Tag Archives: grab indonesia

GrabShare Resmi Hadir di Indonesia

Menghadirkan konsep berbagi, Grab yang merupakan platform pemesanan kendaraan melalui aplikasi hari ini meresmikan GrabShare, layanan carpool untuk pengguna di kawasan Jabodetabek. Layanan terbaru ini merupakan pilihan terbaru untuk pengguna yang ingin mendapatkan harga lebih murah, kesempatan untuk berbagi kendaraan dengan pengguna lainnya yang memiliki tujuan yang searah.

Indonesia merupakan negara ke empat yang disambangi Grab untuk layanan GrabShare. Sebelumnya GrabShare diklaim telah memberikan kontribusi untuk Singapura, Malaysia, dan Filipina.

“Belajar dari pengalaman tiga negara sebelumnya, kami pastikan GrabShare Indonesia memiliki algoritma yang tepat dan pastinya mumpuni untuk pengguna Grab di Indonesia,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzky Kramadibrata.

Algoritma GrabShare

Algoritma yang disebutkan Ridzky adalah kemampuan setiap kendaraan untuk memberikan layanan kepada pengguna sesuai dengan jarak terdekat, waktu dan kondisi yang ada, rute perjalanan yang saling berkaitan, suplai mitra pengemudi dan mengurutkan lokasi penjemputan dan pengantaran menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas terkini.

Diklaim tidak ada lagi kesalahan jika ada pengguna yang menggunakan layanan GrabShare di pinggir jalan tol atau jalan raya yang sulit untuk disinggahi oleh mitra pengemudi.

“Kita juga pastikan semua pemesanan hanya boleh digunakan untuk dua pemesanan saja dan empat penumpang dalam satu perjalanan tersebut selama tujuan sama,” kata Ridzky.

Hal tersebut diklaim yang membedakan layanan dari GrabShare dengan layanan carpool serupa dari kompetitor. Uber sendiri telah meluncurkan UberPool di Indonesia sejak pertengahan tahun lalu.

Grab Indonesia menegaskan sebelum GrabShare dihadirkan, telah dilakukan riset, survei, dan pengumpulan data dengan memanfaatkan machine learning.

“Sejak bulan Januari kami telah melakukan uji coba kepada pelanggan demi mendapatkan behavior yang tepat untuk semua pengguna di Indonesia,” kata Ridzky.

Selain harga yang lebih murah dari layanan GrabCar, dengan potongan tarif hingga 50%, GrabShare menjamin maksimal dua titik pemberhentian serta pemesanan instant untuk pengguna.

“Jika nantinya GrabShare hanya mendapatkan satu penumpang saja mitra pengemudi pun wajib untuk mengantarkan penumpang tersebut sampai tujuan, karena waktu tunggu yang kami berikan hanya 3 menit untuk semua penumpang,” kata Ridzky.

Untuk meminimalisir kerugian untuk mitra, Grab Indonesia akan memberikan insentif kepada mitra pengemudi.

Edukasi kepada mitra pengemudi dan layanan pelanggan 24 Jam

Untuk memastikan layanan terbaru ini sudah siap di kalangan mitra pengemudi, secara agresif Grab Indonesia telah melakukan sosialiasi dan edukasi kepada mitra pengemudi terpilih. Hal tersebut dipastikan agar mitra pengemudi telah mengetahui dan siap dengan layanan yang ada. Sementara pemilihan mitra pengemudi untuk GrabShare saat ini fokus ke mitra yang memiliki rating dan performa yang baik.

“Kami pastikan proses penyaringan untuk mitra GrabShare adalah yang terbaik berdasarkan rating dan performa dari pengemudi untuk menjamin keamanan dari pengguna,” kata Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Grab Indonesia juga memberikan asuransi kecelakaan pribadi dari Grab Group kepada pengguna yang memanfaatkan layanan GrabShare dan mitra pengemudi. Saat ini GrabShare sudah bisa digunakan dengan pilihan pembayaran yang beragam, mulai dari GrabPay, uang tunai, kartu kredit, kartu debit, dan Mandiri e-cash.

“Pada dasarnya jika ada dua pengguna yang memesan dengan tujuan yang sama bisa dengan mudah menikmati layanan GrabShare dengan harga yang jauh lebih murah dari layanan GrabCar,” kata Mediko.

Untuk memastikan mitra pengemudi, pengguna mendapatkan informasi yang jelas, Grab Indonesia juga menyediakan layanan pelanggan selama 24 jam.

“Dengan teknologi terbaru yang dihadirkan oleh Grab Indonesia, diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan mobil untuk mengatasi kemacetan terutama di kota Jakarta,” tutup Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Grab Gandeng Jualo untuk GrabParcel

Meski belum diumumkan secara resmi, Grab meluncurkan layanan jasa antar-kirim paket dengan sistem next day service dan same day service bernama GrabParcel. Rencananya layanan teranyar ini akan diresmikan bulan Maret ini. Untuk mendukung bisnis, Grab menggandeng situs jual beli Jualo sebagai salah satu mitranya.

GrabParcel adalah layanan yang disediakan Grab khusus menyasar segmen korporat sebagai konsumen yang berada di wilayah Jabodetabek. GrabParcel menjadi solusi yang ditawarkan Grab untuk pengiriman paket dengan level volume yang tinggi dan konstan.

Adapun sasaran konsumen yang dituju di antaranya pemain e-commerce, pasar swalayan, dan perbankan. Grab pun membuka pendaftaran mitra pengemudi Grab sebagai kurir yang untuk melayani konsumen GrabParcel. Setiap mitra juga akan menggunakan aplikasi khusus untuk pekerjaan GrabParcel.

“GrabParcel merupakan fitur baru dari Grab. Grab dan Jualo juga akan meluncurkan beberapa program untuk launch fitur tersebut. Nah, untuk detil programnya seperti apa, stay tune terus ya di homepage kami dan Jualo,” ucap Head of GrabParcel Intan Saraswati dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Lewat kerja sama ini, seluruh transaksi Jualo dengan cakupan pengiriman wilayah Jabodetabek akan diakomodir menggunakan GrabParcel. Jualo juga bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa logistik untuk mempermudah pengiriman barang, terutama bagi pengguna yang berada di luar Pulau Jawa.

“Dalam kerja sama dengan Grab, Jualo akan menyediakan jasa pengiriman next day service dan same day service berlaku di wilayah Jabodetabek. Sedangkan untuk pengiriman di luar Jabodetabek dan luar Pulau Jawa, kami telah bekerja sama dengan TIKI, JNE, dan perusahaan lainnya,” kata COO Jualo Pedro Principe.

Kehadiran GrabParcel, tentu saja jawaban Grab terhadap layanan Go-Send yang dimiliki Go-Jek. Go-Send tidak hanya melayani jasa pengiriman reguler saja, kini dengan pengembangan terbaru juga menyediakan layanan same day service bekerja sama dengan pemain e-commerce.

Beberapa pemain e-commerce yang sudah bekerja sama di antaranya Lazada, Bukalapak, Blibli, dan Tokopedia. Layanan ini sudah tersedia di 15 kota, meliputi Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, hingga Samarinda.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mantan Kapolri Badrodin Haiti Konfirmasi Tak Jadi Menjabat Komisaris Utama Grab Indonesia

Setelah sebelumnya diumumkan melalui rilis resmi Grab Indonesia, tentang bergabungnya mantan Kapolri Jendral Badrodin Haiti, akhirnya yang bersangkutan memberikan klarifikasi. Ada dua hal yang disampaikan, pertama bahwa belum terjadi kesepakatan antara Badrodin dengan Grab Indonesia secara resmi (hitam di atas putih) untuk penunjukannya sebagai komisaris utama perusahaan dan baru sebatas diskusi. Yang kedua Badrodin mengatakan ia tidak jadi menjabat komisaris utama Grab Indonesia.

Alasan yang disampaikan Badrodin terkait etika. Pasalnya terlebih dulu ia telah dipercaya menjadi komisaris utama di salah satu perusahaan pengembang Waskita Karya. Kendati tidak ada aturan yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh menjabat komisaris utama di dua perusahaan, namun bagi Badrodin hal tersebut kurang tepat dilakukan.

Sebelumnya dalam rilis resmi Grab Indonesia, seperti yang diungkapkan Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director, hadirnya mantan Kapolri di tubuh perusahaannya akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

Perekrutan tokoh berpengaruh untuk mengakselerasi bisnis tidak hanya dilakukan oleh Grab. Uber sebagai pesaingnya juga melakukan pendekatan yang sama sejak awal popularitasnya mencuat. Kala itu salah satu mantan adivsor presiden Obama direkrut menjadi salah satu penanggung jawab perusahaan untuk komunikasi hukum dan politik. Strategi seperti ini dilakukan –sedikit bisa dikorelasikan–untuk menekan gejolak sosial yang terjadi dalam lingkup kerja perusahaan transportasi on-demand tersebut.

Kendati sudah sangat jarang terdengar, isu penolakan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi pernah terdengar. Di Indonesia bahkan pernah menjadi isu yang serius. Melibatkan komponen besar dalam dunia politik bisa jadi memberikan arahan yang tepat untuk meluruskan laju atau koordinasi bisnis sejalan dengan ketentuan (regulasi) yang berlaku.

Investasikan $700 Juta, Grab Bangun Pusat R&D di Indonesia

Setelah mengumumkan komisaris baru di jajaran manajemen Grab Indonesia beberapa hari lalu, hari ini secara resmi Grab mengumumkan rencana besarnya untuk Indonesia. Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan di Jakarta mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar $700 juta untuk membangun pusat Research and Development (R&D) di Indonesia dan beberapa inisiatif lainnya dengan masa waktu 4 tahun ke depan. Rencana yang bernama “Grab 4 Indonesia” itu didukung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia.

“Indonesia merupakan negara yang memberikan kontribusi terbesar untuk Grab. Untuk mendukung pertumbuhan yang ada, Grab akan berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan R&D Center dan merekrut tenaga muda lokal yang nantinya bisa memberikan kontribusi untuk Grab dan Indonesia,” kata Anthony.

Master Plan 2020 Grab 4 Indonesia dinilai sesuai dengan pertumbuhan bisnis Grab lebih dari 600% pada tahun 2016. Grab 4 Indonesia nantinya akan mencakup kepada beberapa kegiatan, termasuk pembangunan R&D Center Grab di Jakarta yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Inovasi Teknologi untuk pasar Indonesia. Untuk melancarkan regulasi dan hal-hal pendukung yang dibutuhkan, BKPM akan mengawal Grab selama proses investasi berjalan.

“Kami dari BKPM akan memastikan bahwa investasi yang diberikan oleh Grab telah berjalan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada di Indonesia. Dalam hal ini BKPM akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melancarkan proses investasi tersebut,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

BKPM sendiri menyambut baik investasi yang diberikan Grab untuk Indonesia. Bukan hanya mendirikan pusat R&D namun juga fokus kepada peningkatan inklusi keuangan serta peningkatan akses terhadap pembayaran mobile dan peluang pembiayaan di seluruh Indonesia.

“BKPM mencatat hanya 30% saja masyarakat Indonesia yang memiliki rekening bank, artinya masih rendah kesadaran masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas keuangan. Dengan hadirnya pusat R&D nanti, diharapkan bisa meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia yang terbilang masih kurang,” kata Thomas.

Dengan menggandeng BKPM, Grab ingin menerapkan pelokalan dan tentunya menyesuaikan dengan peraturan serta ketentuan yang ada. Hal tersebut juga ditegaskan Anthony, terutama untuk Indonesia yang memiliki karakter dan perbedaan dalam hal ketertiban lalu lintas hingga kebiasaan lainnya.

Menciptakan lapangan pekerjaan di bidang teknologi informasi

Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan

Dalam waktu dua tahun ke depan, Grab Indonesia akan melakukan perekrutan 150 engineer di Indonesia. Pusat R&D yang akan hadir di Jakarta, akan menjadi pusat pengembangan inovasi yang ditujukan untuk Indonesia disesuaikan dengan pasar Indonesia. Hal tersebut mencakup algoritma baru terkait dengan peraturan lalu lintas yang baru di Jakarta dan GrabHitch (Nebeng), layanan yang tersedia bagi hampir 1,4 juta komuter di Jakarta.

“Sebelumnya kami telah mendirikan pusat R&D di Singapura, Beijing dan Seattle dan Indonesia merupakan negara keempat untuk pusat R&D Grab. Untuk membantu proses mentoring yang ada di pusat R&D Jakarta, kami akan menghadirkan para mentor dari ketiga perwakilan pusat R&D tersebut untuk membantu Indonesia,” kata Anthony.

Dalam acara peresmian Grab 4 Indonesia ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan apresiasi.

“Saya sangat antusias dengan adanya rencana Grab membangun pusat R&D di Indonesia seperti yang nantinya akan dilakukan oleh Apple. Terkait dengan bisnis model dari Grab pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya karena secara langsung akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia,” kata Rudiantara.

Mendukung pelaku startup dan mitra pengemudi Grab

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata

Selain mendirikan pusat R&D, Grab juga akan berinvestasi dalam technopreneurship dengan membantu startup terpilih untuk mempercepat proses penetrasi produknya ke pasar dengan investasi modal dan bantuan teknis dari Grab. Selanjutnya Grab juga akan terus meluncurkan dan mengembangkan layanan mobile, agar dapat meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap pembayaran mobile dan peluang pembiayaan di Indonesia.

“Inovasi yang akan kami hadirkan diantaranya melalui GrabPay Credits, opsi pembayaran non-tunai dan kemitraan yang telah dijalin dengan Mandiri serta solusi e-Cash serta terus mengembangkan platform pembayaran e-money bersama dengan Lippo Group dan bank Nobu untuk memungkinkan pengguna menggunakan Grab dalam pembayaran layanan dan barang di berbagai ritel Lippo,” kata Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Saat in Grab Indonesia telah memiliki sekitar 100 ribu mitra pengemudi  dan telah tersedia di 8 kota di Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi Grab Indonesia kepada mitra pengemudi, Grab akan memberikan akses berupa pembiayaan untuk membeli dan memiliki smartphone dan kendaraan bermotor. Grab Indonesia mengklaim dari sisi pendapatan, mitra dari Grab lebih banyak mendapatkan keuntungan dibandingkan dengan penyedia layanan transportasi on demand lainnya di Indonesia.

“Sejak awal kami memiliki komitmen terhadap target dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Indonesia, di antaranya dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui pengembangan bisnis kami di berbagai kota baru dan mempekerjakan tim lokal serta memberikan kesempatan menarik kepada mitra pengemudi,” kata Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Penunjukan Mantan Kapolri dan Manuver Grab di Industri Transportasi Indonesia

Grab hari ini mengumumkan hadirnya mantan Kapolri Badrodin Haiti sebagai komisaris utama Grab Indonesia. Dengan peran barunya ini, Kapolri periode 2015-2016 tersebut akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Managing Director Ridzki Kramadibrata menyampaikan, bahwa pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

“Seiring dengan evolusi yang terjadi di sektor teknologi dalam platform pemesanan kendaraan di Indonesia, Pak Badrodin akan memandu dan memastikan Grab Indonesia berkontribusi secara konstruktif terhadap pelaksanaan dari sejumlah kebijakan transportasi dan aturan keselamatan yang baru,” ujar Ridzki.

Seperti diketahui dalam berbagai pemberitaan populer beberapa waktu belakang, bahwa penolakan terhadap layanan ride-hiling, masalah terkait dengan kontrak mitra kerja, upah dan sebagainya sering muncul ke permukaan. Tak hanya terjadi pada Grab, tapi juga pemain lain seperti Go-Jek atau Uber. Dan masalah tersebut tentu akan selalu dihubungkan kepada regulasi. Seperti layaknya sebuah sistem komputer, “back-end” dalam bisnis diperlukan sebagai salah satu strategi, menjadi konsultan dalam menyelaraskan tujuan bisnis dengan kebijakan yang berlaku.

“Saya sangat senang bergabung dengan Grab Indonesia, sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam meningkatkan taraf hidup di Indonesia dan memberikan solusi atas permasalahan lokal. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang juga saya pegang teguh, dan saya akan memastikan bahwa Grab akan terus menjadi panutan sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas dan citizenship. Saya juga akan menggunakan pengalaman saya bekerja di sejumlah daerah di Indonesia untuk memberi masukan sejalan dengan kegiatan ekspansi Grab di Indonesia,” kata Badrodin Haiti.

Tentang manuver Grab di Indonesia

Di Indonesia, dengan brand awalnya GrabTaxi, meluncur pada pertengahan tahun 2014. Sesuai namanya, pada fase awal kehadiran mereka berfokus pada layanan pemesanan taksi (mobil) untuk warga Jakarta. Setahun setelahnya layanan GrabBike meluncur menantang pemain lokal yang waktu itu sudah ada Go-Jek. Persaingan pun mulai memanas, saat terjadi perekrutan besar-besaran pengemudi di ibukota. Kini keduanya fokus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia. Kini Grab memiliki 580.000 mitra pengemudi aktif dalam jaringannya dan telah diunduh di 30 juta perangkat.

Ekosistem pengguna sendiri telah berhasil terbentuk, sehingga perusahaan mulai menggencarkan fokus bisnis lain. Beberapa improvisasi layanan turut dihadirkan, belum lama ini Grab menghadirkan layanan loyalitas pelanggan yang disebut dengan GrabReward, sebuah sistem poin yang akan diberikan kepada setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen. Sebelumnya juga ada layanan “nebeng” GrabHitch dan GrabChat untuk komunikasi antara mitra pengemudi dengan pelanggannya.

Kendati demikian, salah satu yang paling digencarkan tahun ini ialah pemanfaatan GrabPay, sebuah layanan e-money yang didedikasikan untuk melakukan transaksi layanan Grab. Hal serupa turut dilakukan pesaingnya Go-Jek kepada ekosistem pelanggan yang sudah dimiliki.

Inovasi ride hailing di Indonesia, penolakan kian sirna

Permasalahan tentang penolakan nyaris berhasil diselesaikan, walaupun di daerah masih ada beberapa kejadian kecil berbuah dari penolakan layanan, namun sudah tidak semasif dulu. Transportasi adalah kebutuhan setiap orang, sehingga banyak yang berkepentingan untuk menjadi yang terdepan dalam memenuhi kebutuhan ini. Inovasi selalu akan menjadi pemimpin dari segala kemajuan yang ada, akan tetapi ada satu hal yang harus turut diimbangi, yakni kultur.

Pendekatan kultural ini meliputi banyak aspek, mulai dari edukasi masyarakat, penataan regulasi hingga bagaimana bisnis memberikan value kepada bangsa secara keseluruhan. Dengan potensi besar, dibuktikan dengan Grab bervaluasi $1.43 miliar dan Go-Jek menjadi unicorn pertama di Indonesia), bisnis transportasi menjadi ladang sekaligus medan perang yang masih akan terus memanas, seiring dengan makin sadarnya pemain konvensional untuk beralih ke digital.

Grab Permudah Layanan Pembayaran Non-Tunai Melalui GrabPay Credits

Ada yang baru dari layanan ride-sharing asal Singapura, Grab. Hari ini (29/11) Grab mengumumkan peluncuran layanan pembayaran non-tunai GrabPay Credits yang pada dasarnya merupakan ‘upgrade’ dari layanan GrabPay yang telah meluncur pada Januari 2016 silam. Lewat layanan yang baru tersedia di Singapura dan Indonesia ini, pengguna diberikan pilihan yang lebih banyak untuk melakukan top-up, mulai dari ATM hingga ke minimarket seperti Alfamart.

Sejak berganti brand menjadi Grab, ada banyak perubahan dan inovasi layanan yang dilakukan oleh pihak Grab untuk terus mengembangkan platform yang lebih kokoh di pasar Asia Tenggara. Salah satu inovasinya yaitu dengan mengembangkan GrabPay, cash-less digital wallet service, yang meluncur pada Januari 2016 lalu.

Namun, Grab tidak berhenti sampai di situ saja dan pada bulan Juli 2016 Grab mengumumkan untuk mengembangkan layanan pembayaran mobile non-tunai sebagai diferensiasi layanan dan pendorong keterlibatan pengguna lebih jauh terhadap layanan non-tunai. Pengembangan layanan tersebut pun melibatkan Lippo Group sebagai rekanan.

Ide dari pengembangan GrabPay sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan layanan digital wallet pada umumnya, yakni menawarkan tempat menyimpan “uang tunai” dalam bentuk digital untuk pembayaran sehari-hari. Namun, dalam hal ini adalah pembayaran untuk setiap layanan yang ditawarkan oleh Grab.

Pasar Asia Tenggara yang dibidik pun menjadi pasar yang penting dalam pengembangan layanan non-tunai mengingat kawasan ini kegiatan ekonominya masih didominasi dengan transaksi berbasis tunai. Dari total 620 juta penduduk di Asia Tenggara, berdasarkan data World Bank, hanya 27 persen dari jumlah penduduk yang memiliki rekening bank dan baru 9 persen orang dewasa yang telah memiliki kartu kredit.

Co-Founder Grab Hooi Ling Tan dalam keterangan media mengatakan, “Kami percaya bahwa menguasi metode pembayaran non-tunai merupakan hal yang sangat krusial bagi pencapaian misi kami, driving Southeast Asia forward, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat transisi menuju masyarakat non-tunai.”

“Sejak peluncuran GrabPay pada Januari 2016, [kami] telah menarik minat lebih banyak pengguna yang ditandai dengan pertumbuhan dua digit kami yang berkelanjutan dari bulan ke bulan […] sehingga memacu kami untuk menghadirkan GrabPay Credits yang memungkinkan setiap orang menikmati pembayaran non-tunai untuk setiap perjalanan,” lanjutnya.

GrabPay Credits sendiri pada dasarnya merupakan versi peningkatan dari GrabPay yang meluncur di tahun 2016. Kini, pengguna dapat melakukan top-up saldo GrabPay melalui saluran yang lebih beragam, mulai dari jaringan ATM lokal, transfer bank online lokal, layanan e-money Doku Wallet, Debit atau Credit Card (Visa dan MasterCard), dan tempat perbelanjaan (Alfamart, Dan+Dan, dan Lawsons). Sementara pilihan saldo yang tersedia untuk top-up yaitu Rp50.000, Rp 100.000, dan Rp200.000 atau jumlah mulai dari Rp50.000 hingga Rp999.999.

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah, saldo dalam GrabPay Credits ini hanya bisa digunakan untuk perjalanan dengan Grab di negara tempat pembelian saldo. Menurut pihak Grab, ini demi kapatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan juga alasan keamanan.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, “GrabPay Credits kini memungkinkan kami untuk meningkatkan aspek keamanan dan kenyamanan dari pembayaran non-tunai baik bagi penumpang dan pengendara kami. Penumpang tak lagi harus menggunakan uang tunai atau menunggu uang kembalian. […] Para pengemudi juga dapat mengurangi jumlah uang tunai yang dibawanya dan tidak perlu khawatir akan jumlah uang kembalian sehingga dapat lebih fokus dalam memberikan pengalaman berkendara terbaik.”

Dengan kehadiran GrabPay Credits, Grab terlihat lebih tegas dalam terjun ke layanan pembayaran non-tunai yang menyesuaikan kondisi masyarakat yang memiliki penetrasi kartu kredit sangat rendah.

Application Information Will Show Up Here

GrabBike dan GrabExpress Resmi Hadir di Bali

Grab Indonesia kini mulai banyak melebarkan sayapnya untuk terus bersaing di pasar Indonesia. Terbaru, Grab Indonesia resmi menghadirkan dua layanan mereka, GrabBike dan GrabExpress di Bali. Tepatnya di Badung dan Denpasar. GrabBike, layanan ojek on-demand dan GrabExpress yang merupakan layanan kurir instan hadir menyusul layanan GrabCar yang telah lebih dulu mengaspal di Bali beberapa bulan lalu.

Kehadiran di Bali ini melengkapi kota beroperasi GrabBike dan GrabExpress yang selama ini baru menjangkau kawasan Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, dan Kota Bekasi). Menggunakan armada motor atau ojek kedua layanan ini diklaim bisa menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat untuk menembus kemacetan.

Untuk GrabExpress, Grab Indonesia menjanjikan penjemputan dan pengantaran dokumen atau bingkisan kecil yang aman. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, baik untuk personal maupun bisnis. Untuk keamanan pihak Grab Indonesia menjaminnya dengan kepemilikan SIM yang valid, kemampuan berkendara yang aman dan memungkinkan penumpang mendapatkan akses informasi nomor plat motor di aplikasi Grab. Sehingga identitas driver bisa diketahui lebih jelas. Selain itu baik pengendara dan penumpang dilindungi oleh asuransi yang diberikan secara gratis oleh Grab.

“Bali mendominasi pertumbuhan dan potensi pariwisata, sehingga kami melihat adanya peluang untuk meningkatkan kualitas perjalanan sehari-hari di kota Denpasar dan Badung yang padat. Peluncuran layanan roda dua di Bali ini akan melengkapi layanan GrabCar yang telah diluncurkan sebelumnya di Bali pada 2015. GrabBike beroperasi dalam platform yang sama dengan GrabCar, memberikan pengalaman mulus bagi siapa pun yang ingin memilih antara penyewaan mobil pribadi atau ojek, dan memenuhi seluruh kebutuhan transportasi dengan satu aplikasi,” ungkap Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Hadirnya GrabBike dan GrabExpress di Bali mengukuhkan posisi Grab sebagai pesaing utama Go-Jek. Go-Jek sendiri sudah tersedia di 10 kota besar Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Grab Resmi Luncurkan Layanan GrabHitch (Nebeng) di Jakarta

Setelah sempat disinggung sebelumnya di Echelon Indonesia 2016 beberapa waktu lalu, hari ini (19/10) Grab resmi meluncurkan layanan berbagi kendaraan roda duanya GrabHitch (Nebeng). Layanan ini menawarkan perjalanan jarak jauh door-to-door dengan biaya terjangkau bagi para komuter yang tinggal di wilayah seputaran Jakarta, meliputi Bekasi, Depok dan Tangerang. Cara kerja GrabHitch (Nebeng) ialah mencocokkan pengemudi yang akan menuju ke rute yang sama dengan orang yang akan nebeng.

Mengacu pada data yang dirilis Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2014 lalu, sebanyak 69,46 persen dari 1.38 juta komuter melakukan perjalanan harian dengan kendaraan pribadi, kendati akan berhadapan dan menyebabkan kemacetan semakin parah. Sembari infrastruktur transportasi dibangun, GrabHitch (Nebeng) berupaya menjembatani kesenjangan yang ada dengan memberikan peluang bagi pengemudi ke pusat kota dengan menerapkan sistem carpool atau bikepool dengan penumpang.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata meyakini bahwa GrabHitch (Nebeng) dapat menjadi alternatif yang baik, menjadi pilihan kepada komuter yang menggunakan layanan berbiaya rendah seperti bus dan kereta untuk menuju tempat kerja. Hal ini turut didukung dengan studi internal Grab terhadap 10.000 komuter di Jabodetabek, 73 persen di antaranya melakukan perjalanan seorang diri ke tempat kerja, baik dengan mobil maupun motor.

Tarif perjalanan dengan GrabHitch (Nebeng) dihitung berdasarkan jarak perjalanan dan diinformasikan di muka sehingga memungkinkan penumpang untuk mempertimbangkan biayanya sebelum melakukan pemesanan. Pengemudi sepeda motor yang melakukan perjalanan menuju tempat kerjanya kini dapat mengurangi biaya perjalanannya dengan tarif GrabHitch (Nebeng) yang dirancang untuk menutupi variabel biaya pengemudi, seperti bahan bakar dan depresiasi kendaraan.

“Kehadiran GrabHitch (Nebeng) akan membantu sebagian besar dari pengemudi yang melakukan perjalanan seorang diri ini untuk mencari penumpang dengan mudah guna berbagi biaya perjalanannya dan juga bersosialisasi saat di pemberhentian dalam perjalanan panjangnya. Hal ini merupakan pengembangan dari budaya nebeng di Jakarta dan kami meningkatkannya melalui sistem pencocokkan pengguna yang efisien serta tingkat keamanan yang lebih tinggi,” ungkap Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Untuk menjamin keamanan penumpang, seluruh pengemudi GrabHitch (Nebeng) dan kendaraannya akan dicek dan diverifikasi oleh pihak Grab sebelum mereka diperbolehkan untuk membawa penumpang. Mereka diwajibkan untuk menyediakan dokumen-dokumen sah, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) hingga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Tim Grab juga akan melakukan pengecekan informasi pelanggaran apapun yang akan membahayakan penumpangnya.

GrabHitch (Nebeng) bukan yang pertama kali di Jakarta, sebelumnya telah dikenalkan Nebengers dan UberPool.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Nebeng GrabHitch Siap Beroperasi di Indonesia

Diperkenalkan kedatangannya saat Echelon Indonesia 2016, fitur carpooling Grab, GrabHitch, siap beroperasi di Indonesia. Jika Anda saat ini melihat ke aplikasi, logo GrabHitch sudah tertera dan menunjukkan informasi coming soon dan mengajak mitra pengemudi untuk bergabung. Penambahan fitur ini adalah yang pertama pasca perolehan pendanaan Seri F senilai 9,8 triliun Rupiah yang dipimpin oleh SoftBank Jepang.

GrabHitch sendiri tak berbeda dengan Nebengers atau pesaingnya, UberPool. Intinya adalah mengurangi jumlah kendaraan yang melaju di jalanan dengan membolehkan hingga 4 orang, yang menuju arah tujuan yang searea, menggunakan kendaraan Grab yang sama. Tarif yang diberlakukan tentu lebih murah dibanding jika Anda sendirian.

Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial
Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial

Grab sendiri sudah menunjukkan komitmennya untuk memenangkan pasar Indonesia dengan pengumuman pendanaan baru tiga hari yang lalu. Kehadiran GrabHitch melengkapi jajaran layanan di Indonesia, yang sudah mengakomodasi pemesanan taksi, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, dan pemesanan makanan.

Berkaca pada pengalaman UberPool, sesungguhnya carpooling dengan tujuan berbeda-beda, meskipun mungkin dalam radius yang tidak terlalu jauh, tidak selalu nyaman. Hal ini berbeda dengan konsep Nebengers yang mengadopsi skema kendaraan umum, point-to-point atau setidaknya area-to-area.

Kita tunggu bagaimana implementasi GrabHitch nantinya.

Application Information Will Show Up Here

Grab Indonesia dan Mandiri E-Cash Jalin Kemitraan Strategis

Grab Indonesia dan PT Digital Artha Media, perusahaan pengembang Mandiri E-Cash, meresmikan kemitraan strategis. Kini pelanggan Grab sudah bisa menggunakan Mandiri E-Cash sebagai alternatif pembayaran elektronik. Sebelumnya Grab dan Lippo juga telah menjajaki pengembangan produk pembayaran mobile non-tunai.

Seperti diketahui, Mandiri E-Cash merupakan produk keuangan digital yang dikeluarkan oleh bank pelat merah Bank Mandiri dan menunjuk Digital Artha sebagai pihak pengembang. Digital Artha merupakan anak usaha dari perusahaan firma lokal PT Kresna Graha Investama Tbk.

Pelayanan terbaru ini, menurut Indra Suryawan, CEO Digital Artha, menjadi opsi terbaru pembayaran cashless yang dapat dipilih pengguna Grab Indonesia selain menggunakan kartu kredit atau debit. Sekaligus membantu pengemudi Grab dalam mengelola keuangannya secara elektronik.

“Kemitraan ini adalah bagian dari inisiatif kami untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain infrastruktur pembayaran terkemuka di kawasan regional,” ujar Indra seperti dikutip dari Jakarta Globe.

[Baca juga: Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai]

Bagi Grab, kemitraan ini akan memberikan akses jaringan ke bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri memiliki jaringan ATM sebanyak 17 ribu dan kerja sama dengan lebih dari 25 ribu outlet Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi di seluruh Indonesia. Pengumudi Grab dapat mencairkan uangnya ke seluruh tempat tersebut.

Dari sisi pengguna kartu Mandiri E-Cash telah menembus angka sebesar 2 juta orang. Sepanjang tiga tahun terakhir, Mandiri E-Cash terus berekspansi menjalin kemitraan tidak hanya untuk pembayaran transportasi umum saja, tetapi sudah merambah minimarket, dan tol.

[Baca juga: Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020]

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengatakan inisiatif ini didukung karena teknologi yang kuat dan luasnya jaringan perbankan. “Kami percaya dengan Mandiri E-Cash akan menjadi langkah baru bagi Grab dalam memberikan pelayanan yang lebih aman, nyaman, bagi pengguna maupun mitra pengemudi,” ujar dia.

Langkah ini, sambungnya, merupakan jawaban Grab atas ketatnya persaingan bisnis transportasi online antara Uber dan Go-Jek. Pada April lalu, Go-Jek mengumumkan Go-Pay sebuah platform digital yang memungkinkan pelanggannya untuk menyimpan uangnya di dalam aplikasi Go-Jek sebagai alat pembayarannya.

Go-Pay disebut-sebut sebagai ide yang cerdas, mengingat jumlah pengguna kartu kredit di Tanah Air baru mencapai sekitar 4% dari total penduduk.

Sementara ini, Mandiri E-Cash baru bisa digunakan oleh pengguna Grab yang menggunakan smartphone berplatform Android. Kehadiran solusi ini di platform iOS masih dalam tahap pengembangan.

Application Information Will Show Up Here