Tag Archives: headphone gaming

Mencoba Singkat Headphone Gaming Logitech Wireless G733

Berbicara tentang headphone, aksesoris yang satu ini menjadi salah satu bagian terpenting di era gamingstreaming dan konten kreator dewasa ini. Headphone tidak hanya harus bisa menjalankan fungsi standar tetapi juga harus punya beberapa faktor lain untuk bisa menjadi pilihan penggung. Logitech G733 memiliki beberapa elemen untuk bisa jadi pilihan pengguna.

Logitech G733 sejatinya adalah perangkat headphone wireless yang dilengkapi dengan detachable mic. Headphone ini juga dilengkapi lampu RGB di pinggir earcup untuk mereka yang doyang dengan elemen gaming. Kita bahas desain terlebih dahulu.

Logitech G733

 

Bahas desain

Dari departemen desain, headphone ini menurut saya menitikberatkan pada bobotnya yang ringan, sehingga desain yang disediakan juga mendukung hal tersebut. Mulai dari bahan yang dipilih yang mostly plastik, lalu desain headrest sampai dengan model headband headphone yang menggunakan bahan berbalut fabric yang elastis. Gabungan dari elemen perangkat ini memberikan kesan ringan yang cukup kentara.

Untuk urusan elemen gaming, Anda yang suka tambahan fitur RGB bisa menikmati lampu warna-warni yang bisa diatur lewat software yang letaknya di sisi pinggir depan earcup. Letaknya cukup menarik karena tidak terlalu mencolok dan cukup nge-blend dengan keseluruhan desain.

 

Lalu untuk desain earcup, headphone ini membawa jenis over the ear sehingga semua telinga kita tertutup. Pilihan yang paling masuk akal untuk headphone gaming karena akan lebih nyaman dipakai lama serta bisa memberikan pengalaman suara yang lebih terasa full.

Earpad-nya sendiri cukup empuk dan nyaman digunakan, Logitech menyebutkan bahwa memory foam yang disediakan ada dua layar untuk memberikan kesan lembut dan mengikuti kontur wajah. Oh ya, Logitech menyebut headband G733 ini dengan istilah suspension strap headband, bisa di adjust dan tentu saja elastis mengikuti lebar kepala.

Elemen desain lain yang juga masuk dalam fitur utama di perangkat ini adalah mic yang bisa dilepas – pasang, bisa disesuaikan jarak dengan mulut serta hadir dengan desain yang cukup modern futuristik. Cocok dengan keseluruhan desain headphone yang juga modern futuristik. Meski bahan utamanya plastik.

Logitech G733

Untuk button, terletak di bagian bawah salah satu sisi earpad, termasuk colokan untuk mic dan colokan usb type C untuk mengisi daya. Untuk urusan wireless, tersedia dongle yang bisa dicolokan ke colokan USB di laptop, PC atau PS untuk memungkinkan headphone terkoneksi tanpa kabel. Logitech dalam situsnya menyebutkan bahwa jarang maksimal yang bisa didukung perangkat ini adalah 20 meter.

Pengalaman penggunaan

Kita beralih ke pengalaman fitting. Jika harus disimpulkan dalam beberapa kalimat saya akan memilih, nyaman tetapi kurang berat. Bisa jadi ini masalah selera, tetapi saya tidak terlalu suka dengan headphone yang terlalu ringan. Ada kesan kurang premium dari headphone yang terlalu ringan. Tetapi jika Anda ingin mencari headphone ringan dan nyaman, G733 ini bisa jadi pilihan. Earpad fabric yang cukup empuk serta over the ear yang juga memberikan nuansa nyaman tertentu. Untuk urusan headband juga serupa, pilihan karet memang cukup memberikan kenyamanan karena akan langsung mengikuti ukuran kepala. Meski demikian, karena saya berangkat dari penyuka headphone khusus audio, headband model seperti ini paling saya hindari. Tapi tentu saja ini kembali lagi masalah selera.

Selanjutnya kita akan membahas singkat tentang suara. G733 memiliki kualitas suara yang cukup baik. Salah satu fitur yang cukup menyenangkan di perangkat ini adalah surround sound.

Logitech G733

Logitech menyematkan teknologi DTS Headphone:X 2.0. Suara yang dihasilkan bisa dari hampir segala arah, menjadikan pengalaman mendengarkan lewat headphone ini semakin nyaman. Dengan perangkat lunak pendukung (Logitech G Hub) Anda bisa menguji dan mengukur volume-volume dari 7 sisi, memberikan pengalaman surround yang seru.

Dalam pengaturan di perangkat lunak Anda juga bisa memilih dengan mudah template pengaturan untuk berbagai keperluan, misalnya game FPS atau entertainment, sports dan tentu saja musik juga dengan pengaturan EQ yang bisa diatur sendiri sesuai preferensi. G733 juga bekerja sama dengan BLUE VO!CE untuk urusan input suara. Anda bisa menggunakan filter dari Blue VO!CE untuk berbagai kegiatan misalnya streaming.

Salah satu ciri khas dari perangkat gaming adalah perangkat lunak pendukung untuk melakukan kustomisasi. Anda bisa melakukan berbagai pengaturan G733 lewat aplikasi Logitech G Hub. Beberapa diantaranya telah saya sebutkan di atas, yaitu pengaturan template suara surround untuk berbagai aktivitas seperti gaming, mendengarkan audio sports atau entertainment. Pengaturan EQ juga bisa dilakukan dan tentu saja lampu RGB di headphone juga bisa diatur sesuai keinginan.

Logitech G733

Kesimpulan

Secara overall, headphone G733 adalah headphone yang cukup menarik. Ringan, earpad nyaman, wireless dan dukungan perangkat lunak yang cukup. Kualitas audio juga cukup baik. Namun di sisi lain, bahan utama plastik, earpad housing yang tidak fleksibel, model headband elastis dan model yang terasa kaku dan kopong mungkin akan merusak selera pengguna tertentu.

Dengan harga 2 juta rupiah, saya akan lebih memilih headphone audiophile entry level/mid atau bahkan entry level wireless headphone bukan yang gaming. Tetapi tentu saja G733 ditujukan untuk pengguna laptop/PC yang ingin menikmati pengalaman wireless gaming headset yang bisa nyaman digunakan dalam waktu lama, memiliki fitur mic yang bisa diandalkan untuk streaming atau chat ketika bermain. Penggunaan dongle juga menjadi salah satu fitur yang berguna karena biasanya perangkat PC kadang tidak dilengkapi bluetooth bawaan. Dengan harga 2 juta, tentunya G733 akan mendapatkan saingan dari beberapa brand yang juga menawarkan pengalaman wireless gaming headset di segmen harga yang relatif   sama, misalnya Corsair HS70.

4 Headphone Baru Logitech G Siap Jadi Rekan Anda Dalam Menikmati Game Battle Royale

Hingga 2019, demam battle royale yang dicetus oleh PUBG tak menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, setiap developer berloma-lomba untuk merangkul sebanyak-banyaknya khalayak. Kini, hampir semua franchise game action menawarkan mode populer itu, dari mulai Battlefield, Call of Duty, Red Dead Redemption, hingga Titanfall lewat spin-off free-to-play Apex Legends.

Begitu besarnya battle royale, Logitech pun terdorong untuk melakukan sesuatu demi merespons tren ini. Tepat di hari Tahun Baru Imlek 2019, perusahaan periferal PC asal Swiss itu meluncurkan deretan headset Gaming G baru yang dispesialisasikan untuk jadi rekan Anda dalam menikmati permainan-permainan berformula last man standing atau minimal bisa ‘memeriahkan’ ruang gaming Anda.

Ada empat model headset anyar yang Logitech perkenalkan, yaitu G935 7.1 Lightsync wireless, G635 7.1 Lightsync, G432 7.1 Surround, dan G332 Stereo. Sesuai namanya, dua varian di sana mengedepankan fitur RGB Lightsync, memungkinkan sistem pencahayaan di headset tersinkronisasi ke perangkat Logitech lain. Namun mereka semua punya tugas utama yang sama: memudahkan pengguna melacak posisi lawan dan membuat pengalaman gaming jadi lebih baik.

Logi 1

Keempat headphone ini mempunyai penampilan yang sedikit berbeda, tapi masih mengusung identitas gaming Logitech G. Lekukan-lekukan di G635 mirip seperti G935, sedangkan G432 tak begitu berbeda dari G332. GM Logitech Gaming Ujesh Desai menuturkan, ” Entah apakah Anda punya keinginan untuk memodifikasi ‘stasiun perang’ di rumah atau agar lebih unggul ketika beraksi dalam permainan battle royale, kami berkomitmen buat menghadirkan kualitas audio serta kenyamanan penggunaan yang superior.”

Logi 2

Sebagai tipe paling high-end, Logitech mencantumkan sejumlah teknologi canggih di G935 7.1 Lightsync. Untuk pertama kalinya mereka menanamkan driver Pro-G 50mm di sana. Driver tersebut mempunyai struktur mirip jala, dimaksudkan buat memaksimalkan output bass serta memastikan profil suara yang well-rounded. Produk turut ditunjang fitur DTS Headphone X 2.0 untuk mensimulasikan penyajian bunyi di ruang tiga dimensi. Lalu di bagian eksterior, G935 dilengkapi earpad kulit sintetis prremium, microphone model baru, serta unit pengendali volume.

Logi 3

Segela macam fungsi di keempat headphone tersebut dapat dikustomisasi melalui Logitech G Hub. Disajikan dengan user interface yang ‘bersih’ dan simpel, software ini memperkenankan gamer melakukan konfigurasi pada periferal gaming mereka untuk tiap judul permainan berbeda, serta memudahkan kita menyimpan ataupun berbagi profil.

Logi 4

Rencananya, keempat produk akan mulai dipasarkan mulai bulan Februari ini. Berikut adalah daftar harganya:

  • G935 7.1 Lightsync Wireless Gaming Headset – US$ 170
  • G635 7.1 RGB – $140
  • G432 7.1 – $80
  • G332 Stereo – $60

Sumber: Logitech.

Razer Benamkan Teknologi Haptic Feedback di Headset Barunya, Nari Ultimate

Teknologi haptic feedback diusung untuk menciptakan sensasi ‘sentuhan’ lewat stimulasi mekanis berupa tekanan dan gerakan. Sistem ini biasa kita temukan di smartphone, misalnya ketika perangkat mengeluarkan getaran sebagai respons sentuhan di keyboard virtual; atau dalam bentuk vibrasi di controller game. Namun mungkin Anda tak membayangkan jika haptic diterapkan di headset.

Hal inilah yang dilakukan oleh Razer dalam meracik produk barunya. Di penghujung bulan September ini, perusahaan spesialis periferal gaming itu memperkenalkan Nari Ultimate, headphone berteknologi haptic feedback mutakhir yang dijanjikan mampu menambahkan dimensi ‘sentuhan’ baik ketika digunakan untuk menikmati permainan video, menonton film, ataupun mendengarkan musik.

Nari 4

Jantung dari kapabilitas Nari Ultimate adalah sistem bernama Razer HyperSense. Dikembangkan secara kolaboratif oleh Razer dan perusahaan teknik Jerman Lofelt, HyperSense memanfaatkan driver untuk menghasilkan sensasi feedback multidimensi. Berbeda dari sistem haptic tradisional, HyperSense mampu membaca sinyal audio dan mengubahnya menjadi output haptic real-time.

Nari 5

Menurut sang produsen, metode tersebut dapat meningkatkan kesadaran/awareness kita di lingkungan virtual. Dari keterangan Razer di rilis pers, HyperSense di Nari Ultimate bekerja dengan memproduksi vibrasi yang diselaraskan ke output audio. Metodenya berbeda dari sistem standar yang umumnya menggunakan sinyal haptic pre-programmed. Dan teknologi ini bisa bekerja untuk segala macam format konten hiburan.

Nari 3

Razer Nari Ultimate mempunyai penampilan yang familier. Headphone gaming ini mengusung housing speaker over-the-ear dan padding bulat. Bagian ear cup-nya tersambung ke frame via engsel, memungkinkannya bergerak mengikuti kontur kepala Anda. Frame-nya terbuat dari aluminium, memiliki struktur mirip SteelSeries Siberia V2 dengan strap/headband sekunder fleksibel. Selanjutnya, Nari Ultimate dilengkapi bantalan empuk berlapis kulit sintetis yang juga menyimpan jel pendingin.

Nari 1

Kemampuan reproduksi audionya sendiri bisa dikatakan setara dengan Kraken Tournament Edition, ditunjang teknologi THX Spatial Audio untuk mensimulasikan suara 360 derajat, dan dibekali driver neodymium berukuran 50mm. Headphone tersambung ke PC via sambungan wireless ‘bebas lag’ dengan jarak maksimal 12-meter, ditunjang baterai berdaya tahan delapan jam (tanpa mengaktifkan Razer Chroma). Alternatifnya, Anda dapat  menggunakan kabel audio 3,5mm buat menikmati mode stereo.

Razer menyiapkan tiga varian Nari, dan hanya Nari Ultimate yang dibekali teknologi HyperSense. Produk dijajakan seharga US$ 200, akan tersedia di kuartal ketiga 2018. Terdapat pula opsi Nari Essenstial (US$ 100, sama-sama hadir di triwulan empat 2018) dan Nari reguler (US$ 150, dirilis 27 September).

Astro dan Nintendo Berkolaborasi Untuk Garap Headset Khusus Switch

Dalam meramu headphone gaming, lebih banyak produsen kini mengambil pendekatan multi-platform, memungkinkan perangkat kompatibel baik ke PC ataupun console. Namun sayangnya tak semua produk tersebut mendukung Switch karena Nintendo memutuskan untuk menjalankan fungsi chat suara melalui aplikasi mobile. Sejauh ini hanya ada sedikit pilihan buat gamer Switch.

Mengetahui kendala yang dihadapi para pemainnya, Nintendo mengumumkan kolaborasi bersama Astro Gaming buat menggarap headset khusus Switch. Kedua perusahaan juga berjanji untuk memberikan sentuhan istimewa pada elemen estetika headphone, yakni dengan desain yang terinspirasi dari karakter-karakter permainan The Legend of Zelda serta Super Mario Bros.

“Astro Gaming berkomitmen untuk memberikan para gamer kualitas audio yang tidak tertandingi dalam produk-produk premium kami demi meningkatkan pengalaman bermain Anda,” tutur Cris Lee selaku head of licensing and partnerships via Digital Trends. “Astro senang sekali bisa bekerja sama dengan Nintendo buat menciptakan produk inovatif yang turut dapat memicu rasa nostalgia dan hasrat ber-gaming melalui karakter-karakter dari franchise legendaris.”

Nintendo dan Astro Gaming berencana untuk melepas produk baru tersebut di akhir tahun ini, namun mereka belum mengungkapkan secara spesifik tanggal perilisannya. Menariknya, sebelum headphone tersebut meluncur, Astro punya agenda buat menyediakan ‘tag‘ tokoh-tokoh Nintendo khusus model A40 TR. Tak seperti stiker biasa, tag removable tersebut bisa menempel di bagian luar housing speaker via magnet.

Dengan menggunakan magnet, Anda bisa melepas tag jika ingin menggunakan headset ini di tempat umum dan tak mau menarik perhatian, dan memasangnya kembali ketika sedang berkumpul bersama komunitas gaming. Tag Nintendo tersebut kompatibel ke hampir seluruh varian A40 TR, yang dijajakan antara harga US$ 150 sampai US$ 250. Model termahalnya itu dibundel bersama amplifier MixAmp Pro TR.

Saya pribadi berharap agar Astro membanderol headset anyar mereka di harga yang lebih terjangkau dari A40 TR sehingga lebih terlihat atraktif di mata para pemilik Switch. US$ 150 terasa cukup tinggi bagi kalangan gamer non-profesional.

Astro Gaming sendiri kini merupakan brand punya Logitech setelah diakuisisi sang perusahaan aksesori PC asal Swiss itu senilai US$ 85 juta, dibayar secara tunai, di bulan Agustus tahun lalu. Sebelumnya, Astro juga cukup sering menyediakan headset-headset berlisensi film dan game; misalnya Adventure Time, Rick and Morty, Halo, Call of Duty hingga Mirror’s Edge Catalyst.

Via SlashGear.

SteelSeries Arctis Pro dan GameDAC Tawarkan Solusi Lengkap Ber-gaming Dengan Audio Hi-Res

Baik buat sekadar mendengarkan musik atau sebagai alat menikmati konten multimedia hingga gaming, Anda tak akan kekurangan pilihan headphone premium. Tentu saja selain headset, sejumlah aspek lain perlu terpenuhi agar audio terhidang maksimal, misal dukungan format suara beresolusi tinggi hingga DAC mumpuni. Tapi tak semua produk menyediakan satu solusi lengkap.

Inilah alasan mengapa SteelSeries menawarkan Arctis Pro + GameDAC untuk para gamer. Arctis Pro + GameDAC diklaim sebagai sistem audio bersertifikasi high resolution pertama di dunia, merupakan bundel berisi headphone Arctis Pro dan unit digital-to-analog converter kelas audiophile berteknologi ESS Sabre. Kombinasi keduanya menjanjikan output suara murni serta bertenaga, dihantarkan dari PC atau PlayStation 4 ke telinga Anda.

SteelSeries Arctis Pro + GameDAC 1

Arctis Pro merupakan penerus lineup Arctis yang diperkenalkan pada bulan Oktober 2016 silam. Headset mengusung penampilan hampir serupa pendahulunya, dengan ear cup over-ear lonjong plus pencahayaan LED RGB membingkai area ujung housing speaker. Headband-nya mengadopsi konstruksi Siberia V2, terdiri dari dua bagian – struktur keras di luar dan strap lentur buat mencengkeram kepala. Kemudian, lengan microphone lenturnya juga dapat dimasukkan ke dalam housing.

SteelSeries Arctis Pro + GameDAC 3

Arctis Pro juga menjadi headphone pertama bersenjata DTS Headphone:X versi kedua, yakni sebuah teknologi yang memungkinkan tersajinya suara secara tiga dimensi tanpa memerlukan setup home theater multi-speaker. Sebagai jantungnya, SteelSeries memanfaatkan driver neodymium 40mm, kabarnya mampu mereproduksi suara hingga frekuensi 40.000Hz, hampir dua kali lipat kapabilitas headset gaming lain di 22.000Hz.

SteelSeries Arctis Pro + GameDAC 2

GameDAC-nya berada terpisah dari headphone, dengan wujud seperti kaplet raksasa berwarna hitam. Alat ini dibekali kenop pengaturan volume, beberapa port dan tombol, serta layar OLED – memungkinkan pengguna mengintip info terkait output, mengaktifkan mode Hi-Res dan mengutak-atik equalizer. Di dalam, GameDAC menyimpan chip DAC ESS Sabre 9018 Reference untuk menghasilkan audio 96kHz/24-bit dengan dynamic range 121-desibel.

SteelSeries Arctis Pro + GameDAC 4

SteelSeries Arctis Pro + GameDAC siap mendukung dua platform, yaitu PC dan PlayStation 4. Alternatifnya, SteelSeries turut menawarkan headset Arctis Pro tanpa GameDAC yang kompatibel ke sistem game seperti Xbox One, Switch dan Mobile; serta Arctis Pro Wireless yang bisa tersambung tanpa kabel.

Harga ketiga produk anyar SteelSeries ini memang cukup premium:

  • Arctis Pro + GameDAC: US$ 250
  • Arctis Pro: US$ 180
  • Arctis Pro Wireless: US$ 330

Walaupun kita berada di zaman serba nirkabel, saya jelas lebih memfavoritkan bundel Arctis Pro + GameDAC dibanding versi wireless, karena buat saya, kualitas audio jauh lebih krusial dibanding portabilitas.

‘New’ PlayStation Gold Wireless Headset Sempurnakan Pengalaman Menikmati PSVR

Peluncuran headset wireless Gold untuk PlayStation 3 di bulan September 2011 merupakan cara Sony menyempunakan pengalaman gaming di sisi audio. Waktu itu, teknologinya tergolong cukup canggih karena perangkat bisa bekerja secara independen via dongle USB tanpa memerlukan koneksi ke HDMI atau port A/V, sehingga memungkinkannya tesambung ke PC serta Mac.

Aksesori ini akhirnya menjadi bagian penting dari eksosistem PlayStation karena dalam perjalanan industri gaming, kualitas suara semakin jadi elemen krusial yang tak bisa dipisahkan. Ketergantungan game terhadap audio semakin terasa setelah kita memasuki era virtual reality. Gold Wireless Stereo Headset buat PlayStation 4 memang sudah cukup ideal untuk menunjang PSVR, namun sang console-maker Jepang itu masih melihat ada celah yang dapat mereka perbaiki.

Itu sebabnya di awal Februari ini, Sony memperkenalkan versi baru dari PlayStation Gold Wireless Headset. Perangkat ini menyuguhkan segala hal yang gamer sukai terhadap model terdahulu, plus upgrade pada desain: lebih ramping, lalu ear cup over-ear-nya lebih sempurna merangkul telinga sehingga lebih nyaman saat dipakai dalam durasi lama, termasuk ketika Anda juga sedang mengenakan PlayStation VR.

Gold Wireless Headset 1

Sistem audio 7.1 high-fidelity di sana dikalim siap mendukung penyajian konten virtual reality – memudahkan pengguna melacak sumber suara lebih presisi dan optimal mengekspos bunyi-bunyian yang sebelumnya ‘tersembunyi’. Jika kebetulan Anda menyukai game-game horor, Sony sangat menyarankannya buat digunakan saat menikmati The Inpatient, tersedia eksklusif untuk PSVR.

Tentu saja headphone Gold anyar ini juga sangat siap menemani Anda ber-gaming secara tradisional. Tim PlayStation berpartisipasi langsung dalam pengembangannya, dan Anda dipersilakan mengunduh mode audio kustom yang disiapkan khusus buat sejumlah permainan di console. Headset bisa tersambung ke PlayStation 4 (atau PC) secara wireless, atau via kabel audio.

Gold Wireless Headset 2

Lalu untuk menunjang komunikasi, Sony menanamkan microphone noise cancelling. Mic tersebut tersembunyi, tapi tetap dapat memastikan lawan bicara mendengar suara Anda dengan jelas dan jernih.

Sony berencana untuk meluncurkan Gold Wireless Headset baru ini beberapa minggu lagi. Harganya sendiri setara versi lama ketika baru diperkenalkan, yaitu US$ 100. Di dalam packaging, headphone dibundel bersama adaptor wireless, kabel audio 3,5mm dan kabel USB.

Berdasarkan spesifikasinya – termasuk dukungan sistem audio 7.1 – perbedaan terbesar antara New Gold Wireless Stereo Headset dengan versi lawasnya terletak pada desain. Jika kebetulan Anda sudah memilikinya dan tidak berniat menikmati game PSVR, tidak ada alasan kuat untuk membeli model baru ini.

Headset Gaming Roccat Khan Aimo Siap Memanjakan Telinga Dengan Audio Hi-Res 7.1

Brand Roccat merepresentasikan dua aspek berbeda di gaming: rangkaian aksesori komputer berkualitas Jerman dan tim eSport. Kedua elemen ini tentu saja saling melengkapi. Gaming gear Roccat siap membantu para gamer profesional mendominasi pertandingan, lalu sebagai timbal balik, mereka turut membantu mengembangkan produk yang ideal untuk gamer.

Setahun setelah memperkenalkan headset berstandar audio Hi-Res Khan Pro, Roccat menyingkap penerusnya yang lebih canggih dan lebih elok: Khan Aimo. Melalui headphone ini, Roccat mengadopsi standar tinggi tersebut ke sistem audio surround 7.1. Dan selain menitikberatkan mutu suara, Khan Aimo juga dirancang agar tampil stylish dan nyaman ketika dikenakan dalam waktu lama.

Roccat Khan Aimo 3

Seperti Khan Pro, Khan Aimo mengusung arahan desain tradisional. Dua housing speaker tersambung ke sebuah headband, bisa bergerak leluasa dan mengikuti bentuk kepala berkat engsel. Di sebelah kiri, Anda akan menemukan lengan microphone yang mampu mengaktifkan mode mute begitu diangkat ke atas. Yang membuat Aimo terlihat kontras dari Khan Pro ialah kehadiran sistem pencahayaan RGB.

Roccat Khan Aimo 5

Untuk menyajikan suara berkualitas tinggi, Roccat membenamkan driver Neodymium berdiameter 50mm (mampu merespons frekuensi antara 10Hz sampai 40.000Hz) serta sound card DAC ‘high-fidelity‘ 24-bit 96KHz. Kombinasi keduanya menjanjikan output yang akurat, jernih, dan bebas interferensi. Lalu untuk tersambung ke perangkat gaming Anda, Khan Aimo memanfaatkan kabel USB 2.0.

Roccat Khan Aimo 4

Faktor kenyamanan headset juga dijamin oleh sang produsen. Slider stainless steel di sana memastikan Khan Aimo kompatibel dengan berbagai ukuran kepala. Dan Anda juga tak perlu khawatir headphone akan membuat leher jadi cepat lelah. Khan Aimo cuma berbobot 275-gram. Bagian bantalannya sendiri menggunakan bahan memory foam super-empuk, dan juga berfungsi sebagai sistem noise cancelling pasif.

Roccat Khan Aimo 1

Kustomisasi lebih jauh dapat Anda lakukan via software Swarm. Di sana, Anda bisa mengutak-atik equalizer sehingga output-nya pas dengan jenis konten yang sedang dinikmati, atau segera memilih preset yang telah disiapkan: ada MMO, MOBA, RPG, shooter, sampai setting optimal buat mendengarkan lagu rock. Tentu saja Anda juga dapat menyimpan hasil konfigurasi kustom sebagai profile berbeda.

Belum diketahui kapan Khan Aimo akan tersedia, namun saat ini Roccat sudah menyiapkan page khusus produk. Namun saat saya coba masuk ke sana, laman tersebut mengeluarkan notifikasi eror 404. Headphone ini dibanderol seharga US$ 120.

Bagi saya, premis audio surround 7.1 berkualitas high resolution di harga US$ 120 terdengar terlalu manis untuk jadi kenyataan. Saya harus mencobanya langsung buat membuktikan klaim tersebut.

Headset Gaming 7.1 ROG Strix Fusion 500 Suguhkan Tarian RGB yang ‘Tersinkronisasi’

Mulai populer kira-kira empat lima tahun lalu, sistem pencahayaan RGB kini bisa mudah ditemukan di hampir seluruh aksesori dan komponen PC yang dispesialisasikan untuk gaming. RGB memang bukan lagi hal baru, namun para produsen hardware pelan-pelan menemukan pemanfaatan yang lebih esensial, kali ini difokuskan pada atlet eSport.

Selain dukungan hardware berperforma tinggi, kekompakan juga menjadi faktor penting bagi tim gamer profesional. Dua aspek inilah yang Asus coba mampatkan ke gaming gear anyar mereka. Disiapkan sebagai versi lebih canggih dari ROG Strix Fusion 300, sang produsen asal Taiwan memperkenalkan ROG Strix Fusion 500, yaitu headphone gaming 7.1 yang dibekali RGB ‘tersinkronisasi’.

Asus ROG Strix Fusion 500 1

Desain Strix Fusion 500 hampir identik seperti Fusion 300. Penampilannya terlihat futuristis berkat wujud housing speaker yang asimetris serta penggunaan pola ala obelisk alien di area engsel dan headband. Berdasarkan gambar, area luar housing mengusung tekstur glossy, dan menyimpan sensor sentuh sehingga Anda dapat mengendalikan volume serta mengakses fungsi previous/next dengan menyentuhkan jari di sana.

Asus ROG Strix Fusion 500 2

Dan seperti Fusion 300, faktor kenyamanan jadi perhatian utama Asus. Headphone ini memanfaatkan kombinasi bahan kulit ‘protein’ dan kain berongga untuk memastikan sirkulasi udara dan pembuangan panas yang maksimal tanpa mengorbankan kualitas suara. Ear cup ovalnya dipercaya mampu membuat audio lebih terisolasi, dan tetap nyaman bahkan ketika dikenakan dalam waktu lama.

Asus ROG Strix Fusion 500 5

Bagian paling unik di Strix Fusion 500 ialah fitur sinkronisasinya. Tak cuma bisa disamakan dengan hardware dan gaming gear ROG lain, kita dapat menyelaraskan pola dan warna cahaya headphone ke unit yang dikenakan oleh kawan satu tim. Hal ini akan membuat tim Anda terlihat kompak dan seragam saat bertanding di arena eSport. Kustomisasi bisa dilakukan via app Aura.

Asus ROG Strix Fusion 500 4

Driver Asus Essence 50mm di dalam memanfaatkan penutup logam untuk meminimalkan getaran dan distorsi, demi menghidangkan nada detail serta bass yang menendang. Namun sebelum menyentuh driver, suara tersebut diproduksi dan diperkuat oleh DAC ESS Sabre 9018 – kabarnya mendukung audio lossless hingga 24bit dan 96kHz. Sistem surround sound 7.1-nya juga tidak memerlukan software, segera aktif begitu tombol ditekan.

Bagian mic-juga memperoleh upgrade, kini memanfaatkan sistem canggih yang memproses dan menjernihkan input secara on-the-fly demi mengoptimalkan komunikasi.

Asus berencana untuk mulai memasarkan ROG Strix Fusion 500 di bulan Januari ini. Produk dibanderol seharga US$ 180.

Mungkin Anda masih ingat, driver Asus Essence juga merupakan jantung dari Strix Fusion 300. Itu berarti mutu suara kedua headset kemungkinan tidak terlalu berbeda. Yang membuat Fusion 500 istimewa adalah fitur Aura Sync-nya, tapi saya masih belum yakin hal ini akan betul-betul memengaruhi performa gaming penggunanya.

Janjikan Kenyamanan dan Performa Audio Superior, Sennheiser GSP 600 Siap Jadi Rekan Gamer Pro

Masuknya sejumlah perusahaan produk suara ke segmen gaming memberikan pilihan bagi para audiophile yang kebetulan juga mendalami hobi itu. Mungkin mereka belum merasa yakin pada kualitas perangkat-perangkat ciptaan para produsen aksori komputer, dan lebih mempercayai brand audio ‘sejati’. Dan Sennheiser sudah cukup lama berkecimpung di sana.

Dalam ekspansi ke gaming, Sennheiser menyediakan beragam opsi headset, dari mulai kelas entry-level hingga varian premium. Lalu selain headphone, pengalaman gaming Anda juga bisa disempurnakan dengan amplifier seperti GSX 1000 dan GSX 1200 Pro. Dan di CES 2018, sang perusahaan audio asal Jerman itu memperkenalkan penerus dari Game Zero yang menyimpan beragam upgrade. Perangkat anyar ini Sennheiser namai GSP 600.

Ketika GSP 300, GSP 350, serta PC 373D mempunyai penampilan yang sederhana, desain GSP 600 terlihat lebih industrial dan futuristis. Headphone ini mengusung struktur ‘standar’: dua housing speaker tersambung oleh satu headband adjustable, lalu lengan microphone boom disematkan di bagian kiri. GSP 600 memanfaatkan engsel logam yang kuat, bisa bergerak bebas tanpa membuatnya jadi ringkih.

Sennheiser GSP 600 2

Kenyamanan adalah aspek andalan Sennheiser di GSP 600. Pertama-tama, headphone ini memanfaatkan rancangan ergonomis dan tekanan yang dapat dikustomisasi sehingga pas ke beragam tipe kepala – baik untuk orang dengan rahang lebar atau kecil. Kemudian headband-nya menggunakan konstruksi split buat mendistribusikan titik beban secara merata di atas kepala. Boom mic-nya memang tidak bisa dilepas, tapi akan mengaktifkan mode mute saat diangkat ke atas.

Sennheiser GSP 600 1

GSP 600 dibekali bantalan memory foam berlapis material kulit sintetis bertekstur suede yang membuat ear pad tidak lengket di kulit sewaktu para gamer profesional dituntut ber-gaming dalam waktu lama. Bahan ini kabarnya juga sangat efektif untuk membuang panas, dan dapat berfungsi sebagai sistem noise cancelling pasif.

Sennheiser GSP 600 3

Headset menjanjikan output memuaskan, berbekal speaker dengan bagian kumparan aluminium yang lebih baik. Upgrade ini membuat nada sub-bass lebih bertenaga, sempurna ketika menangani game dan film. Meski demikian, bass ‘hangat’ tersebut dirancang agar tidak memengaruhi mid-range serta nada berfrekuensi tinggi. Sennheiser menjamin keakuratan, keaslian dan detail dari proses reproduksi suara.

Sennheiser GSP 600 4

GSP 600 siap mendukung platform game berbeda, di antaranya PC berbasis Windows, console, Mac dan mobile – tersambung ke device melalui connector audio 3,5mm. Sennheiser berencana buat mulai memasarkan GSP 600 di akhir bulan Januari 2018, ditawarkan seharga US$ 250.

Sumber: Sennheiser.

[Review] Corsair HS50, Headphone Gaming Stereo Terjangkau Berkualitas Premium

Corsair sudah mengamankan namanya sebagai penyedia aksesori gaming premium dan di bidang penyajian suara, lineup  Void Pro merupakan kebanggaan mereka. Namun perusahaan Amerika itu mengerti tak semua gamer diberkahi modal yang besar untuk berbelanja perangkat-perangkat mumpuni. Mungkin inilah salah satu alasan Corsair memperkenalkan headset gaming HS50.

HS50 merupakan headphone stereo wired. Sang produsen menjelaskan bahwa perangkat ini didesain untuk memberikan penggunanya kenyamanan tinggi, dibangun agar tahan lama, dan siap menemani Anda ber-gaming selama berjam-jam tanpa membuat telinga jadi tak nyaman. Dan dalam waktu kurang lebih dua minggu ini, Corsair memberikan saya kesempatan untuk mencoba secara personal dan menguji langsung kinerja HS50.

Satu hal yang saya sukai dari HS50 ialah kesederhanaannya. Ia merupakan headset multi-platform, siap mendukung sistem gaming berbeda – PC, console hingga mobile. Beberapa elemen di sana disajikan secara modular, dan saya mengapresiasi kemudahan akses ke sejumlah fungsi krusial. Dan dengan harga yang ‘masuk akal’, sulit untuk tidak merekomendasikan Corsair HS50. Ayo simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel

HS50 diramu agar dapat segera dipakai begitu dikeluarkan dari bungkusnya. Di dalam, Anda akan menemukan unit headphone, Y-adapter ke sepasang port audio in/out 3,5-milimeter, microphone detachable, dan dua lembar petunjuk garansi. Untuk mulai menggunakanya, tak ada software yang perlu diinstal. Namun agar bisa tersambung ke Xbox One, Anda membutuhkan adapter dari Microsoft.

Corsair HS50 2

 

Desain

Penampilan Corsair HS50 cukup berbeda dari Void Pro dan housing ala diamond-nya. Di HS50, speaker mempunyai wujud oval berjenis over ear dengan struktur terbuka. Ear cup merangkul seluruh permukaan telinga dan kedua housing disambung oleh satu headband berstruktur logam. Dan seperti biasa, Anda dapat menyesuaikan ukurannya dengan menarik housing speaker dari headband.

Corsair HS50 23

Corsair HS50 22

Unit HS50 yang Corsair pinjamkan merupakan varian bertema Xbox. Seperti versi karbon standar, tubuhnya didominasi warna hitam, namun beberapa zona di sana dibumbui warna hijau khas Xbox – berupa garis oval di sisi luar speaker dan pada jahitan padding headband. Penerapan warna hijaunya itu halus dan tak berlebihan, membuat HS50 bukan hanya cocok dipasangkan bersama console Xbox One, tapi juga unit PC ber-case hitam plus LED hijau atau laptop Razer Blade.

Corsair HS50 9

Corsair HS50 4

HS50 sendiri sama sekali tidak dibekali pencahayaan RGB – mungkin sedikit mengecewakan bagi Anda yang ingin memeriahkan setup gaming kesayangan. Namun buat saya, kesederhanaan ini membuatnya terlihat lebih serasi saat disandingkan dengan console/PC apapun. Lalu ketiadaan LED juga menjaga temperatur headphone tetap rendah.

Corsair HS50 1

Tubuh HS50 terbuat dari kombinasi bahan plastik dan logam. Plastik digunakan sebagai case housing dan area-area pembatas, sedangkan material baja ‘rugged‘ diterapkan pada bagian-bagian penting seperti tulang dari headband, engsel, dan grille di luar ear cup. Engsel di headphone sendiri hanya bisa bergerak satu arah. Namun meski sudut geraknya terbatas, ia dapat beradaptasi cukup baik dengan ukuran dan bentuk kepala berbeda.

Corsair HS50 21

Corsair HS50 12

Bagi saya, penyuguhan akses kendali terasa sedikit timpang ke area kiri, namun boleh jadi hal ini dilakukan agar simpel dan dapat dilakukan satu tangan Anda. Kenop volume, tombol mute, sambungan kabel, serta port microphone berada di unit housing kiri. Kabar baiknya, ukuran kenop dan tombol dibuat cukup besar serta menonjol sehingga mudah untuk menemukannya tanpa perlu melepas headset.

Corsair HS50 19

Corsair HS50 14

Microphone-nya mudah disambung serta dilepas, dan Corsair juga telah menyiapkan lubang khusus agar posisinya tidak terbalik. Mic unidirectional tersebut mempunyai struktur yang gampang diarahkan, jadi bahkan tanpa melepasnya, Anda bisa menjauhkan mic dari mulut seandainya merasa terganggu oleh kehadirannya.

Corsair HS50 8

Corsair HS50 7

Corsair HS50 terkoneksi ke perangkat utama lewat kabel sepanjang kira-kira 1,8-meter dengan colokan berlapis emas. Kabel tersebut menggunakan bahan karet biasa, cukup tebal serta lentur – tapi Anda tetap perlu berhati-hati agar ia tidak sampai terlindas atau terlilit di roda kursi saat sedang seru bermain game.

Corsair HS50 5

Corsair HS50 6

 

Kenyamanan

HS50 bukanlah headset berkonsep portable, tapi ia tidak pernah terasa membebani kepala walaupun saya mengenakannya berjam-jam setiap hari. Corsair mencantumkan bantalan empuk berlapis kulit sintetis di bagian dalam housing dan headband. Awalnya saya mengira, bahan ini akan membuat telinga cepat panas seandainya HS50 digunakan di ruang tanpa penyejuk udara, namun ternyata saya keliru. Material tersebut sepertinya mempunyai pori-pori besar sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.

Corsair HS50 17

Konstruksi baja yang kokoh di HS50 sangat krusial dalam memastikan headset sanggup menahan perlakuan kasar gamer serta membuatnya mencengkeram kepala pengguna dengan mantap. Sudut gerak engselnya tidak begitu luas, tetapi ia tetap nyaman dikenakan – bahkan buat saya yang sehari-hari harus memakai kacamata. HS50 terpasang sempurna di kepala, tanpa menekan telalu kencang.

Corsair HS50 18

Terlepas dari tubuh HS50 yang terlihat bulky, bobotnya ternyata cukup ringan (Corsair tidak menginformasikan beratnya secara spesifik). Hal ini boleh jadi tercapai berkat headband dan padding-nya yang secara efektif mendistribusikan beban secara merata, ditambah cengkeraman ear cup ke kepala yang pas. Bahkan ketika saya gelengkan kepala dengan cepat, headphone tidak gampang tergeser atau terlepas dari kepala.

Corsair HS50 13

 

Performa suara dan pengalaman penggunaan

Untuk produk yang dijajakan di harga di bawah Rp 1 juta, perfoma Corsair HS50 cukup mengagetkan. Jantung dari headphone ini adalah sepasang driver neodymium berukuran 50-milimeter, mampu menyajikan suara di frekuensi 20Hz sampai 20KHz.

Corsair HS50 3

Dalam menangani sejumlah lagu berbeda (Highway Tune-nya Greta Van Fleet, Hotel California dari Eagles, High Road oleh Mastodon, hingga Seemann-nya Nina Hagen), bass HS50 terasa menendang tanpa kehilangan kekuatan dentuman di frekuensi rendah. Selanjutnya, suara vokal terasa natural, dengan mid-range yang kaya serta detail. Buat nada-nada tinggi, output-nya jernih dan ‘renyah’. Saya hampir tidak mendengar suara mendesis ataupun noise.

Karakteristik ini membuat Corsair HS50 cocok buat menemani gamer menikmati permainan first-person shooter serta game-game balap. Beberapa judul yang saya gunakan untuk mengujinya meliputi Titanfall 2, Wolfenstein II: The New Colossus, Grand Theft Auto V (Online), dan Project CARS 2.

 

corsair hs50 1

Walaupun tidak memanfaatkan sistem surround 7.1, Corsair HS50 sangat ampuh dalam mendeteksi lawan di Titanfall 2. Posisi mereka terekspos dari derap langkah, suara grappling hook atau cloaking yang diaktifkan, serta bunyi jump kit sewaktu mereka melakukan lompatan ganda. Titanfall 2 juga merupakan satu dari sejumlah game yang menggunakan audio sebagai isyarat status perlengkapan Anda – misalnya suara rentetan senapan serbu jadi kian nyaring karena peluru di magazine menipis. HS50 sangat membantu menonjolkannya.

 

corsair hs50 2

Di game single-player murni seperti Wolfenstein II, audio detail yang dihidangkan HS50 tentu menyempurnakan aspek visual permainan. Semua senjata, apapun pilihan Anda, terasa memuaskan ketika ditembakkan. Bunyi favorit saya adalah suara dentuman Schockhammer serta suara kapak yang saya lempar dan menghantam baju pelindung baja lawan. Efeknya terdengar begitu meyakinkan.

 

corsair hs50 4

Pengalaman audio terasa lebih menyeluruh di Grand Theft Auto Online karena adanya musik-musik dan DJ di radio. Kinerja bass dan fleksibilitas HS50 menangani beragam lagu di sana sangat kentara. Lalu ketika keluar dari kendaraan, segala bunyi-bunyian di permainan – percakapan NPC di telepon, suara selipan ban saat motor mengerem mendadak, hingga bunyi ledakan dikejauhan – segera mengepung Anda dengan segala detailnya.

 

corsair hs50 3

Project CARS 2 sendiri memang dirancang untuk menyajikan suara kendaraan serealistis mungkin, terutama dari raungan mesin (Pagani Zonda Cinque Roadster 2010 dengan atap terbukanya betul-betul mengagumkan) dan suara pergantian gigi. Corsair HS50 sangat ideal untuk menunjang Project CARS 2, dan ketiadaan surround 7.1 lebih dapat ditolerir di genre permainan ini.

 

Corsair HS50 11

Corsair HS50 10

Dari uji coba microphone, HS50 sanggup menangkap input dan menyuguhkannya ke lawan bicara secara jernih. Level dengungannya minimal, dan hampir tidak ada efek gema berkat dukungan teknologi noise cancellation. Rekan satu tim saya di Titanfall 2 dan Ghost Recon Wildlands tidak pernah mengeluh karena suara saya sulit didengar. Perlu diingat juga bahwa HS50 telah tersertifikasi dan dioptimalkan untuk app VoIP Discord.

 

Konklusi

Memang ada banyak headphone gaming dengan performa lebih baik serta desain yang ‘lebih gaming‘, namun tidak mudah bagi kita untuk menemukannya di harga yang terjangkau. Lewat celah inilah Corsair HS50 menyalip para kompetitor sekelasnya: kinerja audionya mumpuni, desainnya nyaman, build quality-nya memuaskan, dan Anda dapat miliki semua itu cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 750 ribu saja. Corsair juga menjamin produk ini bebas dari cacat produksi (jika ada masalah, Anda dapat segera menukarnya) dan melengkapinya bersama garansi selama dua tahun.

Selera audio tiap orang memang berbeda-beda, meski begitu, saya akan menyarankan HS50 bagi Anda yang menginginkan headset gaming sekaligus perangkat buat menikmati musik sehari-hari. Kesederhanaan desain juga menjadi nilai tambah, tapi mungkin beberapa dari Anda menyadari, rancangan Corsair HS50 – apalagi dengan housing oval dan engselnya – menyerupai Kingston HyperX Cloud. Lalu apakah ini merupakan hal buruk? Tidak juga. Anggap saja HS50 merupakan alternatif yang lebih ekonomis.

Corsair HS50 16

Corsair HS50 15