Tag Archives: headphone olahraga

Headphone Wireless JLab Flex Sport Didedikasikan untuk Penggemar Olahraga Sejati

Beberapa bulan lalu, JLab Audio meluncurkan headphone wireless berdesain retro ala headphone orisinal pendamping Walkman. Sekarang, JLab kembali ke akar bisnisnya, yakni menyajikan solusi audio portabel bagi para penggemar olahraga.

Menariknya, yang mereka luncurkan bukanlah earphone, melainkan headphone wireless tipe over-ear dengan earcup berukuran besar yang membungkus telinga. Headphone tipe ini pada umumnya kurang cocok dipakai sembari berolahraga, akan tetapi JLab sudah membubuhkan ‘sihirnya’ demi mematahkan anggapan tersebut.

JLab Flex Sport

Dijuluki JLab Flex Sport, ia memiliki headband yang begitu lentur sampai-sampai bisa dipelintir 180 derajat. Desain semacam ini tentu bakal membantu membebaskan pergerakan kepala pengguna selagi aktif menguras keringat, namun JLab rupanya belum selesai.

Flex Sport juga datang bersama dua tension headband yang dapat dilepas-pasang sehingga pengguna bebas memilih antara pemakaian yang ketat, normal, atau longgar (tanpa tension headband). Masih belum selesai, Flex Sport turut dibekali headband padding ekstra yang dapat dipasangkan ketika penggunanya memerlukan kenyamanan lebih.

JLab Flex Sport

Lalu kalau Anda melihat bantalan telinganya, tampak bahwa material yang digunakan bukanlah material fabric yang umum. Bantalan ini diklaim bisa menyerap cairan (dalam kasus ini keringat), sehingga pengguna akan tetap merasa nyaman sepanjang sesi latihan.

Keringat yang menumpuk tentu terdengar menjijikkan. Solusinya? Copot bantalan tersebut, lalu cuci dengan tangan atau menggunakan mesin cuci. Simpel nan cerdas.

JLab Flex Sport

Terkait fitur, Flex Sport yang dibekali sepasang driver 40 mm dan konektivitas Bluetooth 4.2 ini juga tidak malu-malu. Utamanya berkat fitur Be Aware yang ketika aktif, memungkinkan suara dari luar untuk masuk sehingga pengguna bisa lebih awas terhadap sekitarnya.

Dalam satu kali pengisian, baterai Flex Sport bisa tahan sampai 20 jam pemakaian. Charging-nya mengandalkan sambungan USB-C, sedangkan pengoperasiannya mengandalkan deretan tombol di sisi earcup.

Konsumen yang tertarik sudah bisa memesan JLab Flex Sport seharga $100.

Sumber: PR Newswire via SlashGear.

Bisa Menstimulasi Otak, Headphone Halo Sport Buat Anda Jadi Atlet yang Lebih Baik

Banyak atlet profesional menggunakan perangkat wearable untuk meningkatkan performa fisik mereka, namun sebuah device buatan tim Halo Neuroscience melakukannya dengan cara berbeda. Teknologinya sangat kompleks, dan sudah melewati proses pengembangan selama bertahun-tahun hingga akhirnya dilepas ke tangan end-user di penghujung tahun 2016 silam.

Sebelumnya dijual secara eksklusif buat para atlet Olimpiade dan kalangan militer, Halo Neuroscience mulai menawarkan Halo Sport ke konsumen umum. Halo Sport adalah headphone berkemampuan canggih: sanggup menstimulasi area di otak yang terhubung ke fungsi gerakan otot, membuat olahraga jadi lebih optimal. Headset ini memengaruhi empat aspek di tubuh kita: kekuatan, daya ledak otot, ketahanan, dan memori otot.

Caranya? Halo Sport mampu mengirim gelombang listrik ke motor cortex, yaitu bagian otak yang mengendalikan gerakan tubuh, dan mengubah sel-sel di sana ke kondisi hyperplastic – pada dasarnya membuat otak jadi lebih tanggap terhadap gerakan fisik. Teknologi ini bukan sekedar teori fiksi ilmiah, sudah diuji dan dibuktikan hasilnya. Dan Anda tak perlu cemas soal efek jangka panjang pada kesehatan; solusi ini sangat aman, telah memperoleh sertifikasi ISO 13485 dan ISO 14971.

Halo Sport 1

Halo Sport ialah headphone over-ear, tersusun atas kombinasi bahan pastik dan logam fleksibel. Meski terlihat besar, bobotnya ringan. Di sana, produsen membubuhkan ear cup terbuka berukuran 3,5-inci, memadunya bersama bantalan empuk berlapis kulit sintentis. Dengannya, Anda tetap bisa mendengar suara-suara di sekitar, cocok digunakan saat Anda sedang belari atau bersepeda. Headphone menyimpan unit baterai internal, bisa di-charge via port microUSB, dan dapat menyajikan sesi neuropriming selama 20 menit sebanyak delapan kali.

Halo Sport 2

Tentu saja Halo Sport juga bisa menghidangkan musik. Namun meski headset dibekali sambungan Bluetooth, ia hanya bisa tersambung ke player via kabel. Koneksi wireless diracik secara eksklusif buat menyambungkan Halo Sport ke aplikasi companion di perangkat bergerak.

Aplikasi tersebut memandu Anda melewati proses instalasi dan memberi arahan agar Halo Sport terpasang sempurna. Jika kurang pas, app akan segera memberi tahu, dan Anda bisa memasangnya hingga tonjolan-tonjolan di bagian dalam headband betul-betul menyentuh kulit kepala. Di sana, Anda bisa memilih mode serta me-setting untuk memfokuskan olah fisik ke seluruh tubuh atau organ tertentu seperti jari dan tangan.

Halo Sport sudah bisa dipesan di situs Halo Neuroscience, dijual seharga US$ 750.

Sumber: Haloneuro.com.