regulasi.

Semua perdagangan yang dilakukan di Gotrade Indonesia dilakukan berdasarkan kontrak antara pengguna dan Valbury. Berikutnya Valbury akan memasukkan transaksi ke Alpaca dan semua kontrak diklaim didukung oleh saham asli di Amerika Serikat. Untuk setiap lembar atau fraksi saham yang dipegang pengguna di Gotrade Indonesia, akan ada saham yang bersesuaian yang dipegang Valbury di Alpaca.

Di tahap awal, pengguna bisa bertransaksi di 50 saham perusahaan melalui Gotrade Indonesia. Ke depannya Gotrade berharap bisa memudahkan transaksi untuk semua yang saham yang sudah dikelolanya, layakanya di platform Gotrade Global.

Pendanaan awal

Gotrade didirikan tahun 2019 lalu oleh David Grant, Norman Wanto, dan Rohit Mulani. Mereka juga tengah bergabung dalam program akselerator Y Combinator [YC menjadi salah satu investor tahap awalnya]. Tahun lalu mereka telah mengumpulkan $7 juta atau setara 101 miliar Rupiah pendanaan dalam putaran awal yang dipimpin oleh LocalGlobe. Turut terlibat Social Leverage, Picus Capital, dan Raptor Group, serta angel investor yang terkait dari petinggi GoCardless, Skyscanner, Morgan Stanley, Deutsche Bank, dan Rapyd.

Di putaran tersebut, Co-Founder & CEO Gojek Kevin Aluwi turut serta menjadi angel investor. Sejumlah pemodal ventura lokal juga terlibat di dalamnya, di antaranya Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Brama One Ventures. Yang terakhir adalah pemodal ventura berbasis di Surabaya yang telah berinvestasi di sejumlah startup, termasuk Ayoconnect, Halodoc, NalaGenetics, dan lain-lain.

Gotrade hadir menawarkan kemudahan untuk melakukan trading saham dari bursa Amerika Serikat. Saat ini layanan tersebut juga sudah bisa diakses oleh pengguna di Indonesia secara terbatas.

Application Information Will Show Up Here