Pada hari ini (16/5), East Ventures mengumumkan telah menutup penggalangan dana kelolaan baru dinamai Growth Plus sebesar $250 juta (lebih dari 3,7 triliun Rupiah). Dana tersebut secara khusus akan menargetkan pada pendanaan tahap lanjutan dalam ekosistem East Ventures yang menunjukkan potensi kuat.
Tidak disebutkan LP dalam dana kelolaan tersebut. Namun perusahaan menyampaikan, pendanaan ini memperlihatkan kepercayaan LP terhadap strategi investasi East Ventures. Dua dana kelolaan di Seed dan Growth telah menerima pengembalian yang baik dan telah diperpanjang hingga $585 juta (lebih dari 8,6 triliun Rupiah). Ini membuat total dana yang telah dihimpun East Venturese sejak tahun lalu menjadi $835 juta (lebih dari 12,3 triliun Rupiah).
Dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, strategi kelas multi-aset East Ventures menggarisbawahi komitmennya untuk mendukung perusahaan teknologi di berbagai tahap perkembangan mereka.
“Dengan penutupan pendanaan terbaru ini, East Ventures berada di posisi yang tepat untuk mendorong inovasi, mendorong kewirausahaan, dan memberikan dampak positif bagi ekosistem startup yang dinamis di Indonesia dan sekitarnya,” tulis perusahaan.
Dipaparkan saat ini perusahaan portofolio East Ventures telah menunjukkan daya tarik yang menjanjikan. Sebanyak 60% dari portofolio berada dalam pertumbuhan EBITDA positif atau jalur yang sangat jelas menuju EBITDA positif, dan lebih dari 40% dari mereka memiliki runway setelah 2025.
“Perusahaan akan terus berinvestasi di perusahaan tahap awal dan tahap pertumbuhan melalui dana Seed and Growth, sementara dana Growth Plus akan memberi perusahaan portofolio East Ventures sumber daya untuk meningkatkan dan mencapai potensi penuh mereka,” tutup perusahaan.
East Ventures merupakan salah satu VC paling aktif berinvestasi di Indonesia. Dalam paparan sebelumnya, disampaikan hingga kuartal I 2023, sebanyak 20 startup yang telah didanai. Sebesar $6,7 miliar masuk ke dalam kategori investasi lanjutan (follow-on funding).
East Ventures juga sudah mengantongi $86 miliar annualized GMV dengan $1 miliar Asset Under Management (AUM). Tercatat sebanyak 90% portofolio mereka telah memiliki margin yang positif.
Sejak didirikan pada 2009, East Ventures telah bertransformasi menjadi sebuah platform holistik yang menyediakan investasi tahap awal hingga tahap lanjutan ke lebih dari 300 perusahaan teknologi di Asia Tenggara.
East Ventures merupakan investor pertama unicorn Indonesia, yaitu Tokopedia dan Traveloka. Perusahaan lainnya yang tergabung dalam portofolionya, di antaranya Ruangguru, SIRCLO, Kudo (diakuisisi oleh Grab), Loket (diakuisisi oleh Gojek), Tech in Asia, Xendit, IDN Media, MokaPOS (diakuisisi oleh Gojek), ShopBack, KoinWorks, Waresix, dan Sociolla.
Banyak cara dilakukan untuk menarik dan meyakinkan orang agar membeli produk Anda. Salah satunya adalah membuat orang langsung mencoba produk Anda secara gratis.
Seperti metode freemium atau free trial yang lumrah banyak digunakan oleh perusahaan digital ternama sebagai strategi untuk menarik banyak pengguna. Keduanya, ternyata merupakan bagian dari adaptasi tren pendekatan product-led growth yang populer mulai tahun 2020 ini. Strategi diklaim menjadi masa depan strategi bisnis untuk berkembang.
Product-led growth (PLG) sendiri merupakan metode memusatkan produk sebagai penggerak utama untuk mengakuisisi, mengaktivasi, dan mengelola pengguna (user). Strategi ini fokus pada end-user langsung dengan memangkas langkah-langkah panjang yang biasa perusahaan lakukan dengan metode marketing-led/sales-led growth.
Sejumlah brand ternama sudah memanfaatkan strategi product-led growth
Fokus pada mempercepat penyampaian value produk, versi semacam ‘try-before-you-buy’ seperti freemium dan free trial ini mempermudah pengguna sehingga mereka bisa langsung merasakan sendiri manfaat dan seluruh fitur produk sepanjang mereka inginkan serta merasakan langsung bagaimana ternyata produk tersebut bisa mengatasi masalah mereka dengan mudah.
Akumulasi dari experience langsung dan terus menerus ini kemudian idealnya membuat pengguna tertarik untuk memutuskan pembelian produk atau terus menggunakan produk tersebut sebagai solusi permasalahan mereka.
Hal ini senada dengan survei dari Forrester yang menyebutkan, 75% B2B condong memilih self-serve model. 3 dari setiap 4 B2B buyers lebih memilih self-educate dibandingkan belajar tentang produk dari tim sales perusahaan.
Strategi product-led growth ini bisa kita lihat dari brand kenamaan luar negeri yang berkecimpung di industri digital berbasis cloud seperti teleconference maupun desain online. Produk mereka banyak diadopsi oleh pengguna karena mudah digunakan dan terlebih lagi memiliki opsi fitur tanpa berbayar.
Pada akhirnya, bisnis brand-brand besar ini tumbuh dengan cepat dengan sedikit uang yang dikeluarkan untuk pemasaran (marketing-led growth). Produk mereka terpasarkan dengan sendirinya dari cerita mulut-ke-mulut para pengguna ‘gratis’ yang puas akan produk tersebut.
Kiat membangun strategi product-led growth
Mengimplementasikan product-led growth mempunyai manfaat yang besar, seperti memperluas jangkauan pengguna, meningkatkan kepuasaan pelanggan, dan mengurangi biaya akuisisi pengguna.
Adapun kiat dalam membangun product-led growth sebagai berikut:
1. Jadikan customer experience yang pertama
Ketika membuat produk, visi yang harus dibangun adalah bagaimana produk tersebut memberikan pengalaman terbaik bagi yang menggunakannya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh PwC, 73% konsumen mengatakan customer experience merupakan faktor esensial dalam melakukan keputusan pembelian.
2. Kuasai road map produk
Setelah memiliki visi yang fokus pada pengalaman pengguna, selanjutnya adalah membuat peta jalan produk sebagai petunjuk bagi founder sendiri maupun tim produk akan apa saja yang harus dilakukan untuk menyukseskan tujuan atau program yang coba dibangun.
3. Fokus pada adopsi dan engagement user/customer
Membuat produk dengan segala fitur canggih saja tidak cukup. Produk yang dibuat harus bisa menarik dan membantu pengguna untuk terus menggunakan produk Anda. Salah satu caranya adalah memperkenalkan dan menuntun pengguna anda mengoptimalkan fitur-fitur produk lain yang belum terjamah seperti fitur guides.
4. Selalu kembangkan produk
Selalu kembangkan produk mengikuti kebutuhan pengguna. Cara ini memberikan makna bahwa perusahaan Anda selalu peduli dan berusaha memberikan solusi yang terbaik. Lebih lagi, ini bisa memupuk kesetiaan pengguna.
5. Kuatkan strategi dengan data
Ingin membuat produk yang bagus dan disukai oleh banyak orang artinya membutuhkan data perilaku pengguna target pasar produk Anda. Anda bisa meminta feedback langsung dari pengguna atau melihat data tracking saat pengguna mencoba produk Anda.
Misalnya, kenapa fitur A lebih sedikit digunakan dibanding fitur B. Dari data tersebut Anda bisa mengambil keputusan mana yang harus diperbaiki dan terus dikembangkan. Cobalah mulai untuk menggali permasalahan apa yang sedang dihadapi dari data tersebut dan mencari solusinya.
Terlihat mudah, namun menjalankan strategi product-led growth juga membutuhkan pemaham yang lebih mendalam baik bagi seorang founder maupun product manager. Belajar memahami langsung dari praktisi profesional bisa menjadi salah satu jawabannya.
Mengakomodasi hal ini, DailySocial akan mengupas tuntas strategi product-led growth pada Selasa, 18 Januari 2022 mendatang dalam webinar #SelasaStartup dengan topik “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth.”
Acara yang digelar daring ini nantinya akan menjelaskan product-led growth lebih mendalam disertai berbagai tips dan best practice langsung dari Amplitude, perusahaan pionir dalam bidang digital optimization dan Robert Tan, VP of Pluang serta Dhiku Hadikusuma Wahab, Chief Product Officer of Vidio .
Mulai “growth” bisnismu melalui pengembangan produk sekarang. Daftar #SelasaStartup melalui tautan ini.
Menjalankan bisnis dalam situasi yang serba tidak pasti ini tentu tidak mudah. Pasalnya ada banyak perubahan yang terjadi dan mengharuskan perusahaan untuk bisa cepat beradaptasi. Haryati Lawidjaja selaku CEO LinkAja mengakui perusahaannya sempat tergelincir ketika pembatasan sosial terjadi di mana-mana; dan sektor transportasi, salah satu segmen terkuat LinkAja, dipaksa untuk mengurangi operasi.
Hal ini tidak serta-merta membuat timnya patah arang, justru semakin membangkitkan kreativitas untuk bisa menghadirkan solusi yang bisa menjembatani permasalahan yang terjadi saat itu. Sejalan dengan fokus perusahaan yang ingin menggarap pasar transaksi terkait kebutuhan esensial sehari-hari untuk kota-kota tier 2 dan 3, LinkAja memutuskan untuk menginisiasi digitalisasi pasar tradisional di Indonesia.
Awal karier Fey
Memulai karier sebagai financial auditor, Haryati atau yang akrab disapa Fey ini menemukan bahwa banyak sekali teknologi baru yang lahir dalam industri telekomunikasi. Setelah menjajal beberapa perusahaan, ia memilih berlabuh di LinkAja untuk membangun solusi pembayaran digital untuk bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Menjalankan bisnis startup di bawah naungan BUMN menjadi tantangan tersendiri untuk LinkAja. Kultur startup sering dinilai tidak bersahabat dengan birokrasi pemerintahan. Di satu sisi, startup identik dengan kecepatan dan agility, hal ini mencakup individu serta sistemnya. Birokrasi, walau sering dianggap tidak efisien, sebenarnya memiliki tujuan yang baik. Selama objektif keduanya tercapai, tidak perlu proses yang panjang dan bertele-tele. Tantangannya adalah bagaimana bisa menyeimbangkan agility dan birokrasi.
“Startup merupakan organisasi yang mengedepankan kreasi dan inovasi, sementara korporasi memiliki keunggulannya sendiri dalam hal scalling up dan sustainability. Saya berusaha menggabungkan keduanya. Apa yang saya pelajari tentang sustainability, bersama dengan tim yang saling melengkapi. Kami berusaha agar kreasi/inovasi yang dilakukan saat ini bisa scale up dan sustain,” ujar Fey.
Metrik pertumbuhan yang ideal
Ada banyak hal yang bisa menjadi tolak ukur pertumbuhan suatu perusahaan, dan bisa jadi berbeda untuk masing-masing sektor. Secara umum, ada dua metrik utama yang bisa menjadi acuan untuk startup, dari sisi bisnis dan produk. Fey mengungkapkan bahwa di tahap awal, biasanya pertumbuhan diukur dari segi kuantitas atau volume, seperti total pengguna aktif, GDP, GMV dan sebagainya untuk melihat efektivitas strategi yang digunakan.
Seiring matangnya strategi perusahaan, metriknya akan mulai merambah area kualitatif, seperti lifetime value. Bagaimana pengguna menilai kinerja perusahaan menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi. Loyalitas menjadi sebuah aset nyata. Meskipun tidak bisa dimungkiri, revenue menjadi satu aspek yang esensial dalam mengukur pertumbuhan perusahaan. “Namun, jangan sampai kita terjebak dengan volume saja,” tegas Fey.
Terkait produk, LinkAja sebagai perusahaan dengan customer-centric value, mengakui bahwa timnya lebih fokus pada solusi lebih dulu daripada produk. Bukan berarti abai, namun ketika memiliki target pasar masyarakat di kota-kota tier 2 dan 3, teknologi tidak akan menjadi apa-apa jikalau bukan sebuah solusi. “Kalau belum apa-apa udah ngomongin produk canggih, orang gaj akan ngerti dan jadi takut duluan,” timpalnya.
Salah satu kunci dari pertumbuhan juga adalah kolaborasi. Fey menilai kolaborasi bisa menciptakan kesempatan yang infinite atau tak terhingga. Selain itu, hal ini juga bisa dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis perusahaan tanpa harus menambah resource dan di satu sisi menghemat cost. Baginya, kompetisi sudah menjadi hal usang, saat ini kalau tidak kolaborasi akan ketinggalan.
Strategi pemasaran
Berbicara mengenai marketing atau pemasaran, masih ada miskonsepsi yang sering terjadi. Salah satunya, banyak yang masih berpikir kalau advertising adalah marketing, padahal itu hanyalah sebagian kecil. Marketing adalah bagaimana menjangkau konsumer yang tepat dengan pendekatan yang tepat di waktu yang tepat. Untuk bisa mencapai hal ini, kita harus tau targetnya siapa kebutuhannya apa, dari situ baru membuat solusi yang tepat.
Ada baiknya perusahaan dari awal sudah menentukan visi, misi dan fokusnya, dalam kasus LinkAja adalah mayoritas tier menengah ke bawah. Lalu identifikasi kesulitan mereka, dalam hal ini ada pada akses ke informasi yang terbatas. Sebelum mengembangkan solusi, disarankan untuk melakukan riset mendalam. Perhatikan media apa yang sering mereka lihat, misalnya Facebook lalu menetapkannya sebagai salah satu saluran. Saat ini, media sosial merupakan people based marketing yang memungkinkan pendekatan berbeda untuk target pasar yang berbeda pula. Selain itu, relevansi menjadi penting untuk digital marketing yang efektif dan efisien.
Dalam hal akuisisi pengguna, tidak ada standar yang ‘saklek‘ karena masing-masing industri memiliki pasar yang berbeda. Selain itu, yang tidak kalah penting dari menggaet pengguna adalah mempertahankannya. Startup di tahap awal akan memiliki strategi yang berbeda dengan yang sudah tahap lanjut. Satu hal yang pasti adalah semua harus tetap dimonitor dan ditingkatkan.
Salah satu keunggulan platform digital adalah semua aktivitas memiliki jejak. Ada banyak sekali analisa yang bisa dilakukan. Terkait conversion rate, semua akan kembali lagi pada data. Selalu gunakan data. Conversion rate dan user retention merupakan dua hal yang membutuhkan pembelajaran berkelanjutan. Tidak ada satu pil ampuh untuk bisa mengatasi semuanya, karena seiring situasi yang berubah makan kebiasaan pun ikut berubah.
Smart investment
Salah satu strategi yang populer dilakukan untuk menggaet pengguna berikut mempertahankannya adalah dengan “bakar uang”. Menurut Fey, kita harus terlebih dulu meluruskan definisi “bakar uang” ini. Ia menilai, strategi ini dibutuhkan dalam hal investasi. Indonesia sedang bertumbuh dan kita perlu melakukan investasi sebagai modal untuk bisa memenangkan tahap selanjutnya.
Lain halnya dengan predatory marketing. Baginya, strategi “bakar uang” dengan objektif seperti ini tidak mengedukasi pengguna. Bukan berarti promosi itu tidak penting, namun itu bukanlah segalanya. Ia menyarankan bisnis untuk mengatur limitasi terkait strategi “bakar uang” ini sejak awal. Tentukan KPI keberhasilan dan kegagalannya dan pastikan objektifnya jelas.
Seperti yang sebelumnya dijelaskan, data menjadi sebuah investasi yang sangat berharga. Dari situ bisa direkomendasikan layanan seperti apa yang dibutuhkan dan pergerakan perusahaan bisa jadi lebih terarah. Salah satu contoh smart investment adalah pada data analytics. Data sendiri, meskipun banyak akan jadi useless kalau tidak bisa diolah dan menghadirkan insight.
Ada banyak inovasi yang dapat dikembangkan untuk mendigitalisasi UMKM atau pemilik usaha kecil di Indonesia. Dengan inovasi ini, mereka punya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya. Jalan masuknya bisa melalui layanan keuangan hingga pembukuan.
Hal ini juga seperti yang dilakukan BukuWarung melalui inovasi layanan SaaS pembukuan untuk kalangan UMKM. Apa saja pengalaman BukuWarung dalam melakukan penetrasi ke pasar hingga menetapkan strategi yang tepat?
Simak paparan menarik yang dibagikan Head of Growth/Funding Team of BukuWarung Mario Nicolas selengkapnya di sesi #SelasaStartup.
Cari masalah dan validasi di lapangan
Berkaca pada pengalamannya di BukuWarung, Mario menegaskan pentingnya menemukan masalah dan memvalidasinya di lapangan. Pada konteks ini, ia menilai pelaku usaha warung di Indonesia terbiasa menggunakan cara konvensional dalam mencatat pembukuan usahanya, misalnya buku dan kertas.
Terlebih lagi, masih banyak pemilik warung yang belum sepenuhnya dapat membedakan konsep keuangan pribadi, keluarga dalam mengelola bisnis. Menurutnya, kebanyakan dari mereka masih mencampur-campur keuangan ini menjadi satu.
“Ketika kami memulai BukuWarung di pertengahan 2019, saat itu belum banyak yang fokus ke segmen warung. Kalaupun ada, kebanyakan [membidik segmen] di kota-kota. Nah, kami validasi ke Jawa dan menemukan masih banyak yang pakai kertas dan buku,” ungkap Mario.
Malahan, lanjutnya, banyak pemilik warung melakukan pembukuan hanya untuk mencatat utang, itupun hanya nominalnya saja. Bahkan, sebanyak 90% dari yang disurvei BukuWarung, tidak mencatat data pengutang, seperti nama dan nomor telepon.
“Dari sini, kami dapat beberapa problem, lalu kami buat aplikasi dan minta ke orang sama yang kami survei untuk mencobanya. Kami pun dapat banyak feedback. Jadi, always come with a problem dan validasi ke lapangan. Pelaku usaha ini jadi punya outlet terhadap masalah yang mereka hadapi,” tuturnya.
Kenali user untuk tentukan strategi
Ketika bicara fase awal startup berdiri, segala macam strategi pasti dicoba untuk mencapai target bisnis. Ada yang berhasil dan ada yang gagal. Kendati begitu, ia menggarisbawahi bahwa semua strategi yang sukses, tidak berarti berlaku untuk semua kategori bisnis.
Ambil contoh, banyak startup yang menggunakan influencer untuk memperkenalkan produk atau layanan, tetapi tidak berarti strategi ini fits untuk vertikal bisnis lain. Startup dapat melakukan eksperimen untuk mencari tahu growth channel yang tepat.
“Maka itu, kenali dulu siapa user kita dan coba memahami sampai ke core level. Biasanya, any kind of tech, [strategi] yang paling laku itu word of mouth. Jadi, coba saja strategi satu-satu, lihat result-nya, then move on,” tambahnya.
Mengambil pelajaran dari upaya akuisisi pelanggan
Sekali lagi, Mario menekankan pentingnya melakukan validasi atas teori yang dibangun dan coba bereksperimen untuk mencari tahu. Ini merupakan salah satu pelajaran penting yang dialami Mario dalam menentukan strategi akuisisi pelanggan.
“Apapun yang kita pernah pelajari itu semuanya salah. Kami pernah berasumsi bahwa [target pengguna] kami tidak paham aplikasi, ternyata kami salah. Makanya, kami selalu validasi dan mencari cara kecil-kecilan untuk membuktikannya, seperti survei yang bisa menghasilkan data berharga,” kata Mario.
Tak kalah penting adalah membangun koneksi dengan pengguna untuk memahami apa yang sebetulnya diinginkan. Dari feedback yang diterima, startup dapat mengembangkan user experience terbaik kepada pengguna. Menurutnya, ini jauh lebih penting dibandingkan membangun basis pengguna dengan memberikan promo terus-menerus.
Kompetisi mendorong edukasi lebih cepat
Strategi diperlukan untuk membangun basis pengguna, meningkatkan bisnis, dan mempertahankan posisinya di persaingan pasar. Bagi Mario, kompetisi merupakan aspek yang baik untuk membantu edukasi pasar lebih cepat. Semakin banyak pemain, semakin bagus untuk mendorong penetrasi produk atau layanan.
“Jika hanya ada satu pemain, mungkin butuh bertahun-tahun untuk mengedukasi layanan kami. Lagipula, banyaknya pemain akan mendorong lebih banyak inovasi. Contoh, kami hadirkan inovasi pembayaran digital. Kalau sekadar aplikasi pembukuan saja, impact-nya kurang. Dengan inovasi ini, kami bisa kasih impact besar,” tuturnya.
BukuWarung sejak akhir tahun lalu menghadirkan pembayaran digital dan mengklaim telah menguasai 95% pangsa pasar pembayaran digital di aplikasi pembukuan di Indonesia.
Pertumbuhan bisnis adalah satu yang sangat diimpikan pebisnis startup. Bisnis lepas landas dengan pertumbuhan signifikan akan mimpinya. Sayangnya pertumbuhan bisnis harus diimbangi dengan langkah strategis untuk antisipasi. Karena kebanyakan bisnis hanya siap untuk dijalankan, bukan berkembang secara signifikan.
DailySocial merangkum beberapa tips untuk menyiapkan bisnis agar siap menghadapi pertumbuhan yang datang. Soal persiapan dan tindakan yang harus dilakukan. Berikut daftarnya:
Pada Oktober 2019, Y Combinator (YC) membuat daftar 100 startup binaan yang berhasil mencapai growth dan membukukan total valuasi mencapai US$155 miliar plus membuka lebih dari 50 ribu lapangan kerja. Dua dari Indonesia, yakni Payfazz (peringkat 66) dan Xendit (peringkat 53) – kebetulan keduanya bergerak di bidang fintech.
Secara terpisah, tim DSresearch mendapatkan konfirmasi bahwa kedua startup tersebut saat ini sudah menggaet status centaur, alias membukukan pendanaan lebih dari US$100 juta, dan terus menggalang pendanaan baru untuk mendukung ekspansi bisnis. Pertumbuhannya memang terus meningkat pasca keikutsertaannya dalam program akselerasi.
Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO PayFazz Hendra Kwik memaparkan saat ini perusahaannya tengah alam penggalangan pendanaan seri B. “Ada banyak [investor], kebanyakan adalah strategic financial sector. Gabungan dari investor hedge fund, ada late stage investor dan strategic financial service investor. Prosesnya masih berjalan karena belum kita tutup.”
Pasca meluncur pada 2016 dan mengikuti akselerasi di tahun 2017, bisnis PayFazz tergolong tumbuh eksponensial. Berbasis keagenan, saat ini mereka telah memiliki 450 ribu anggota aktif dengan 2,5 juta unduhan aplikasi. sebarannya di seluruh Indonesia, dengan 40% terpusat di Pulau Jawa. Y Combinator dan MDI Ventures jadi investor awal PayFazz.
Perjalanan menuju Y Combinator
Pada dasarnya YC merupakan program akselerasi yang menyasar startup di tahap awal. Dengan mekanisme seleksi dan pengajaran yang dianggap relevan dengan model bisnis digital, para startup peserta dibina untuk memastikan solusi yang ditawarkan mendapatkan pangsa pasar yang tepat. Docker, Reddit, Stripe, DoorDash, Airbnb dan Dropbox juga merupakan alumni program akselerasi yang digadang-gadang sebagai yang terbaik di dunia tersebut.
Untuk bisa masuk ke sana, ada serangkaian tahapan yang harus dilalui. Co-Founder & CEO Vahanalytics Shivalik Sen menceritakan pengalamannya ketika tergabung dalam YC Summer 2017. Setidaknya ada 5 tahap yang harus dilalui, dimulai dari yang paling awal yakni membuat akun di situs YC. Kedua, akan ada serangkaian formulir yang harus diisi. Selain berisi tentang informasi data diri, di sana turut disuguhkan beberapa pertanyaan yang “tricky” mengenai startup dan model bisnisnya.
Contoh pertanyaan:
Why did you pick this idea to work on? Do you have domain expertise in this area? How do you know people need what you’re making?
Who writes code, or does other technical work on your product? Was any of it done by a non-founder? Please explain.
Please tell us something surprising or amusing that one of you has discovered. (The answer need not be related to your project.)
Kendati hanya formulir online, menurut Shivalik bagian ini justru yang paling banyak menghabiskan waktu. Jawaban yang diharapkan untuk setiap pertanyaan adalah detail, founder diminta bercerita sekaligus meyakinkan tim YC melalui data-data pendukung. Konon setiap pertanyaan yang diajukan memang sudah didesain sedemikian rupa, sehingga ada berbagai aspek –termasuk teknis dan psikologis—yang dapat ditangkap oleh juri dari setiap isian yang diberikan.
Setelah proses sebelumnya selesai, semua peserta terdaftar tinggal menunggu beberapa waktu setelah tenggat waktu pendaftaran. Setiap peserta yang dinyatakan lolos tahap “screening” akan mendapatkan email untuk melakukan wawancara melalui video call. Waktunya kurang lebih 10 menit, meminta founder menjawab pertanyaan yang menegaskan kembali mengenai pemahamannya tentang visi startup, model bisnis dan founder.
Panggilan video tersebut hanya merupakan proses wawancara awal, karena selanjutnya bagi peserta yang lolos akan mendapatkan undangan untuk mengikuti wawancara langsung dengan mitra YC di Mountain View, California. Beberapa mitra akan bertemu untuk bertanya, beberapa bahasan umum yang disodorkan meliputi:
Tell us about what you’re building.
Tell us about your clients.
Who are these people specifically (referring to the clients)?
It seems like you’ve got a solid team, a working product and your first paying clients, what’s next?
Have you thought about the XXX [country] market?
So there are competitors in the XXX [country] already?
Why haven’t XXX [competitor] started using this?
What about XXX [competitor] in the XXX [country] ?
How are you going to accelerate growth?
What kind of sales cycle are you looking at for this?
How can you shorten this sales cycle and grow fast?
Kendati sudah di Silicon Valley, tidak menjamin startup pasti diterima. Setelah wawancara tersebut mitra YC masih akan mendiskusikan hasilnya. Bagi yang masih lanjut, maka akan diberitahu untuk mengikuti rangkaian proses setelahnya, mulai dari akselerasi sampai dengan demo day.
Panduan mencapai pertumbuhan
Di YC, startup tidak dianjurkan mengadopsi growth hack. Menurutnya, pendekatan salah saut misi penting program tersebut mengarahkan startup pada pertumbuhan jangka panjang. Growth hack dikesampingkan agar meminimalkan startup dengan aksi-aksi serampangan demi matriks eksponensial di jangka pendek. Bekerja sama dengan 25 pakar pertumbuhan bisnis yang bekerja di perusahaan teknologi dunia, YC telah meramu pendekatannya sendiri dalam mendidik startup binaannya mencapai pertumbuhan.
Untuk mencapai pertumbuhan tentu perlu investasi –baik dalam bentuk uang, sumber daya dan lain-lain. Di YC, setiap founder didorong untuk memeriksa retensinya masing-masing. Misalnya dengan memilih serangkaian metrik yang sesuai dengan model bisnis. Matriks yang dipilih harus berimplikasi pada pendapatan dan traksi, bukan unduhan aplikasi dan sebagainya. Retensi ini mencakup pada tiga hal, yakni stabilitas di jangka panjang, sesuai dengan tolok ukur rata-rata di vertikal bisnis, dan selalu menumbuhkan kelompok pelanggan baru.
Untuk startup tahap awal, pada dasarnya setiap orang bertanggung jawab untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Namun di YC, melalui pendanaan awal yang diterima, startup akan diminta untuk membentuk tim growth-nya sendiri selama sudah membuktikan poin-poin retensi yang didefinisikan bersama oleh founder dan mentor. Untuk tahun pertama, YC menyarankan tim growth terdiri dari 1 product manager, 2-3 engineer dan 1-2 data scientist.
Rata-rata tim growth khusus ini dibentuk setelah startup memiliki setidaknya 15 engineer dan mendapati retensi yang kuat. Kesalahan paling umum yang dilakukan CEO adalah mendukung terlalu lama untuk merekrut PM yang difokuskan pada pertumbuhan.
Tim growth yang baik juga memainkan peran “pertahanan” yang mumpuni. Ini juga terkait dengan peluncuran dan peningkatan fitur layanan, biasanya pengembangan sering melewatkan faktor terkait pengguna. Tim growth yang ideal memiliki kemampuan untuk memahami akar permasalahan dalam hitungan menit, sembari memperhitungkan antisipasi untuk setiap dampak negatif yang terjadi. Sehingga perekrutan PM menjadi hal krusial. Standardisasi perekrutan PM di YC adalah harus menemukan orang yang berorientasi pada data, memiliki pengalaman di bidang terkait, dan jika memungkinkan sebelumnya pernah menjadi founder startup.
Setelah memiliki tim, YC akan mendorong startup binaannya melakukan serangkaian inisiatif terpadu di tahun awalnya. Pertama, menentukan tujuan absolut dan metrik kunci bisnis. Tujuan absolut ini diartikan sebagai sasaran yang benar-benar didefinisikan secara terukur, berupa angka-angka yang pasti. Misalnya untuk startup O2O, alih-alih mengatakan target peningkatan konversi 10%, lebih baik meletakkan target menambah 5 juta mitra retail baru. Jika perlu tujuan tersebut dibuat menjadi sub-bagian yang lebih rinci agar setiap poinnya memiliki takaran yang lebih realistis.
Langkah berikutnya startup diminta mengidentifikasi saluran pertumbuhan didasarkan perilaku pengguna yang ada. Biasanya dengan menjawab pertanyaan seperti:
How do customers find solutions/solve this issue today?
How do your best users use your product today? Can you do something to get more such users to discover the product quickly?
Untuk memantau pertumbuhan, penggunaan alat-alat seperti data set, segmentation tools, dasbor eksperimen, dan proses peer review sangat disarankan. Dasbor membantu tim untuk menjalankan berbagai percobaan dan menguji hasilnya sebelum mengusulkan setiap gagasan untuk ditambahkan ke produk. Berikut contoh dasbor yang diterapkan di internal Airbnb pada awal perkembangan mereka:
Untuk menguatkan seluruh hipotesis yang dimiliki, user research juga perlu dilakukan. Prinsipnya seperti ini, 10 ribu pengguna pertama akan memiliki karakteristik berbeda dengan 10 ribu pengguna kedua. Kadang detail keduanya tidak dapat ditemukan instan melalui data saja, melainkan harus benar-benar meminta umpan balik. Banyak pendekatan yang bisa dilakukan, mulai dari yang manual seperti meminta masukan sampai ke yang semi otomatis dengan menerapkan track UX aplikasi.
Kegiatan growth adalah aktivitas berulang. Jadi akan ada serangkaian iterasi hingga capaian bisnis terus meningkat. Ketika dilakukan dengan benar, program pertumbuhan akan menyebar ke seluruh organisasi, menjadikan evidence-based mindset sebagai bagian dari DNA perusahaan.
Mengupayakan pendanaan seri A
Pada dasarnya YC hanya akan memberikan pendanaan awal sebagai modal dasar startup menggali potensi pertumbuhan – merealisasikan materi-materi yang telah didapat dalam 3 bulan masa pendidikan. Namun demikian program akselerator tersebut juga mempersiapkan startup untuk memasuki pendanaan tahap lanjut, baik dengan menghubungkan/mempromosikan ke jaringan investor global yang dimiliki maupun membekali dengan teknik-teknik bisnis.
Para pakar di YC telah merumuskan jangka waktu yang tepat untuk startup dalam menggalang pendanaan seri A. Pertama, selama 6-12 bulan sebelum penggalangan, pastikan founder telah menjalankan metrik yang tepat untuk bisnisnya. Kuncinya adalah menunjukkan data tren perkembangan bisnis yang mengesankan. Setelah itu buat cerita tentang startup, tujuannya untuk membuat investor percaya dan selaras dengan visi-visi yang ingin dicapai.
Kemudian di fase ini founder juga disarankan untuk mulai rajin berjejaring. Kendati program seperti YC memfasilitasi jaringan investor, namun peran aktif founder akan sangat menentukan.
Kemudian di dua bulan sebelum fundraising benar-benar diluncurkan, founder harus menentukan secara pasti berapa besar dana yang ingin dikumpulkan, termasuk rencana-rencana yang akan digalakkan. Lalu, YC juga selalu menyarankan startup untuk membuat backup plan, berisi aksi yang akan dilakukan ketika penggalangan dana gagal. Karena bisa jadi investor membutuhkan waktu lebih untuk melihat pembuktian kinerja startup dan komitmen founder terhadap bisnis. Di tahap ini founder juga perlu mulai belajar presentasi, untuk mengartikulasikan tujuan dan harapan dalam sebuah pitch-deck.
Mendekati waktu pitching, kira-kira satu bulan sebelum proses penggalangan dana benar-benar dimulai, founder harus benar-benar fokus untuk melakukannya. Bahkan YC merekomendasikan, jika tugas sebagai CEO terlalu sibuk, bisa mendelegasikan sebagian kepada profesional atau anggota tim lain yang bisa menggantikan, sebagai co-CEO.
Hitung juga pro-ratas, juga terkait dengan saham yang akan diberikan dan tersisa pasca penggalangan. Bagian ini biasanya membutuhkan bantuan tim legal untuk merumuskan, sembari mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang yang diperlukan. Lantas setelah siap, mulai jadwalkan agenda pertemuan dengan investor untuk melakukan pitching.
Kemudian lakukan pitching, mungkin beberapa kali sembari melakukan improvisasi jika menemukan aspek-aspek yang kurang. Berikan masing-masing investor informasi yang cukup tentang status penggalangan dana untuk mempertahankan rasa urgensi dan membuat mereka berani maju dalam proses. Proses tindak lanjut menjadi penting, jadi jangan ragu untuk menanyakan.
Cerita tentang kegiatan akselerasi
Program akselerasi YC berjalan selama tiga bulan, dua kali per tahun. Sesi pertama berjalan antara Januari-Maret, kemudian yang kedua Juni-Agustus. Proses seleksi biasanya dibuka di bulan-bulan sebelumnya melalui situs web. Setiap startup yang terpilih dan didanai akan diwajibkan hadir ke Silicon Valley untuk menjalankan proses pendidikan. Bersama mitra dan mentor, startup akan bekerja secara intensif dalam menemukan bentuk bisnis terbaik.
Selama siklus program berjalan, YC menyelenggarakan acara makan malam bersama seminggu sekali, mengundang berbagai tokoh bisnis di dunia startup. Para pendiri didorong untuk melakukan “mini demo day”, sembari meningkatkan koneksi dengan orang-orang yang mungkin dapat membantu pertumbuhan bisnis. Acara makan malam ini juga menjadi tenggat waktu mingguan bagi setiap startup untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan harus dibicarakan saat pertemuan.
Startup juga akan memiliki jam kerja, menempati ruang-ruang yang disediakan. Termasuk untuk melakukan kegiatan mentoring secara individu. Waktunya cukup fleksibel, layaknya jam kerja startup masa kini. Setiap hari pembicaraan yang dilakukan akan fokus pada isu dan fase pertumbuhan startup.
Kemudian acara puncaknya pada demo day, bisa dihadiri sampai 1000 investor. Fokusnya mempresentasikan produk atau layanan mereka, meyakinkan yang dikerjakan dapat menuai traksi yang baik. Pasalnya pasca proses akselerasi tidak jarang startup mengubah ide atau fitur di layanan mereka. Di sesi itu juga menjadi kesempatan bagi founder untuk berbaur dengan investor, sembari memperkenalkan diri dan memikat ketertarikan untuk putaran pendanaan berikutnya.
Setelah demo day, tim YC tetap berhubungan erat dengan startup untuk membantu bernegosiasi penggalangan dana lanjutan. Alih-alih saat demo day, YC memang menyarankan penggalangan dana dilakukan di waktu terpisah, bukan terlalu dini. Selain itu sebenarnya juga ada acara seperti prototipe day dan rehearsal day dengan format yang lebih santai. Demo day juga dijalankan untuk para alumni YC dalam kerangka waktu yang terpisah.
Karena jaringan alumni juga terus dijaga, dan YC dinilai sebagai yang paling kuat untuk jejaring di dunia startup. Bukan hanya karena ukurannya, tapi komitmen yang kuat untuk saling membantu.
Merintis startup itu bukan hal mudah, entah itu segmennya menyasar langsung ke konsumen, korporasi, atau pemerintah. Berangkat dari ide, membuat prototipe sampai akhirnya sampai product market fit, berinovasi terus menerus, semuanya butuh strategi sebagai kuncinya.
Dalam edisi #SelasaStartup di minggu keempat Maret 2019, dihadirkan CEO Sleekr Suwandi Soh. Sleekr adalah platform SaaS yang menawarkan solusi HR dan akuntansi berbasis cloud. Suwandi dengan pengalamannya merintis Sleekr dari awal, banyak menceritakan bagaimana Sleekr mengeskalasi bisnis, perencanaan, sampai tantangannya.
(1) Pahami siklus hidup adopsi startup
Suwandi menjelaskan startup itu adalah tahap sementara, founder masih mencari format bisnis yang tepat sebelum nantinya menjadi perusahaan besar. Oleh karenanya, tahapan startup itu terbagi jadi tiga jenis, yakni startup tahap awal. Pada tahap awal ini, startup didesain untuk mencari product market fit.
Di tahap berikutnya, startup tahap akhir didesain untuk mencari model bisnis yang bisa diulang-ulang dan bisa eskalasi. Terakhir di tahap menuju perusahaan besar yang dirancang untuk mengeksekusi di bawah kondisi kepastian tinggi.
“Ketika sudah menuju perusahaan besar, artinya ketika mau eksekusi sudah ada kepastian tinggi. Beda dengan startup tahap awal yang ketidakpastiannya itu sudah tinggi, belum tentu besok masih beroperasi. Ketika sudah sampai di tahap akhir, biasanya sudah punya kepastian bisnis, jadi enggak mungkin langsung tutup,” kata Suwandi.
(2) Mencari konsumen yang tepat
Konsep ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk startup b2b saja, tapi juga untuk segmen lainnya. Pada dasarnya jenis konsumen itu ada lima jenis. Pertama adalah innovators, mereka adalah golongan yang suka dengan hal baru dan berani ambil risiko. Hanya saja secara persentase golongan ini kecil sekali sebesar 2,5%.
Kedua, early adopters ini golongan orang yang mau memakai suatu produk karena dianggap keren, aman, dan efisien. Mereka ini bukan pasar yang tepat karena cepat datang dan cepat pergi sehingga tidak menjamin akan terus memakai produk tertentu. Porsinya sebesar 13,5%.
Tahap berikutnya yang cukup krusial adalah jurang antara early adopters dan early majority. Jurang ini harus bisa dilalui startup agar tetap hidup. Ketika sudah berhasil, maka akan mendapat konsumen di tahap early majority dengan persentase konsumennya 34%. Konsumen pada tahap ini adalah mereka yang rela membayar produk karena sudah percaya dengan reputasi perusahaan.
Keempat adalah late majority, konsumen ini adalah perusahaan konvensional yang umumnya sudah termasuk konsumen setiap dari produk tertentu sehingga susah berpaling. Persentasenya mencapai 34%. Tahap terakhir adalah laggards dengan persentase 16%.
“Kalau early majority itu mereka sudah benar-benar pelajari dan sudah pakai. Sementara late majority itu adalah konsumen setia produk A, akan pakai produk lain kalau kompetitor sudah pakai duluan.”
(3) Hindari premature scaling
Dia melanjutkan penyebab utama startup itu gulung tikar adalah premature scaling. Ini adalah kondisi di mana scaling tim, strategi akuisisi pelanggan, yang berlebihan membangun produk tanpa terlebih dahulu untuk menyesuaikan dengan pasar.
Scaling itu tidak bisa dipastikan kalau hanya punya produk bagus dan tim engineer yang bagus saja. Ada banyak aspek penentunya. Ketika terlalu banyak rekrut orang, maka banyak masalah akan timbul. Untuk itu founder harus pelajari betul-betul soal industri yang dia geluti karena faktor premature scaling ini di tiap industri berbeda-beda.
Dalam bisnis selain mengacu pada pertumbuhan persentasenya, juga perlu buat pengukuran revenue dan churn. Pastikan tim engineer dan produk memiliki objektif yang sama. Untuk itu pada tahap awal pastikan visi misi perusahaan apa dari situ buat produk yang bisa dieskalasi manfaatnya.
“Sleekr percaya dari hipotesa kita, kalau mau memberdayakan bisnis dan profesional tetap tumbuh itu butuh bermitra dengan pihak ketiga. Kita tidak bisa kerjakan semuanya sendiri karena misinya Sleekr itu sebagai platform,” pungkas Suwandi.
Business development (pengembangan bisnis) dapat didefinisikan sebagai sebuah disiplin yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan (growth) melalui akuisisi profit dari konsumen baru atau konsumen yang sudah ada sebelumnya. Penjualan (sales), kemitraan (partnership), atau istilah yang akrab di kalangan startup “hustling” dapat dikatakan sebagai bagian dari business development. Misinya ialah menciptakan nilai jangka panjang untuk organisasi –tidak hanya melalui konsumen—tapi juga pangsa pasar dan relasi.
Business development terdiri dari banyak sekali komponen. Setidaknya ada 6 yang paling umum dan pasti ada dalam kegiatan di dalamnya. Poin-poin tersebut membentuk sebuah siklus untuk menghasilkan potensi improvisasi bagi bisnis itu sendiri.
Enam poin di atas sekaligus menekankan bahwa business development menggenggam strategi “permainan” yang lebih luas, jika hanya fokus pada penjualan maka terdapat banyak poin yang terlewat. Tugas seorang business development manager juga lebih besar dari pada sekadar penjualan, di dalamnya terdapat penyusunan strategi, pembuatan marketing collateral, hingga membuat analisis terkait perkembangan bisnis dari sisi internal maupun eksternal bisnis.
Apa yang dilakukan oleh seorang business development?
Cakupan pekerjaan yang didefinisikan di atas membuat seorang business development manager harus memiliki beberapa kecakapan teknis dan non-teknis, meliputi:
Mampu melihat perkembangan pangsa pasar dan kompetisi yang ada. Dari sini ia dapat mendefinisikan apa yang tengah menjadi perhatian di pangsa pasar, hingga peluang apa saja yang dapat digarap dengan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi di mana ia berada.
Mampu mendefinisikan dengan jelas siapa target konsumen yang disasar. Sehingga perlu mengetahui juga bagaimana pola produktivitas atau konsumsi dari target pasar untuk menghadirkan solusi yang dijual pada momentum yang tepat.
Memiliki kecakapan dalam mempresentasikan, menjual, dan membuat kesepakatan secara efisien. Kemampuan komunikasi dan memahami sebuah permasalahan membuat kegiatan interaksi dengan konsumen dapat menjadi lebih natural.
Lihat dalam menentukan rekanan untuk menunjang kesuksesan bisnis.
Mendengar masukan dengan baik untuk membawakan peningkatan strategi yang konsisten.
Sebagian besar effort seorang business development memang ditujukan untuk konsumen. Karena sederhananya sebuah bisnis akan berjalan jika ia memiliki konsumen. Seorang business development yang baik mampu memberikan kepada konsumen apa yang ia butuhkan di setiap tahapan kerja sama bisnis yang dijalin. Untuk itu pemahaman emosional tentang konsumen sangat dibutuhkan.
Memahami tantangan dasar dalam business development
Tantangan pertama dalam pengembangan bisnis, yakni harus mampu mengidentifikasi dengan baik value yang ditawarkan dari produk atau layanan yang hendak dijual. Di setiap lini bisnis akan memiliki proses yang berbeda, untuk bisnis di bidang jasa misalnya, ketika bisnis menjual layanan artinya mereka juga sedang “menjual” orang. Artinya ada unsur keahlian, rekam jejak, hingga kredensial yang disampaikan ke konsumen. Pastikan poin-poin tersebut dipahami dengan baik sebelum berbicara ke konsumen.
Selanjutnya, tantangan yang harus dihadapi ialah menjadi seorang yang proaktif, bukan reaktif. Seorang pegawai di lini business development tidak menunggu ponselnya berdering untuk menyampaikan layanan yang dimiliki, namun menghampiri setiap bisnis atau orang untuk menjadikannya konsumen potensial. Kegiatan ini harus dilakukan secara konsisten, karena pada dasarnya setiap solusi yang ditawarkan akan menemukan orang yang sedang dalam permasalahan tersebut.
Di seri selanjutnya akan dibahas secara lebih teknis bagaimana membuat strategi bisnis, pemasaran, dan penananganan konsumen.
– Disclosure: Artikel ini diambil dari berbagai sumber, baik sumber cetak maupun online.
Di tahap awal startup pasti memiliki target untuk bertumbuh. Baik bertumbuh dari segi jumlah pengguna atau bertumbuh dari segi perusahaan. Banyak hal yang bisa diupayakan untuk menghasilkan pertumbuhan. Banyak pendekatan yang harus dicoba dan disesuaikan.
Berikut beberapa pendekatan yang bisa dicoba untuk membantu mendorong atau mengakselerasi pertumbuhan bisnis.
Tujuan dan keuntungan berjalan beriringan
Startup dibangun dengan sebuah tujuan. Biasanya startup hadir dengan solusi yang bisa memecahkan permasalahan-permasalahan yang ditemui. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis adalah dengan mulai beranggapan bahwa tujuan dan keutungan akan berjalan beriringan.
Startup di era sekarang biasanya dekat dengan teknologi dan digital. Keduanya sebagai alat dimaksimalkan untuk membantu masyarakat memecahkan masalah yang ditemui sehari-hari. Fokus pada memberikan layanan atau solusi berkualitas bisa dijadikan hal utama. Pada dasarnya perjalanan startup tidak selalu soal keuntungan, tetapi juga mencapai sesuatu yang berharga dan berguna.
Tetap dalam perhitungan
Pada saat proses tumbuh terkadang harus ada beberapa hal yang kembali disesuaikan, salah satunya adalah rancangan dan strategi di masa depan. Saat bertumbuh kondisinya tentu tak lagi sama dengan awal memulai semuanya, ada yang berubah dan harus ada yang diperbaruhi. Di titik ini ada kalanya perlu untuk berhenti sejenak untuk fokus pada pelanggan yang ada, demi kualitas, sembari merancang strategi baru untuk tumbuh lebih besar.
Berinvestasilah pada tim
Aspek penting dalam pertumbuhan startup ada pada orang-orang di belakangnya. Tim yang solid, yang menggunakan segenap kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi bisnis. Jika bertumbuh adalah sebuah hal yang diperjuangkan tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada tim. Carilah personel-personel baru untuk bergerak semakin cepat.
Namun yang perlu diperhatikan adalah kecocokan. Ubah sudut pandang, jangan cari karyawan, carilah rekan, carilah orang yang nantinya bisa diajak bekerja sama dengan membawa visi dan misi yang sama. Ini akan bekerja baik dalam memudahkan proses penyesuaian dan tentunya pengelolaan ke depannya. Karena tidak ada yang lebih baik dibanding memiliki tim yang sama-sama memiliki gairah, visi, dan misi yang berada di jalan yang sama.
Pertumbuhan (growth) menjadi salah satu fokus dan tujuan startup. Jika tidak disiasati dengan cermat, bisa jadi startup yang didirikan akan berjalan stagnan atau bahkan tidak berhasil. Artikel berikut ini akan membahas 5 kesalahan yang kerap dilakukan oleh pendiri startup, terkait dengan strategi growth. Belajar dari Sean Sehppard selaku Co-Founder Venture Capital Fund dan Market Development Accelerator GrowthX yang berbasis di Silicon Valley.
Kesulitan menceritakan dengan baik produk yang dimiliki
Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan oleh pendiri startup adalah tidak mahir atau kesulitan dalam menjabarkan secara singkat produk yang dimiliki. Kesalahan tersebut bisa mempengaruhi startup mendapatkan investor hingga memperluas networking. Hal paling penting yang akan mengganggu pertumbuhan startup terkait dengan komunikasi yang kurang baik adalah ketika produk mulai dilemparkan kepada target pengguna, namun startup gagal untuk menampung feedback dari target pengguna tersebut.
“The seed stage is for learning – and you learn fastest and cheapest by talking to humans.”
Kesulitan memberikan layanan pelanggan dengan baik
Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh startup untuk mempercepat pertumbuhan adalah kurangnya relasi yang baik dengan pelanggan. Idealnya meskipun saat ini startup memiliki teknologi yang paling canggih namun jika tidak didukung dengan layanan pelanggan yang baik, akan menghambat pertumbuhan startup. Untuk itu perhatikan dengan baik layanan pelanggan startup dan bina hubungan baik dengan pelanggan.
“The best tech companies are always service companies first.”
Kesulitan menemukan anggota tim yang tepat
Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh pendiri startup adalah kesulitan untuk menemukan pegawai hingga membentuk tim yang solid. Kebanyakan pendiri merekrut pegawai namun tidak 100% yakin dengan kemampuan dari pegawai tersebut. Jangan rekrut pegawai dalam jumlah yang banyak hanya demi mengisi posisi yang kosong. Hindari pula melakukan perekrutan pegawai secara cepat tanpa melalui proses perkenalan terlebih dahulu.
“Hiring the wrong people or hiring too soon is a huge killer.”
Kesulitan menjadi pemimpin yang baik
Menjalankan bisnis startup artinya Anda sebagai pendiri startup wajib untuk bisa memimpin dan mengarahkan perusahaan. Apakah itu memberikan arahan yang tepat kepada pegawai hingga menentukan langkah yang strategis untuk kemajuan startup. Jika seorang pendiri startup tidak memiliki kemampuan tersebut, akan mengganggu jalannya bisnis dan tentunya pertumbuhan startup.
“As Founders, we tend to want to give time and resources to anyone who expresses interest in us and our products.”
Kesulitan melakukan validasi
Validasi merupakan proses penting yang menentukan keberhasilan dari produk hingga layanan startup. Ketika ide telah ditemukan, lakukanlah proses validasi agar bisa menemukan siapa target pengguna yang tepat hingga melihat siapa pesaing terbesar Anda.
“Qualify, qualify, qualify – and then qualify some more.”