Tag Archives: Gretel Griselda

Ralali menggandeng Futuready meluncurkan produk asuransi anyar yang ditujukan bagi UMKM dengan harga terjangkau.

Ralali dan Futuready Sasar Pasar Asuransi B2B untuk UMKM

Ralali resmi mengumumkan kerja samanya dengan Futuready pada Selasa ini. Lewat kerja sama tersebut, Ralali dan Futuready mematok target 1 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai nasabah asuransi B2B, hingga akhir tahun depan.

“Itu target akhir. Target awalnya 10.000-20.000 dari jumlah UMKM yang ada sudah bisa merasakan asuransi tersebut, tapi tetap target akhirnya 1 juta,” ujar SVP of Financial Business Ralali, Alvin Aulia Akbar.

Penyediaan produk asuransi untuk UMKM menjadi fokus Ralali dalam kerja sama ini. Pertama-tama hal ini tak lepas dari jumlah pengusaha UMKM yang berkisar 60 juta lebih. Sebagian kecil atau tepatnya 8 persen dari jumlah itu belum memanfaatkan layanan digital.

Alvin melanjutkan dalam produk ini UMKM mana pun bisa bergabung dengan membeli produk asuransi mulai dari harga Rp5.000 per bulan. Namun dari sekian banyak UMKM yang ada, mereka mengaku masih berfokus ke UMKM seperti warung, restoran, kafe, hingga toko elektronik.

“Dua segmen ini yang paling potensial di Indonesia, paling tidak ada 5 juta untuk kedua segmen ini,” imbuhnya.

Selain jenis-jenis usaha tersebut COO Ralali Alexander Lukman mengatakan pihaknya juga mempersilakan bagi para pelaku UMKM yang beroperasi mengandalkan gerobak. Dengan asuransi dari Futuready ini, Alex meyakini UMKM dapat terlindungi dari risiko-risiko tak terduga seperti huru-hara, banjir, hingga pemadaman listrik.

“Mungkin tidak semuanya, tapi setidaknya sekitar 70-80 persen bisa ter-cover,” ungkap Alex.

Ada sejumlah faktor yang membuat Ralali dan Futuready yakin produk asuransi mereka dapat dilirik oleh pelaku UMKM. Selain harga yang terjangkau, mereka mengandalkan Big Agent milik Ralali.

Big Agent yang merupakan agen lepas dengan sistem komisi yang melaksanakan tugas promosi, akuisisi, dan survei pasar. Sebanyak 300.000 agen yang biasanya terdiri dari mahasiswa, karyawan, hingga pengemudi ojek online, di seluruh Indonesia inilah yang nantinya memberi pengertian kepada pemilik UMKM untuk melindungi usahanya yang mayoritas merupakan single-income business.

“Mungkin sudah ada rumah toko yang bisa diasuransi. Tapi ini gerobak dan saya kira ini belum ada sebelumnya padahal kita tahu sendiri banyak sekali gerobak UMKM di Indonesia. Makanya untuk aksesibilitas kita mengandalkan Big Agent,” aku Head of Corporate Business Futuready, Gretel Griselda.

Setidaknya ada tiga jenis asuransi yang ditawarkan oleh Ralali dan Futuready ini. Mereka adalah Asuransi Fire yang ditujukan pemilik properti usaha bergerak seperti gerobak, Asuransi Pendidikan untuk melindungi pendidikan anak pemilik usaha, dan Asuransi Perlindungan Bisnis yang dapat membantu pemilik bisnis tetappunya pemasukan meski usaha sedang tidak beroperasi.

Rencana Tahun Depan

Produk asuransi baru ini memantapkan upaya Ralali membangun ekosistem pengembangan bisnis UMKM di platform mereka yang terdiri dari pembayaran, pinjaman, investasi, dan asuransi.

Alex tak menutup kemungkinan tahun depan akan ada perluasan keempat hal tadi dengan menyediakan infrastruktur logistik B2B di platform mereka. Hal ini memungkinkan bagi mereka dengan kembali menggandeng sejumlah penyedia jasa logistik pihak ketiga maupun pengiriman kargo bisnis.

Di samping itu, Ralali juga membuka kemungkinan membuka layanan gudang di platform mereka. Caranya dengan menggandeng mitra startup yang sudah bermain di sektor tersebut

“Saat ini kami sudah ekspansi di 35 kota, per akhir tahun ini akan di 55 kota. Di sana kami akan bangun fulfilment center. Lagi-lagi ini kan industri 4.0, ngakunya punya gudang tapi bukan punya kita. Kita kerja sama dengan mitra di kota tersebut agar bisa melayani lebih cepat dan lebih murah,” pungkas Alex.

Application Information Will Show Up Here

Karpul dan Misinya Mengurangi Kemacetan Lewat “Carpooling”

Salah satu momok hidup di kota besar yang padat penduduknya adalah tingkat kemacetan tinggi. Berbagai solusi coba dihadirkan, baik dari pemerintah atau pihak swasta, untuk mengurangi tingkat kemacetan yang ada. Paling baru, datang dari startup Indonesia bernama Karpul yang ingin turut membantu mengurangi tingkat kemacetan melalui carpooling.

Karpul adalah aplikasi yang mempertemukan pemilik kendaraan dengan calon penumpang yang memiliki rute searah. Sederhananya, pengguna Karpul bisa saling berbagi tumpangan.

Karpul sendiri berdiri di tahun 2015, namun aplikasinya baru tersedia untuk diunduh dalam tahap beta pada 23 Mei 2016 di Google Play.

Ada dua orang yang paling berperan dalam lahirnya layanan Karpul, mereka adalah Arief Witjaksono dan Gretel Griselda. Arief kini menjabat sebagai CEO Karpul sedangkan Gretel kini menjabat sebagai CMO Karpul. Keduanya memutuskan untuk mendirikan Karpul berangkat dari semangat untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta yang tak kunjung usai.

Gretel mengatakan, “Karpul didirikan berawal dari kepedulian terhadap kemacetan lalu lintas, khususnya di kota Jakarta. Pada saat kami mendesain aplikasi ini kami juga memiliki keprihatinan terhadap implementasi kebijakan 3 in 1 dengan banyaknya joki yang beredar sehingga kebijakan carpooling ini tidak dapat terimplementasi dengan optimal.”

“Melalui Karpul, kami ingin memperkenalkan kembali the true meaning of carpooling kepada masyarakat Indonesia. Kami percaya bahwa carpooling adalah salah satu solusi terbaik untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan,” lanjutnya.

Pendekatan kepada pengguna ala Karpul

Bila mekanisme layanan Karpul mengingatkan Anda dengan Nebengers, Anda tidak salah. Gretel juga mengakui hal ini. Tapi Gretel menegaskan bahwa ada konsep pendekatan yang berbeda antara layanannya dan Nebengers, terutama dari sisi fitur seperti Halaman Profil, Rating, Female Only Option, dan Message Board.

Gretel mengatakan, “Kami mendesain aplikasi Karpul sebagai marketplace [dan] untuk meminimalisir risiko keamanan, Karpul menyiapkan fitur-fitur seperti Halaman Profil, Female Only Option, Rating System, Message Board, dan banyak lagi.”

“Setiap driver maupun passenger dapat saling melihat halaman profil sebelum memutuskan berbagi kendaraan. Pada akhir trip, driver dan passenger [bisa] saling memberikan Rating [yang] dijadikan salah satu informasi tercantum pada halaman profil setiap user,” jelas Gretel lebih jauh.

Karpul saat ini masih fokus untuk pemasaraan di wilayah Jakarta demi mengembangkan basis penggunanya / Karpul
Karpul saat ini masih fokus untuk pemasaraan di wilayah Jakarta demi mengembangkan basis penggunanya / Karpul

Gretel juga menegaskan bahwa Karpul bukanlah layanan on-demand, jadi tidak ada yang namanya mitra pengemudi. Baik driver ataupun passenger akan dianggap sama posisinya, yakni sebagai pengguna.

Gretel  menjelaskan, “Sebelum user melakukan registrasi, Karpul memiliki syarat dan ketentuan yang harus disetujui terlebih dahulu. Dokumen tersebut menjabarkan hak dan tanggung jawab dari Karpul maupun pengguna.”

“Pada aplikasi ini, driver merupakan pemilik kendaraan dan bukan untuk mencari mata pencaharian […] karena driver yang melakukan post trip [tidak mengambil order dari penumpang]. Sifatnya lebih ke memberikan tumpangan ke orang yang searah. […] Untuk tarif, sepenuhnya ditentukan oleh driver karena kami menyadari bahwa setiap pemilik kendaraan memiliki konsiderasi yang berbeda dalam berbagi perjalanan,”  tambah Gretel.

Bisnis dan rencana ke depan Karpul

Visi Karpul adalah menjadi layanan ridesharing berbasis komunitas terbeser dan menjadikan carpooling sebagai metode alternatif transportasi utama di Indonesia. Untuk mewujudkannya, pihak Karpul akan mulai memperkenalkan budaya carpooling dan memposisikan diri sebagai marketplace kepada masyarakat.

Namun, di tahap awal ini mereka akan fokus pada pemasaran di wilayah Jakarta terlebih dahulu dan terus mengembangkan basis pengguna aktif mereka. Terkait monetisasi, Gretel mengungkap ada rencana untuk setiap passenger yang diberikan tumpangan, Karpul akan menarik satu Karpul coin kepada pihak driver. Tapi, ini masih belum final.

“Kami masih berfokus pada membangun user yang aktif, khususnya di area perkantoran Jakarta, sambil terus mendengarkan feedback. Saat ini kami masih belum menentukan target spesifik terkait jumlah user itu sendiri. Dari feedback yang kami dapat, kami akan terus meneruskan melakukan improvement terhadap aplikasi Karpul untuk memastikan tingkat kepuasan user,” ujar Gretel.

Sebagai informasi, selain Karpul dan Nebenger, masih ada satu lagi startup yang bermain di kolam yang sama. Namanya adalah Omprengan.

Application Information Will Show Up Here