Tag Archives: henky prihatna

Discovering the Mission Behind Northstar Group and Google’s Joint Business Plan

In 2021, Northstar and Google have agreed to form a joint business plan. It’s to focus on accelerating the growth of the digital economy in Southeast Asia.

Northstar Group‘s Director, Henky Prihatna said to DailySocial that the two companies will share roles. As a private equity firm, Northstar will focus on investing and allocating resources to provide local market knowledge. While Google will help a lot on the technology part, it also teaches best practices from global case studies.

“The combination is necessary for entrepreneurs in Indonesia. A successful startup does not only need a good founder but also has to understand the ‘know-how’. At this point, we will share useful insights according to our experience and observations,” Henky said.

In the initial phase, Northstar and Google will first test it. Therefore, it’ll be focused on the existing portfolios. He also said that the big vision of this joint business plan is to deliver to a new unicorn in Southeast Asia for verticals outside the existing ones.

“The stage [startup] is actually flexible, but because it is still new, we want to pilot the project to startups that are already running [later stage]. Because this is also Google’s first collaboration with venture capital,” he added.

Apart from nurturing their existing businesses, they will also assist traditional companies to run digital transformation. As a general note, Northstar not only invests in technology companies but also embraces consumer and financial sectors.

“This collaboration is expected to generate new entrepreneurs. As we all know, Google has various accelerator programs and business education. We are also often involved in startup development programs. We are discussing joint programs that can later be implemented for this purpose,” Henky said.

In an official release, Google Indonesia’s Managing Director Randy Jusuf said, “At Google, we want to continue to support digital transformation through collaboration with stakeholders and encouraging the development of the startup community through the Google for Startups initiative. It is an honor for us to work with Northstar Group and support their investment in startups through platforms such as Google Ads and Google Cloud. ”

Northstar Group’s Chief Investment Officer Tan Choon Hong also gave his speech, “With the support of partners of the caliber of Google, we hope to help our portfolio to continue to adapt and maximize new opportunities in the future. This collaboration with Google is also part of our commitment to drive the Northstar portfolio’s growth. ”

Northstar alone since 2003 has managed about $2.2 billion in funds and is one of the largest investors in the region. In the Indonesian startup ecosystem, they invest in several startups such as Gojek, Zenius, and eFishery. They also have a Northstar Foundation unit that focuses on investing in social impact enterprises.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Joint Business Plan Northstar Group dan Google

Mendalami Misi “Joint Business Plan” Northstar Group dan Google

Tahun 2021 ini, Northstar dan Google sepakat membentuk joint business plan. Fokusnya untuk bersama-sama mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.

Kepada DailySocial, Direktur Northstar Group Henky Prihatna mengatakan bahwa kedua perusahaan akan berbagi peran. Sebagai private equity firm, Northstar akan fokus pada investasi dan mengalokasikan sumber daya untuk memberikan pengetahuan pasar lokal. Sementara Google akan banyak membantu di unsur teknologi, juga mengajarkan praktik terbaik dari studi kasus global.

“Kombinasi ini diperlukan untuk entrepreneur di Indonesia. Karena startup yang sukses tidak hanya butuh founder-nya bagus saja, tapi juga harus paham ‘know-how’-nya. Dari sini kami akan sharing insight yang bermanfaat sesuai dengan pengalaman dan pengamatan kami,” ujar Henky.

Di fase awal, Northstar dan Google akan melakukan uji coba dulu. Sehingga masih berfokus pada jajaran portofolio yang sudah ada. Ia turut menuturkan, visi besar dari joint business plan ini adalah melahirkan unicorn baru di Asia Tenggara untuk vertikal-vertikal di luar yang sudah ada.

“Untuk stage [startup] sebenarnya fleksibel, tapi karena saat ini masih baru, kita mau pilot project ke startup yang sudah jalan [later stage]. Karena ini juga jadi kerja sama pertama Google dengan venture capital,” imbuhnya.

Selain memupuk bisnis yang sudah ada mereka juga akan membantu perusahaan yang masih tradisional untuk melakukan transformasi digital. Seperti diketahui, bahwa Northstar tidak hanya berinvestasi pada perusahaan teknologi, namun mereka juga merangkul dua sektor lainnya, yakni konsumer dan finansial.

“Kerja sama ini juga diharapkan memunculkan pengusaha-pengusaha baru. Seperti kita tahu, Google punya berbagai program akselerator dan edukasi bisnis, kami pun juga sering involved ke dalam program-program pengembangan startup. Sedang didiskusikan program-program bersama yang nanti bisa dijalankan untuk tujuan tersebut,” kata Henky.

Dalam rilis yang diterbitkan, Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menyampaikan, “Di Google, kami ingin terus mendukung transformasi digital melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dan mendorong pengembangan komunitas startup melalui inisiatif Google for Startups. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami untuk bekerja sama dengan Northstar Group dan mendukung investasi mereka pada startup melalui platform seperti Google Ads dan Google Cloud.”

Chief Investment Officer Northstar Group Tan Choon Hong juga memberikan sambutannya, “Dengan dukungan dari partner sekaliber Google, kami berharap bisa membantu portofolio kami untuk terus beradaptasi dan memaksimalkan peluang baru ke depannya. Kolaborasi dengan Google ini juga merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendorong pertumbuhan perusahaan portofolio Northstar.”

Northstar sendiri sejak tahun 2003 telah mengelola dana sekitar $2,2 miliar, dan menjadi salah satu investor terbesar di regional. Di ekosistem startup Indonesia, mereka berinvestasi ke beberapa startup seperti Gojek, Zenius, dan eFishery. Mereka juga memiliki unit Northstar Foundation yang fokus memberikan investasi pada usaha berdampak sosial.

Google: Sepanjang Ramadhan Pencarian Naik 28 Persen, Pengeluaran Naik 30%

Google hari ini merilis data perilaku konsumen sepanjang Ramadhan 2016 sebagai acuan menyambut Ramadhan tahun ini. Secara umum, Ramadhan dipersepsikan sebagai bulan paling tinggi untuk urusan trafik dan pengeluaran. Data Google menyebutkan penelusuran melalui mesin pencariannya naik 28% dibanding hari lainnya. Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia juga menunjukkan pengeluaran, baik online maupun offline, naik 30% di periode yang sama.

“Bahkan orang-orang yang biasanya tidak berbelanja online, akan membeli sesuatu dari internet selama bulan Ramadan. Bagi para pengiklan, tentunya momen ini sangat penting. Perusahaan juga harus memastikan brand mereka unggul selama periode ini,” ungkap Head of E-Commerce Google Indonesia Henky Prihatna.

Pihak layanan e-commerce mengamini data yang disuguhkan Google tersebut. Pihak Blanja dan Blibli menyebutkan data penjualan yang mereka miliki tak jauh berbeda dengan hasil penelusuran Google tersebut. Salah satu yang menarik adalah meningkatnya penjualan rice cooker di awal Ramadhan. Sektor lain yang juga meningkat adalah penjualan smartphone dan produk fashion.

CEO Blanja Aulia E. Marinto menyebutkan fokus Blanja tahun ini, termasuk saat Ramadhan dan Lebaran, adalah produk-produk Telkom Group, produk eBay, dan produk-produk BUMN. Di lain pihak, VP Marketing Blibli Ayu Fajar memastikan pihaknya tetap akan fokus di produk-produk fashion menyambut periode Ramadhan tahun ini.

Berikut ini adalah beberapa poin yang bisa menjadi acuan para pemasar dan brand menyambut bulan puasa tahun ini:

1. Mendapatkan inspirasi. ​Google Penelusuran adalah salah satu tempat yang dituju oleh orang-orang Indonesia untuk mendapatkan informasi dan inspirasi yang berkaitan dengan Ramadan— dan tren ini terus berkembang, terlihat dari adanya peningkatan penelusuran sebesar 28% pada tahun 2016 dibandingkan 2015.

2. Berbelanja produk terbaru. ​Pada tahun 2016, penelusuran yang berkaitan dengan pakaian melonjak 2,8 kali lipat, alat-alat rumah tangga meningkat 2 kali lipat, dan promosi telepon seluler sebesar 1,8 kali lipat.

3. Mencari kartu kredit untuk membayar berbagai hal. ​Saat Ramadan, pengeluaran bisa jadi akan membengkak, dan beberapa orang tidak dapat membayar dengan uang tunai. Pada tahun 2016, penelusuran terkait pembayaran lewat cicilan meningkat sebesar 1,6 kali lipat, sementara promo kartu kredit meningkat 1,2 kali lipat.

4. Mencari promo dan diskon. ​Penelusuran yang berkaitan dengan promosi dan diskon memuncak saat Ramadan. Misalnya, penelusuran smartphone mencapai puncaknya pada pekan pemberian THR, dengan peningkatan kata kunci tentang harga dan promosi sebesar 40%.

5. Merencanakan perjalanan sejak awal. ​Berdasarkan tren Penelusuran, ​pemudik di Indonesia merencanakan perjalanan mudik dengan kereta sekitar 3 bulan sebelum Ramadan, sementara bus dan penerbangan domestik dimulai sekitar 2 bulan sebelumnya.

Masyarakat Indonesia Makin Gemar Berbelanja Online Melalui Aplikasi Mobile

Menjelang akhir tahun 2016 Google Indonesia merilis tren dan behaviour dari pengguna internet dan smartphone di Indonesia. Selain untuk menyampaikan data terbaru, survei ini diluncurkan juga sebagai bahan persiapan untuk semua layanan e-commerce di Indonesia menyambut akhir tahun, biasanya peningkatan pengunjung akan membludak bersamaan dengan beragam program belanja online yang digalakkan.

“Google Indonesia mencatat bukan hanya pada bulan ramadhan dan lebaran saja belanja online meningkat, namun akhir tahun juga biasanya banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan promo 12.12 dan lainnya di seluruh layanan e-commerce Indonesia,” kata Industry Country Consultant Google Henky Prihatna kepada media hari ini di Jakarta.

Google Indonesia juga mencatat hingga kuartal ketiga tahun 2016 layanan e-commerce yang masih menjadi favorit di antaranya adalah Lazada, Tokopedia, Bukalapak, elevenia dan Blibli.

Persentase penggunaan aplikasi mobile untuk belanja online

Hal menarik lainnya yang disampaikan oleh Google Indonesia adalah tentang penggunaan aplikasi, browser dan desktop untuk melakukan belanja online, yang ternyata masih didominasi oleh penggunaan desktop dan aplikasi sebesar 59%. Sementara untuk membandingkan harga untuk produk yang akan dibeli di layanan e-commerce, sebanyak 24% menggunakan aplikasi dan hanya 12% saja yang memanfaatkan desktop.

“Dari hasil survei nampaknya sudah bisa dilihat bahwa sudah banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan aplikasi untuk melakukan pencarian hingga perbandingan harga yang ingin dibeli melalui layanan e-commerce,” ujar Henky.

Secara keseluruhan sekitar 31% masyarakat Indonesia melakukan transaksi belanja online sepenuhnya dari aplikasi. Jumlah ini diklaim oleh Google Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2015.

Besarnya penggunaan smartphone di kalangan masyarakat Indonesia untuk belanja online juga terlihat dari survei dalam hal pencarian produk hingga pembelian. Dari survei disebutkan sebanyak 92% orang akan membeli produk langsung dari aplikasi jika didukung dengan tampilan dan kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi layanan e-commerce tersebut, dalam hal ini termasuk proses pencarian hingga pembayaran (check-out).

Sementara itu sebanyaak 87% orang yang awalnya tertarik untuk membeli di layanan e-commerce pilihan pertama kemudian memutuskan untuk beralih kelayanan e-commerce lainnya dengan alasan pilihan produk lebih baik hingga promo yang ditawarkan.

Proses pencarian juga menjadi faktor penentu pada akhirnya orang memutuskan untuk membeli di layanan e-commerce yang disukai. Tercatat sebanyak 79% orang menemukan produk yang diinginkan melalui proses pencarian, dan 77% orang kebanyakan langsung mengunjungi situs atau toko online terkait usai proses pencarian dilakukan.

Strategi dan tantangan layanan e-commerce selama tahun 2016

Turut hadir dalam acara pemaparan survei Google Indonesia tersebut di antaranya adalah CEO Blibli Kusumo Martanto, CEO Tokopedia Wiliam Tanuwijaya dan General Manager Strategy, Branding & Business Intelligent at elevenia Bayu Setiaji Tjahjono. Dalam kesempatan tersebut para pelaku layanan e-commerce di Indonesia mengungkapkan beberapa informasi, perkembangan hingga tantangan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan selama tahun 2016.

Dalam hal ini ketiga layanan e-commerce terkemuka di Indonesia tersebut sepakat, penggunaan smartphone masih mendominasi untuk transaksi yang ada dan aplikasi mobile diklaim mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dari Blibli kami mencatat sebanyak 70% transaksi berasal dari mobile, sementara produk yang banyak dibeli adalah baby goods terutama untuk pembeli dari kalangan ibu-ibu muda di Indonesia,” kata Kusumo.

Senada dengan Tokopedia, William mengatakan transaksi melalui mobile juga mengalami peningkatan. Di sisi lain Tokopedia juga menghadirkan pilihan baru yaitu pembayaran secara digital mulai dari BPJS, PLN, pulsa dan lainnya melalui Tokopedia.

“Pembayaran yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat Indonesia sudah mulai banyak dimanfaatkan melalui Tokopedia, kami melihat pilihan tersebut merupakan peningkatan terbaru yang dialami oleh Tokopedia.

Untuk elevenia sendiri yang selama ini telah menjual e-voucher semakin melihat untuk ke depannya pembayaran untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia akan makin banyak dilakukan dengan memanfaatkan channel dari layanan e-commerce.

Hal menarik lainnya yang disampaikan oleh Kusumo Martanto, Wiliam Tanuwijaya dan Bayu Setiaji adalah makin bergesernya pembeli dari luar pulau Jawa. Dalam hal ini adalah mencakup wilayah Sumatera, Sulawesi hingga Papua. Baik Blibli, Tokopedia dan elevenia sepakat, bahwa kawasan di luar pulau Jawa saat ini sudah mulai mendominasi dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Kami dari Tokopedia melihat kebanyakan pembeli yang berasal di luar pulau Jawa makin banyak melakukan pembelian. Pembeli dari Siantar misalnya, kemudian mencari toko terdekat di kawasan Medan untuk kemudian bisa melakukan transaksi hingga pengiriman yang pastinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal pembeli,” kata William.

Untuk elevenia sendiri saat ini sudah sekitar 45% transaksi berasal dari luar Jabodetabek, sementara 55% transaksi terbanyak masih didominasi oleh Jabodetabek.

Sementara untuk Blibli melihat pemberian ongkos kirim gratis saat ini makin banyak jumlahnya yang ternyata kebanyakan berasal dari wilayah di luar pulau Jawa yaitu sekitar 50%. Hal tersebut yang kemudian menginisiasi Blibli untuk melakukan lokalisasi terutama untuk wilayah di luar pulau Jawa.

“Saya melihat tren ke depannya adalah localize, artinya pembeli lebih memilih penjual yang berada di kawasan terdekat demi mendapatkan barang dengan mudah dan pastinya lebih cepat,” kata Kusumo.

Menjelang akhir tahun 2016 masing-masing layanan e-commerce juga telah menyiapkan produk, promo hingga proses logistik untuk semua masyarakat Indonesia yang menyukai belanja online.

Google Indonesia Paparkan Hasil Riset Tren Bulan Ramadhan di Indonesia

Menjelang bulan Ramadhan, hari ini (19/5) Google Indonesia memaparkan hasil riset di tahun 2015 terkait perilaku konsumsi pengguna internet di Indonesia ketika Ramadhan. Berdasarkan hasil riset tersebut ditemukan bahwa 81 persen penelusuran di bulan Ramadhan dilakukan melalui perangkat seluler dan waktu konsumsi video di Youtube pada perangkat seluler mencapai 13 persen. Data lain yang diungkap adalah lima kategori teratas yang dicari saat belanja online, waktu puncak penelusuran, dan topik yang paling banyak dicari.

Country Industry Head Google Indonesia Henky Prihatna mengatakan, “Sekarang, seminggu sebelum bulan puasa akses internet sudah meningkat. […] Puncaknya saat lebaran dan penurunan terjadi seminggu setelah lebaran. […] Waktu puncak penelusuran [di bulan Ramadhan] adalah siang hari [12 persen] dan setelah sahur [152 persen].”

Sebesar 81 persen penelusuran selama Ramadhan berasal dari perangkat seluler dengan kategori Travel yang paling banyak dicari - Google Indonesia
Sebesar 81 persen penelusuran selama Ramadhan berasal dari perangkat seluler dengan kategori Travel yang paling banyak dicari / Google Indonesia

“Pencarian brand dan perlengkapan beauty and care [sekarang] juga meningkat […] dan perpindahan akses via mobile juga jauh meningkat ketimbang lewat situs [desktop]. Dulu keadaannya 70 persen belanja lewat desktop, tetapi [sekarang] 81 persen akses melalui mobile,” lanjut Henky.

Dalam kampanye Lebaran Belanja Online tahun lalu, Henky juga memaparkan bahwa di bulan Ramadhan minat masyarakat berbelanja online meningkat hingga 30 persen dibanding hari-hari biasa berdasarkan pencarian melalui Google.

Lima kategori teratas pencarian yang berhubungan dengan belanja online saat Ramadhan di Indonesia - Google Indonesia
Lima kategori teratas pencarian yang berhubungan dengan belanja online saat Ramadhan di Indonesia / Google Indonesia

Dari data yang dipaparkan hari ini, ditemukan ada lima kategori teratas yang mengalami peningkatan volume penelusuran. Lima kategori tersebut adalah, Travel  (meningkat 30 persen), Pakaian (meningkat 29 persen), barang elektronik (meningkat 24 persen), Telekomunikasi (meningkat 19 persen) dan Ponsel Pintar (meningkat 17 persen).

Digital Marketing Research & CRM Senior Manager Blibli Tabah Yudhananto mengatakan, “Bulan Ramadhan itu menarik bagi e-commerce [karena] ada barang yang hanya dibeli pada saat itu. […] Pembelian antara lewat mobile dan website juga mulai sejajar belakangan ini dan orang-orang di luar Jawa malah jadi penyumbang transaksi pembelian via mobile [untuk Blibli]. Average­-nya juga besar, […] salah satu yang terbesar ada di Sumatera, yaitu Medan.”

Konsumsi video melalui perangkat mobile mengalami peningkatan selama Ramadhan - google Indonesia
Konsumsi video melalui perangkat mobile mengalami peningkatan selama Ramadhan / Google Indonesia

Hal lain yang ditemukan yaitu selama bulan Ramadhan konsumsi video melalui Youtube via perangkat mobile bisa mencapai 13 persen lebih tinggi dibanding hari biasa. Konten yang dikonsumsi adalah Musik, Hiburan, Permainan, Makanan, Kecantikan, dan Kesehatan. Peningkatan terjadi dimulai dari seminggu sebelum Ramadhan, mencapai puncak seminggu sebelum lebaran, dan menurun seminggu setelah lebaran.

Di samping kata kunci yang berhubungan dengan Ramadhan seperti jadwal puasa, doa, dan amalan Ramadhan, kata kunci di bidang kesehatan dan gaya hidup juga mengalami peningkatan selama Ramadhan. Beberapa di antaranya yaitu Hijab, Gaya rambut, Kulit Kering, Bau Mulut, Puasa bagi Ibu Hamil, Diet saat Puasa, Manfaat Puasa, Manfaat Kurma, dan Menu Buka Puasa dan Sahur

Google Indonesia Rilis Pencarian Paling Populer Tahun 2015

Jelang akhir tahun 2015 Google Indonesia merilis informasi penting seputar informasi atau kata yang paling sering dilihat dan dicari oleh pengguna internet di Indonesia melalui mesin pencari Google. Tahun ini Google merilis data tren pencarian terpopuler, sedangkan tahun sebelumnya Google hanya merilis data berdasarkan penelusuran paling banyak atau top search. Tahun 2015 lebih mengedepankan trending search atau pencarian yang mencapai topik tertinggi pada periode tertentu di tahun 2015. Trending search adalah penelusuran dengan traffic tertinggi (highest spike) yang terjadi pada periode tertentu di tahun 2015.

Trending search atau penelusuran terpopuler memberikan riset yang lebih mendalam dan lebih menarik di Indonesia sepanjang tahun 2015,” kata Communications Head Google Indonesia Putri Silalahi kepada media hari ini di Jakarta.

Google mencatat fenomena yang menarik pada bulan April 2015, dalam jumlah yang signifikan mesin pencarian Google diramaikan dengan pencarian Doa Ujian Nasional mulai jam empat sore hingga tengah malam hari jelang Ujian Nasional berlangsung yang dicari oleh pelajar di Indonesia.

Peritiswa menarik lainnya yang juga diungkapkan oleh Putri adalah pada saat pertandingan tinju antara Floyd Mayweather Jr melawan petinju asal Filipina Manny Pacquiao. Kata kunci yang paling banyak dicari oleh netizen Indonesia adalah “Siapa istri Manny Pacquiao?”. Hal tersebut membuktikan masyarakat memanfaatkan mesin pencari Google berdasarkan tren atau peristiwa yang tengah terjadi.

Di antara kategori yang secara umum sudah dilakukan di 70 negara, termasuk Indonesia, tahun ini Google merlis tiga kategori baru khusus untuk Indonesia. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan peningkatan yang cukup signifikan di kalangan pengguna smartphone di Indonesia. Dengan menggunakan smartphone, sebagian besar netizen mencari tiga kategori baru yang berhasil dirangkum dan dikelompokkan oleh Google Indonesia.

“Berdasarkan hal tersebut Google Indonesia mengkelompokan pencarian baru dalam tiga kategori yaitu bagaimana cara atau how to, mode dan kecantikan, dan yang ketiga adalah meme. Semua kategori tersebut hanya ada di Indonesia,” ungkap Putri.

Google telah menyiapkan data yang komprehensif khusus untuk publik yang ingin mengetahui lebih dalam seputar pencarian Google paling populer di Indonesia selama tahun 2015. Semua informasi seputar rangkuman 10 hal paling populer masing-masing kategori bisa dilihat langsung di tautan berikut.

Mulai dari Go-Jek hingga kue cubit

Tahun 2015 ini batu akik, Go-Jek, dan kue cubit menjadi tiga tren teratas yang paling banyak mengundang rasa ingin tahu masyarakat Indonesia. Kue cubit menjadi tren yang sangat signifikan.

Tren pencarian kategori selebriti diwarnai dengan nama Cita Citata di posisi puncak, Isyana Sarasvati yang sukses berada di peringkat ke-2, diikuti nama Didi Petet di urutan ketiga.

Sementara untuk peristiwa nasional yang paling banyak dicari oleh netizen sepanjang tahun 2015 adalah pembekuan PSSI di urutan pertama diikuti dengan meletusnya Gunung Raung di posisi kedua. Untuk tokoh yang paling banyak dicari adalah Valentino Rossi, diikuti dengan Bon Jovi di urutan kedua.

“Kami menyebut tren ini sebagai ‘micro moments’. Netizen mengandalkan smartphone atau ponsel mereka untuk menemukan informasi yang bisa membuat rutinitas mereka menjadi lebih mudah. Mulai dari informasi mengenai model rambut yang tengah tren, hingga mencari resep untuk makan malam. Google Indonesia merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari semua aktifitas tersebut,” kata Country Industry Head Google Indonesia Hengky Prihatna.

Google Search’s Role in Initiating Online Transaction

GfK survey institution suggested that Google successfully defines a new behavior called “micro-moment”. Google Indonesia’s Industry Head Henky Prihatna often refers it to a moment when consumers use mobile internet to quickly fulfill their daily needs, shopping online for instance. Continue reading Google Search’s Role in Initiating Online Transaction

Peran Google Search Menginisiasi Transaksi Online

Lembaga survei GfK memaparkan bahwa Google sebagai mesin pencarian terpopuler berhasil mendefinisikan adanya perilaku baru yang disebut dengan “momen-mikro”. Industry Head Google Indonesia Henky Prihatna kerap menyebutkan bahwa momen ini ialah ketika konsumen menggunakan Internet melalui smartphone untuk dengan cepat memenuhi kebutuhan sehari-hari, contohnya berbelanja online. Continue reading Peran Google Search Menginisiasi Transaksi Online

Lebih Dari Empat Puluh Layanan E-Commerce di Indonesia Berpartisipasi Dalam Kampanye Lebaran Belanja Online

[Lazada] Foto 02

Tak terasa bulan suci Ramadhan bergulir selama beberapa hari dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di bulan Ramadhan tahun ini kehadiran para pemain e-commerce di Indonesia menjadi lebih terasa. Selain lebih gencar berpromosi di berbagai media, menyambut bulan Ramadhan ini, lebih dari 40 pemain e-commerce di Indonesia berpartisipasi dalam kampanye Lebaran Belanja Online. Kampanye tersebut berlangsung selama 10 hari dan diinisiasi oleh BukaLapak, Lazada Indonesia, dan Zalora Indonesia.

Continue reading Lebih Dari Empat Puluh Layanan E-Commerce di Indonesia Berpartisipasi Dalam Kampanye Lebaran Belanja Online

Despite Having High Interaction Rate, Mobile Lost to Desktop in Term of Sales

As time goes by, mobile technology seems to be more and more vital to people’s daily life. It even has affected consumers in making their decision within the great age of e-commerce industry in Indonesia. Interestingly, the conversion of online purchase done via mobile is no better than the number of transaction done via desktop. Continue reading Despite Having High Interaction Rate, Mobile Lost to Desktop in Term of Sales