Tag Archives: Hanung P. Semiartedy

Kuelap Platform Koperasi Digital

Kuelap Sajikan Platform Digitalisasi Koperasi

Masih belum teraturnya manajemen koperasi di Indonesia menjadi landasan bagi Kuelap untuk membangun platform yang mendigitalkan proses bisnis di dalamnya. Berbasis di Seattle, Amerika Serikat, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang dikunjungi oleh Kuelap.

Selain Indonesia, Kuelap juga sudah hadir di India dan beberapa negara di Amerika Selatan. Indonesia menjadi negara yang tepat untuk disambangi, dilihat dari banyaknya koperasi di pelosok daerah hingga kota-kota besar.

Besarnya jumlah koperasi saat ini tidak dibarengi dengan adopsi teknologi yang tepat. Masih banyak koperasi yang kemudian menggunakan cara konvensional seperti menulis semua laporan secara manual hingga masih menggunakan file Excel. Kuelap hadir menawarkan teknologi seperti laporan real-time, dashboard yang didukung dengan BI Analytics hingga jaminan keamanan.

Harapannya Kuelap bisa menerapkan standar yang tepat untuk koperasi, sehingga mereka bisa menjaga dan pemasukan mereka memanfaatkan teknologi. Saat ini Kuelap telah terdaftar, diawasi, dan berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI).

“Kami resmi meluncur akhir tahun 2019 lalu di Indonesia. Namun karena pandemi kami mengalami kesulitan untuk fokus kepada bisnis. Berbeda dengan platform lainnya yang menawarkan paylater hingga P2P, kami fokus kepada koeprasi simpan pinjam,” kata Chief Revenue Officer Kuelap Indonesia Hanung P. Semiartedy.

Sebelumya ada Djoin dan Kodi yang juga memperkenalkan diri sebagai startup SaaS yang memberikan layanan untuk pengelola koperasi. Djoin sendiri baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal dari sejumlah angel investor, nilanya mencapai 14,5 miliar Rupiah.

Faktor kepercayaan dan kekeluargaan koperasi Indonesia

Koperasi di Indonesia yang kebanyakan dijalankan oleh organisasi, komunitas, dan lingkungan warga sekitar, hingga saat ini masih menjadi tujuan pertama bagi pelaku UMKM yang membutuhkan tambahan modal hingga kebutuhan lainnya. Namun demikian masih banyak dari koperasi tersebut yang menjalankan bisnis mengandalkan faktor kepercayaan dan kekeluargaan. Artinya tidak adanya ketegasan atau hukuman yang kemudian diberikan kepada anggota koperasi jika melanggar.

Dengan fitur dashboard yang bisa dikelola langsung oleh koperasi, semua pencatatan laporan dan informasi relevan lainnya, bisa dilihat secara langsung. Dengan demikian ke depannya memungkinkan bagi koperasi untuk mendapatkan pinjaman dari pihak luar seperti perbankan dan multifinance, jika pembukuan mereka rapi dan teratur.

Sementara untuk anggota, memanfaatkan aplikasi mobile bisa dilakukan proses pembayaran, pembelian dan lainnya serupa dengan aplikasi yang dimiliki oleh perbankan.

“Untuk monetisasi kita menerapkan kepada pemodal atau mereka yang memberikan pinjaman. Sementara untuk anggota setiap pinjaman yang bisa mereka dapatkan kami mengenakan komisi sekitar 1%,” kata Hanung.

Saat ini Kuelap telah memiliki sekitar 100 koperasi yang telah menjalin kemitraan dengan mereka. Setelah awalnya fokus kepada wilayah Jawa Barat, tahun ini Kuelap mulai fokus untuk mengakuisisi lebih banyak koperasi dan anggotanya di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.

Bagi mereka yang tertarik untuk bergabung bersama Kuelap, dipastikan telah memiliki izin resmi, termasuk dalam kategori koperasi yang aktif dan kerap melakukan rapat anggota hingga laporan yang telah diaudit. Saat ini Kuelap belum melayani koperasi syariah.

Dengan sistem yang ditawarkan, antara lain kemudahan mengurus koperasi, kemudahan memantau kondisi kesehatan koperasi melalui beragam indikator yang akurat, aplikasi layanan transaksi digital dan aplikasi untuk pengurus koperasi yang dapat diakses secara online dan offline, termasuk daerah terpencil.

“Sejak awal kami telah melakukan edukasi hingga memudahkan koperasi dan anggotanya untuk menggunakan teknologi Kuelap. Tahun ini kami memiliki rencana untuk melakukan perluasan layanan secara agresif,” kata Hanung.

Perluas kolaborasi dengan pemerintah dan pihak lainnya

Untuk bisa memperluas layanan, Kuelap memiliki rencana untuk terus menjalin kolaborasi strategis dengan pemerintah. Di sisi lain kerja sama strategis dengan startup hingga perusahaan teknologi juga akan terus dilakukan, untuk memperkaya aplikasi mobile yang digunakan oleh anggota mereka.

Disinggung apa yang membedakan Kuelap dengan platform serupa lainnya, Hanung menegaskan meskipun memiliki fitur yang hampir mirip, namun dengan teknologi BI Analytics yang mereka miliki, bisa membantu pemodal melakukan credit scoring kepada anggota koperasi yang membutuhkan modal.

Produk dan layanan Kuelap sendiri memang secara khusus didesain untuk memberikan kemudahan dan membantu proses transformasi digital bagi koperasi. Kuelap berkomitmen untuk terus mendukung Koperasi Go Digital. Kuelap memberikan produk layanan yang mempercepat pertumbuhan koperasi di Indonesia melalui kemudahan bagi koperasi dan anggota koperasi.

“Selain melakukan ekspansi ke beberapa wilayah, Kuelap Indonesia juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana. Saat ini Kami berada dalam naungan Mifos Initiative yang didirikan oleh salah satu petinggi di Microsoft, Paul Maritz,” kata Hanung.