Tag Archives: headset

12 Rekomendasi Earphone dengan Kualitas Suara Terbaik

Mendengarkan musik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Dengan perkembangan teknologi, earphone kini hadir dengan berbagai fitur dan desain yang memudahkan pengguna untuk menikmati musik di mana saja dan kapan saja.

Tidak hanya itu, earphone juga menjadi aksesori fashion yang melengkapi penampilan.

1. Knowledge Zenith ZS3

Knowledge Zenith ZS3 menonjol dengan desainnya yang elegan dan mewah. Tidak hanya tampilannya yang menawan, earphone ini juga menawarkan kualitas suara bass yang dalam namun tetap memberikan kenyamanan saat digunakan.

Dengan fitur earphone IEM dan kabel yang bisa dilepas, ZS3 menjadi pilihan yang fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Dengan harga yang terjangkau, ini adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang superior.

2. Sennheiser MX 375

Sennheiser, sebagai salah satu merek audio ternama, menghadirkan MX 375 dengan desain ergonomis yang pas di telinga. Dengan frekuensi 18-22000 Hz dan sensitivitas 122 dB, earphone ini menjamin suara yang powerful dan jernih.

Panjang kabel 1,2 meter memberikan fleksibilitas saat digunakan, membuatnya menjadi pilihan yang sempurna untuk aktivitas sehari-hari.

3. Sony MDRXB55AP

Sony MDRXB55AP menggabungkan kualitas dan estetika dengan driver 12 mm yang dikembangkan khusus. Desainnya yang ringkas dan ringan membuatnya nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu lama.

Ditambah dengan sensitivitas tinggi dan bass ekstra, earphone ini menawarkan suara yang kuat tanpa distorsi, bahkan pada volume tinggi.

4. Razer Hammerhead Pro V2

Dirancang khusus untuk para gamer, Razer Hammerhead Pro V2 dilengkapi dengan mikrofon untuk voice chat. Bantalan earphone yang empuk menjamin kenyamanan berjam-jam, sementara kabel panjang 1,3 meter memberikan fleksibilitas saat bermain game.

Dengan kualitas suara yang tajam, ini adalah pilihan tepat untuk pengalaman gaming yang imersif.

5. Armaggeddon Mark 5

Armaggeddon Mark 5 dirancang untuk mendukung berbagai aktivitas, dari mendengarkan musik hingga bermain game. Dengan frekuensi respons 20-20 kHz dan sensitivitas 102 dB, earphone ini menawarkan kualitas suara yang jernih.

Desainnya yang menarik dan bantalan telinga yang nyaman membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan pengguna.

6. JBL T290

Dari brand terkenal Harman, JBL T290 menawarkan kualitas audio yang tak tertandingi dengan harga yang terjangkau. Paketnya mencakup in-ear headset, earbud ekstra, pouch, dan sertifikat asli dari Harman.

Dengan suara yang jernih dan bass yang mendalam, T290 adalah pilihan yang tepat untuk mereka yang mencari kualitas tanpa kompromi.

7. Takstar HI1200

Takstar HI1200 dikenal dengan suara yang super halus dan detail. Desainnya yang elegan dan fitur-fitur canggihnya membuatnya menjadi salah satu earphone terbaik di pasaran.

Dengan kualitas suara yang superior dan harga yang kompetitif, HI1200 adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang luar biasa. Selengkapnya di sini

8. Xiaomi Piston 4

Xiaomi Piston 4 menawarkan kualitas suara bass yang kencang, dilengkapi dengan mikrofon SNR 58dB yang memiliki bantalan untuk meredam suara bising. Desainnya yang elegan dan fitur-fitur canggihnya menjadikannya salah satu earphone terbaik di pasaran.

Dengan harga yang kompetitif, Piston 4 adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang luar biasa. Selengkapnya di sini

9. KZ BA10

KZ BA10 menawarkan kualitas audio terbaik dengan model in-ear. Dengan impedansi 32 ohm, frekuensi 20-2000 Hz, dan sensitivitas 106 dB/mW, earphone ini dirancang untuk memberikan suara yang jernih dan mendalam.

Plug tipe L-curved dan kabel sepanjang 1,2 meter menambah kenyamanan saat digunakan. Selengkapnya di sini

10. Radius HPNEF31

Radius HPNEF31 menggunakan driver high-MFD yang menghasilkan suara bening dengan bass yang dalam. Desain ergonomis dan bodi kecilnya menjamin kenyamanan saat digunakan.

Sebagai produk dengan kualitas Jepang, HPNEF31 menawarkan kualitas suara yang tak tertandingi dengan harga yang kompetitif. Selengkapnya di sini

11. Sennheiser CX 300S

Sennheiser CX 300S menawarkan kualitas suara detail dengan respon bass yang ditingkatkan oleh teknologi transduser Sennheiser. Desain in-ear monitoring mengurangi kebisingan, sementara bantalan telinga tersedia dalam empat ukuran untuk kenyamanan maksimal.

Earphone ini juga dilengkapi dengan smart remote, built-in microphone, dan kabel yang tahan kusut. Selengkapnya di sini

12. Xiaomi In-Ear Headphones Basic

Xiaomi memperkenalkan In-Ear Headphones Basic dengan mic Gen 3 dalam warna matte black dan matte silver. Earphone ini dirancang untuk memaksimalkan audio untuk berbagai genre musik.

Tombol praktis memudahkan pengguna untuk menjeda musik atau menjawab panggilan. Kombinasi logam kelas aerospace dan PET menjamin suara yang seimbang dan solid. Selengkapnya di sini

Headset Mati Sebelah / freepik

6 Cara Memperbaiki Headset yang Mati Sebelah, Mudah dan Cepat

Headset adalah salah satu aksesoris terpenting untuk HP kamu. Headset sangat berguna untuk digunakan saat beraktivitas diluar, namun akan menjadi mengecewakan jika headset yang kamu gunakan mati sebelah.

Tentunya masalah ini cukup membuat frustasi beberapa orang karena tidak bisa mendengarkan dengan jelas atau bahkan bisa mengganggu apabila headset sisi tertentu menciptakan suara yang bising,

Lantas, adakah cara untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi ini?

Cara Memperbaiki Headset yang Mati Sebelah

Salah satu masalah paling umum yang dialami orang dengan headset mereka adalah salah satu sisi berhenti berfungsi, atau tidak berfungsi dengan baik.

Penyebab masalah ini adalah karena kualitas headset atau desainnya. Kamu perlu memeriksa apakah itu rusak atau memang kualitasnya tidak sesuai dengan ekspektasimu.

Berikut ini adalah cara untuk memperbaiki headset yang mati sebelah:

Luruskan Kabel Headset

Kamu dapat meluruskan kabel headset untuk memperbaiki sisi headset yang rusak. Karena jika kabel terlalu banyak ditekuk, ia kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku. Ketika ini terjadi, ada lebih sedikit ruang di antara kabel di dalamnya, yang menyebabkan kabel terlepas di titik sambungan.

Masalah ini biasanya terjadi ketika kamu menggunakan headset untuk waktu yang lama, kabelnya bisa bengkok dan terpuntir, bahkan putus.

Bersihkan Headset

Jika kamu tidak membersihkan headset secara teratur, debu dan kotoran akan menumpuk di dalamnya dan menyebabkan masalah pada headset kamu. Jika ini terjad terlalu lama dan sudah parah, kamu harus membeli baru.

Jadi, pastikan kamu membersihkan bagian dalam headset secara menyeluruh agar tidak ada debu atau kotoran yang tertinggal di dalamnya setelah digunakan. Dan juga bersihkan secara teratur untuk menghindari debu yang menumpuk.

Periksa Kabel Headset

Sering kali ada masalah dengan kabel yang dapat menyebabkan masalah meskipun kamu tidak melihat adanya kerusakan. Jadi, sangat penting untuk selalu memeriksa dan merawat kabel headset kamu.

Misalnya, jika kabel kamu sudah tua dan sering bengkok, hal itu dapat menyebabkan masalah dengan kualitas atau volume suara. Jika tidak berfungsi lagi, coba ganti dengan yang baru dan lihat apakah itu memperbaiki keadaan.

Hubungkan pada Laptop

Menghubungkan headset kamu ke laptop dapat memperbaiki masalah headset yang mati sebelah. Yang kamu butuhkan hanyalah port USB di laptop dan juga koneksi internet yang stabil.

Laptop memiliki speaker internal, jadi saat kamu menyambungkan headset yang rusak ke jack headphone di laptop, audio dari headset akan diputar melalui speaker di laptop alih-alih melalui speaker bawaannya sendiri.

Periksa Setting Audio HP

Jika kamu mengalami masalah dengan headset yang mati atau rusak sebelah, kamu mungkin harus memeriksa pengaturan audio di HP kamu. Karena pengaturan audio dapat mencegah atau memperbaiki banyak masalah umum pada headset.

Kamu dapat memastikannya pada pengaturan audio bahwa perangkat yang benar dipilih sebagai opsi default untuk pemutaran audio. Biasanya akan diberi label “headset” secara otomatis.

Restart HP

Dengan me-restart HP kamu, itu akan mengatur ulang pengaturan hardware dan software ke pengaturan standarnya. Ini termasuk semua pengaturan yang terkait dengan headset kamu, termasuk apakah itu diaktifkan atau tidak.

Sehingga, jika ada masalah dengan headset kamu, seharusnya akan menjadi seperti semula karena semuanya akan diatur ulang.

Demikianlah penjelasan mengenai cara untuk mengatasi headset yang mati sebelah, semoga bermanfaat.

Bukan Sembarang TWS Gaming, JBL Quantum TWS Mengemas Fitur Dual Connection yang Cerdas

Saat mendengar frasa “TWS gaming“, yang tebersit di pikiran saya adalah TWS yang ditujukan untuk para gamer mobile, bukan gamer PC. Dalam konteks ini, definisi gaming itu umumnya diwakili oleh koneksi Bluetooth dengan latensi yang minim, sehingga pada akhirnya audio bisa berjalan sinkron dengan game yang sedang dimainkan (tidak delay).

Namun TWS terbaru dari JBL berikut ini menolak untuk dideskripsikan seperti itu. Ketimbang hanya menarget gamer mobile, perangkat bernama JBL Quantum TWS ini rupanya juga ingin mencuri perhatian kalangan gamer PC maupun konsol. Caranya adalah dengan memberikan opsi koneksi nirkabel ekstra via bantuan dongle USB-C (wireless 2,4 GHz).

Ya, TWS ini cukup unik karena dapat disambungkan ke PC atau konsol seperti headset gaming wireless pada umumnya. Di saat yang sama, ia turut mengemas koneksi Bluetooth seperti hampir semua TWS yang ada di pasaran — versi yang terbaru pula, yakni Bluetooth 5.2. Jadi kalau mau dipakai jalan-jalan di luar pun tidak masalah, apalagi mengingat fisiknya tahan air dengan sertifikasi IPX5.

Istimewanya lagi, dua jenis koneksi yang berbeda itu bisa aktif secara bersamaan. Jadi selagi terhubung ke PC atau konsol via dongle, perangkat juga dapat terhubung ke smartphone via Bluetooth. Alhasil, ketika ada panggilan telepon yang masuk, pengguna bisa langsung menerimanya tanpa perlu repot-repot berganti koneksi. Setelahnya, sesi gaming pun bisa langsung dilanjutkan karena koneksi perangkatnya memang tidak pernah terputus.

Kecanggihan JBL Quantum TWS tidak berhenti sampai di situ saja, sebab ia turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) yang adaptif, yang dapat berubah-ubah sendiri intensitasnya berdasarkan seberapa riuh kondisi di sekitar. Sebaliknya, ketika sedang berada di luar dan perlu mendengarkan suara-suara di sekitar, pengguna dapat mengaktifkan fitur ambient mode, yang juga bisa diatur intensitasnya.

Mengikuti tren terkini, JBL tidak lupa membekali Quantum TWS dengan dukungan teknologi spatial audio rancangannya sendiri. Dalam sekali charge, baterainya dipercaya bisa tahan sampai 8 jam pemakaian, sementara charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat hingga sebanyak dua kali (total 24 jam).

Di Amerika Serikat, JBL Quantum TWS kabarnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang dengan harga $175. Sejauh ini masih belum ada informasi terkait ketersediaannya di pasar tanah air.

Sumber: JBL via What Hi-Fi.

CES 2022: HyperX Luncurkan Headset, Mouse, dan Keyboard Gaming Baru

Seperti brand besar lainnya, HP juga memanfaatkan ajang CES 2022 untuk mengumumkan sederet produk baru. Begitu pula divisi periferal gaming-nya, HyperX. Di acara tahunan tersebut, HyperX menyingkap enam periferal baru yang akan diluncurkan tahun ini.

Tipikal HyperX, headset tetap menjadi kekuatan utamanya. Alhasil, tidak kaget kalau separuh dari semua produk barunya merupakan headset gaming.

HyperX Cloud Alpha Wireless dan dua headset gaming lain

HyperX Cloud Alpha / HP

Menurut HyperX, Cloud Alpha Wireless merupakan headset gaming nirkabel dengan daya tahan baterai terlama, hingga 300 jam nonstop dalam sekali pengisian. Tentu saja angka tersebut bisa bervariasi tergantung cara kita menggunakannya, serta faktor-faktor seperti volume suara. HyperX sendiri bilang angka tersebut didapat berdasarkan pengujian dengan volume 50 persen.

Namun baterai yang awet bukan satu-satunya keunggulan utama headset ini. Seperti Cloud Alpha standar, versi nirkabelnya ini turut mengemas driver 50 mm dan teknologi Dual Chamber untuk menghasilkan output suara yang lebih dinamis, tapi dengan sedikit modifikasi agar rancangannya bisa lebih tipis sekaligus lebih ringan — dengan mikrofon terpasang, bobot Cloud Alpha Wireless cuma sekitar 335 gram. Meski begitu, HyperX memastikan kualitas suara yang dihasilkan tidak kalah dari versi aslinya yang berkabel.

Mengikuti tren, HyperX tidak lupa menyematkan dukungan teknologi spatial audio DTS Headphone:X ke Cloud Alpha Wireless. Perangkat ini kabarnya akan dipasarkan seharga $200 mulai bulan Februari mendatang.

HyperX Cloud Core / HP

Dua headset baru lain yang diluncurkan adalah Cloud II dan Cloud Core, masing-masing merupakan versi berkabel dari headset gaming wireless yang bernama sama. Untuk Cloud Core, versi wireless-nya sendiri baru dirilis pada bulan November lalu, dan salah satu fitur andalannya juga adalah dukungan teknologi DTS Headphone:X tadi.

Tanpa harus terkejut, keduanya dibanderol lebih terjangkau daripada versi wireless-nya. Cloud II bakal dipasarkan seharga $100 mulai Maret, sementara Cloud Core seharga $70 mulai bulan Januari ini juga.

HyperX Clutch Wireless Gaming Controller

HyperX Clutch / HP

Controller atau gamepad biasanya dibedakan antara yang dirancang untuk PC dan smartphone. Namun terkadang, ada pula yang diciptakan untuk semua, contohnya seperti gamepad perdana HyperX berikut ini. Buat PC, ia dapat dihubungkan via kabel USB atau secara nirkabel dengan bantuan dongle USB 2,4 GHz. Buat smartphone, ada koneksi Bluetooth 4.2 yang menanti untuk disambungkan.

Sebagai bonus, Clutch turut dibekali penjepit smartphone yang bisa diatur lebarnya dari 41 mm sampai 86 mm. Dalam sekali charge, Clutch bisa beroperasi sampai sekitar 19 jam pemakaian. Gamepad ini rencananya akan dijual seharga $50 mulai bulan Maret.

HyperX Pulsefire Haste Wireless dan Alloy Origins 65

HyperX Pulsefire Haste Wireless / HP

Dua periferal yang terakhir adalah mouse gaming nirkabel dan mechanical keyboard. Kalau nama Pulsefire Haste terdengar familier, itu karena Anda pernah tahu versi wired-nya yang mengemas desain honeycomb dan berbobot sangat ringan. Versi wireless-nya ini tidak terpaut jauh perkara bobot — cuma 61 gram — tapi yang istimewa adalah, ia tahan debu dan air dengan sertifikasi IP55.

Switch yang tertanam juga berbeda, yakni switch TTC Golden dengan klaim ketahanan hingga 80 juta klik. Dalam posisi terisi penuh, baterainya bisa tahan sampai 100 jam pemakaian. Dihargai $80, penjualan Pulsefire Haste Wireless dijadwalkan berlangsung mulai Februari.

HyperX Alloy Origins 65 / HP

Beralih ke Alloy Origins 65, ini merupakan mechanical keyboard dengan layout 65% sesuai namanya. Tidak seperti layout 60%, layout 65% masih dilengkapi tombol arah panah lengkap, serta sejumlah tombol lain seperti Delete, Page Up, dan Page Down.

HyperX memberikan dua opsi mechanical switch, linear atau taktil, dua-duanya rancangan mereka sendiri dengan klaim ‘usia pakai’ hingga 80 juta klik. Keycaps yang digunakan berbahan PBT, dan tentu saja tembus LED sehingga pencahayaan RGB-nya bisa menari-nari tanpa gangguan. Harganya $100, dan penjualannya juga akan berlangsung mulai Februari.

Sumber: HP.

Review-Jabra-Evolve2-75-1

[Review] Jabra Evolve2 75, Unggulkan ANC & Boom Arm Mikrofon Untuk Kerja Hybrid

Bekerja dari jarak jauh di rumah maupun model hybrid, perlu didukung perangkat kerja dengan teknologi yang memadai. Hal ini penting agar dapat bekerja secara fleksibel dan tetap produktif di manapun berada.

Mulai dari laptop, tak hanya berkinerja kencang, laptop untuk pekerja hybrid juga mesti portabel, punya masa pakai seharian, dan kualitas webcam yang baik. Untuk memastikan segala bentuk komunikasi secara online berjalan lancar, headset menjadi perangkat wajib sebagai pendamping laptop.

DailySocial Gadget telah kedatangan headset terbaru dari Jabra yakni Evolve2 75. Headset ini hadir untuk mengakomodasi kebutuhan tren bekerja secara hybrid, terutama buat mereka yang punya jadwal rapat virtual atau online yang sangat padat.

Dijual dengan harga Rp6 juta, Evolve2 75 menawarkan fitur unggulan seperti Active Noise Cancellation (ANC) dan boom arm mikrofon yang tersembunyi dengan baik. Saya telah menggunakannya sekitar satu minggu untuk menunjang kegiatan bekerja dari rumah, berikut review Jabra Evolve2 75 selengkapnya.

Dual Connectivity

Ketika Jabra Evolve2 75 tiba di rumah, persiapan yang saya lakukan adalah menghubungkan headset ini ke smartphone dan laptop. Nah berkat fitur dual connectivity, Evolve2 75 dapat terhubung dengan keduanya sekaligus secara bersamaan. Sangat praktis.

Pairing ke smartphone Android prosesnya sangat mudah karena sudah mendukung Google Fast Pair. Saya juga menginstal aplikasi Jabra Sound+ di smartphone untuk menyesuaikan level ANC dan mengakses fitur lanjutan lainnya.

Untuk terhubung ke laptop, tinggal colok dongle USB-A yang terdapat pada paket penjualan dengan jangkauan nirkabel mencapai 30 meter atau melalui Bluetooth tanpa adaptor tetapi dengan pengalaman terbatas. Kita memerlukan adaptor ini untuk menikmati fungsionalitas penuh dari software PC Jabra Direct .

Saya juga menginstal Jabra Direct di laptop, secara default menampilkan beberapa tab seperti device, Bluetooth, update, setting, feedback, dan help. Pada tab device, opsi ini menunjukkan status koneksi headset ke berbagai aplikasi video conference yang didukung. Di laptop saya, Microsoft Teams dan Zoom telah didukung penuh oleh Evolve2 75.

Desain

Review-Jabra-Evolve2-75-5

Dirancang untuk meningkatkan produktivitas bekerja secara hybrid, ukuran headset dengan desain on-ear ini terbilang ringkas dan ringan dengan bobot hanya sekitar 197 gram. Unit Evolve2 75 yang saya review merupakan varian Microsoft Teams dengan warna hitam yang tampak elegan, serta dilengkapi dongle USB-A dan charging stand.

Ia memiliki penutup telinga ergonomis dengan bahan kulit sintesis. Bantalan telinganya menggunakan teknologi dual-foam untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi tekanan pada telinga sehingga nyaman dipakai selama berjam-jam.

Desainnya dioptimalkan dengan lengkungan dan lapisan ikat kepala yang membuat headset tetap berada di tempatnya dengan aman. Desain bantalan telinga pada Evolve2 75 juga ditujukan untuk meningkatkan kinerja ANC guna memaksimalkan kenyamanan tanpa harus berkompromi pada masalah suara.

Pada earcup sebelah kanan terdapat tombol khusus dengan logo Microsoft Teams di tengahnya. Boom arm mikrofon yang bisa ditarik, lampu indikator yang disebut busylight dengan visibilitas 360º, dan tiga tombol untuk menyesuaikan volume, beralih ke trek berikutnya/sebelumnya, dan putar/jeda.

Sementara, pada earcup sebelah kiri dapat ditemukan tombol ‘HearThrough‘ yang memungkinkan mendengarkan suara di sekitar tanpa harus melepas headset. Terus ada tuas daya on/off dan Bluetooth, port USB-C, dan lampu indikator. Earcup-nya dapat diputar sekitar 135 derajat dan Jabra melengkapinya dengan tas khusus sehingga mudah disimpan dan dibawa saat bepergian.

Active Noise Cancellation 

Evolve2 75 merupakan headset Jabra pertama dari lini Evolve yang menyematkan fitur Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan dengan leluasa. Kita bisa mengatur besar kecilnya noise dari lingkungan sekitar yang terdengar ketika menggunakan headset, tersedia empat level ANC yang bisa dipilih lewat aplikasi Jabra Sound+ dari smartphone.

Adanya fitur ANC ini secara drastis dapat meningkatkan pengalaman video conference yang lebih baik, karena memungkinkan mendengar lawan bicara dengan lebih jelas, bahkan dalam situasi yang berisik. Saya memanfaatkan ANC ini untuk meningkatkan konsentrasi dalam bekerja, putar playlist ‘focus’ dengan lirih di Spotify, sambil ANC memblokir kebisingan di sekitar.

Seperti ANC, fitur HearThrough juga dapat disesuaikan sebanyak empat level di Jabra Sound+. Aplikasi ini juga menyediakan personalisasi pengaturan suara yakni enam music preset seperti neutral, speech, bass boost, treble boost, smooth, dan energize, Anda juga dapat menyesuaikan sendiri equalizer-nya.

Kemampuan musik pada Evolve2 75 ditopang oleh speaker 40mm dan teknologi AAC codec. Untuk mendengarkan musik, masa pakai baterainya mencapai 36 jam atau 33 jam dengan ANC aktif dan waktu bicaranya mendukung hingga 25 jam atau 19 jam dengan ANC dan busylight aktif.

Boom Arm Mikrofon

Review-Jabra-Evolve2-75-8

ANC adalah fitur unggulan yang sudah semestinya ada pada headset kelas atas dan daya tarik pembeda pada Evolve2 75 adalah kualitas mikrofon premium dengan boom arm mikrofon yang dapat ditarik lebih dekat ke mulut.

Tangkai (arm) ini juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Microsoft Open Office. Ketika boom arm diputar ke posisi performance mode, maka dapat secara efektif mengeliminasi suara sekitar di ruang terbuka atau di dalam ruangan yang bising.

Boom arm pada Evolve2 75 ukurannya 33 persen lebih pendek dari pendahulunya, serta dilengkapi dengan fitur mute (saat dilipat) dan auto answer (saat dibuka). Ketika boom arm disembunyikan, headset akan beralih ke discreet mode.

Headset ini juga dibekali dengan teknologi 8-mikrofon yang bekerja dengan algoritma triple chipset yang mampu membedakan antara suara pengguna dengan kebisingan sekitar ketika headset sedang dipergunakan dengan presisi terbaik, sehingga suara yang dihasilkan ketika melakukan panggilan akan terdengar tajam.

Verdict

Hadir di tengah ramainya gempuran produk TWS yang saat ini sangat digemari, Jabra Evolve2 75 harus bersaing ekstra ketat dengan model TWS premium yang juga merupakan perangkat ideal untuk menunjang aktivitas kerja secara hybrid. Meski penggunaan TWS jauh lebih praktis, namun Evolve2 75 mengedepankan faktor kenyamanan dan kualitas mikrofon yang superior.

Ia punya desain on-ear yang ringkas dan ringan dengan teknologi dual-foam yang sangat nyaman bahkan setelah dipakai berjam-jam. Kombinasi fitur ANC dan boom arm mikrofon sangat membantu memperlancar komunikasi yang terjadi secara online, pengguna dapat mendengar dan didengar dengan sama jelasnya.

Sekali lagi, Jabra Evolve2 75 dirancang untuk pekerja hybrid dengan mobilitas tinggi dan punya jadwal meeting virtual yang sangat padat. Headset ini telah tersertifikasi pada seluruh platform UC utama termasuk Microsoft Teams dan Zoom.

Sparks

  • Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan lewat aplikasi Jabra Sound+
  • Boom arm mikrofon yang dapat ditarik
  • Dilengkapi tombol khusus untuk fitur HearThrough
  • Desain sangat nyaman dengan teknologi dual-foam

Slacks

  • Harga relatif cukup mahal Rp6 juta
  • Tanpa opsi kabel dan port 3,5mm

Jabra Hadirkan Headset Evolve2 75, Disiapkan Untuk Menunjang Sistem Kerja Hybrid

Sudah sekitar dua tahun sejak tren bekerja dari rumah dimulai. Kini setelah kondisi pandemi covid-19 terkendali, beberapa perusahaan mulai mengadopsi model kerja hybrid.

Berdasarkan survei McKinsey 2021. Diperkirakan 90% pekerja eksekutif memproyeksikan adanya adaptasi sistem bekerja secara hybrid untuk diimplementasikan secara lebih masif dalam waktu dekat.

Sementara, riset Jabra Hybrid Working Knowledge Worker Report 2021 menyebutkan bahwa 68% di antara karyawan menganggap bahwa kerja yang ideal terdiri atas perpaduan dari sistem bekerja secara remote di rumah dan juga di kantor.

Melonjaknya praktik model kerja baru ini perlu juga diimbangi dengan inovasi perangkat kerja yang mendukung. Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan pasar Indonesia akan perangkat kerja profesional, Jabra meluncurkan headset terbaru dari lini Evolve, yang menyediakan berbagai jenis headset untuk segmen pengguna enterprise, yakni Evolve2 75 dan dibanderol Rp6 juta.

Riset Global Jabra 2021 tentang Hybrid Working juga menunjukkan bahwa 85% pekerja mengatakan bahwa mereka dapat lebih nyaman dalam bekerja ketika mereka merasa didukung dengan kualitas audio, video, dan konektivitas yang baik.

Evolve2 75 secara khusus dirancang untuk meningkatkan kemudahan bekerja secara fleksibel dan tersertifikasi pada seluruh platform UC utama. Ia mengedepankan faktor kenyamanan, kebutuhan konsentrasi, dan kolaborasi. Ketiga hal tersebut kerap menjadi tantangan terbesar dalam penerapan model kerja hybrid.

Untuk Evolve2 75, Jabra telah merancang penutup telinga secara ergonomis, dengan bahan kulit buatan, dan bantalan ganda untuk meningkatkan sirkulasi udara serta mengurangi tekanan pada telinga. Juga dioptimalkan dengan lengkungan dan lapisan ikat kepala yang membuat headset tetap berada di tempatnya dengan aman.

Desain Evolve2 75 juga ditujukan untuk meningkatkan performa fitur active noise cancellation, guna memaksimalkan kenyamanan tanpa harus berkompromi pada masalah suara. Ya, Evolve2 75 merupakan headset pertama dari lini headset Jabra Evolve yang menyematkan fitur Jabra Advanced Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur besar kecilnya noise dari lingkungan sekitar yang terdengar ketika menggunakan headset. Ada tombol ‘HearThrough’ yang memungkinkan pengguna mendengar suara di sekitar ketika dibutuhkan tanpa harus melepaskan headset.

Selain itu, fitur mute dan auto answer pada boom arm yang ada di perangkat baru ini 33 persen lebih pendek dari desain perangkat Evolve 75 terdahulu. Tangkai (arm) ini juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Microsoft Open Office, ketika boom arm diputar ke posisi performance mode.

Fitur ini secara efektif dapat mengeliminasi suara sekitar di ruang terbuka atau di dalam ruangan yang bising. Boom arm dapat dengan mudah dilipat ketika diperlukan, dan untuk panggilan dengan kualitas audio yang baik ketika boom arm ‘disembunyikan’, headset dilengkapi fitur discreet mode.

Headset ini juga dibekali dengan teknologi 8-mikrofon yang bekerja dengan algoritma triple chipset Jabra. Teknologi ini mampu membedakan antara suara pengguna dengan kebisingan sekitar, memastikan suara yang dihasilkan ketika melakukan panggilan terdengar tajam.

Terakhir, jangkauan nirkabelnya mencakup 30 meter dan dibekali konektivitas ganda yang memungkinkan terhubung baik ke laptop maupun smartphone. Masa pakai baterainya hingga 25 jam waktu bicara atau 36 jam untuk mendengarkan musik, serta dilengkapi teknologi charge-and-talk dan kemampuan pengisian cepat baru.

Beyerdynamic Luncurkan Dua Headset Gaming Baru, MMX 100 dan MMX 150

Veteran audio asal Jerman, Beyerdynamic, kembali meluncurkan headset gaming baru. Bukan cuma satu, melainkan dua sekaligus, yakni MMX 100 dan MMX 150.

MMX 100 merupakan headset gaming analog yang ideal untuk pengguna console (karena bisa langsung dicolokkan ke controller), sementara MMX 150 didedikasikan untuk gamer PC berkat koneksi USB dan sound card terintegrasinya.

Kedua headset sama-sama mengemas driver berdiameter 40 mm yang telah dioptimalkan untuk menghasilkan “suara yang jernih dan presisi di semua genre“. Maksud kata presisi di sini tentu merujuk pada aspek positioning yang krusial dalam game FPS kompetitif, serta mampu menambah kesan immersive dalam game RPG.

Pengalaman panjang Beyerdynamic di industri audio yang hampir satu abad tak hanya ditumpahkan ke output-nya, melainkan juga input. Baik MMX 100 maupun MMX 150 sama-sama dibekali mikrofon cardioid yang dijuluki Meta Voice (tidak ada hubungannya sama sekali dengan Facebook).

Detachable mic dengan kapsul sebesar 9,9 mm ini diyakini mampu meredam suara-suara latar yang mengganggu selagi di saat yang sama masih mempertahankan kesan natural pada suara pengguna yang ditangkap. Supaya memudahkan, Beyerdynamic tak lupa menyematkan tombol fisik untuk mute/unmute di earcup sebelah kiri, persis di depan kenop volumenya.

Khusus pada MMX 150, ada fitur ekstra bernama Augmented Mode. Fitur ini pada dasarnya memiliki cara kerja serupa seperti fitur transparency mode atau ambient mode di berbagai TWS noise cancelling, yakni membiarkan suara-suara yang ada di sekitar pengguna masuk. Dengan begitu, pengguna tetap bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya tanpa perlu melepas headset sama sekali.

Secara estetika, kedua headset punya penampilan yang hampir identik, dengan bantalan telinga membulat yang dilapisi kulit sintetis. Konstruksinya sendiri banyak mengandalkan aluminium, dan bobot keduanya sama-sama berada di kisaran 300 gram.

Di pasar Amerika Serikat, Beyerdynamic MMX 100 dan MMX 150 saat ini telah dijual masing-masing seharga $99 dan $149. Keduanya sama-sama tersedia dalam pilihan warna hitam atau abu-abu.

Sumber: Pocket-lint dan Beyerdynamic.

Dibanderol $100, HyperX Cloud Core Wireless Unggulkan Teknologi Spatial Audio DTS Headphone:X

Belum lama ini, HyperX mengumumkan bahwa mereka telah menjual lebih dari 20 juta headset gaming. Tanpa perlu menunggu lama, produsen periferal yang kini merupakan anak perusahaan HP tersebut kembali meluncurkan headset gaming anyar, yakni Cloud Core Wireless.

Headset ini pada dasarnya merupakan jawaban HyperX terhadap tren spatial audio yang sedang naik daun belakangan ini. Jadi ketimbang sebatas memotong kabel dan menambahkan konektivitas nirkabel dengan jangkauan 20 meter, HyperX turut menyematkan teknologi spatial audio DTS Headphone:X pada Cloud Core Wireless.

Spatial audio atau 3D audio akhir-akhir ini terus menjadi bahan pembicaraan berkat kemampuannya meningkatkan sensasi immersive selama sesi bermain atau menonton. DTS pun bukan satu-satunya perusahaan yang menawarkan teknologi ini; yang mungkin lebih dikenal oleh banyak orang adalah Dolby Atmos, yang bisa kita temukan di Corsair HS80. Alternatifnya, konsumen juga bisa memanfaatkan solusi berbasis software seperti THX Spatial Audio.

Kembali ke Cloud Core Wireless, headset ini mempertahankan beberapa keunggulan yang selama ini membuat nama HyperX dipuji-puji, mulai dari konstruksi aluminium yang kokoh, sampai unit driver besar dengan diameter 53 mm. Tidak kalah penting adalah mikrofon noise cancelling yang dapat dilepas-pasang, serta yang sudah memenuhi sertifikasi dari Discord dan TeamSpeak.

Secara desain, headset ini mungkin kelihatan agak kuno jika dibandingkan dengan penawaran sekelas dari pabrikan-pabrikan lain, akan tetapi setidaknya ia sudah mengadopsi USB-C sebagai colokan untuk charging-nya. Baterainya sendiri diyakini mampu bertahan hingga 20 jam pemakaian dalam sekali pengisian.

Di Amerika Serikat, HyperX Cloud Core Wireless saat ini telah dipasarkan dengan banderol $100, cukup terjangkau untuk ukuran headset gaming nirkabel. Bagi yang menginginkan opsi headset gaming wireless lain, Anda bisa melihat beberapa rekomendasinya di artikel ini.

Sumber: Business Wire.

10 Headset Gaming Wireless Pilihan yang Bisa Dibeli di Indonesia

Dibanding keyboard atau mouse, headset nirkabel mungkin bisa memberikan nilai praktis yang lebih besar. Contoh sederhana saja, seandainya kita hendak buang air di tengah-tengah sesi gaming, headset-nya bisa tetap kita pakai selagi menuju ke toilet. Keyboard dan mouse di sisi lain pasti akan tetap kita tinggal di atas meja, mau wired ataupun wireless.

Dari situ tidak berlebihan seandainya headset wireless menjadi prioritas buat kebanyakan gamer. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, apa saja faktor yang harus diperhatikan dalam memilih sebuah headset gaming wireless?

Supaya tidak kehilangan nilai praktisnya, sebuah headset gaming wireless haruslah mempunyai daya tahan baterai yang cukup awet dan koneksi yang stabil. Karena kalau dua aspek itu jelek, maka perangkat malah bisa jadi lebih merepotkan ketimbang versi berkabelnya.

Namanya produk audio, kualitas suaranya tentu juga harus baik. Tanpa perlu basa-basi terlalu panjang, berikut adalah 10 headset gaming wireless pilihan yang bisa Anda beli di Indonesia.

1. Razer BlackShark V2 Pro

Berbekal driver TriForce Titanium 50 mm yang sangat cekatan mengolah sinyal audio di tiga tingkatan frekuensi secara terpisah (bass, mid, treble), BlackShark V2 Pro menawarkan kualitas suara terbaik dari seluruh jajaran perangkat audio milik Razer. Belum lagi dukungan teknologi THX Spatial Audio untuk membantu menyempurnakan positioning di berbagai judul game kompetitif.

Dalam sekali charge, headset seharga Rp2.999.000 ini bisa beroperasi sampai 24 jam nonstop. Desainnya tampak premium sekaligus fungsional, dengan sebuah kenop putar di sisi kiri untuk mengatur volume. Selain hitam, ia juga tersedia dalam warna putih.

Link pembelian: Razer BlackShark V2 Pro

2. Razer Barracuda X

Kalau BlackShark V2 Pro terasa kemahalan, Barracuda X yang dibanderol seharga Rp1.699.000 ini bisa jadi alternatif. Keunikannya terletak pada dongle USB-C yang disertakan dalam paket pembeliannya, yang tak hanya kompatibel dengan PC atau PlayStation, melainkan juga Nintendo Switch dan sejumlah perangkat Android.

Di angka 250 gram, bobotnya termasuk ringan untuk ukuran headset gaming nirkabel, dan Razer pun tak lupa membekalinya dengan bantalan telinga berlapis kain breathable agar perangkat bisa lebih nyaman lagi digunakan dalam durasi yang lama. Baterainya sendiri diklaim tahan sampai 20 jam per charge.

Link pembelian: Razer Barracuda X

3. Logitech G Pro X Wireless

Sebagai penawaran paling high-end dari Logitech, headset ini menjanjikan kualitas suara yang sangat baik lewat sepasang driver Pro-G 50 mm miliknya. Dengan banderol Rp2.799.000, tidak mengherankan apabila headset ini menggunakan perpaduan bahan baja dan aluminium pada kerangkanya.

Selain suara yang pengguna dengar, G Pro X Wireless juga menempatkan prioritas ekstra pada suara yang ditangkapnya. Berbekal integrasi teknologi Blue Vo!ce, kinerja mikrofonnya bisa diutak-atik dengan opsi pengaturan yang sangat merinci, sangat cocok buat yang ingin suaranya terdengar profesional. Terkait baterainya, ia hanya perlu di-charge setiap 20 jam sekali.

Link pembelian: Logitech G Pro X Wireless

4. Logitech G733 Lightspeed

Tidak bisa dimungkiri, penampilan yang stylish merupakan salah satu nilai jual utama dari headset ini. Kenyamanan juga jadi faktor lain yang diutamakan, dengan karet suspensi yang menggantikan bantalan agar pengguna tidak merasa bagian kepalanya terlalu terbebani.

Label “Lightspeed” pada namanya merujuk pada teknologi nirkabel yang digunakan, yang tak cuma menawarkan latensi yang rendah, tetapi juga jangkauan koneksi yang jauh (maksimal 20 meter) dan konsumsi daya yang efisien. Dalam sekali pengisian, baterainya cukup untuk 29 jam pemakaian, atau sampai 20 jam kalau lampu RGB-nya dibiarkan menyala terus.

Link pembelian: Logitech G733 Lightspeed

5. Logitech G435 Lightspeed

Headset gaming nirkabel tidak harus mahal, dan perangkat ini adalah bukti nyatanya. Dijual seharga Rp929.000 saja, headset ini menawarkan koneksi wireless 2,4 GHz (Lightspeed) dan Bluetooth sekaligus. Murah tapi fiturnya tetap lengkap, kira-kira begitu premis utama yang disuguhkan oleh headset ini.

Bobotnya sangat ringan di angka 165 gram, sementara baterainya cukup untuk pemakaian selama 18 jam per charge. Satu hal yang terkesan tidak umum dari headset ini adalah, ketimbang mengandalkan boom mic, ia mengemas mikrofon yang tertanam langsung di bagian earcup.

Perangkat ini kabarnya akan dijual mulai bulan November 2021 ini juga, tapi masih belum tersedia saat artikel ini ditayangkan. Jadi, pantau terus saja official store Logitech agar tidak kehabisan.

6. HyperX Cloud II Wireless

Desainnya mungkin kelihatan agak kuno jika dibandingkan dengan headset lain di artikel ini, akan tetapi itu berarti Cloud II Wireless sudah sangat teruji perihal kenyamanan dan ketahanan, terutama jika melihat popularitas versi berkabelnya selama ini.

Dipadukan dengan kinerja audio yang mumpuni dan daya tahan baterai hingga 30 jam pemakaian, wajar apabila headset ini kerap menjadi rekomendasi para reviewer. Harganya? Rp2.490.000.

Link pembelian: HyperX Cloud II Wireless

7. Corsair HS80 RGB Wireless

Tren spatial audio terus bertambah populer selama tahun 2021 ini, dan produsen periferal gaming pun dengan cepat beradaptasi. Lihat saja penawaran terbaru Corsair ini, yang datang membawa dukungan teknologi Dolby Atmos dan Tempest 3D AudioTech milik PlayStation 5 sekaligus.

Kinerja audionya sendiri disokong oleh sepasang driver berdiameter 50 mm, sementara baterainya cukup untuk penggunaan selama 20 jam dalam sekali pengisian. Tertarik? Sediakan modal sebesar Rp2.099.000.

Link pembelian: Corsair HS80 RGB Wireless

8. SteelSeries Arctis 1 Wireless

Seperti halnya Barracuda X dari Razer, Arctis 1 Wireless juga datang bersama dongle USB-C sehingga ia dapat terhubung ke berbagai jenis perangkat tanpa harus terkendala latensi tinggi yang bisa didapat jika mengandalkan Bluetooth. Harganya pun juga nyaris sama persis: Rp1.695.000.

Meski cukup terjangkau, Arctis 1 Wireless tetap menjanjikan kualitas suara yang setara dengan kakak-kakaknya yang lebih mahal berkat penggunaan driver 40 mm yang sama. Buat para pemilik PS5, SteelSeries memastikan bahwa headset ini sepenuhnya kompatibel dengan teknologi 3D audio milik konsol tersebut.

Link pembelian: SteelSeries Arctis 1 Wireless

9. Cooler Master MH670

Dijual seharga Rp1.490.000, Cooler Master MH670 menawarkan berbagai keunggulan seperti driver 50 mm, desain yang sleek, dan daya tahan baterai sampai 25 jam.

Perangkat mengandalkan dongle USB-A standar, akan tetapi Cooler Master cukup murah hati dan menyertakan adaptor USB-C, sehingga ia juga bisa digunakan bersama sejumlah perangkat Android ataupun Nintendo Switch.

Link pembelian: Cooler Master MH670

10. JBL Quantum 800

Paling unik di antara yang lain, JBL Quantum 800 hadir membawa fitur active noise cancellation (ANC) untuk mengeliminasi suara di sekitar yang menganggu secara lebih efektif lagi. Sayang itu berarti daya tahan baterainya juga harus sedikit dikorbankan hingga menjadi 14 jam per charge.

Selain di PC, JBL Quantum 800 juga dapat digunakan di smartphone berkat dua tipe koneksi nirkabel yang diusungnya: 2,4 GHz via dongle atau Bluetooth 5.0. Ukuran headset ini cukup bongsor, jadi tidak mengherankan jika JBL menyematkan driver berdiameter 50 mm ke dalamnya. Perangkat saat ini bisa dibeli seharga Rp3.039.200.

Link pembelian: JBL Quantum 800