Tag Archives: HoReKa

Titipku for Business

Lini Bisnis B2B Titipku Resmi Diluncurkan, Targetkan Segmen Horeka

Setelah mengumumkan strategi barunya untuk mencapai profitabilitas pada Oktober 2022 lalu, startup online grocery Titipku meresmikan lini baru Titipku for Business untuk menghubungkan para pedagang pasar dengan pengusaha Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka).

Selain berkomitmen pada pemenuhan kebutuhan bahan pangan berkualitas, Titipku for Business juga menjanjikan beberapa pelayanan, antara lain: jaminan produk berkualitas, pengantaran pesanan tepat waktu di jam yang bisa pelanggan tentukan, dan adanya bantuan promosi usaha di berbagai media sosial Titipku.

B2B Business Head Titipku Arya Bramantyo juga menegaskan bahwa produk yang dijual di Titipku ini dijamin segar berkualitas untuk memenuhi standar usaha horeka. Selain itu, perusahaan juga menjual food packaging berkualitas untuk para pemilik usaha yang menawarkan pesanan take away atau dibawa pulang.

“Kami bekerja sama dengan supplier strategis dan pedagang pasar untuk memastikan kesegaran dan kelengkapan produk yang akan dipasok. Kemudian, produk akan disortir dan dicek kualitasnya oleh tim internal Titipku sebelum akhirnya dikirimkan dan sampai ke tangan pelanggan,” tambah pria yang akrab disapa Bram ini.

Setidaknya ada empat kategori besar terkait produk yang dijual oleh Titipku for Business. Kategori pertama adalah daging dan olahan daging, mencakup ayam utuh, ayam giling, sliced beef, bebek peking, bakso, hingga aneka seafood. Selanjutnya ada aneka sayur dengan berbagai varian, termasuk cabai, kentang, aneka rempah, aneka bawang, wortel, dan masih banyak lagi.

Kategori selanjutnya adalah sembako. Sembako yang tersedia di usaha Titipku ini antara lain: beras, minyak, tepung, gula, garam, mie, mentega, makanan kaleng, penyedap rasa, dan saus dan bumbu dalam kemasan. Terakhir, Titipku juga menawarkan kategori kemasan yang tersertifikasi Food Grade (FDA) dan tersedia pilihan ukuran sesuai kebutuhan.

Hingga saat ini, sudah ada 5 supplier strategis untuk memenuhi kebutuhan dari produk yang ditawarkan. Sementara pedagang pasar yang bekerja sama sudah ada 2 pedagang utama. Dari sisi demografi supply, produknya sendiri bervariasi sesuai dengan produk unggulan dari daerah masing-masing, terutama dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Meskipun area cakupannya masih terbatas, Bram mengakui bahwa sudah ada lebih dari 100 Horeka telah mempercayakan kebutuhan supply produk ke Titipku, termasuk Three Uncles, Aruna Cat House, Kebon Sajoer, dan Sagoo. Saat ini Titipku for Business telah hadir di 10 pasar di area Tangerang dan Tangerang Selatan, melayani lebih dari 90 customer dengan total 1.000+ transaksi terbentuk.

Dari sisi pengantaran, Titipku juga telah memiliki armada sendiri untuk mengantarkan ke pasar serta memastikan pedagang sudah mendapatkan barang. Terkait bantuan promosi, Titipku menawarkan free ongkir kepada customer dengan syarat minimum pengambilan atau transaksi per minggu. Semakin besar transaksi mingguan, semakin banyak benefit yang didapat.

Pasar online grocery di Indonesia

Tahun 2021 menjadi tahun yang cukup berat bagi industri online grocery. Setelah dua tahun didominasi oleh online shopping, konsumen kini siap untuk kembali berbelanja di toko fisik/ offline. Dengan dilonggarkannya pembatasan COVID dan keinginan konsumen akan interaksi langsung telah membuat toko offline kini mulai bangkit kembali.

Di sepanjang tahun 2022, DailySocial.id mencatat sejumlah pemain yang menawarkan online grocery dan quick commerce terpaksa menyerah dan harus menghentikan operasionalnya. Beberapa di antaranya adalah Brambang yang kini beralih menjadi online marketplace untuk elektronik.

Layanan Traveloka Mart diketahui menutup layanannya yang baru beroperasi selama enam bulan. Hingga Bananas yang beroperasi sejak Januari 2022 telah menghentikan operasional setelah menjual sisa persediaan produknya dengan diskon yang signifikan. Selanjutnya, startup seperti Sayurbox dan Segari juga telah mengumumkan layoff pada pegawainya.

Penetrasi internet yang tinggi diiringi populasi pekerja dan peningkatan adopsi pembayaran online mendorong pasar online grocery di Indonesia Sumber: Ken Research

Berdasarkan laporan Ken Research, penetrasi online grocery di pasar Indonesia diperkirakan akan tumbuh dan mencapai lebih dari 3,0% pada akhir tahun 2026. Pemesanan online semakin meningkat setelah pandemi, karena banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, kategori makanan menyumbang sekitar 15% dari keseluruhan alokasi pengeluaran diikuti oleh kesehatan.

Meskipun begitu, industri online grocery tidak semata-mata menyerah. Di tengah badai efisiensi yang menerpa, masih ada inisiatif-inisiatif baru seperti Kingkong Meats, layanan online grocery yang terafiliasi dengan marketplace Bukalapak. Di samping itu, online grocery masuk menjadi salah satu strategi Grab, selain GrabforBusiness, GrabUnlimited, kemitraan lokal, dan iklan untuk mendorong profitabilitas perusahaan.

Application Information Will Show Up Here
Pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk mendorong usaha produksi makanan organik / Pexels

Platform Fashion Commerce Zilingo Masuki Bisnis Penjualan Makanan Organik

Platform fashion commerce Zilingo memperkenalkan layanan terbarunya, yakni pembelian bahan dan makanan organik. Dalam keterangan resminya, Zilingo menyebutkan telah bermitra dengan sejumlah pelaku usaha di industri hotel, restoran, dan kafe (horeka) sebagai langkah awal masuk ke bisnis ini.

Produk-produk tersebut dapat diakses di kategori “Barang Kebutuhan”, bisa diakses lewat situs web dan aplikasi.

Senior Executive Zilingo Indonesia Melina Marpaung mengatakan, kehadiran layanan baru ini tak dapat terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, situasi yang berlangsung sejak tahun lalu ini telah meningkatkan kesadaran konsumen akan hidup sehat dan kebutuhan nutrisi.

Kemudian, berdasarkan laporan Euromonitor berjudul Purposeful Food: Demand Rising in Southeast Asia in 2021 & Beyond, lebih dari setengah responden di Asia Tenggara meyakini mereka akan lebih menjaga kesehatan dalam lima tahun mendatang. Berbagai faktor ini memicu lonjakan minat konsumen terhadap produk buah-buahan dan sayur-sayuran.

“Platform e-commerce dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam mempromosikan produk di segmen kesehatan dengan berbagai macam pilihan. Pengaruh ini juga mendorong konsumen lebih bijak dalam memilih makanan,” ungkap Melina dalam pernyataan tertulisnya.

Di samping itu, lanjutnya, pandemi membuka kesempatan bagi produsen makanan organik, natural, dan fungsional untuk membantu konsumen menjalankan hidup sehat. Kesempatan ini justru semakin terbuka lebar seiring dengan semakin kuat ekosistem digital dan akselerasi penggunaan e-commerce di kalangan masyarakat.

Untuk melayani permintaan konsumen yang terus meningkat, Zilingo menggandeng mitra logistik dan pelaku usaha horeka yang produknya tengah diminati masyarakat, seperti madu, ekstrak rempah, dan herbal. Saat ini Zilingo telah bermitra dengan beberapa merek organik dan natural di Indonesia, seperti Talasi, Haldin Foods, Alteya Organics dan Maidanatural.

“Penting untuk berkolaborasi dengan mitra logistik dan pelaku usaha horeka agar dapat menjaga pasokan saat permintaan meningkat. Apalagi, integritas produk organik dan natural dalam waktu yang tidak menentu seperti sekarang menjadi sangat penting, termasuk transparansi dalam proses pengadaan,” tambahnya.

Menurutnya, produk organik dan natural telah berkembang menjadi bagian dari ekspektasi dasar konsumen terhadap tren makanan di industri produk natural. Ini menjadi momentum bagi pelaku usaha horeka untuk memanfaatkan tren yang dan dan membantu mempercepat pemulihan industri.

Dalam kesempatan ini, Zilingo juga meluncurkan kampanye “Sustainable Living” untuk membantu konsumen melakukan pengadaan dengan penawaran mulai dari Rp40 ribu dan mengakomodasi permintaan konsumen di Zilingo Trade.

Ramai-ramai masuk bisnis makanan

Masuknya Zilingo ke bisnis makanan di Indonesia semakin memperkuat persaingan dengan platform lainnya. Momentum pandemi banyak dimanfaatkan oleh pelaku startup untuk melakukan diversifikasi bisnis di tengah meningkatnya akselerasi digital.

Model bisnis yang digarap kebanyakan bermain di ranah jasa pengantaran makanan (food delivery). Awalnya, layanan food delivery dikuasai oleh super app Gojek dan Grab. Kemudian, pesaing kuatnya Shopee melalui ShopeeFood mulai agresif masuk ke bisnis ini sejak setahun terakhir.

Traveloka yang awalnya hanya masuk ke layanan directory dan voucher F&B juga mulai gencar sejak tahun lalu menjajal layanan food delivery. Belum lagi ditambah Bukalapak lewat BukaFood dan startup logistik SiCepat yang melakukan diversifikasi vertikal dengan mencaplok DigiResto.

Aksi platform digital ini menandakan adanya permintaan luar biasa terhadap bisnis makanan secara on-demand. Nilai bisnisnya juga menggiurkan. Riset Momentum Works melaporkan bahwa layanan food delivery mengalami percepatan pertumbuhan selama pandemi.

GMV pengiriman makanan di enam negara di Asia Tenggara mencapai angka fantastis, yakni sebesar $11,9 miliar atau Rp169 triliun di 2020. Sementara di Indonesia saja, nilainya mencapai $3,7 miliar atau setara Rp52 triliun yang didominasi dua pemain besar, yakni Grab dan Gojek dengan porsi masing-masing sebesar 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Tampaknya bisnis food delivery akan menjadi babak baru yang akan dihadapi lintas platform digital, dan tak terbatas pada satu vertikal saja. Dengan ekosistem digital yang semakin matang di Indonesia, akan mudah bagi startup untuk mendapatkan traksi yang signifikan. Namun, bisa saja aksi bakar uang tetap dilakukan.

Application Information Will Show Up Here