Tag Archives: Hasselblad

OnePlus 10 Pro Resmi Diungkap, Bertenaga Snapdragon 8 Gen 1 Dan Panel AMOLED LTPO 2.0

Rumor soal smartphone flagship terbaru dari OnePlus mulai muncul sejak November tahun lalu dan pada Desember bocorannya semakin deras. Setelah mengeluarkan beberapa teaser di awal Januari, kini OnePlus 10 Pro akhirnya resmi diungkap.

Mari bahas mulai dari desainnya, tampak depan Anda mungkin tidak akan melihat perbedaan antara OnePlus 10 Pro dengan OnePlus 9 Pro. Keduanya mengemas layar 6,7 inci dengan resolusi 1440×3216 piksel dalam aspek rasio 20:9 dan punya punch hole di pojok kiri atas.

Walaupun dari depan mirip, namun OnePlus 10 Pro sudah menggunakan panel AMOLED LTPO generasi kedua dengan refresh rate adaptif yang lebih fleksibel dan telah diproteksi oleh Gorilla Glass Victus. Panel LTPO 2.0 mendukung refresh rate adaptif di mana saja dari 1 Hz hingga 120 Hz yang berujung pada peningkatan masa pakai baterai.

Perbedaan penampilan antara OnePlus 10 Pro dengan pendahulunya terlihat jelas di bagian belakang. Ia punya bingkai kamera dengan desain baru yang jauh lebih besar dan bertuliskan Hasselblad yang tampil menonjol.

Ya, seperti pendahulunya, kamera OnePlus 10 Pro juga dikembangkan bersama dengan Hasselblad. Ada tiga unit kamera di belakang, kamera utamanya 48 MP menggunakan sensor Sony IMX789 berukuran 1/1.43 inci dengan piksel 1.12μm dan dilengkapi OIS.

Selanjutnya sensor Samsung JN1 50 MP berada di belakang lensa ultrawide 150 derajat. Lalu, kamera ketiganya adalah 8 MP dengan lensa telephoto yang menawarkan optical zoom 3,3x. Sementara, kamera depannya 32 MP menggunakan sensor Sony IMX615.

Kemitraan OnePlus dan Hasselblad terutama menghadirkan Natural Color Optimization 2.0 yang menjanjikan warna lebih dekat dengan kehidupan nyata. OnePlus 10 Pro juga menyertakan Mode Pro Hasselblad generasi kedua yang memungkinkan menangkap gambar RAW dalam warna 12-bit dengan Hasselblad Natural Color Solution.

Sekarang ke bagian dalam, OnePlus 10 Pro hadir dengan ColorOS 12.1 berbasis Android 12 di Tiongkok. Dapur pacunya mengandalkan chipset Snapdragon 8 Gen 1 dan dilengkapi Hyperboost untuk meningkatkan pengalaman gaming. Sedangkan baterainya 5.000 mAh didukung pengisian cepat kabel 80W dan pengisian cepat nirkabel 50W.

Saat ini, OnePlus 10 Pro baru diluncurkan di Tiongkok dengan warna hitam dan hijau. Harganya mulai dari CNY 4.699 (Rp10,5 jutaan) untuk versi dasar 8GB/128GB, sedangkan model 12GB/256GB dijual US$831 (Rp11,9 jutaan).

Sumber: GSMArena

OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro Resmi Dirilis, Semakin Mahal dan Semakin Flagship

Di titik ini, OnePlus sudah tidak pantas lagi menyandang titel “flagship killer“. Sebaliknya, OnePlus secara perlahan telah membangun image-nya menjadi brand flagship, dan sentimen tersebut tersirat jelas pada dua smartphone terbarunya: OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro.

Keduanya adalah ponsel pertama yang OnePlus kembangkan bersama Hasselblad, dan kita pun bisa melihat logo Hasselblad terpampang jelas pada modul kameranya. Tidak mengherankan apabila OnePlus kemudian menghabiskan banyak waktu membahas kapabilitas kameranya, meski sejauh ini keterlibatan Hasselblad baru sebatas software dan color science.

Namun itu bukan berarti duo OnePlus 9 ini mengusung hardware yang biasa saja. OnePlus 9 Pro misalnya, datang membawa kamera utama 48 megapixel dengan sensor IMX789 berukuran 1/1,4 inci hasil kolaborasinya langsung bersama Sony. Bukan cuma itu, ia juga mengemas kamera ultra-wide 50 megapixel yang sangat istimewa, dengan sensor Sony IMX766 berukuran 1/1,56 inci. Kalau melihat kode nama dan spesifikasinya, sepertinya ini merupakan sensor yang sama seperti yang digunakan oleh OPPO Find X3 Pro.

Melengkapi sistem kameranya adalah kamera telephoto 8 megapixel dengan 3,3x optical zoom dan kamera monokrom 2 megapixel. Mungkin inilah bagian yang paling mengecewakan dari OnePlus 9 Pro. Di saat pabrikan seperti OPPO justru mencoba menghadirkan sesuatu yang unik dalam bentuk kamera microlens, OnePlus masih menyematkan kamera monokrom yang kemungkinan besar tidak akan pernah dipakai oleh penggunanya (karena lebih baik menggunakan kamera utamanya, lalu menambahkan filter hitam-putih).

Kabar baiknya, kamera ultra-wide yang sama juga bisa kita jumpai pada OnePlus 9. Kamera utamanya pun sama-sama memiliki resolusi 48 megapixel, akan tetapi sensor yang digunakan berbeda, yakni Sony IMX689 dengan ukuran penampang 1/1,43 inci, dan juga tidak ada OIS di sini. Meski begitu, perbedaan terbesar yang bakal paling terasa adalah absennya kamera telephoto pada OnePlus 9.

Kedua ponsel sama-sama dibekali kamera depan 16 megapixel. Urusan video, meski keduanya sama-sama mampu merekam dalam resolusi maksimum 8K 30 fps, cuma OnePlus 9 Pro saja yang menawarkan mode perekaman 4K 120 fps, sedangkan OnePlus 9 cuma mentok di 60 fps untuk mode 4K.

Beralih ke layar, OnePlus 9 Pro mengemas panel AMOLED 6,7 inci dengan resolusi 1440p dan tingkat kecerahan maksimum 1.300 nit. Panel ini sudah mengadopsi teknologi LTPO (low-temperature polycrystalline oxide), yang berarti refresh rate-nya bisa diatur secara otomatis antara 1 Hz – 120 Hz demi meningkatkan daya tahan baterai selagi tetap menyajikan pengalaman penggunaan yang mulus. Supaya terasa makin mulus, touch sampling rate-nya juga ikut digenjot menjadi 360 Hz.

OnePlus 9 di sisi lain memiliki layar AMOLED yang berukuran sedikit lebih kecil: 6,55 inci dengan resolusi 1080p, refresh rate 120 Hz, touch sampling rate 240 Hz, dan tingkat kecerahan maksimum 1.100 nit. Permukaan layar ini juga rata, tidak seperti milik OnePlus 9 Pro yang melengkung di sisi kiri dan kanannya.

Meski kamera dan layarnya berbeda, OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro mengemas dapur pacu yang sama persis, dengan chipset Snapdragon 888 yang menjadi otaknya, ditambah RAM LPDDR5 sebesar 8 GB atau 12 GB, serta storage internal UFS 3.1 berkapasitas 128 GB atau 256 GB. Kapasitas baterai yang diusung pun juga identik — 4.500 mAh — dan keduanya sama-sama mendukung fast charging dengan output maksimum 65 W menggunakan adaptor yang termasuk dalam paket penjualan.

Wireless charging turut menjadi fitur standar, namun khusus untuk OnePlus 9 Pro, ada aksesori opsional yang dapat dibeli untuk mewujudkan pengisian secara nirkabel dengan output 50 W, sehingga charging dari 1% sampai 100% hanya memerlukan waktu sekitar 43 menit saja.

Dari tadi saya sama sekali belum membahas desainnya, sebab memang tidak ada elemen-elemen tertentu yang benar-benar mencolok. Kalau Anda suka dengan desain OnePlus 8T, Anda semestinya juga akan suka dengan desain kedua ponsel ini. Satu hal yang mungkin perlu dicatat terkait fisiknya adalah, yang mengantongi sertifikasi ketahanan air IP68 di sini hanyalah OnePlus 9 Pro.

Di Amerika Serikat, OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro saat ini telah dipasarkan masing-masing dengan harga mulai $729 (± Rp10,5 jutaan) dan $969 (± Rp14 jutaan). Keduanya sama-sama hadir dalam tiga pilihan warna yang berbeda, dan konsumen harus lebih teliti dalam memilih karena tekstur permukaannya bisa berbeda antara glossy atau matte.

OnePlus 9R

Dalam kesempatan yang sama, OnePlus turut mengumumkan OnePlus 9R, model khusus yang hanya akan dijual di India saja. Ponsel ini bisa dibilang adalah OnePlus 8T yang sudah disempurnakan lebih jauh lagi, dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan standar tahun 2021.

Layarnya merupakan panel AMOLED 6,55 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 120 Hz yang sama seperti milik OnePlus 8T maupun OnePlus 9. Bedanya, performanya berada di tengah-tengah; OnePlus 9R ditenagai oleh chipset Snapdragon 870 yang lebih kencang daripada Snapdragon 865 milik OnePlus 8T, tapi lebih inferior ketimbang Snapdragon 888 milik OnePlus 9.

Tidak ada logo Hasselblad pada modul kameranya. Pada kenyataannya, ia mengemas sistem kamera yang identik dengan milik OnePlus 8T: kamera utama 48 megapixel (Sony IMX586), kamera ultra-wide 16 megapixel, kamera macro 5 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera selfie 16 megapixel.

Kemiripannya dengan OnePlus 8T terus berlanjut sampai ke baterainya, yang ternyata juga memiliki kapasitas 4.500 mAh dan mendukung fast charging 65 W. Seperti 8T, OnePlus 9R juga tidak dilengkapi dukungan wireless charging sama sekali.

Di India, ponsel ini akan dijual dengan harga 40.000 rupee (± Rp7,95 jutaan) untuk varian 8 GB/128 GB, atau 44.000 rupee (± Rp 8,75 jutaan) untuk varian 12 GB/256 GB.

Sumber: OnePlus.

Desain OnePlus 9 Pro Terungkap Lewat Foto-Foto Resmi

Peluncuran OnePlus 9 sudah tinggal beberapa hari lagi. Pada tanggal 23 Maret nanti, OnePlus bakal memperkenalkan smartphone flagship-nya untuk tahun 2021 secara resmi, yang juga merupakan ponsel pertamanya yang mengusung kamera hasil kolaborasi dengan Hasselblad.

Seperti generasi-generasi sebelumnya, OnePlus 9 bakal hadir setidaknya dalam dua model yang berbeda, yakni OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro. Khusus untuk OnePlus 9 Pro, kita sudah bisa melihat wujudnya secara penuh berkat foto-foto yang diunggah oleh CEO OnePlus sendiri, Pete Lau, ke Twitter.

Yang tampak di foto adalah OnePlus 9 Pro dalam warna Morning Mist. Sepintas, panel belakangnya ini kelihatan memiliki tekstur matte, akan tetapi dari beberapa sudut juga tampak glossy dan reflektif. Satu hal yang pasti, kalau menurut Pete, adalah bahannya terbuat dari kaca, dan proses pembuatannya memakan waktu lebih dari 25 hari serta melibatkan sekitar 30 langkah yang berbeda.

Dari depan, OnePlus 9 Pro tampak tidak terlalu jauh berbeda dibanding pendahulunya, dengan lubang kamera kecil yang diposisikan di ujung kiri atas layar. Sisi kiri dan kanan layarnya masih melengkung mengikuti kontur bodi, tapi sepertinya tidak semelengkung milik OnePlus 8 Pro.

Dalam kesempatan yang sama, Pete juga sempat mengadakan blind test terkait hasil foto kamera ultra-wide milik tiga smartphone flagship dalam kondisi low-light. Sepertinya ini merupakan indikasi akan performa kamera ultra-wide OnePlus 9 Pro yang superior. Mungkinkah OnePlus mengambil jalur yang sama seperti OPPO, yakni dengan menyematkan sensor yang identik pada kamera utama dan kamera ultra-wide?

Kamera baru satu dari lima sneak peek fitur unggulan OnePlus 9 Series yang bakal diungkap menjelang peluncurannya. Di samping OnePlus 9, kemungkinan besar OnePlus juga akan mengungkap smartwatch pertamanya pada acara yang sama.

Via: TechRadar.

OnePlus Gandeng Hasselblad untuk Sempurnakan Kamera Smartphone-nya Selama Tiga Tahun ke Depan

23 Maret nanti, OnePlus bakal memperkenalkan smartphone flagship terbarunya, OnePlus 9. Terlepas dari sejumlah rumor yang beredar, sejauh ini memang belum banyak yang kita ketahui mengenai smartphone tersebut. Namun OnePlus sendiri rupanya telah menyingkap satu detail yang sangat menarik terkait kameranya.

OnePlus baru saja mengumumkan bahwa mereka telah meneken kontrak kerja sama dengan Hasselblad, produsen kamera medium format asal Swedia yang berjasa atas foto-foto ekspedisi pertama manusia di Bulan. Kedua perusahaan bakal berkolaborasi untuk mengembangkan sistem kamera generasi baru yang akan disematkan ke smartphonesmartphone OnePlus selama tiga tahun ke depan, dimulai dari OnePlus 9.

Buah kolaborasi mereka yang pertama adalah penyempurnaan dari sisi software, utamanya terkait kalibrasi sensor dan color tuning. Dalam beberapa bulan terakhir, OnePlus dan Hasselblad sibuk mengoptimalkan color science dari kamera milik OnePlus 9 dengan tujuan supaya gambar yang dihasilkan memiliki warna yang benar-benar alami.

Penyempurnaan lain yang juga sedang dikerjakan adalah sebuah aplikasi bernama Hasselblad Camera for Mobile, yang bakal menggantikan aplikasi kamera bawaan OnePlus sebelumnya. Aplikasi baru ini nantinya bakal memberikan kontrol yang sangat lengkap bagi pengguna yang menginginkan mode pemotretan secara manual, mulai dari pengaturan titik fokus, shutter speed, ISO, white balance, dan masih banyak lagi.

Di samping kontrol manual, aplikasi ini nantinya juga bakal mengemas fitur bernama Hasselblad Pro Mode, yang memungkinkan pengambilan gambar dalam format RAW 12-bit. Terkait video, OnePlus dan Hasselblad menargetkan perekaman HDR yang lebih baik lagi, serta opsi resolusi 4K 120 fps dan 8K 30 fps.

Meski sejauh ini penyempurnaan-penyempurnaannya baru sebatas di level software, bukan tidak mungkin seandainya ke depannya bisa berlanjut ke level hardware, kurang lebih seperti yang dilakukan oleh Huawei dan Leica. Tidak tanggung-tanggung, OnePlus telah menyiapkan dana sebesar $150 juta untuk memfasilitasi kerja samanya dengan Hasselblad ini.

OnePlus bukanlah pabrikan smartphone pertama yang menggandeng Hasselblad untuk menyempurnakan kamera milik produk-produknya. Kalau Anda masih ingat, di tahun 2017 dulu sempat ada Motorola Moto Z yang hadir bersama sejumlah aksesori opsional, salah satunya kamera zoom bikinan Hasselblad yang dapat dilepas-pasang.

Sumber: DPReview dan The Next Web.

Hasselblad Luncurkan Penerus Kamera Mirrorless Medium Format-nya, X1D II 50C

Tiga tahun lalu, Hasselblad menyingkap X1D, kamera mirrorless pertama di dunia yang mengemas sensor medium format, yang ukuran penampangnya jauh lebih besar ketimbang sensor full-frame. Kini giliran penerusnya yang unjuk gigi; X1D II 50C menghadirkan sejumlah penyempurnaan dari segi performa maupun pengoperasian.

X1D II masih menggunakan sensor medium format beresolusi 50 megapixel yang sama seperti pendahulunya. Namun kelemahan X1D generasi pertama bukanlah kualitas gambar, melainkan performanya. Itulah mengapa Hasselblad menyematkan prosesor baru pada X1D II, yang pada akhirnya sanggup memangkas waktu booting kamera hingga 46%, serta meningkatkan performanya secara keseluruhan.

Kemampuan burst shooting-nya naik sedikit menjadi 2,7 fps. Di samping itu, kehadiran prosesor baru ini juga berhasil mendongkrak refresh rate dari viewfinder elektronik (EVF) milik X1D II, yang kini berada di angka 60 fps. Tidak ketinggalan juga adalah peningkatan resolusi EVF menjadi 3,69 juta dot, serta tingkat perbesaran yang naik menjadi 0,87x.

Hasselblad X1D II 50C

Terkait pengoperasian, X1D II mengandalkan layar sentuh yang berukuran lebih besar, tepatnya 3,6 inci, dengan resolusi yang lebih tinggi pula di angka 2,36 juta dot. Tak hanya itu, tampilan menunya juga sudah disempurnakan agar lebih mudah dikuasai, dan menu-menunya pun kini juga dapat diakses lewat EVF.

Perubahan lain yang sepele namun tetap menarik adalah mode pemotretan JPEG-only. Sebelum ini, X1D orisinal hanya bisa memotret dalam format RAW atau JPEG+RAW saja. Juga menarik adalah bagaimana baterai 24,7 Wh miliknya kini dapat di-charge menggunakan adaptor atau langsung via colokan USB kamera, yang berarti X1D II dapat menerima suplai daya dari power bank di saat darurat.

Hasselblad X1D II 50C

Masih seputar USB, Hasselblad juga telah meng-update aplikasi pendamping X1D II yang bernama Phocus Mobile 2 agar dapat menyambung langsung ke iPad Pro generasi ketiga via kabel USB-C. Terakhir, X1D II juga telah mengemas GPS terintegrasi, tidak seperti pendahulunya yang memerlukan aksesori terpisah.

Bagian terbaiknya, Hasselblad X1D II juga dibanderol jauh lebih terjangkau daripada pendahulunya – meski tetap saja mahal – di angka $5.750 (body only), lebih mendekati harga Fujifilm GFX 50R yang bermain di segmen yang sama. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai bulan Juli mendatang.

Sumber: DPReview.

DJI Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom Resmi Diperkenalkan

DJI belakangan kembali santer dibicarakan akibat bocoran foto Mavic 2 yang beredar. Drone tersebut akhirnya resmi diperkenalkan, dan benar saja, kali ini ada dua model sekaligus yang tersedia: Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom.

Kedua quadcopter ini memiliki penampilan fisik yang identik, dan desainnya pun juga mirip seperti Mavic Pro generasi pertama yang sangat revolusioner pada masanya. Yang agak mengejutkan, dimensi Mavic 2 ternyata sedikit lebih besar ketimbang pendahulunya, namun ini bisa dimaklumi mengingat DJI memang punya penawaran lain bagi mereka yang memprioritaskan portabilitas, yaitu Mavic Air dan Spark.

DJI Mavic 2

Meski membesar, Mavic 2 diklaim lebih aerodinamis, memungkinkannya untuk bermanuver dalam kecepatan hingga 72 km/jam. Tingkat kebisingannya juga diyakini menurun, dan baterainya dapat menemaninya mengudara sampai 31 menit. Bagian perutnya (bawah), dibekali sebuah lampu yang akan menyala secara otomatis ketika drone mendarat di lokasi yang gelap, sehingga pendaratannya bisa lebih presisi.

Kemampuannya untuk terbang dan menghindari rintangan dengan sendirinya juga diklaim membaik berkat kehadiran total 10 sensor di seluruh sisi tubuhnya. Tidak hanya itu, Mavic 2 juga lebih cekatan mengikuti subjek (ActiveTrack) berkat tiga kamera depan yang dimanfaatkan untuk menciptakan peta 3D atas subjek yang dilacaknya.

DJI Mavic 2 Pro / DJI
DJI Mavic 2 Pro / DJI

Namun perubahan terbesar yang dibawa Mavic 2 justru terletak pada kameranya, dan kamera ini juga yang menjadi satu-satunya pembeda antara model Pro dan Zoom. Tentu saja kamera milik kedua model duduk di atas gimbal 3-axis yang bertugas menstabilkan gambar selama drone bergerak.

Untuk Mavic 2 Pro, yang dititikberatkan adalah kualitas gambar. DJI telah menyematkan sensor berukuran lebih besar dari biasanya (1 inci), dengan resolusi 20 megapixel dan kemampuan merekam video 4K dalam format HDR 10-bit. Kamera rancangan Hasselblad ini juga unik karena aperture-nya bisa diubah-ubah antara f/2.8 – f/11.

Mavic 2 Pro juga telah mengatasi kekurangan pendahulunya dalam hal reproduksi warna melalui teknologi Hasselblad Natural Color Solution, yang dipastikan bisa menangkap warna yang lebih akurat. Anda tentunya tidak lupa kalau DJI merupakan salah satu pemegang saham Hasselblad terbesar, bukan?

DJI Mavic 2 Zoom / DJI
DJI Mavic 2 Zoom / DJI

Beralih ke Mavic 2 Zoom, kelebihannya terletak pada lensa 24–48mm (2x optical zoom), atau bisa juga digabungkan dengan digital zoom untuk menyimulasikan efek lensa telefoto 96mm. Kualitas gambarnya bukan yang terbaik dengan sensor standar (1/2,3 inci) beresolusi 12 megapixel, akan tetapi tersedia pula fitur Super Resolution yang akan menggabungkan sembilan foto menjadi satu foto beresolusi 48 megapixel.

Untuk video, tentu saja ia juga bisa merekam dalam resolusi 4K. Baik Mavic 2 Pro dan Zoom sama-sama dibekali penyimpanan internal sebesar 8 GB, dan teknologi transmisi OcuSync 2.0 memungkinkan kedua drone untuk meneruskan video 1080p ke smartphone atau tablet dari jarak hingga sejauh 8 kilometer.

DJI Mavic 2 Zoom / DJI
DJI Mavic 2 Zoom / DJI

Secara keseluruhan, DJI Mavic 2 bisa dibilang lebih mengarah ke upgrade kamera ketimbang upgrade total, namun tetap saja dominasi DJI jadi semakin tidak terkejar. Tanpa harus berlama-lama, Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom saat ini sudah dipasarkan di Amerika Serikat dengan harga masing-masing $1.449 dan $1.249.

Sumber: TechCrunch dan DJI.

Kamera Medium Format Terbaru Hasselblad Dapat Menjepret Foto Beresolusi 400 Megapixel

Dalam dua tahun terakhir ini, salah satu tren yang cukup marak di industri kamera adalah mode pemotretan beresolusi tinggi, jauh melebihi resolusi milik sensor kameranya sendiri. Salah satu contohnya adalah Olympus OM-D E-M1 Mark II, yang menyimpan mode khusus untuk menghasilkan foto sebesar 50 megapixel, meski sensornya cuma beresolusi 20,4 megapixel.

Rahasianya terletak pada kemampuan kamera untuk menggeser posisi sensornya sedikit demi sedikit selagi mengambil gambar. Gambar-gambar tersebut kemudian disatukan menjadi satu gambar beresolusi tinggi, dengan detail yang amat mengesankan. Melihat cara kerjanya, jelas mode ini lebih ideal untuk foto-foto pemandangan ketimbang foto portrait atau yang lainnya.

50 megapixel mungkin terdengar kecil, apalagi kalau Anda sudah terbiasa membawa kamera medium format seperti Hasselblad X1D, yang dari sananya sudah mengemas sensor beresolusi 50 megapixel. Untuk itu, Hasselblad sudah menyiapkan kamera baru yang secara spesifik dirancang untuk menjepret dalam resolusi masif, semasif 400 megapixel tepatnya.

Hasil foto Hasselblad H6D-400c MS / Hasselblad
Hasil foto Hasselblad H6D-400c MS / Hasselblad

Kamera bernama Hasselblad H6D-400c MS ini secara teknis tidak mengemas sensor beresolusi 400 megapixel, melainkan ‘hanya’ 100 megapixel. Label “MS” pada namanya adalah singkatan dari “Multi Shot”, mengindikasikan metode pengambilan beberapa gambar sekaligus. Pada kenyataannya, kamera ini akan menjepret enam gambar sebelum menyatukannya menjadi satu gambar beresolusi 23.200 x 17.400 pixel.

Kalau itu masih kedengaran kurang besar, coba ini: ukuran satu file yang dihasilkannya berkisar 2,3 GB, disimpan dalam format TIFF 16-bit. Kamera ini jelas bukan untuk semua orang, melainkan untuk mereka yang hasil kerjanya melibatkan baliho berukuran raksasa.

Gambar yang berasal dari penyatuan enam gambar tampak luar biasa tajam meski sudah di-zoom sampai cukup dekat / Hasselblad
Gambar yang berasal dari penyatuan enam gambar (kanan) tampak luar biasa tajam meski sudah di-zoom sampai cukup dekat / Hasselblad

Hasselblad mengklaim sistem yang mereka terapkan lebih presisi ketimbang penawaran Olympus dan lainnya yang memanfaatkan sistem image stabilization bawaan kamera. Saat digunakan dalam mode pemotretan normal, kamera ini identik dengan Hasselblad H6D-100c. Desainnya pun sama persis, hanya saja di bagian dalam H6D-400c ada semacam jalur khusus tempat sensornya bergeser.

Hasselblad berencana memasarkannya mulai bulan Maret mendatang seharga $47.995, nyaris 1,5x lipat harga varian standarnya yang tidak dilengkapi embel-embel “MS”. Skenario yang lebih masuk akal mungkin adalah menyewanya, dan Anda bisa meminjamnya langsung dari Hasselblad seharga $480 per hari.

Sumber: DPReview.

DJI dan Hasselblad Ungkap Bundel Drone dan Kamera Medium Format Beresolusi 100 Megapixel

Kerja sama antara DJI dan Hasselblad kembali membuahkan platform fotografi udara kelas dewa. Setelah tahun lalu mereka mengungkap bundel drone plus kamera medium format untuk pertama kalinya, kali ini keduanya kembali mengambil rute yang sama, namun dengan penyempurnaan teknis yang cukup signifikan.

Bundel ini masih terdiri dari tiga komponen utama, yakni drone, gimbal dan kamera. Spesifiknya hexacopter DJI M600 Pro, gimbal Ronin MX dan kamera Hasselblad H6D. H6D inilah yang sejatinya menjadi bintang utama di sini, mengingat ia mengusung sensor medium format (53,4 x 40 mm) dengan resolusi 100 megapixel.

Dipadukan dengan Ronin MX yang sejatinya merupakan gimbal 3-axis, pengguna sejatinya dapat menghasilkan foto udara yang spektakuler, baik dari segi ketajaman maupun dynamic range – dengan sensor sebesar ini, pencahayaan yang minim sejatinya bukan lagi masalah besar.

Drone-nya sendiri juga telah menerima penyempurnaan. Selain sistem transmisi sinyal Lightbridge 2, DJI turut menyematkan sistem navigasi D-RTK GNSS. Jangan pedulikan namanya, namun yang pasti sistem ini sanggup menyajikan penempatan posisi yang akurat sampai level sentimeter.

DJI berencana memasarkan bundel M600/Ronin MX/H6D ini mulai kuartal ketiga tahun ini. Harganya belum dirincikan, namun bisa dipastikan setara harga mobil mengingat kameranya saja dibanderol $33.000 tanpa satu pun lensa.

Sumber: DPReview dan DJI.

Hasselblad Pamerkan Konsep Kamera Medium Format Berdesain Modular

Di saat Fujifilm tengah memamerkan prototipe kamera mirrorless medium format-nya, dedengkot kamera medium format Hasselblad malah ‘bermain-main’ dengan konsep kamera modular bernama V1D 4116 Concept dalam rangka memperingati ulang tahun perusahaan yang ke-75 (1941 – 2016), sehingga muncullah label “4116” pada namanya.

Lewat konsep ini, Hasselblad ingin mencoba merefleksikan pencapaian mereka di masa lalu dengan kemajuan teknologi modern. Desain V1D banyak terinspirasi oleh kamera klasik Hasselblad V yang serba kotak. Pun demikian, kubus aluminium ini bisa diperluas fungsionalitasnya dengan bantuan sejumlah modul.

Hasselblad V1D 4116 Concept tanpa dipasangi modul / Hasselblad
Hasselblad V1D 4116 Concept tanpa dipasangi modul / Hasselblad

Ibaratnya Project Ara tapi untuk kamera; sisi atas, bawah, kiri dan kanan V1D dapat dipasangi sejumlah modul seperti display, viewfinder maupun hand grip. Seandainya diperlukan, pengguna boleh saja memasangkan dua display sekaligus di belakang dan atas V1D.

Desain modular ini juga dapat memanjakan para fotografer kidal, dimana grip-nya yang mengemas tombol shutter bisa diposisikan di sebelah kiri. V1D sederhananya tidak cuma ingin memenuhi kriteria pengguna akan sebuah kamera dengan kualitas gambar terbaik, tetapi juga mengakomodasi perbedaan konfigurasi yang menjadi pilihan masing-masing pengguna.

Display di belakang, viewfinder di atas; atau bisa juga dua display sekaligus di belakang dan atas / Hasselblad
Display di belakang, viewfinder di atas; atau bisa juga dua display sekaligus di belakang dan atas / Hasselblad

Hasselblad menegaskan bahwa V1D baru sebatas konsep dan belum ada prototipe yang bisa didemonstrasikan. Tidak ada yang tahu apakah kamera ini bakal benar-benar direalisasikan menjadi produk final atau tidak, apalagi soal banderol harganya.

Sumber: Hasselblad dan DPReview.

Hasselblad True Zoom Sulap Moto Z Jadi Kamera Andal dengan Optical Zoom 10x

Lewat lini Moto Z, Motorola ingin memperkenalkan platform Moto Mods dimana pabrikan lain bisa mengembangkan aksesori modular yang dapat meningkatkan fungsionalitas smartphone tersebut. Sejauh ini Moto Z sudah punya beberapa aksesori yang cukup unik, mulai dari speaker eksternal sampai sebuah proyektor, namun yang terbaru dari Hasselblad ini menurut saya adalah yang paling menarik perhatian.

Mendengar nama Hasselblad, sudah bisa dipastikan bahwa aksesori ini ada hubungannya dengan fotografi. Tebakan kita tidak salah, Hasselblad True Zoom merupakan sebuah Moto Mod yang akan mengubah Moto Z menjadi kamera berkelas secara instan.

Cukup pasangkan Hasselblad True Zoom di belakang Moto Z, seketika itu juga bakat fotografinya meningkat pesat berkat spesifikasi yang meliputi sensor CMOS 1/2,3 inci beresolusi 12 megapixel, lensa 25-250mm f/3.5-6.5, opsi perekaman video 1080p, sensitivitas ISO 100 – 3200 dan sepasang mikrofon.

Berbekal konektor magnet milik Moto Z, Hasselblad True Zoom bisa menancap dengan mulus tanpa baut / Motorola
Berbekal konektor magnet milik Moto Z, Hasselblad True Zoom bisa menancap dengan mulus tanpa baut / Motorola

Yup, aksesori ini menawarkan fitur optical zoom 10x yang bisa diatur menggunakan kontrol fisik. Desainnya juga dibentuk sehingga perangkat bisa terasa seperti kamera sebenarnya, lengkap dengan hand grip, tombol shutter dan Xenon flash. Sebagai bonus, True Zoom juga mendukung pemotretan dalam format RAW.

Motorola kabarnya akan menawarkan Hasselblad True Zoom untuk Moto Z mulai bulan ini juga dengan banderol harga $299. Memang mahal untuk ukuran sebuah kamera yang tak bisa beroperasi sendiri, tapi toh tetap terdengar sangat menggiurkan bagi para pengguna Moto Z.

Sumber: PetaPixel dan Motorola.