Tag Archives: Growth Hacking

Egogohub is a new e-commerce enabler in Indonesia

E-commerce Enabler “Egogohub” Introduces Service in Indonesia

After launching its service in Hong Kong, Taiwan, and Singapore, Egogohub, a brand company and e-commerce enabler, introducing its service in Indonesia. Making growth hacking as its main concept, Egogohub intends to provide end-to-end (E2E) solutions to online shop owners and e-commerce merchants in Indonesia. Next, they plan to expand into Vietnam.

“Located in three countries allows local business players to market their products regionally. Also for non-local companies expecting to penetrate in Indonesia,” Benny Tanadi, Egogohub Indonesia’s President Director said.

Growth hacking as the main strategy

Founded in 2017, Egogohub focused on helping online players for product marketing and business development using 50 expert teams. Egogohub specifically targeting the SMEs and large brands.

“Based on Facebook’s survey, Indonesia is a country with the highest conversion in global. In addition, it’s more accessible to establish a business. Unlike China, which getting more competitive in business,” Kevin So, Egogo’s Group CEO, said.

Not only having warehouse, packaging, and 3PL system connections which delivery can be monitored in real time, Egogohub also has customer service officers which can be used by online stores to respond faster to potential buyers. Egogohub also has other services, such as social media, SEO, digital design, content marketing, e-mail marketing, website design, and Pay-Per-Click (PPC).

With variant services, Egogohub is able to help business owners to develop better business significantly. It’s not only focused on brand awareness but also on how to gain more income.

“Unlike the other services which only have certain parts in its solution offers, Egogohub provides E2E solutions with growth hacking method,” he added.

Partners with top-tier e-commerce services

Aside from targeting business owners selling products through social media or offline businesses, Egogohub has established partnerships with some leading marketplaces in Indonesia, including Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Shopee, Blibli, and JD.id.

Every merchant in the service can directly work with the experts in Egogohub. In Indonesia, they will compete with other e-commerce enabler companies, such as aCommerce and 8commerce.

“We realize that there are some companies still having difficulty to develop company while maintaining a relationship with customers, Egogohub wants to provide integrated solutions for companies to accelerate their business growth,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

E-commerce enabler Egogohub tersedia di Indonesia

Layanan “E-commerce Enabler” Egogohub Resmi Beroperasi di Indonesia

Setelah meluncurkan layanan di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura, Egogohub, sebuah perusahaan brand and e-commerce enabler, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mengedepankan konsep growth hacking, Egogohub ingin memberikan jasa solusi end-to-end (E2E) kepada pemilik online shop dan merchant layanan e-commerce di Indonesia. Setelah Indonesia, Egogohub berencana melakukan ekspansi ke Vietnam.

“Lokasi yang sudah tersebar di tiga negara memungkinkan untuk pemilik bisnis lokal memasarkan produk mereka secara regional. Demikian juga dengan perusahaan asing yang ingin masuk ke Indonesia,” kata Presiden Direktur Egogohub Indonesia Benny Tanadi.

Mengedepankan strategi growth hacking

Didirikan sejak tahun 2017, fokus Egogohub adalah membantu pemilik bisnis untuk memasarkan produk dan mengembangkan bisnis memanfaatkan 50 tim ahli di Egogohub. Secara khusus Egogohub menargetkan para pemilik bisnis, mulai dari UKM hingga brand besar.

“Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Facebook, Indonesia merupakan negara yang memiliki konversi tertinggi secara global. Selain itu Indonesia juga lebih aksesibel untuk mendirikan sebuah bisnis. Berbeda dengan Tiongkok yang semakin ketat persaingan bisnisnya,” kata CEO Egogo Group Kevin So.

Selain memiliki gudang, pengemasan, dan 3PL system connection yang bisa dimonitor secara real time pengirimannya, Egogohub juga memiliki tenaga layanan pelanggan yang bisa dimanfaatkan pemilik toko online untuk mempercepat respon kepada calon pembeli. Egogohub juga memiliki layanan lainnya seperti, media sosial, layanan SEO, digital design, content marketing, e-mail marketing, website design dan Pay-Per-Click (PPC).

Dengan varian layanan tersebut, Egogohub mampu membantu pemilik bisnis meningkatkan pertumbuhan bisnis secara nyata. Tidak lagi hanya fokus tentang brand awareness, tetapi bagaimana mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

“Berbeda dengan layanan lainnya yang hanya memiliki bagian tertentu saja dalam menawarkan solusinya, Egogohub hadir menawarkan solusi E2E dengan metode kerja growth hacking,” kata Benny.

Bermitra dengan layanan e-commerce besar

Selain menargetkan pemilik bisnis yang berjualan melalui media sosial atau masih menjalankan bisnis secara offline, Egogohub telah menjalin kemitraan dengan sejumlah marketplace terkemuka di Indonesia, termasuk Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Shopee, Blibli dan JD.id.

Setiap merchant di layanan tersebut bisa langsung memanfaatkan tenaga ahli yang dimiliki Egogohub. Di Indonesia sendiri mereka akan berkompetisi dengan layanan e-commerce enabler lain yang telah lebih dulu hadir, seperti aCommerce dan 8commerce.

“Kami menyadari saat ini masih banyak perusahaan yang kesulitan untuk mengembangkan perusahaan sekaligus membina relasi dengan pelanggan, Egogohub ingin memberikan solusi terpadu untuk perusahaan mempercepat pertumbuhan bisnis mereka,” kata Benny.

Contoh penerapan growth hacking di beberapa startup

Cerita-cerita Penerapan Strategi “Growth Hacking”

Setiap startup punya jalan sendiri-sendiri untuk mencapai kesuksesan. Tidak ada template yang langsung cocok digunakan untuk semua jenis startup. Semua langkah dan keputusan yang diambil menyesuaikan kondisi startup masing-masing. Dalam strategi growth hacking, langkah penerapan boleh sama, namun data dan eksekusi selalu mengikuti apa yang terjadi di lapangan.

Berikut beberapa cerita tentang growth hacking oleh beberapa startup yang dihimpun dari berbagai sumber.

Grab

Saat ini Grab menjadi satu dari dua layanan on demand transportasi yang mendominasi di Indonesia. Kiprahnya juga tak kalah moncer di Asia Tenggara. Pertumbuhan Grab dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya soal investasi yang didapat dari para investornya, tetapi juga kerja keras untuk menghadirkan sebuah layanan yang diminati pengguna.

Grab percaya bahwa semangat dalam mengejar pertumbuhan adalah “mengganggu atau terganggu”. Sejak startup mulai muncul, istilah distruptor memang melekat pada startup teknologi yang menganggu dominasi layanan konvensional. Grab menaruh semangat sebagai “penganggu” sebagai sebuah DNA untuk terus berkembang. Jika disesuaikan dengan kondisi sekarang, tepatnya di Indonesia, Grab masih harus “menganggu” pesaing mereka yang paling kuat, GO-JEK.

Dalam sebuah tulisan, Grab menyebutkan menerapkan growth loop untuk mendapatkan pelanggan di seluruh wilayah operasi mereka. Sebuah pola perulangan untuk terus meningkatkan pengguna.

Jenis growth loop yang digunakan Grab adalah:

  • Akuisisi. Secara Aktif mengakuisisi pengguna yang tepat melalui segmentasi kebutuhan atau yang bisa diamati.
  • Mengaktivasi pengguna untuk mengubah perilaku melalui insentif.
  • Meningkatkan engagement pengguna. Ini seperti siklus pengguna, menjaganya dengan meningkatkan keterlibatan.
  • Mendorong atau mengusahakan viralitas di seluruh sistem untuk mendapatkan peningkatan yang diinginkan.

Yang dilakukan Grab terlihat sederhana, tetapi ketersediaan data, kondisi lapangan, strategi dapat dikombinasikan untuk membaca kebutuhan pengguna di sana.

Grab menyebutkan bahwa pihaknya tidak menempatkan tim growth hacking di bawah divisi marketing. Mereka menerapkannya di bagian engineering untuk mempermudah melakukan eksperimen, A/B testing, dan menerapkannya di pasar yang berbeda secara berkelanjutan.

“Sebagai bisnis berbasis data, kami berfokus pada cara terbaik kami mendefinisikan eksperimen yang sukses. Memiliki sebuah sumber terpercaya untuk memprioritaskan dan mengevaluasi eksperimen kami memastikan bahwa kami dapat bergerak dengan cepat dan konsisten,” tulis pihak Grab.

Ada banyak fitur yang akhirnya lahir dari tim growth hacking. Semua juga disesuaikan dengan pasar masing-masing. Sebagai perusahaan yang bergerak di sejumlah negara yang berbeda, pemahaman terhadap pengguna di satu negara sangat penting.

Duolingo

Duolingo adalah salah satu aplikasi yang pamornya cukup melejit dalam satu tahun terakhir di Google Play. Posisinya sebagai aplikasi untuk belajar bahasa asing membuat mereka harus mencari cara yang berbeda dan unik. Duolingo bisa dibilang cukup berhasil untuk saat ini karena telah menembus angka 150 juta untuk pengguna. Di balik pertumbuhan ini, ada seorang Gina Gotthild, VP of Growth & Marketing Dulingo, yang disebut-sebut memegang peran penting dalam “ledakan” pertumbuhan Duolingo. Seperti diungkapkan melalui blog GrowthHackers, Gina membagikan beberapa poin penting mengenai pertumbuhan yang didapat Duolingo.

Menyiapkan tim kolaboratif

Duolingo sadar bahwa ide bisa berasal dari mana saja. Untuk itu mereka sangat menghargai ide dari siapapun. Proses prekrutan karyawan pun cukup selektif. Disebutkan mereka hanya mempekerjakan kandidat dengan label A+ yang sesuai dengan kebutuhan tim. Diharapkan mereka-mereka ini mampu memberikan masukan ke dalam tim tanpa takut kehilangan pekerjaan mereka.

Duolingo memiliki tim khusus untuk mempercepat pertumbuhan. Gina memimpin langsung empat orang engineer untuk beberapa proyek, seperti SEO, perubahan produk Android, perubahan produk iOS dan email atau pemberitahuan. Selain itu Gina juga membawahi dua desainer paruh waktu, pegawai untuk copywriting, public relation dan satu project manager. Semua elemen bekerja sama satu sama lain untuk target dan deadline yang ditentukan.

Fokus pada product-market fit sebelum tumbuh

Tumbuhan membutuhkan akar yang kuat untuk bisa tumbuh berkembang ke atas. Itulah hal yang dipahami betul oleh Duolingo. Sebelum merencanakan pertumbuhan, Duolingo bekerja keras untuk membangun sebuah produk yang solid yang diharapkan oleh pengguna.

Gina percaya bahwa upaya pemasaran akan jauh lebih efektif setelah produk dibangun dengan bagus. Semua orang di Duolingo menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk membuat produk yang lebih baik melalui A/B testing. Mereka mengukur semua metrik dan menindaklanjuti di hari berikutnya.

Retensi sangat penting

Bagi Gina dan Duolingo, Anda bisa memaksa orang mengunakan produk atau aplikasi, tetapi untuk menjaganya butuh upaya membangun produk dan mengoptimalkan retensi. Retensi akan menjadi fokus ketika berbicara mengenai pertumbuhan.

Bukalapak

Bukalapak saat ini menjadi salah satu pemain e-commerce top di Indonesia. Mereka tidak henti-hentinya berinovasi dari segi produk dan terus meningkatkan layanan mereka. Beberapa layanan baru yang mereka kenalkan dalam dua tahun terakhir antara lain BukaMobil, BukaEmas, hingga BukaReksa. Semuanya tidak hadir begitu saja. Ada proses pengukuran kebutuhan di sana.

Di kanal Youtube Bukalapak, beberapa video memaparkan bagaimana Bukalapak mengelola tim untuk mendapatkan pertumbuhan. Di sebuah video fire chat dengan Willix Halim, COO Bukalapak, ia memaparkan bahwa Bukalapak memiliki beberapa squad, sebuah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki peran yang berbeda, mulai dari engineer hingga project manager yang bertanggung jawab dengan north star metrics masing-masing.

Squad tersebut akan menjalankan kelompoknya sendiri untuk mencapai target masing-masing tentu dengan proses yang hampir serupa dengan banyak startup sukses di luar sana, menganalisis data, melakukan perubahan, menjalankan A/B testing, mengimplementasi dan melakukan semua proses ini secara berulang.

Dalam sesi yang sama, Willix memberikan saran kepada startup yang di tahap awal dan ingin mendapat pertumbuhan. Satu poin yang ditekankan adalah mengatur prioritas dan fokus. Setelah menghasilkan MVP (Minimum Viable Product), fokus selanjutnya adalah akuisisi pengguna.

Setelah berhasil mendapatkan sejumlah pengguna, misalnya 100 ribu pengguna pertama, lakukan langkah selanjutnya. Melihat data lebih dekat dan lebih detail. Cari tahu aspek-aspek apa yang membuat mereka tertarik, apa yang membuat mereka bertahan dan apa yang membuat mereka pergi.


Sumber : Grab, GrowthHackers, Bukalapak

Growth hacking menjadi salah satu strategi pemasaran bagi startup / Pexels

Memulai “Growth Hacking” untuk Startup

Masih dalam seri topik growth hacking, melanjutkan pembahasan kedua, artikel kali ini akan mengulas mengenai persiapan apa saja yang harus dilakukan startup yang ingin memulai menjalankan strategi growth hacking. Sebuah upaya berlandaskan data untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis.

Menyelaraskan visi

Growth hacking bukan pekerjaan yang bisa dilakukan satu orang, butuh kerja sama di dalamnya untuk menghasilkan analisis dan eksekusi berkualitas. Ide-ide yang dihasilkan harus ditimbang dan diukur dengan data-data yang ada untuk selanjutnya dieksekusi sesuai dengan cara yang tepat.

Untuk memulai growth hacking, pastikan tim yang solid sudah terbentuk. Anggota tim tidak hanya yang berposisi di divisi pemasaran. Divisi produk misalnya, peran mereka sangat penting dalam proses growth hacking. Selain mereka harus menyediakan produk yang siap digunakan, di awal mereka juga harus siap sedia membuat produk-produk yang sesuai dengan permintaan atau hasil evaluasi dari kampanye.

Anggota tim harus diberi pengertian sejak awal bahwa mereka tidak hanya sedang berusaha memperkenalkan produk atau mengusahakan pendapatan bisnis yang lebih baik. Mereka ada dalam proses lengkap yang tujuan akhirnya menyenangkan pengguna, meningkatkan pendapatan, dan menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan.

Merencanakan strategi dan membangun komunitas

Salah satu elemen penting growth hacking adalah pemasaran. Cari tahu bagaimana cara terbaik menjangkau target pengguna mulai dari tren, kanal marketing hingga momen terbaik untuk memasarkan produk. Ini bisa diperoleh dengan membaca data-data yang sudah ada atau mempelajari pola pembelian. Cara-cara pemasaran seperti membuat konten berkualitas di media sosial, endorsement, atau berusaha menjalin komunikasi yang baik bisa dilakukan untuk mendukung usaha ini.

Selain itu buat metrik dan terus ukur dan evaluasi hasil yang telah dikerjakan. Jangan berhenti ketika sudah berhasil menunjukkan pertumbuhan dan jangan sungkan mengubah strategi jika dirasa apa yang dijalankan tidak sesuai dengan harapan. Di sinilah mengapa metrik pertumbuhan sangat penting. Metrik ini bisa tentang akusisi pengguna, pendapatan, retensi pengguna, dan semacamnya.

Strategi ini akan selalu berubah sesuai keadaan. Misalnya sudah ada beberapa pengguna tetap, jangan fokus hanya pada akuisisi pengguna baru. Fokus juga ke apa yang bisa membuat mereka percaya dan jaga mereka dengan baik dengan cara pengelolaan komunitas.

Banyak startup atau brand yang cukup sukses menjaga pertumbuhan penggunanya karena mereka berhasil menjaga konsumen dengan terus mengelola komunitas, karena komunitas bisa menjadi salah satu jalan mendengar keluh kesah pengguna tentang produk. Mereka juga bisa menjadi kelompok pengguna yang diproritaskan menguji sebuah fitur baru.

Customer lifecycle

Unsur penting lainnya yang dipersiapkan ketika memulai strategi growth hacking adalah memahami customer lifecyle. Mulai dari akusisi, engagement, pembelian, retention, dan referral. Customer lifecyle inilah yang harus dipantau dan didalami dalam usaha mewujudkan pengetahuan yang cukup untuk memahami pengguna. Mulai dari bagaimana mereka tertarik sampai dengan apa yang membuat mereka tidak tertarik lagi.

Growth hacking pada dasarnya adalah proses berkelanjutan dan tidak memiliki ujung. Prosesnya berjalan dari iterasi satu ke iterasi lainnya. Tujuannya membuat bisnis terus bertumbuh dalam waktu singkat. Selain data dan kreativitas, dibutuhkan juga kerja keras.


Sumber : StartupGrind, Forbes

Mengenal istilah growth hacking

Mengenal Strategi “Growth Hacking” untuk Mendongkrak Pertumbuhan Startup

Growth hacking adalah istilah yang mulai banyak dikenal di kalangan startup. Maknanya sebagai kegiatan yang bisa membantu proses pertumbuhan startup. Intinya menambah lebih banyak pengguna dan lebih banyak menjual produk. Dalam prosesnya growth hacking membutuhkan banyak energi, terutama dalam hal analisis data dan pendekatan yang dilakukan. Pada dasarnya, growth hacking bisa diartikan sebagai sebuah strategi marketing yang kreatif dan mengandalkan data sebagai komponen utama.

Sebagai bagian dari strategi pemasaran, growth hacking tidak hanya soal tools atau hal-hal berbau instan, tapi sebuah pemikiran, pendekatan, dan proses. Proses dalam membangun strategi dibangun lebih mendekati terstruktur dan penuh perhitungan sehingga prosesnya lebih mendekati penuh perhitungan, cepat dan berulang di banding dengan istilah instan.

Apa yang ditawarkan growth hacking adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan startup, yakni berkembang dengan signifikan. Di balik itu semua ada pemikiran kreatif yang dikembangkan, ada data-data yang diolah untuk mendapatkan perhitungan dan ada tindakan yang terukur yang penuh berhitungan. Atau penuh dengan percobaan dan pertaruhan jika memang diperlukan.

Mindset dan cara berproses

Berbicara mengenai growth hacking tidak lepas dari soal data. Tentang berapa pengguna terdaftar, berapa yang mereka bayar per bulan, apa yang menyebabkan mereka kembali, dari mana mereka datang, dan hal-hal lainnya terkait dengan pengguna. Data-data itu juga bisa disusun dalam sebuah metrik yang bisa menjadi sebuah alat ukur keberhasilan sebuah strategi. Tidak ada aturan pasti untuk ini karena pada akhirnya semua akan bermuara pada pertumbuhan.

Growth hacking adalah sebuah mindset, karena itu jika ingin membangun tim khusus, mereka di dalamnya harus diberi pemahaman yang sama. Pola pikir yang kreatif tentang data yang ada adalah kunci, selanjutnya susunan metriks yang ditentukan bisa jadi sebuah cara yang tepat untuk melakukan pengukuran dan evaluasi.

Data secara umum bisa jadi hanya akan dipandang sebagai sebuah informasi sepele. Jika ingin melakukan strategi growth hacking, mulailah memandang data dengan sudut pandang yang lain. Proses growth hacking adalah proses yang sekali dicoba langsung selesai. Langsung ada keputusan gagal atau tidak. Growth hacking adalah strategi berproses. Ada iterasi di sana, ada perbaikan dan ada evaluasi. Jadi selama perusahaan ingin terus tumbuh dengan strategi growth hacking, evaluasi dan perbaikan adalah mutlak. Rasa ingin tahu dan semangat untuk berkembang adalah perpaduan yang pas jika ingin mencari seseorang untuk ditempatkan di bagian ini.

Tanggung jawab semua

Inti meningkatkan penjualan produk atau akusisi pengguna adalah membuat produk yang dibutuhkan orang banyak. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab tim pemasaran. Demikian halnya dengan growth hacking, yang secara sederhana dipahami sebagai proses pendekatan berbasis data untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pengguna dan berangsur-angsur menciptakannya.

Di proses awal, mengetahui proses pengguna membutuhkan banyak data. Tidak hanya soal transaksi tetapi juga kebiasaan pengguna dalam mengakses sebuah situs atau aplikasi. Hal ini membutuhkan peran engineer di bidang UI/UX untuk mengamati pola dan menciptakan UI/UX yang nyaman dan sesuai kebutuhan.

Contoh lain adalah bagaimana bisnis bisa mengoptimalkan kanal pemasaran. Di sini mungkin tim pemasaran bisa terlibat, tetapi untuk membangun sebuah alat analisis dan membuatnya menjadi mudah dibaca memerlukan peran tim teknologi dan produk. Jadi mempertimbangkan pengunaan growth hacking, kumpulkanlah orang-orang dari berbagai macam spesialisasi.

Memahami dasar-dasar pertumbuhan

Growth hacking adalah sebuah upaya atau strategi untuk memacu pertumbuhan bisnis. Untuk mengoptimalkannya, pemahaman akan dasar-dasar pertumbuhan sangat penting. Salah satunya adalah menggunakan growth models. Growth models yang banyak digunakan adalah menggabungkan beberapa layer pertumbuhan seperti Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue.

Pondasi selanjutnya adalah tetap menjaga pengguna terikat dengan produk atau layanan kita. Tugas yang cukup berat, tetapi bukan hal yang mustahil. Pondasi pertumbuhan juga bisa dilihat dari pengguna yang bahagia dan merasa terbantu dengan produk yang diberikan.


Sumber: Techcrunch, Startup Grind

Lima Cara Tepat Menerapkan Proses “Growth Hacking” Startup

Sebelum startup Anda melakukan growth hacking, ada baiknya untuk memahami fungsi dan definisi praktik tersebut. Tujuan implementasi growth hacking adalah pemanfaatan produk yang telah memberikan nilai dan keuntungan lebih kepada pelanggan untuk kemudian ditingkatkan melalui proses eksperimen berdasarkan pengalaman dari pelanggan untuk bisa melakukan identifikasi peningkatan yang lebih besar.

Sudah banyak startup dan perusahaan teknologi yang mengalami pertumbuhan positif, memanfaatkan cara-cara growth hacking yang tepat. Belajar dari Instagram dan Spotify, berikut adalah 5 cara tepat melakukan proses growth hacking startup.

Mitos growth hacking yang salah

Sesuai dengan namanya, masih banyak orang yang salah mengerti apa itu arti growth hacking. Banyaknya mitos yang menyebutkan bahwa growth hacking merupakan jalan pintas atau “hack” yang bisa membantu startup mengalami pertumbuhan adalah tidak benar.

Tidak hanya jalan pintas yang diperlukan, tetapi juga pertumbuhan yang stabil dan sustainable. Mulai dari akuisisi pengguna hingga aktivasi, retention dan referral, seluruh tim di startup memiliki peranan yang penting untuk menciptakan pertumbuhan.

Menentukan model growth

Ada beberapa model dari growth yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan startup, model growth tersebut memiliki lapisan yang saling berhubungan dan mempengaruhi keberhasilan dari proses growth hacking. Di antaranya adalah Acquisition, Activation, Retention, Referral dan Revenue. Pahami model tersebut agar bisa membantu tim di startup mempermudah dan menentukan pekerjaan yang secara keseluruhan ditentukan dari pelanggan/ pertumbuhan revenue.

Berikan value (nilai)

Saat ini sudah banyak startup yang menawarkan layanan dan produk yang unik dan berbeda. Dengan persaingan yang semakin sengit, menjadi penting bagi startup untuk memiliki nilai lebih terhadap produk atau layanan yang bakal dihadirkan. Ciptakan momen yang tepat dan unik, yang bisa membuat target pasar melirik dan pada akhirnya menggunakan produk startup Anda.

Pertahankan pelanggan setia

Menjadi hal yang percuma jika uang yang telah Anda habiskan untuk menggaet pelanggan kemudian terbuang percuma karena Anda gagal membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan setia yang sudah didapatkan. Pelajari dengan baik hal-hal yang disukai dan kurang diminati oleh pelanggan setia Anda, terima dan tampung semua feedback dari mereka agar bisa memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan tentunya membuat mereka enggan untuk berpaling ke produk lainnya.

Ciptakan engagement di aplikasi

Sudah banyak aplikasi yang hadir (permainan, gaya hidup, layanan keuangan) yang menarik perhatian pengguna dan membuat mereka terus menggunakan atau engage dengan produk atau layanan tersebut. Engagement merupakan cara paling ampuh untuk bisa tetap menarik perhatian pelanggan agar bisa secara rutin bahkan tergolong “kecanduan” dengan semua fitur hingga kemudahan yang ada di aplikasi.

Pentingnya Memahami Pasar Sebelum Melakukan “Growth Hacking”

Growth Hacking adalah salah satu metode yang populer untuk membantu mengakselerasi bisnis startup, terutama bagi startup yang masih tahap pemula. Metode growth hacking dinilai lebih efektif dibanding dengan metode pemasaran lainnya. Berikut ini tips mengenai growth hacking dari Raymod Fang salah satu penulis “Growth Hacking: Silicon Valley’s Best Kept Secret” sekaligus co-founder Deviate Labs, salah satu agensi yang berkutat di industri pemasaran.

Mulai Growth Hacking dari sesuatu yang positif

Sebagai salah satu bentuk pemasaran yang cukup diminati bisnis atau startup sekarang ini growth hacking mulai dipelajari banyak pihak. Tujuannya jelas, selain untuk meningkatkan bisnis sendiri juga membuka jasa untuk membantu bisnis lain dalam hal pemasaran ini. Jika Anda seorang pemilik bisnis dan ingin melakukan growth hacking, pastikan semuanya bermula dari hal yang positif bukan hal yang negatif. Contohnya memulainya dengan kepercayaan dan pengetahuan yang mendalam tentang bisnis dan kesempatan peluang melakukan growth hacking, bukan malah sebaliknya. Frustrasi dengan pemasaran konvensional dan berharap mendapat hasil yang baik dengan growth hacking.

Salah satu unsur terpenting growth hacking adalah pemahaman mendalam produk dan pasar. Jika Anda menyerah dengan pemasaran konvensional tanpa melakukan perubahan apa pun dan mengharap sesuatu yang besar dari growth hacking, itu sebuah kesalahan besar.

Sesuatu yang menghambat growth hacking

Raymond mendefinisikan growth hacking sebagai sebuah strategi pemasaran yang kreatif dan banyak akan yang berfokus pada pertumbuhan tinggi. Untuk itu perlu memahami produk dan pasar dengan sangat baik.

Di dalam growth hacking, produk market fit menjadi sangat penting. Memiliki produk yang benar-benar bagus menjadi sebuah keharusan. Tidak hanya bagus tapi juga berbeda dengan pesaing yang sudah ada. Untuk mengetahui hal itu, Anda bisa mencari pasar yang sangat menginginkan produk Anda dan bersedia untuk membayarnya.

Jika Anda gagal menemukan pasar yang bersedia membayar untuk produk Anda ada dua pertanda. Pertama pasar untuk produk Anda tidak atau belum ada atau produk Anda kurang berkualitas. Segera lakukan evaluasi, kembali uji produk Anda. Jika memang kemungkinan kedua yang terjadi, mulai lagi dengan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk.

29 Faktor Penentu Konversi Website Anda

Sebagai digital performance agency, saya dan tim beberapa kali bertemu pemain e-commerce baru/brand/personal yang baru membangun e-commerce store-nya sendiri, dan kebanyakan dari mereka selalu menanyakan seputar konversi sales dengan nada frustrasi seperti:

  • Kenapa konversi sales di website e-commerce-nya sedikit?
  • Kenapa cost per conversion-nya tinggi sekali?
  • Kenapa orang abandon cart e-commerce saya?

Untuk e-commerce lama pastinya sudah mendapat pencerahan dari pengalaman beberapa tahun setelah berjalan.

Sebenarnya ada beberapa hal fundamental yang harus dipahami terlebih dahulu untuk mengatur ekspektasi konversi/sales di website Anda, satu hal yang harus Anda ingat adalah faktor penentu terjadinya konversi sales/penjualan tidak 100% tergantung dari iklan Anda.

Dan kalau Anda melihat dari list di bawah, iklan hanya sebagian kecil dari faktor lain, bahkan tidak termasuk dalam top prioritas untuk hal yang harus Anda persiapkan/bereskan.

Kabar baiknya adalah artinya masih ada kesempatan untuk pemain e-commerce baru untuk mengejar pemain e-commerce lama. Tentunya banyak hal yang harus disiapkan oleh tim internal a=Anda dari semua divisi dan juga agency periklanan Anda.

Apa sajakah faktor yang menentukan terjadinya konversi, di sini urutan menentukan prioritas, dan karena kebanyakan saya hanya menjelaskan intinya di sini, tentunya kita bisa ngobrol banyak di offline:

(1) Harga atau promosi

Banyaknya e-commerce dan marketplace membuat orang cenderung untuk memilih harga termurah, tentunya mereka juga sudah mempertimbangkan jenis barang, garansi dan hal lain yang biasanya ditawarkan sama oleh semua pemain e-commerce/market place. Coba tanya diri sendiri, jika Anda ingin membeli sebuah barang yang pasti bentuknya seperti buku, e-commerce A menawarkan harga IDR 300,000 & e-commerce B menawarkan harga IDR 290,000, dari e-commerce mana yang akan Anda beli?

Promosi juga sangat penting, ada e-commerce kopi yang bisa dibilang hampir setiap hari mengeluarkan promosi menarik, mungkin tidak setiap promosi akan berhasil, tapi mereka belajar dan setidaknya berhasil menjadi top of mind. Hal yang perlu diingat ketika melakukan promosi, buatlah promosi yang benar2 bagus, bukan palsu atau diskon palsu atau ala kadarnya.

(2) Perilaku pembeli

Kesalahan yang juga paling sering terjadi adalah mengharapkan pembeli untuk membeli barang Anda secara online, padahal barang Anda termasuk barang tipe impulsif yang harus segera dibeli ketika diperlukan dan mudah didapatkan di toko offline terdekat. Bayangkan Anda dalam perjalanan pulang ke rumah dan ingin segera mandi dan keramas, namun Anda teringat tadi pagi Anda sudah kehabisan sabun dan sampo, apakah Anda akan membeli sabun dan sampo secara online dan menunggu hingga besok atau bahkan beberapa jam jika diantar dengan kurir kilat? Atau Anda cukup mampir sebentar ke warung dan masalah Anda selesai?

Bukan berarti Anda tidak perlu berada di online, tetapi KPI untuk industri tertentu seharusnya berbeda.

(3) Brand e-commerce

Pemain baru artinya brand baru, orang tidak/belum mengenal Anda, orang belum percaya Anda, bagaimana cara Anda menangani order pembeli sampai nanti ketika ada masalah. Begitu juga dengan pemain lama, coba cel apakah brand Anda terkenal dengan hal positif atau malah sebaliknya?

(4) Penyimpanan data pembeli

Pastikan ada menu untuk pembeli yang loyal supaya mereka mudah untuk melakukan pembelian ulang, seperti alamat, kartu kredit, nomor rekening, dan sebagainya.

(5) Pilihan pembayaran

Perbanyak pilihan pembayaran dari COD, kartu kredit, debit, e-wallet, dan sebagainya.

(6) User interface & experience

Dari desain, menu sampai pengalaman di mobile semuanya harus mudah dan menyenangkan.

(7) Tracking

Tidak melakukan tracking, tidak bisa diukur, artinya tidak bisa ditingkatkan. Track semua button, event, page, add to chart, konfirmasi, penjualan sukses dan semua proses di dalam website Anda, lalu lihat mana yang bisa ditingkatkan.

(8) Remarketing/retargeting

90%+ orang suka windows shopping, hal yang sama terjadi di online, sebelum membeli mereka melakukan research dari segala hal seperti bentuk, warna, harga, ukuran, review, feedback, promo, dan sebagainya. Pastikan Anda melakukan remarketing di waktu yang tepat ke orang yang sudah interest dengan produk Anda.

(9) Kecepatan website & mobile site

Untuk sekarang ini tidak ada alasan lagi website/mobile site lambat, jika loading awal saja lama, pembeli segera berpindah ke toko sebelah.

(10) Ongkos kirim

Siapa yang tidak suka ongkos kirim gratis? Titik.

(11) After sales service

Ketika pembeli membeli barang, mendapatkan barang adalah hal pasti, untuk barang yang jelas seperti buku, elektronik, mereka sudah tahu apa yang mereka akan dapatkan, yang mereka pikirkan berikutnya adalah setelah mereka membeli bagaimana prosesnya. Mulai dari pengiriman seberapa cepat, packing, pengembalian jika barang rusak, garansi, customer service yang ramah, cepat, responsif, dan sebagainya.

(12) Brand produk

Menjual produk dari brand bagus, dengan promosi bagus, tentunya lebih mudah daripada menjual produk dengan brand yang tidak terkenal/tidak bagus. Artinya lakukan pemilihan produk-produk utama yang akan Anda promosikan dengan gencar.

(13) Sinkronisasi jumlah produk dengan stok

Pastikan barang tersedia jika produk tersebut ditawarkan, ini kesalahan umum yang membuat frustrasi pembeli jika terjadi.

(14) Kualitas gambar produk

Gambar yang bagus, meningkatkan intensi untuk segera membeli.

(15) Google Tag Manager

Sedikit teknikal di sini, simpelnya gunakan Google Tag Manager untuk mempermudah hidup developer Anda ke depannya.

(16) Google Analytics

Kumpulkan data, pelajari calon pelanggan dan pelanggan yang datang ke website Anda. Ini berhubungan dengan Google Tag Manager juga.

(17) Mobile site friendly

Rata-rata website di Indonesia 70%+ diakses dari mobile, pastikan website Anda mobile friendly.

(18) Fungsi search

Pastikan fungsi search produk e-commerce Anda bekerja dengan sangat baik, hal yang masih terjadi jika Anda mencari handphone maka ratusan aksesoris handphone masih muncul dan beberapa e-commerce tidak ada menu filter.

(19) Membeli sebagai tamu

Tidak perlu register untuk membeli, kenapa harus dipersulit?

(20) Video sebagai pelengkap

Semakin lengkap informasi/ulasan produk, semakin cepat calon pembeli menentukan keputusannya. Video adalah format yang sangat baik untuk hal itu.

(21) Produk review

Sama seperti di atas, review yang baik mempercepat pengambilan keputusan dalam membeli.

(22) Membuka jendela baru

Percaya atau tidak ada website e-commerce yang selalu membuka halaman baru ketika memilih sebuah barang, sangat mengganggu, hindari hal tersebut.

(23) Fungsi pesan ulang

Seperti penyimpanan data pembeli, namun lebih fokus untuk pembelian berulang untuk barang-barang yang selalu dibutuhkan seperti kebutuhan dapur, mandi, kopi, gula, dsb.

(24) Pesan di iklan

Selalu gunakan call to action yang kuat supaya orang tertarik melihat produk Anda.

(25) Time Targeting

Menurut Anda orang akan membeli barang di website Anda jam 3 pagi? Matikan saja iklan Anda di jam-jam yang tidak perlu, amati dulu behaviour pelanggan Anda dari Google Analytics/Adwords.

(26) Device Targeting

Mobile memang pembawa trafik terbesar, tetapi apakah konversi terjadi di sana? Jika budget Anda terbatas, Anda bisa mempertimbangkan untuk fokus di desktop.

(27) Location Targeting

Toko Anda hanya ada di beberapa wilayah atau hanya bisa melayani pengiriman beberapa wilayah? Lakukan location targeting.

(28) Operator Targeting

Sedang promo dengan beberapa operator saja? Pastikan nyalakan operator targeting.

(29) Devices Type Targeting

Promosi untuk kelas menengah atas saja? Lakukan device targeting seperti pengguna smartphone mewah saja atau sebaliknya.

Cukup? Atau ada lagi faktor penentu terjadinya konversi menurut Anda? Let me know.

Disclosure: Artikel ini dipublikasi ulang dengan penyuntingan atas izin penulis. Andy Santoso sebagai penulis merupakan CEO BigEvo & BigEvo Academy dan konsultan digital marketing. Untuk tautan menuju tulisan asli, klik di sini.

Strategi “Growth Hacking” di 5 Startup Dunia

Kita sering mendengar tentang istilah growth hacking pada startup yang dilakukan untuk mendapatkan akuisisi users atau visitor. Banyak startup yang berhasil mendapatkan growth yang dahsyat dengan melakukan strategi growth hacking ini. Growth hack bukanlah sulap atau sihir, tetapi sebuah strategi untuk mengakuisisi pengguna.

Nothing magical about it, just creativity.

Berikut strategi akuisisi pengguna yang dilakukan oleh 5 startup besar di masa-masa awal mereka. Semoga ada sesuatu yang bisa dipelajari dari strategi mereka.

Dropbox

Dropbox berkembang hingga lebih dari 200 juta pengguna dan baru-baru ini Drew Houston, CEO dan co-founder Dropbox mengumumkan bahwa revenue mereka telah melampaui lebih dari $1 miliar dengan rekor lebih cepat dari perusahaan SaaS (software as a service) manapun di dunia. Data terakhir menyebutkan Dropbox memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia sejak diluncurkan pada tahun 2007.

Strategi yang digunakan di masa-masa awal berdirinya adalah dengan memberikan kapasitas storage ekstra untuk para customer yang memberikan referensi kepada pengguna lain, memberikan nilai tambah kepada pengguna sementara penggunaan Dropbox makin meningkat.

Pelajaran yang bisa diambil dari strategi Dropbox ini adalah dengan memberikan insentif kepada pengguna akan membuat mereka semakin bergantung kepada produk Anda, di saat yang sama mereka juga akan dengan sendirinya menyebarkan service atau produk Anda. Good one Dropbox!

Pinterest

Sejak diluncurkan pada tahun 2010, hingga kini Pinterest telah mempunyai lebih dari 150 juta pengguna aktif dan 176 juta pengguna yang terdaftar. Pinterest yang 85% penggunanya adalah perempuan ini melakukan strategi growth hack dengan merekrut para design bloggers dan orang-orang yang telah diseleksi dengan ketat untuk tetap menjaga konten yang terdapat di dalam tetap bersih dan berkelas.

Pinterest secara otomatis melakukan konfigurasi account kita berdasarkan interest kita dan memberikan rekomendasi untuk mem-follow high quality users. Hal ini memberikan user experience yang bagus terutama dalam hal konten.

Selain strategi ini, CEO dan co-founder Ben Silberman pernah mengirimkan email berisi ucapan terima kasih kepada 7000 pengguna Pinterest secara personal!

Pelajaran yang bisa diambil dari strategi Pinterest ini adalah bahwa pada dasarnya setiap startup dimulai dengan nol pengguna. Memikirkan untuk mendapatkan pengguna potensial dengan melakukan networking dan grouping berhasil mendapatkan respek dan menciptakan komunitas di mana setiap orang ingin menjadi bagian dari komunitas ini. Jangan lupakan kegigihan founder di masa awal berdiri, sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap startup founder.

Hotmail

Hotmail berhasil berkembang mencapai 30 juta pengguna di masa-masa awal mereka hanya dalam waktu 30 bulan sejak diluncurkan pada tahun 1996. Di tahun 2011 pada waktu ulang tahun mereka yang ke 15 Hotmail mengklaim jumlah pengguna mereka adalah 360 juta users.

Strategi yang mereka lakukan adalah membuat para pengguna menjadi pengiklan berjalan dengan menambahkan footer “Get your free email at Hotmail” pada setiap email yang dikirimkan.

Pelajaran yang bisa diambil dari strategi Hotmail ini adalah menaruh perhatian serius terhadap setiap pesan yang ingin kita sampaikan kepada pengguna, yang menggugah rasa penasaran setiap orang yang melihat tagline dari perusahaan kita. Setiap pebisnis pasti senang apabila pesan yang ingin disampaikan tersebar secara viral yang hebatnya bahkan para pengguna tidak sadar bahwa mereka sedang mengiklankannya dengan gratis.

Reddit

Reddit, sebuah layanan media sosial di mana orang bisa berbagi link dan konten-konten online. Setelah membagikan link tersebut, orang lain bisa memberikan vote pada tautan tersebut. Link dengan vote terbanyak akan ditampilkan lebih dominan dibandingkan yang lain.

Didirikan di bulan Juni tahun 2005 dan sampai sekarang telah memiliki lebih dari 234 juta pengguna. Sewaktu masa awal berdiri dan mendapatkan funding perdana senilai $12,000 mereka hanya menghabiskan $500 untuk beriklan dan bahkan sudah termasuk stiker.

Strategi growth hack yang dilakukan oleh Reddit adalah melakukan posting konten dari berbagai website populer dan mempunyai traffic besar yang di-posting oleh akun-akun buatan tim. Hal ini menjadikan Reddit sebagai tempat dengan banyak konten dan menambah traffic. Content is king folks.. Akan tetapi, baru-baru ini taktik ini terbongkar oleh dan dimuat di Forbes. (baca di sini).

Pelajaran yang bisa diambil dari strategi Reddit ini adalah fake it till you make it. Mintalah kepada orang- orang untuk membicarakan Anda. Minta tolong kepada relasi, teman, keluarga, dan lainnya untuk mengenal apa yang Anda lakukan. Jika itupun masih gagal, lakukan sendiri sampai orang mengenal Anda. Selanjutnya adalah, integritas dalam berbisnis amat sangat penting.

Atlassian

Bagi para developer nama Atlassian tidaklah asing lagi. Hampir semua developer menggunakan produk Atlassian sebagai productivity tools untuk teamwork. Dengan harga yang tidak terlalu mahal dan user interface sederhana menjadikan ini sebagai satu-satunya pilihan untuk productivity tools. Team developer kami di MailTarget juga menggunakan produk Atlassian yaitu Jira dan BitBucket.

Yang mencengangkan adalah fakta bahwa Atlassian (sekarang sudah IPO) berhasil mencapai revenue sebesar $320 juta tanpa team sales! Dahsyat. Tomasz Tungus, seorang pakar SaaS mengatakan rata-rata perusahaan SaaS menghabiskan 50-100% dari annual revenue untuk sales dan marketing. Namun Atlassian hanya menghabiskan 12–21% untuk marketing. Apa rahasianya?

Yes, produk yang bagus.

Atlassian terkenal dengan user interface-nya dan user experience-nya yang simpel dan mudah digunakan. Mereka menghabiskan 40% dari keuntungannya untuk research & development. Sesuatu yang mungkin tidak begitu dipikirkan oleh para startup karena R&D mungkin akan menjadi cost center di mana finansial masih ketat. Atlassian membuktikan hal ini ternyata berguna. Kami membiasakan kultur research & development walaupun masih dalam skala kecil. Atlassian begitu memperhatikan detail mulai dari onboarding proccess hingga ke loading page dengan ilustrasi aneh.

Pelajaran yang bisa diambil dari strategi Atlassian ini adalah product simplicity. Tidak mudah untuk bisa membuat sebuah produk menjadi simpel dan mudah digunakan, banyak proses rumit di belakang yang perlu dilakukan tetapi hasilnya sepadan.

Masih banyak startup yang menggunakan strategi yang unik yang tidak saya bahas di sini, seperti Kaskus, BukaLapak, Tokopedia, dan lain sebagainya. Tidak ada strategi growth hacking yang generik. Dalam artian satu strategi bisa diterapkan untuk semua. Kenali produk atau service Anda, cari tahu detail tentang target market Anda, tentukan channel apa yang akan digunakan. Lalu campur dengan kreativitas. Saya percaya kita akan sama-sama bisa mendapatkan exponential growth.

Seperti kata COO BukaLapak Willix Halim “fail fast, execute fast..”. Jangan berhenti bereksperimen.


Artikel tamu ini dibuat oleh Yopie Suryadi, Founder MailTarget.co.

Lima Mitos Salah tentang Kegiatan Pemasaran Startup

Tujuan utama seorang pendiri startup adalah menciptakan sebuah produk yang berguna untuk orang banyak. Ketika produk tersebut telah diciptakan, langkah selanjutnya adalah memperkenalkan produk tersebut ke publik dengan harapan bakal menuai banyak masukan hingga pujian. Lantas bagaimana ketika produk telah berhasil diluncurkan dan Anda sebagai pendiri mendapat begitu banyak pujian hingga pengguna yang loyal, namun pertumbuhan startup terlihat nampak lambat dan startup pun mulai kehabisan uang.

Salah satu kesalahan yang banyak dilakukan oleh pendiri startup terkait masalah tersebut adalah terlambatnya melancarkan kegiatan pemasaran di awal dan cenderung memilih menunggu hingga produk siap diluncurkan. Artikel berikut akan mengupas mitos yang salah terkait dengan kegiatan pemasaran di awal masa pertumbuhan startup.

Kegiatan pemasaran terkesan curang

Ada mitos yang  menyebutkan, peraturan pertama tentang growth hacking adalah tidak selalu membicarakan tentang growth hacking. Sebuah startup sah-sah saja untuk tidak menyebutkan strategi growth hacking apa yang bakal diterapkan, namun tidak disarankan untuk memberikan jawaban yang terkesan klise seperti “kami sedang membuat produk yang bakal mengguncang dunia”. Hingga kini masih banyak CEO dan pendiri startup yang beranggapan produk yang bagus akan berkembang secara organik, sehingga kegiatan pemasaran yang masif tidak perlu dilancarkan. Namun pada akhirnya produk yang baik wajib didukung oleh kegiatan pemasaran yang tepat.

Kegiatan pemasaran dilancarkan usai produk diluncurkan

Jika sebagai pendiri startup Anda masih percaya kegiatan pemasaran baiknya dilakukan usai produk diluncurkan, hal tersebut akan menimbulkan efek negatif jangka panjang untuk pertumbuhan startup Anda. Menjadi hal yang krusial untuk senantiasa melakukan kegiatan pemasaran di awal bahkan jauh sebelum produk siap diluncurkan. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan komunitas, membina hubungan baik dengan mitra terkait, mulai menciptakan relasi dengan media hingga aktif menghadiri kegiatan pameran, eksibisi dan acara yang pastinya relevan dengan startup Anda.

Pekerjakan tim pemasaran sejak awal

Dibutuhkan waktu, tenaga serta kreativitas yang cukup untuk bisa melancarkan kegiatan pemasaran yang tepat. Untuk itu pekerjakanlah tim pemasaran yang tepat dan memiliki kemampuan cukup untuk menjalankan tugasnya. Jangan tunggu hingga produk usai diluncurkan hingga akhirnya Anda seorang pendiri memutuskan untuk mencari kandidat tim pemasaran. Idealnya adalah tim pemasaran wajib disiapkan sejak awal dan sebelum produk dirilis kepada publik.

Kegiatan pemasaran yang terlalu awal akan mematikan startup

Faktanya adalah kegiatan pemasaran yang telah disiapkan sejak awal bisa membantu startup menampung semua feedback dari pengguna yang sejak awal mungkin sudah tertarik untuk mencoba atau melihat produk dari startup. Dengan memposisikan tim pemasaran tersebut, bisa menjadi front liner yang membantu calon pelanggan untuk mengerti, mengedukasi pasar hingga layanan pelanggan untuk startup.

Membutuhkan waktu yang lama untuk mempekerjakan tim pemasaran

Kesalahan yang saat ini masih banyak dilakukan pendiri startup adalah kurangnya kepercayaan serta enggan untuk berbagi ide serta visi kepada tim yang lain, dalam hal ini adalah tim pemasaran. Masih banyak pendiri startup yang merasa semua visi dan misi hingga model bisnis hanya bisa diungkapkan oleh pendiri hingga CEO, sehingga membatasi tim pemasaran untuk membantu kegiatan promosi tersebut. Idealnya adalah limpahkan semua tanggung jawab dan tugas terkait dengan kegiatan pemasaran kepada tim pemasaran, dengan demikian Anda bisa lebih fokus dengan produk dan tidak terganggu dengan kegiatan pemasaran.