Tag Archives: Hokiman Kurniawan

Bahasa.ai Secures Follow-on Funding Led by East Ventures

Bahasa.ai, a startup developer of the NLP / NLU platform for the Indonesian language, announced continued funding with a nominal, led by its previous investor, East Ventures. This round was attended by new investors, such as DIVA, SMDV, and Plug and Play Indonesia.

Previously, Bahasa.ai received seed funding from East Ventures with undisclosed value in August 2018. Bahasa.ai’s Co-Founder & CEO, Hokiman Kurniawan cannot reveal any further details related to this round while in contact with DailySocial.

“This round is after the seed funding and we don’t put a series. The entrance [of new investors] has started from the beginning of the year,” he said, Wednesday (1/7).

DIVA, as a publicly listed company, in its official statement wrote the Bahasa.ai’s investment was launched in April 2020 through a subsidiary company. The investment aims to strengthen one of its products, DIVA Intelligent Instant Messaging to provide a 360-degree experience to consumers, especially those who are less tech-savvy.

The entrance of Bahasa.ai, indeed, broadens user’s target segment. DIVA alone focuses on the SME segment, while Bahasa.ai supports e-commerce players, banking, and the modern retail segment.

The company’s business transformation has changed, from B2B2C to B2C, allowing access to user engagement and facilitating access to relevant products and services with faster and more accurate responses.

“Bahasa.ai has a healthy business model and a strong track record in supporting large companies and leading e-commerce players in empowering their business in digital technology, especially in the area of ​​chatbot and AI technology,” the company wrote.

The Company hopes that by connecting the company with the DIVA Group, Bahasa.ai can enter the larger ecosystem, both commercially and financially. Several companies have used the company’s service, including Dana, Tokopedia, Sinarmas Bank, Bussan Auto Finance, and Panorama JTB.

Bahasa.ai applies a neutral network algorithm that is unique to Indonesian, allowing the chatbot platform to interact with consumers in a natural way. Like talking with a personal assistant or friend.

Typographical errors, informal phrases, and Indonesian slang can be detected and predicted by Bahasa.ai because Bahasa.ai memorizes and predicts repeated behavior or frequent transactions.

Bahasa.ai offers appropriate and relevant advice for its users. Also, another capability as an advantage, the “push notification” feature that offers relevant call-to-action, based on customer profiles and existing history.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bahasa.ai, startup pengembang platform NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia mendapat pendanaan lanjutan dipimpin East Ventures, diikuti oleh investor baru DIVA, SMDV, dan Plug and Play Indonesia

Bahasa.ai Kantongi Pendanaan Lanjutan Dipimpin East Ventures

Bahasa.ai, startup pengembang platform NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia, mengumumkan pendanaan lanjutan dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin investor terdahulunya, East Ventures. Putaran ini diikuti oleh jajaran investor baru, seperti DIVA, SMDV, dan Plug and Play Indonesia.

Sebelumnya, Bahasa.ai mengantongi pendanaan tahap awal dari East Ventures dengan nominal dirahasiakan pada Agustus 2018. Detail terkait putaran terbaru ini belum bisa dipaparkan lebih lanjut oleh Co-Founder & CEO Bahasa.ai Hokiman Kurniawan saat dihubungi oleh DailySocial.

Round ini setelah seed dan tidak kita beri seri. Masuknya [para investor] sudah dari awal tahun,” katanya, Rabu (1/7).

Mengingat DIVA adalah perusahaan terbuka, dalam keterangan resminya dipaparkan investasi ke Bahasa.ai dilakukan pada April 2020 melalui entitas anak perseroan. Tujuan dari investasi ini adalah memperkuat salah satu produknya, yakni DIVA Intelligent Instant Messaging memberikan pengalaman 360 derajat kepada konsumen, terutama segmen yang kurang melek teknologi.

Masuknya Bahasa.ai, tentunya memperluas target segmen pengguna. DIVA sendiri fokus pada segmen UKM, sementara Bahasa.ai mendukung pemain e-commerce, perbankan, dan segmen ritel modern.

Transformasi bisnis perseroan pun berubah, dari B2B2C menjadi B2C, memungkinkan akses ke user engagement dan memfasilitasi akses ke produk dan layanan yang relevan dengan respons yang lebih cepat dan akurat.

“Bahasa.ai memiliki bisnis model yang sehat dan rekam jejak yang kuat dalam mendukung perusahaan besar dan pemain e-commerce terkemuka dalam memberdayakan bisnisnya dalam teknologi digital, terutama pada area chatbot dan teknologi AI,” tulis perseroan.

Perseroan berharap dengan menghubungkan perusahaan dengan Grup DIVA, Bahasa.ai dapat memasuki ekosistem yang lebih besar, baik secara komersial dan finansial. Sejumlah perusahaan yang menjadi klien perseroan di antaranya adalah Dana, Tokopedia, Bank Sinarmas, Bussan Auto Finance, dan Panorama JTB.

Bahasa.ai mengaplikasikan algoritma jaringan netral yang unik bagi Bahasa Indonesia, memungkinkan platform chatbot untuk berinteraksi dengan konsumen dengan cara alami. Seperti halnya berbicara dengan asisten pribadi atau teman.

Kesalahan ketik, frasa informal, dan bahasa gaul Indonesia dapat dideteksi dan diprediksi oleh Bahasa.ai karena Bahasa.ai menghafal dan memprediksi perilaku berulang atau transaksi yang sering dilakukan.

Bahasa.ai menawarkan saran yang tepat dan relevan bagi penggunanya. Kapabilitas lainnya yang menjadi kelebihan adalah fitur “push notification” yang menawarkan calls-to-action yang relevan, berdasarkan profil konsumen dan riwayat yang ada.

Bahasa.ai focused on developing NLP/NLU for Bahasa Indonesia

Bahasa.ai Receives Seed Funding From East Ventures

Bahasa.ai, an NLP/NLU (Natural Language Processing/Understanding) platform development startup for Bahasa Indonesia, receives seed funding from East Ventures. The value is undisclosed. The plan is to use funding for accelerating mission to develop artificial intelligence platform.

Previously, Hokiman Kurniawan, Bahasa.ai’s Co-Founder and CEO, has explained its business strategy in an interview with DailySocial. Its focus is to produce more comprehensive Bahasa Indonesia skills for machines. One of which is applied in chatbot.

Melisa Irene, East Ventures’ Principal, said that the NLP / NLU-based platform developed by Bahasa.ai will be very relevant in Indonesia, because of unique variants and dialects in Bahasa Indonesia.

In daily communication, the non-KBBI slang and spelling terms keep showing and being used. Artificial Intelligence-based solutions, combined with machine learning, can improve the computer skills in understanding Bahasa Indonesia. Therefore, when being implemented (for chatbot, as an example) will become more attractive.

Samsul Rahmadani, Bahasa.ai‘s Head of AI, said in his statement, by increasing artificial intelligence technology, brands are expected to produce communication channels which capable to interact naturally and personally. Bahasa.ai introduces PaaS products to help brands or businesses in developing a chatbot strategy.

Competition among local chatbots

Creating artificial intelligence is not an easy deal, but many local startups are counting their luck in this vertical. Currently, there are many startups targeting AI-based products segment, particularly in chatbot implementation. They are Kata.ai, Botika, Bang Joni, Eva, and many others.

The development can’t be separated from industrial needs. Business players are competing to present new ways which more effective and efficient in terms of customer service. Chatbot-based solutions are considered capable to accommodate these needs. Many companies are already adopting, from telecommunications, bankings, and some e-commerce services.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bahasa.ai fokus kembangkan teknologi NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia

Bahasa.ai Raih Pendanaan Awal dari East Ventures

Bahasa.ai sebagai startup pengembangan platform NLP/NLU (Natural Language Processing/Understanding) untuk Bahasa Indonesia, hari ini (23/8) mengumumkan perolehan pendanaan awal (seed funding) dari East Ventures. Tidak disebutkan nominal pendanaan yang didapat. Rencananya akan digunakan untuk mempercepat misinya dalam mengembangkan platform kecerdasan buatan.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara bersama DailySocial, Co-Founder & CEO Bahasa.ai, Hokiman Kurniawan, sudah menerangkan strategi bisnisnya. Fokus Bahasa.ai adalah menghasilkan kemampuan Bahasa Indonesia yang lebih komprehensif untuk mesin komputer. Salah satunya diterapkan dalam chatbot.

Principal East Ventures, Melisa Irene, dalam sambutannya mengatakan bahwa platform berbasis NLP/NLU yang dikembangkan oleh Bahasa.ai akan sangat relevan di Indonesia. Hal ini mengingat adanya variasi dan dialek yang unik dalam Bahasa Indonesia.

Dalam komunikasi sehari-hari, istilah slang dan ejaan non-KBBI terus hadir dan digunakan. Solusi berbasis kecerdasan buatan –dikombinasikan dengan pembelajaran mesin—dapat meningkatkan kemampuan komputer dalam memahami Bahasa Indonesia. Sehingga saat diimplementasikan (misalnya ke dalam chatbot) akan menjadi lebih atraktif.

Chief AI Bahasa.ai, Samsul Rahmadani, dalam keterangan tertulisnya mengatakan dengan peningkatan teknologi kecerdasan buatan harapannya brand dapat menghasilkan kanal komunikasi yang dapat berinteraksi secara alami dan lebih personal. Bahasa.ai menghadirkan produk PaaS yang dapat membantu brand atau bisnis mengembangkan strategi chatbot-nya.

Persaingan bisnis chatbot lokal

Membuat produk berbasis kecerdasan buatan bukan perkara mudah, kendati demikian banyak startup lokal yang mencoba keberuntungan di vertikal tersebut. Saat ini sudah sangat banyak startup (atau hasil pivot startup) yang menyasar segmentasi produk berbasis AI, khususnya untuk implementasi chatbot. Sebut saja Kata.ai, Botika, Qiscus, Bang Joni, Eva dan sebagainya.

Perkembangan tersebut tak terlepas dari kebutuhan industri. Pemain bisnis berlomba-lomba menghadirkan cara baru yang lebih efektif dan efisien dalam pelayanan pelanggan. Solusi berbasis chatbot dinilai mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut. Saat ini, banyak perusahaan yang mulai mengadaptasi, dari perusahaan telekomunikasi, perbankan, hingga e-commerce.

Bahasa.ai fokus kembangkan teknologi NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia

Bahasa.ai Ingin Hadirkan Mesin Chatbot dengan Bahasa Indonesia yang Lebih Baik

Bahasa.ai merupakan sebuah startup pengembangan NLP/NLU (Natural Language Processing/Understanding) untuk Bahasa Indonesia. Dikemas dalam PaaS (Platform as a Services), teknologi Bahasa.ai memungkinkan produk kecerdasan buatan memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang lebih relevan. Implementasi NLP/NLU bisa di berbagai macam area, salah satu yang paling populer saat ini untuk pengembangan layanan chatbot.

Hokiman Kurniawan, Co-Founder & CEO Bahasa.ai, menerangkan bahwa visi startup yang digawanginya ialah membuat mesin dapat berinteraksi mulus secara manusia dalam Bahasa Indonesia. Bahasa.ai berkomitmen menerapkan strategi kecerdasan buatan yang memberikan dampak nyata dalam bisnis. Sehingga Hokiman menegaskan bahwa ia tidak berfokus pada kuantitas implementasi, melainkan target capaian dari penerapannya.

“Mengenai chatbot, kami punya filosofi sendiri dalam membantu klien. Sekarang di market banyak chatbot gimmick, yaitu hanya dibuat supaya klien terlihat keren tanpa punya objektif bisnis tepat. Bahasa.ai menerapkan strategi chatbot yang memberikan impact bisnis. Artinya strategi chatbot ini hasilnya bisa dilihat di laporan keuangan klien. Misalnya salah satu klien kita yang berhasil meningkatkan sales 600-900 juta per bulan berkat strategi chatbot-nya,” terang Hokiman.

Selain Hokiman, Bahasa.ai didirikan oleh dua co-founder lainnya, yakni Fathur Rachman Widhiantoko (CTO) dan Samsul Rahmadani (Chief AI). Ketiganya adalah teman saat kuliah di Universitas Indonesia. Sempat riset bersama untuk masalah kecerdasan buatan juga. Bahasa.ai sendiri didirikan pada bulan Agustus 2017.

Co-founder Bahasa.ai
Co-founder Bahasa.ai

Dapat diterapkan untuk chatbot multi-kanal

Penggunaan Bahasa.ai untuk pengembangan chatbot dapat didesain multi-kanal. Jika penerapannya dalam bisnis jual-beli, chatbot dapat membantu proses transaksi dari aplikasi populer pelanggan (misal WhatsApp, LINE dll). Kemampuan ini dinilai akan menghadirkan layanan minim friksi, sehingga memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Dalam skenario lain, bisa diterapkan juga untuk layanan pelanggan 24 jam.

“Banyak yang kami lakukan supaya engine bisa memiliki kemampuan Bahasa Indonesia paling baik. Dan banyak juga tantangannya, misalnya Bahasa Indonesia yang sehari-hari digunakan banyak sekali slangnya. Isitlah slang ini sangat dinamis, tiap saat bisa bertambah istilah baru. Bahasa.ai punya engine sendiri yang tugasnya melakukan pemanenan data di media sosial. Nanti data itu bakal diolah oleh engine lainnya supaya data Bahasa Indonesia diperbarui,” lanjut Hokiman.

Untuk meningkatkan operasional bisnis, Bahasa.ai mengaku tengah menyelesaikan fundraising – akan diumumkan dalam waktu dekat. Selain itu, Bahasa.ai juga terpilih menjadi salah satu kontingen program akselerasi Plug and Play Batch 3 bersama 16 startup lainnya.

“Target kami tahun 2018 hanya akan melayani maksimal 8 klien saja. Tapi kami ingin lihat semua produknya dapat mendatangkan revenue tambahan. Yang salah di industri kini, AI banyak yang dijadikan gimmick. Akhirnya ini akan merugikan industri. Padahal AI punya potensi yang sangat besar sekali. Mungkin sekarang jaman yang mudah bagi SaaS AI untuk jualan, tapi bukan itu yang kami cari,” tutup Hokiman.