April lalu, Master & Dynamic meluncurkan kabel Lightning dan USB-C untuk pengguna headphone yang ponselnya tak lagi dilengkapi jack 3,5 mm. Kabel tersebut jauh dari kata murah, apalagi jika dibandingkan dengan adaptor 3,5 mm yang banyak beredar di pasaran. Kendati demikian, menggunakannya masih jauh lebih praktis ketimbang harus mengandalkan adaptor alias dongle.
Namun $69 belum seberapa jika dibandingkan dengan kabel serupa keluaran V-MODA. Kabel dengan konektor Lightning dan 3,5 mm di ujung satunya ini dibanderol $101, setara dengan kabel sejenis dari Shure. Bedanya, kabel milik V-MODA ini kompatibel dengan mayoritas headphone yang memang bisa dilepas-pasang kabelnya.
Mengapa harus sedemikian mahal? Selain karena fisiknya yang diklaim tangguh, kabel sepanjang 1,3 meter ini mengusung DAC (digital-to-analog converter) 24-bit beserta headphone amp berdaya 31 mW. Singkat cerita, kabel ini semestinya bisa lebih memaksimalkan kapabilitas headphone yang digunakan daripada adaptor 3,5 mm keluaran Apple sendiri.
Seperti keluaran Master & Dynamic, kabel milik V-MODA ini juga dilengkapi mikrofon dan remote tiga tombol yang bisa dipakai untuk mengontrol jalannya musik atau memanggil Siri. Sebagai pemanis, V-MODA menyertakan garansi setahun untuk kabel ini, dan setelahnya, konsumen akan diberi potongan harga 50% seandainya kabelnya rusak dan perlu diganti baru.
Anda mungkin kurang begitu mengenal brand audio bernama Blue, tapi mereka yang menggeluti industri rekaman maupun podcasting pastinya sudah tidak asing dengan produsen mikrofon asal Amerika Serikat ini. Baru sekitar tiga tahun yang lalu, Blue melebarkan sayapnya ke ranah headphone, dan tahun ini mereka sudah siap untuk memasarkan headphone Bluetooth perdananya.
Diumumkan pertama kali pada ajang CES 2017, headphone bernama Blue Satellite ini punya desain yang cukup elegan. Blue tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam menggarap headphone jenis over-ear ini. Selain teknologi active noise cancelling (ANC), Blue turut membekali Satellite dengan sebuah headphone amp.
Layaknya portable headphone amp besutan Fiio, V-MODA dan lain sebagainya, fungsi utamanya di sini adalah untuk meningkatkan kualitas suara dengan menyalurkan output daya yang lebih maksimal. Pastinya fitur ini berpengaruh ke ketahanan baterai, namun pengguna bisa mematikannya saat tidak membutuhkan, seperti ketika mendengarkan podcast misalnya.
Teknologi ANC-nya sendiri bukan sembarangan, sebab Blue telah menanamkan driver terpisah untuk fitur ini. Lebih lanjut, pengalaman Blue dalam mengembangkan mikrofon setidaknya bisa menjadi jaminan atas kinerja fitur noise cancelling-nya.
Pengoperasiannya mengandalkan sederet tombol di sisi earcup kiri dan kanannya. Di kiri, ada tombol untuk Bluetooth, headphone amp dan ANC; sedangkan di kanan ada tombol untuk mengatur volume, playback sekaligus untuk menerima panggilan telepon.
Konektivitas Bluetooth 4.1 yang digunakan punya dampak positif terhadap daya tahan baterai, dimana Satellite diklaim sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop. Namun kalau Anda mengaktifkan fitur ANC sekaligus headphone amp-nya, daya tahan baterainya akan turun drastis menjadi sekitar 8 jam saja.
Blue Satellite saat ini sudah dipasarkan seharga $400. Ia tersedia dalam dua pilihan warna: hitam atau putih dengan aksen coklat.
Mungkin tidak banyak orang yang tahu, tapi Oppo sebenarnya merupakan produsen perangkat audio yang cukup dipandang di kalangan audiophile lewat produk seperti headphone berjenis planar magnetic maupun headphone amplifier berwujud ringkas nan sangat andal. Dan reputasi ini terus dipertahankan dengan perangkat terbarunya yang bernama Oppo HA-2SE.
HA-2SE merupakan kelanjutan dari HA-2, sebuah kombinasi headphone amplifier dan DAC (digital-to-analog converter) berwujud ringkas yang menuai pujian dari banyak reviewer perangkat audio. Desain HA-2SE tidak banyak berubah, masih solid dan elegan seperti sebelumnya.
Sepintas HA-2SE kelihatan seperti versi bongsor iPhone 4 yang dibalut oleh material kulit premium. Pada kenyataannya, bodi aluminiumnya tergolong tipis di angka 12 mm, dan bobotnya hanya berkisar 175 gram saja.
Perubahan signifikan ada di dalamnya, dimana Oppo telah menyematkan chip DAC terbaru buatan ESS Technology, sanggup mengolah format audio lossless beresolusi tinggi, baik PCM 384 kHz/32-bit maupun DSD256. Tidak ketinggalan juga sebuah amplifier Class AB yang memiliki rasio signal-to-noise lebih baik ketimbang milik pendahulunya.
Pada dasarnya, Oppo HA2-SE punya misi untuk menyulap smartphone atau laptop menjadi pemutar musik dengan kualitas suara terbaik, terutama untuk pengguna yang memiliki headphone kelas atas. HA2-SE siap mengakomodasi variasi impedansi dari 16 ohm sampai 300 ohm, jadi sederhananya earphone murah maupun headphone berharga selangit pun bisa merasakan pengaruh positif HA2-SE.
HA2-SE menerima input dari smartphone lewat sambungan USB. Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk iPhone 7 yang tak dilengkapi jack headphone. Lebih menarik lagi, HA2-SE juga akan berperan sebagai power bank selagi digunakan; baterai 3.000 mAh-nya bisa diisi ulang dalam waktu 30 menit saja.
Oppo HA2-SE dibanderol seharga $299. Perangkat ini memang bukan untuk semua orang, melainkan mereka yang punya koleksi file audio lossless dan hendak memaksimalkan potensi headphone kesayangannya.
Salah satu kalangan pengguna yang paling terpukul dengan hilangnya jack headphone pada iPhone 7 mungkin adalah para audiophile. Bagaimana tidak, headphone kesayangan mereka yang umumnya berharga mahal tak lagi bisa digunakan dengan smartphone terbaru Apple tersebut.
Tentunya mereka akan merasa keberatan kalau diminta untuk membeli headphone baru yang berkonektor Lightning. Mungkin bukan masalah dana, tetapi mereka sudah terlanjur jatuh cinta dengan kualitas suara dan kenyamanan yang ditawarkan headphone andalannya. Lalu apa solusinya?
Salah satunya datang dari Astell & Kern, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para audiophile. Produsen perangkat pemutar musik kelas atas tersebut belum lama ini mengumumkan perangkat unik bernama XB10 yang merupakan perpaduan dari DAC, headphone amp dan Bluetooth transmitter.
Premis yang ditawarkan cukup sederhana, dimana Anda nantinya bisa mengubah headphone apa saja menjadi headphone Bluetooth. Cukup sambungkan kabel headphone ke XB10, lalu perangkat tersebut akan menyambung ke smartphone lewat Bluetooth 4.2. XB10 memanfaatkan codec aptX HD dan DAC berkualitas yang akan memastikan kualitas suara terbaik dari konektivitas nirkabel serta sanggup mengolah file audio beresolusi 24-bit/128kHz.
Kehadiran sebuah amplifier dalam XB10 menjadikannya sebagai perantara headphone dan smartphone yang bisa diandalkan. Sederhananya, pengguna tetap bisa menggunakan headphone yang mempunyai impedansi tinggi dan membutuhkan amplifier terpisah untuk bisa mereproduksi suara dalam volume yang optimal.
XB10 mengemas dua macam jack headphone: 3,5 mm dan 2,5 mm. Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat tombol-tombol fisik di sekujur permukaan atas XB10. Menariknya, XB10 akan menghentikan musik secara otomatis ketika ada panggilan telepon masuk, dan pengguna bisa berbicara melalui mikrofon terintegrasinya.
XB10 datang bersama sebuah klip yang bisa dijepitkan di celana atau di mana pun pengguna mau demi memudahkan akses. Soal kompatibilitas, XB10 sejatinya bisa digunakan bersama perangkat apapun yang mendukung codec aptX. Masalahnya, banyak orang tidak tahu kalau iPhone tak pernah mendukung codec ini, dan Apple juga tidak mengungkap detail untuk iPhone 7 terkait hal ini.
Mungkin saja iPhone 7 akhirnya membawa dukungan aptX, mengingat Apple juga baru saja mengumumkan AirPods. Terlepas dari itu, Astell & Kern sendiri mencantumkan label iPhone pada artikel blog mengenai XB10, dan smartphone lain seperti Moto Z yang juga tidak memiliki jack headphone masih kompatibel.
Astell & Kern XB10 saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol $189 – seharga sebuah headphone kelas menengah ke atas, tapi masih jauh lebih murah dibanding produk-produk super-premium besutan Astell & Kern lainnya.
Hampir semua smartphone yang ada di pasaran tidak dirancang secara khusus untuk memutar musik. Buat sebagian besar orang, hal itu tak jadi masalah sama sekali karena mereka masih tetap bisa menikmati musik lewat smartphone. Namun buat sebagian lainnya, mereka merasa perpaduan smartphone dan headphone saja belum cukup guna menyajikan kualitas suara yang rupawan. Continue reading Aqua Headphone Amp Adalah Aksesori Wajib Penikmat Musik Modern→