Tag Archives: Harbolnas 2016

Masihkah Konsumen Butuh HARBOLNAS?

Sejak dimulai tahun 2012 silam, Hari Belanja Online Nasional di tahun-tahun pertamanya mantap melangkah untuk menjadi Single’s Day atau Black Friday versi Indonesia dimana konsumen dimanjakan dengan diskon gila-gilaan dari layanan retail online baik pemain lokal maupun pemain internasional.

Berawal dari segelintir pemain yang meng-inisiasi kegiatan ini, hingga ratusan pemain yang bergabung di Harbolnas tahun 2016 kemarin, semua memiliki agenda yang kurang lebih serupa: berlomba-lomba meningkatkan jumlah transaksi di situs mereka dalam waktu 24 jam di tanggal 12 Desember. Spirit-nya adalah untuk mengakuisisi pengguna baru melalui diskon, dengan harapan pengguna tersebut akan terkonversi menjadi pelanggan tetap dengan lifetime spending yang panjang.

Namun sayangnya, Harbolnas sudah berubah. Spirit untuk mengkonversi pengguna offline menjadi online telah kalah dengan spirit untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya, apapun caranya. Keuntungan maksimal tentu luar biasa penting, namun belakangan para pemain e-commerce yang terlibat mulai memanfaatkan cara-cara yang serampangan demi meningkatkan jumlah transaksi. Kita semua sudah pernah mendengar mengenai popok seharga ratusan juta, di-diskon 99% menjadi harga yang tidak jauh berbeda dari harga normal. Atau cara klasik seperti iPhone seharga Rp 99ribu saja, namun stock-nya hanya 10 unit, dengan harapan pengunjung akan terpancing dengan diskon-diskon lain untuk produk serupa.

Apapun metode-nya, hal ini sudah cukup membosankan, konsumen-pun sudah lelah “dibohongi” dengan model-model rayuan macam ini. Bukan hanya lelah, hal ini justru memberikan preseden buruk bagi pemain e-commerce secara umum. Diskon-diskon tidak jelas, promo-promo yang misleading, apakah ini potret industri e-commerce Indonesia yang katanya berpotensi tinggi itu? Perilaku konsumen cukup konsisten: jika puas diam saja, namun kalau tidak puas pasti berteriak di jejaring sosial atau media. Suka tidak suka, setiap komplain konsumen di media untuk layanan e-commerce tidak hanya merusak situs tertentu, namun juga seluruh ekosistem e-commerce.

Percaya atau tidak, teman-teman pemain e-commerce, GMV bukanlah segalanya, terlepas dari apa yang Oliver Samwer mungkin pernah katakan dulu. Sudah saatnya berubah dan mulai mengutamakan konsumen. Conversion Rate (CR) dan Lifetime Value (LTV) diatas GMV. Stop memperlakukan konsumen sebagai lawan yang harus ditaklukan, dan mulai perlakukan konsumen sebagai kawan yang butuh bantuan.

Jangan sampai seluruh industri e-commerce jadi rusak di mata konsumen hanya karena ulah segelintir pemain yang membuat kapok dan was-was. Silahkan pikirkan kembali apakah Harbolnas 2017 tahun depan akan kembali dipenuhi dengan diskon-diskon fiktif atau benar-benar fokus ke membantu konsumen mendapatkan barang terbaik dengan pelayanan berkelas?

Ada Lebih dari 200 E-commerce Berpartisipasi Dalam Harbolnas 2016

Hari Belanja Online Nasional boleh dibilang sebagai pelokalan dari Cyber Monday yang dilangsungkan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Di Indonesia, Harbolnas pertama kali dilangsungkan di tahun 2012, diikuti oleh tujuh penyedia layanan e-commerce. Tapi inisiatif tersebut ternyata memperoleh respons sangat positif dari masyarakat, dan Harbolnas akhirnya berubah jadi ajang yang ditunggu-tunggu.

Harbolnas kembali digelar pada tanggal 12 Desember kemarin dan akan terus berlangsung hingga 14 Desember besok; dan di sana, tim penyelenggara menawarkan diskon hingga 95 persen, promo-promo menarik, sampai program undian. Jumlah penyedia layanan e-commerce yang berpartisipasi juga melonjak, naik 48,6 persen dibanding tahun lalu, terhitung ada lebih dari 200 peserta yang terdiri atas UKM, UMKM dan brand-brand lokal.

Acara kali ini mengangkat tajuk Indonesia Online, dimaksudkan untuk merepresentasikan berkembangnya penggunaan internet di tanah air, khususnya di segmen perangkat bergerak. “Perayaan Harbolnas tahun ini kembali mengajak masyarakat buat merasakan pengalaman belanja secara online secara mudah dan nyaman, dipadu keamanan dalam bertransaksi,” tulis penyelenggara di press release.

Peningkatan sangat tinggi itu kabarnya berkaitan erat dengan kenaikan pengguna internet di Indonesia. Hasil dari riset gabungan antara Google dan Temasek menunjukkan bahwa terhitung di tahun 2015, Indonesia menempati urutan pertama negara dengan pertumbuhan pasar internet terbesar di dunia. Analis memperkirakan, angkanya akan mencapai 19 persen di tahun 2020. Kabarnya, kenaikan juga dialami oleh perekonomian berbasis internet di mana e-commerce jadi ujung tombaknya.

Selain penyedia jasa e-commerce, ada banyak sponsor lain yang menjadi mitra Harbolnas, salah satunya adalah PT. Bank Central Asia. Melihat perkembangannya yang begitu pesat, BCA terdorong buat menawarkan solusi pembayaran online, dan berharap jumlah partisipannya terus bertambah di event selanjutnya. Telkomsel juga ikut serta di sana, mendukung Harbolnas dengan menjaga kualitas jaringan serta melaksanakan program loyalty menarik untuk para pelanggan.

Harbolnas 2016 juga didukung oleh nama-nama raksasa di ranah teknologi seperti Google, Samsung dan Facebook – sang developer jejaring sosial terbesar di dunia itu fokus dalam membantu startup dan bisnis yang sedang berkembang, sempat melangsungkan Workshop Hari Belanja Nasional akhir bulan November silam. Selain itu, Grab selaku penyedia servis pemesanan kendaraan turut berkontribusi di acara ini sebagai mitra transportasi resmi.

Jangan sampai ketinggalan, masih ada waktu untuk menikmati gelaran Harbolnas 2016 di toko online atau layanan e-commerce favorit Anda.

*) Disclosure: DailySocial adalah media partner acara Harbolnas 2016.