Tag Archives: Herry Nugraha

Cakupan Layanan Etanee

Etanee Putuskan untuk Mempercepat Rencana Ekspansi

Etanee salah satu startup yang melayani pengantaran bahan/produk pertanian memasuki fase selanjutnya dalam posisinya sebagai sebuah bisnis. Tumbuh dan berkembang adalah kewajiban sebagai startup, dan kini mereka siap untuk mempercepat laju pertumbuhan bisnisnya.

Pihak Etanee menjelaskan bahwa ada beberapa perubahan penting dalam oraganisasinya. Di fase awal, Etanee hanya mengakomodir supply chain management untuk produk daging beku, kini mereka melayani pembelian grosisran dan eceran dengan kategori yang lebih lengkap. Meliputi buah, sayur, daging, bumbu masak, dan sembako kering.

Mereka juga mengklaim tengah membangun ekosistem demand dalam bentuk agen atau dropshipper berbasis komunitas untuk produk segar eceran. Cara ini diambil dengan harapan bisa memberikan dampak sosial karena dengan model ini sharing ekonomi semakin masif.

As of now, number of registered users kami lebih dari 10 ribu, dengan lebih dari 2 ribu pengguna aktif bulanan dan sudah hadir di Jabodetabek dan Bandung,” terang Co-Founder & COO Etanee Herry Nugraha.

Mempercepat ekspansi dan rencana fundraising

Etanee merupakan salah satu startup yang mengalami lonjakan permintaan di tengah pandemi Covid-19 ini. Dengan komitmen untuk bisa menjangkau lebih banyak pengguna, Etane memutuskan untuk melakukan perluasan jangkauan wilayah, mencakup daerah Bogor, Depok, Cibubur, Jakarta Selatan, dan kota Bandung. Rencananya hingga sampai dengan akhir April, Etanee sudah menjangkau seluruh DKI Jakarta dan Tangerang Selatan.

“Efek langsung yang dirasakan Etanee ketika terjadi pandemi Covid-19 adalah kenaikan demand yang sangat tinggi dan menghasilkan growth organik 3x month on month. Karena itu kami justru melakukan ekspansi yang lebih cepat di masa isolasi ini dalam rangka mendukung pemerintah dan membantu masyarakat untuk memberikan ketersediaan pangan melalui mekanisme order online dan home delivery,” sambung Herry.

Di Indonesia salah satu industri yang kemungkinan bakal berubah setelah pandemi ini adalah layanan pembelian produk atau bahan makanan dari petani. Distribusi langsung ke pengguna dan menjangkau petani di daerah-daerah sedikit banyak mulai membuat industri ini semakin matang di tengah meningkatnya permintaan seperti sekarang ini.

Pemain-pemain lain di sektor ini seperti TaniHub, Freshbox, Sayurbox, KedaiSayur, dan lainnya tampaknya telah menyusun ulang strategi untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan. Seperti TaniHub misalnya, yang awal bulan ini mendapat pendanaan senilai 285 miliar yang rencananya akan digunakan untuk ekspansi dan membangun sistem otomatisasi.

Etanee, yang sudah tiga tahun berjalan, mulai awal 2020 ini mereka merencanakan untuk fundraising dan berharap untuk bisa menjalin kerja sama strategis dengan venture capital yang sudah memiliki portofolio di industri pangan dan distribusi.

“Fokus Etanee dalam 1-2 tahun ke depan adalah mempercepat ekspansi layanan platform ke 300 kota di seluruh Pulau Jawa, karena permintaan dari mitra distribusi dan logistik sudah banyak dan antre untuk segera digarap. Namun hal ini terkait erat dengan support funding yang saat ini sedang kami targetkan untuk dipenuhi,” tutup Herry.

Application Information Will Show Up Here
Etanee, TaniHub, dan Kedai Sayur mengaku mengalami lonjakan, baik dari sisi transaksi maupun pengguna

Di Masa Covid-19, Penggunaan Layanan Agritech Alami Lonjakan

Demi mencegah penyebaran wabah Covid-19 pemerintah menghimbau untuk masyarakat tetap di rumah. Ini berdampak bagi beberapa layanan digital, salah satunya adalah layanan pembelian hasil pertanian. Kepada DailySocial, Etanee, TaniHub, dan Kedai Sayur mengaku mengalami lonjakan, baik dari sisi transaksi maupun pengguna.

Pihak Etanee, melalui Co-Founder & COO Herry Nugraha, menceritakan bahwa peningkatan penggunaan aplikasi dan layanan mereka naik tajam. Terlebih sejak pemerintah menghimbau untuk masyarakat tetap di rumah. Gerak yang dibatasi ini mengubah pola masyarakat di beberapa wilayah cenderung berbelanja online. Kenaikan yang diterima Etanee hingga 3 kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal, khususnya untuk produk buah, sayuran, daging ayam, dan beras.

“Ini efek pembatasan gerak dan aktivitas masyarakat yg menyebabkan konsumen beralih ke channel pembelian online. Bahan pangan dalam kondisi apapun akan dibutuhkan. Dalam kondisi wabah seperti saat ini, konsumen lebih memilih memasak sendiri di rumah dibanding membeli makanan siap santap (ready to eat),” jelas Herry.

Hal yang senada disampaikan VP of Corporate Services TaniHub Astri Purnamasari. Tidak hanya hasil pertanian, tanaman herbal dan produk-produk yang dipercaya bisa meningkatkan imun tubuh juga mengalami lonjakan sekitar 20%. Pengguna TaniHub juga tercatat mengalami pertumbuhan. Ada lebih dari 20.000 pengguna baru di masa Covid-19 ini.

Kedai Sayur juga mengalami hal serupa. Hanya saja bagi Kedai Sayur saat ini yang banyak terjadi adalah perubahan pola konsumen. Kebutuhan konsumen B2B, seperti hotel dan restoran mengalami penurunan. Di sisi lain permintaan konsumen rumahan atau individu melonjak.

“Barang-barang yang demand-nya tinggi seperti bawang, cabe, tomat, dan buncis. Tapi di antara itu semua paling tinggi adalah bawang bombay dan jahe, selalu out of stock. Untuk menanggapi permintaan customer yang tinggi untuk barang tersebut kami selalu stock barang lebih banyak dari biasanya. Kami ingin tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, apalagi dengan wabah Covid-19, kami harap bisa memberikan peran penting untuk pelanggan,” ujar CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Etanee, TaniHub, Kedai Sayur dan layanan sejenis yang beroperasi saat ini menjadi tumpuan masyarkat tempat mereka beroperasi untuk mendapatkan kebutuhan pangan mereka. Sebagian besar karena menghindari kerumunan di pasar. Bagi para petani dan peternak, platform ini adalah salah satu kanal penjualan yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan penjualan barang.

Kebijakan dan antisipasi

Lonjakan pengguna sekaligus penyebaran virus yang semakin luas membuat perusahaan mengambil beberapa sikap dan kebijakan. TaniHub misalnya, selain memberlakukan kebijakan work from home bagi karyawan di kantor pusat dan sistem shift untuk karyawan yang berada di cabang dan distribution center karyawan juga diperiksa suhu tubuh dan meliburkan mereka yang sakit. Termasuk melakukan disinfeksi dan pembersihan di kantor pusat dan DC.

Selain itu Astri juga menambahkan, “Kami juga meniadakan same day delivery untuk sementara waktu. Hal ini kami lakukan untuk mengurangi adanya interaksi langsung antara orang per orang. Meski begitu, kami tetap melakukan proses pengantaran sesegera mungkin. Kami juga menambahkan pilihan pengantaran tanpa kontak langsung. Pesanan akan diletakkan di depan pintu dengan konfirmasi terlebih dahulu kepada pembeli, sehingga pembeli bisa mengambil pesanan setelah kurir kami meninggalkan rumah.”

Untuk Etanee, Herry menjelaskan, efek langsung yang dirasakan petani dan peternak adalah turunnya demand dari segmen hotel, restoran, dan swalayan. Sebaliknya, order dari marketplace digital mengalami lonjakan yang signifikan.

Semua transaksi konsumen via aplikasi akan langsung diantarkan melalui armada dan tim Etanee Delivery. Untuk memastikan kualitas layanannya terjaga Etanee merekrut armada dan kurir tambahan dari driver ojek online. Ini dilakukan untuk tetap membuat pelanggan Etanee bisa dilayani sekaligus memberikan tambahan penghasilan bagi driver yang lesu orderan.

Sementara itu, untuk Kedai Sayur, di tengah meningkatnya permintaan dari pengguna rumahan atau end user, mereka saat ini tengah berusaha mengembangkan aplikasi khusus. Mengingat selama ini pesanan selalu diambil ke Mitra (tukang sayur) yang bekerja sama dengan Kedai Sayur.

“Kita juga secepatnya akan launching aplikasi untuk end customer, sehingga para customer seperti ibu rumah tangga, para pekerja yang WFH dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka dari rumah dengan mudah dan cepat. Sehingga kita mengikuti shifting demand yang terjadi karena wabah ini,” terang Adrian.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here