Tag Archives: Hackathon Cipta Yudha Kartika Eka Paksi

Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD: Tonggak Kemajuan IT dalam Kemiliteran Darat

Setelah melewati proses pendaftaran dan screening dari tim DailySocial dan TNI Angkatan Darat (TNI-AD), tiba akhirnya penyelenggaraan Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD yang berlangsung pada hari Sabtu (8/10) sampai dengan Minggu (9/10). Hackathon mengambil tempat di Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi), sebuah tempat penempaan prajurit-prajurit terbaik Tanah Air untuk mengabdi di TNI-AD, di kawasan Bogor.

Untuk mengikuti hackathon ini, para peserta diminta hadir di Pusdikzi sejak hari Jumat (7/10). Pasalnya, pada keesokan harinya di Sabtu pagi, peserta akan melakukan upacara yang dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Beberapa peserta memilih untuk langsung datang ke Pusdikzi, sedangkan sebagian besar lainnya, khususnya yang dari luar DKI Jakarta dan Jawa Barat, mendatangi Markas Besar TNI-AD di Jakarta Pusat untuk berangkat ke Pusdikzi menggunakan transportasi TNI-AD yang disediakan pihak panitia dari pukul 18.00 sampai dengan 00.00 (hari Sabtu).

Hari Pertama

Rangkaian Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD dibuka dengan upacara di lapangan Pusdikzi. KASAD Jenderal TNI Mulyono menjadi komandan upacara di pagi hari itu. Tercatat 64 tim IT developer yang terdiri dari 213 orang mengikuti upacara dan rangkaian acara hackathon.

HackathonTNI2

Usai upacara, atlet Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD dipersilakan masuk ke Aula Sudirman Pusdikzi yang menjadi arena kompetisi bergengsi ini. Hackathon dimulai pada pukul 10.00 WIB dan para peserta diberi waktu selama 24 jam untuk mengembangkan aplikasi pertahanan Republik Indonesia yang terbagi ke dalam tiga kategori: Teritorial, Operasi, dan Dukungan.

HackathonTNI1

Antusiasme para peserta terlihat tinggi dari awal lomba diselenggarakan di pagi hari, bahkan saat dini hari. Hari semakin malam dan gelap, kreativitas anak-anak bangsa yang mengikuti hackathon semakin jelas wujudnya. Bila diklasifikasi berdasarkan platform inovasi, para atlet-atlet ini menciptakan aplikasi di bidang Internet of Things, mobile apps, dan web apps.

Hari Kedua

Hackathon selesai pada pukul 10.00 WIB, di hari Minggu (9/10). Tidak lama setelahnya, proses penjurian babak pertama dimulai. Tim-tim peserta hackathon telah dibagi ke dalam empat baris kelompok. Di setiap baris terdapat tiga orang juri yang akan menilai aplikasi yang dipresentasikan peserta.

Setelah presentasi peserta berakhir, proses penghitungan poin kemudian dilakukan oleh juri-juri di setiap barisnya dan dilanjut dengan dibukanya babak 8 besar untuk mencari Juara 1, 2, dan 3 Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD. Delapan tim yang masuk ke babak final adalah Karsa, Garuda Wisnu Kencana, NVMCODE, GorontalobisaOLO, Cikur Defence, Batavia Hack Town, MasMas, dan Sang Surya Developer, yang mempresentasikan aplikasinya di hadapan tiga juri yang terdiri dari CEO DailySocial Rama Mamuaya, Kadisfolahtad Brigjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc, dan Staf Ahli TNI-AD Benny Rahmat.

HackathonTNI4

Babak final ini menghasilkan tiga tim pemenang Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD, yakni Cikur Defence sebagai Juara 1, Garuda Wisnu Kencana sebagai runner-up, dan GorontalobisaOLO sebagai Juara 3. Pemenang mendapatkan hadiah uang tunai senilai 25 juta rupiah untuk Juara Pertama, 15 juta rupiah untuk Juara Kedua, dan 10 juta rupiah untuk Juara Ketiga. Selain itu, lima tim lainnya yang masuk ke babak final juga berhak mendapatkan masing-masing uang tunai senilai satu juta rupiah.

HackathonTNI3

Acara ditutup dengan upacara di dalam Aula Sudirman Pusdikzi, yang dihadiri oleh para pimpinan Disisfoad TNI-AD.

Disclosure: Acara ini adalah advertorial hasil kerja sama DailySocial dengan TNI-AD yang merupakan bagian dari rangkaian acara Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD.

Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD, Sebuah Misi Pertahanan Indonesia di Dunia Siber

Teknologi tanpa lelah terus mengubah wajahnya menjadi lebih mutakhir, lewat piranti-piranti tercanggih dan teranyar yang muncul bertubi-tubi. Setali tiga uang, fenomena ini dapat Anda temui juga dalam ancaman militer. Teknologi kini mulai menginvasi pertahanan negara dan diperlukan pengembangan untuk menghadapinya. Tak hanya dari aspek teknologi tapi juga dari sumber daya manusia (SDM).

Demi memajukan kedua aspek tersebut, TNI Angkatan Darat (TNI-AD) yang bekerja sama dengan DailySocial akan menggelar sebuah kompetisi pemrograman bertajuk Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD.

Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD merupakan sebuah upaya dari TNI-AD dalam merangkul para ahli teknologi sipil untuk bersama-sama memajukan pertahanan darat negara.

Di Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD, developer akan terlibat di dalam sebuah misi kemiliteran di bidang teknologi, yakni menciptakan aplikasi untuk pertahanan darat negara dalam 24 jam dengan beberapa pengarahan dari awak TNI-AD. Aplikasi-aplikasi yang mereka buat harus meliputi salah satu di antara tiga sektor: pembinaan teritorial, operasi pertempuran, dan operasi dukungan.

Pembinaan teritorial ini meliputi pengembangan potensi pertahanan negara dalam aspek komunikasi dan koordinasi tim, serta pemahaman tim terhadap kondisi lapangan yang disesuaikan dengan kondisi yang sedang atau kerap terjadi di Indonesia. Karena Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara tetangga, pengembangan teknologi teritorial ini seharusnya dapat membantu tentara di perbatasan negara untuk lebih optimal dalam menjaga pertahanan Indonesia.

Ada pula pembinaan operasi pertempuran. Pengembangan yang diharapkan TNI-AD adalah untuk meningkatkan daya tempur prajurit dalam menghadapi kemungkinan ancaman terhadap kepentingan strategis nasional. Implementasi teknologi di operasi tempur, salah satunya, adalah rapid response.

Sektor ketiga adalah pembinaan dukungan. Pengembangan dukungan ini mencakup pembinaan dukungan intelijen, operasi dan latihan, personil, logistik, anggaran, penelitian dan pengembangan, topografi, hukum, psikologi, dan kerja sama militer dan inspektorat. Aplikasi monitoring penyediaan suku cadang adalah salah satu bentuk yang bisa dikembangkan oleh developer.

Hackathon ini akan diselenggarakan pada tanggal 7 – 9 Oktober 2016 berlokasi di Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi), Bogor. Berada di tempat pasukan TNI-AD dididik dan dibina, para developer dapat secara langsung merasakan bagaimana operasi militer sektor TI dijalankan dan juga ikut terjun di dalamnya.

Hanya ada 50 aplikasi militer terpilih yang akan ikut serta di Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD. Untuk itu, DailySocial  berencana melangsungkan meetup di dua kota, yaitu di Yogyakarta pada 28 September 2016 dan Malang pada 29 September 2016. Developer meetup ini adalah momentum yang baik bagi para developer untuk membuka wawasan dan memahami tentang kebutuhan tim TNI-AD dalam dunia TI serta penjelasan teknis kompetisi.

Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD adalah wadah pencarian talenta-talenta TI Indonesia untuk turun tangan secara langsung dalam pertahanan siber negara. Andakah orangnya?


Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TNI-AD sebagai bagian rangkaian kegiatan Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI-AD.

Meningkatkan Kualitas SDM di Bidang Teknologi Informasi Agar TNI AD Tetap Jaya di Darat

Sembunyi di balik semak-semak dan pepohonan, menggunakan coret-coretan di wajah, dan melakukan baku tembak dengan musuh negara di medan pertempuran. Agaknya, gambaran itu menjadi hal umum yang ada di benak masyarakat mengenai TNI Angkatan Darat (AD). Harus diakui, sejak awal pelatihan militer, TNI AD memang membentuk para prajurit untuk melaksanakan pertempuran konvensional. Sebelum era digital seperti sekarang ini, ancaman militer masih bersifat tradisional.

Nyatanya, bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara semakin berkembang dari hari ke hari. Jika sebelumnya bertarung dengan senjata api, kini ancaman yang bersifat non-tradisional mulai menunjukkan batang hidungnya.

Perkembangan ancaman terhadap kedaulatan negara, baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional, saat ini semakin dinamis. Ada yang dilakukan oleh state actor, tapi tak jarang juga ada peran non-state actor. Yang pasti, mereka melakukannya dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Merujuk pada UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa TNI bertugas menjaga kedaulatan negara dari ancaman dan gangguan melalui operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Dalam melaksanakan tugasnya, saat ini TNI AD menghadapi ancaman yang semakin kompleks, yang merupakan gabungan dari ancaman tradisional dan non tradisional, atau biasa disebut ancaman hibrida.

Implementasi Teknologi untuk Mengimbangi Perkembangan Ancaman

Perlahan tapi pasti, ancaman-ancaman siber mulai terdengar gaungnya di dunia pertahanan internasional, yang hampir menyamai serangan konvensional. TNI AD, sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia, merasa terpanggil untuk melakukan penyesuaian diri agar lebih melek terhadap dunia teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk mencapai tujuannya, state actor dan non state actor sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan didukung dengan peralatan dan persenjataan teknologi tinggi. TNI AD dengan sigap segera memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki spesifikasi teknologi tinggi pula untuk mengimbangi perkembangan ancaman, baik saat ini maupun yang akan datang.

Sejauh ini TNI AD secara bertahap sudah mengimplementasikan teknologi melalui peremajaan peralatan dan alutsistanya berbasis komputerisasi. Mekanisme kerja sehari hari di satuan jajaran TNI AD sudah menggunakan sistem informasi melalui pembangunan aplikasi untuk mempermudah dan mempercepat tugas serta dapat memberikan data yang lebih akurat.

Sebagai contoh termutakhir, TNI telah memaksimalkan teknologi informasi menggunakan pesawat tanpa awak (drone) untuk menghadapi kasus terorisme di Poso. Kala itu, prajurit berhasil mendapatkan data-data tentang keberadaan makhluk hidup melalui sistem informasi yang ditangkap dan diolah oleh drone, sehingga mereka lebih mudah dalam mencari target.

Menyikapi tantangan di Era Digital

Tantangan TNI AD yang perlu mendapat perhatian serius sebenarnya selain peremajaan peralatan dan alutsista berbasis komputerisasi, namun tidak kalah pentingnya yaitu pengembangan SDM prajurit dalam menghadapi era digital.

Perubahan teknologi itu bisa terjadi dalam hitungan bulan. Di sisi lain, prajurit TNI AD siap pakai dalam bidang TI perlu dilatih secara intensif kurang lebih di atas tiga tahun. Nah, antara pengembangan SDM yang perlu waktu hingga tiga sampai empat tahun ini tidak sebanding dengan perubahan teknologi yang dalam satu tahun bisa terjadi hingga dua kali.

Pengadaan alutsista berbasis komputerisasi dapat terealisasi selama anggaran tersedia, sedangkan ketersediaan SDM yang kompeten di era digital perlu waktu cukup lama. Ada tahapan proses yang perlu dilalui untuk menghasilkan SDM prajurit yang kompeten di bidang TI.

Pernah dengar ungkapan “man behind the gun”? Istilah ini sangat tepat dalam menyikapi kemajuan TI. Dengan kata lain, alutsista berbasis komputerisasi maupun sistem informasi akan berfungsi dengan baik bila manusia yang mengawakinya paham betul dengan teknologi informasi.

Menyikapi hal ini, TNI AD telah melakukan terobosan-terobosan melalui pelatihan, kursus dan pendidikan TI secara terus menerus. Pihak TNI AD juga sudah melakukan kerja sama dengan Universitas Gunadarma berkaitan penyediaan dosen TI.

Dalam waktu dekat akan dilangsungkan perlombaan hackathon yang berkaitan dengan sistem informasi kemiliteran. Ini adalah salah satu terobosan TNI AD untuk menyikapi keterbukaan informasi dan akses digital. TNI AD memanggil generasi muda bangsa yang ahli di bidang TI untuk memberikan sumbangsih pemikirannya untuk membangun TNI AD yang kokoh dan kuat sebagai wujud kecintaannya terhadap TNI dan NKRI.

TNI punya semboyan “Bersama rakyat TNI kuat”. Inilah salah satu implementasi TNI AD terhadap semboyan tersebut. TNI AD menyikapi tantangan digital ini dengan mengundang masyarakat sipil untuk bahu-membahu menjaga negara dari segala bahaya, dan ancaman baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional.

Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang harus diterima. Semua pihak tidak bisa menghindar apalagi bersikap resisten. Hal tersebut justru akan merugikan baik secara pribadi maupun organisasi. Perkembangan teknologi tentu memiliki dampak positif dan negatif. TNI AD telah menyiapkan prajuritnya sebagai generasi penerus calon pemimpin TNI di masa depan untuk dapat mengembangkan dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif perkembangan teknologi agar TNI AD tetap jaya di darat.


Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar, Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data (Kadisfolahtad) TNI Angkatan Darat.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TNI Angkatan Darat sebagai artikel awal kegiatan Hackathon Cipta Yudha Kartika Eka Paksi TNI AD.