Tag Archives: HR Platform

Venteny Indonesia

Startup HR-Tech Venteny Rambah Segmen B2C, Incar Pengguna Individu

Startup HR-tech Venteny mengungkapkan kini aplikasinya bisa digunakan karyawan dari perusahaan mana pun secara personal. Sebelumnya untuk menggunakan layanan yang mencoba menyelaraskan kebahagiaan pegawai dengan performa bisnis, perusahaan harus berlangganan. Rencana ini akan direalisasikan pada tahun depan sebagai bagian dari ambisi Venteny menjadi ‘employee superapp’.

Startup asal Filipina ini masuk ke Indonesia sejak 2019, kini sudah menjangkau lebih dari 180 ribu pengguna dari 140 perusahaan dari berbagai skala bisnis dan vertikal industri. Sementara di negara asalnya, Venteny sudah menjangkau lebih dari 250 ribu pengguna dari pertama kali beroperasi di 2015.

Dalam konferensi pers virtual yang digelar kemarin (15/12), VP Brand Communication Venteny Riko Simanjuntak menjelaskan strategi menjangkau semua karyawan sebagai pengguna ini adalah bagian dari rencana perusahaan dalam menggarap segmen B2C untuk menikmati solusi-solusi yang telah dikembangkan.

“Kami berencana untuk menggarap segmen B2C, jadi pengguna Venteny bisa dari berbagai kalangan, terlepas perusahaannya harus bekerja sama dengan Venteny sebelumnya atau tidak,” ucap Riko.

Saat ini secara simultan Venteny menggarap dua segmen, yakni B2B dan B2B2E menawarkan berbagai solusi untuk memenuhi kebutuhan personal karyawan, mulai dari finansial, gaya hidup, hingga pengembangan skill. Perusahaan bekerja sama dengan pihak ketiga yang terpercaya dalam menyediakan solusi tersebut.

Untuk B2B, perusahaan memiliki produk Business Acceleration Program yang memungkinkan pengguna bisnis dari skala UKM untuk mendapat akses pembiayaan dalam rangka meningkatkan bisnisnya. Dalam solusi ini, Venteny menjadi penghubung bagi keduanya.

Sedangkan untuk B2B2E, terdapat berbagai solusi untuk karyawan, seperti V-Merchant untuk kebutuhan gaya hidup, V-Academy untuk pengembangan skill, V-Insurance untuk penyediaan asuransi, dan V-Nancial untuk solusi kebutuhan dana darurat yang tersedia eksklusif untuk karyawan dengan pendapatan bulanan.

Menurutnya, solusi yang ditawarkan oleh pemain seperti Venteny ini untuk menjawab kebutuhan karyawan akan semakin berkembang. Karyawan akan lebih kritis dalam memilih perusahaan terbaik untuk berkarir. Pelaku industri akan semakin agresif dalam mencari talenta terbaik yang bisa mengakselerasi tujuan perusahaan. Sehingga, perusahaan perlu mengantisipasi situasi tersebut dari sekarang dengan meningkatkan daya saing dan menekan rasio turn over yang tinggi.

Rico bilang, mitra untuk Business Acceleration Program dan V-Nancial telah memperoleh izin dari OJK. Oleh karenanya, hal ini berdampak pada peningkatan pengguna eksklusif yang naik 150% dan unduhan aplikasi yang tumbuh signifikan hingga 15 kali lipat pada tahun ini. “Artinya, di luar perusahaan, individu semakin tanggap dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan profesional dan personalnya sebagai pekerja.”

Peningkatan lainnya turut terlihat dari pertumbuhan jumlah bisnis yang bergabung sebagai klien naik hingga 115% dan pendapatan Venteny naik 200%. Pengguna bisnis Venteny ini berasal dari berbagai vertikal industri, seperti trading, jasa, ritel, hingga manufaktur. Perusahaan menetapkan sejumlah biaya admin untuk setiap solusi yang digunakan oleh pengguna bisnis sebagai strategi monetisasinya.

Rencana berikutnya

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Founder & CEO Group Venteny Junichiro Waide. Waide menuturkan rencana Venteny berikutnya di Indonesia akan lebih masif menggarap segmen B2B2E. Pertama, membuka kantor cabang dalam mengupayakan pemerataan layanannya, seperti Jawa Timur, Sumatera, Bali, Kalimantan, hingga Indonesia Timur. Sejauh ini Venteny sudah ada di Jabodetabek, Palembang, Lampung, Surabaya, dan Banjarmasin.

Kedua, mempersiapkan program My Benefits, yang didesain khusus berdasarkan orientasi divisi HR (Human Resources) di perusahaan. Selama ini, divisi HRD kerap menemui dilema dalam menemukan titik tengah antara kebutuhan karyawan dan kemampuan perusahaan, biasanya karena anggaran dan sumber daya yang terbatas.

My Benefits mengusung skema berlangganan yang dibayarkan perusahaan untuk para karyawannya. Karyawan dapat menggunakan fitur-fitur Venteny yang eksklusif, dan tidak bisa dinikmati pengguna biasa. Hal ini dapat membantu HRD melakukan efisiensi anggaran internal dan eksternal, misalnya untuk anggaran pelatihan, asuransi, hingga penyediaan perks atau fasilitas-fasilitas penunjang gaya hidup.

“Karyawan merupakan penggerak utama bisnis perusahaan, untuk itu perusahaan perlu lebih fokus dalam menjaga motivasi dan kebahagiaan mereka sebagai individu. Perusahaan harus lebih terbuka menerapkan inisiatif-inisiatif yang menyasar tantangan tersebut. Di sinilah Venteny hadir untuk menjadi solusi bagi perusahaan tanpa harus mengeluarkan budget besar dan tenaga besar untuk membangun sistem,” jelas Jun.

Dia melanjutkan, terkait prospek bisnis di tahun depan, wilayah Asia Tenggara merupakan market yang cemerlang karena perusahaan kecil dan menengah berpotensi menjadi tulang punggung perekonomian negara. Menurut data Asian Development Bank, kontribusi perusahaan SME di Indonesia terhadap GDP (Gross Domestic Product) mencapai 61%.

Perusahaan SME dinilai dapat menyerap jutaan tenaga kerja. Situasi tersebut melahirkan lebih banyak tantangan lain, seperti kompetisi menjaring talenta terbaik, retensi karyawan, masalah produktivitas, serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat. “Dalam beberapa tahun ke depan, SME akan menjadi pusat perekonomian, jika SME berkembang, maka perekonomian negara ikut berkembang,” pungkas dia.

Application Information Will Show Up Here
Startup HR-Tech Pegaw.ai

Platform SaaS HR “Pegaw.ai” Resmi Diluncurkan, Layani Bisnis di Berbagai Skala

Bertujuan untuk menawarkan solusi yang komprehensif, produk HRMS (Human Resources Management System) yang didirikan dan dikembangkan oleh Phincon bernama “Pegaw.ai” diluncurkan.

Sebagai produk SaaS (Software as a Service), Pegaw.ai menawarkan berbagai paket modul berlangganan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dari perusahaan kecil, menengah, sampai korporasi.

Kepada DailySocial, Product Head Pegaw.ai Steven Sebastian mengungkapkan, platform tersebut mampu membantu pengelolaan SPT pegawai, dalam fitur ini perusahaan dapat merekap pajak yang berbentuk SPT 1721 A1. Selain itu juga memungkinkan pegawai untuk bisa mengakses secara mandiri formulir SPT tanpa merepotkan tim HR demi kemudahan pelaporan pajak pribadi tahunan.

Selain itu fitur-fitur yang juga ditawarkan oleh Pegaw.ai di antaranya modul Penggajian, Employee Self-Service (ESS), Pengelolaan Cuti & Lembur, Pengelolaan Struktur Organisasi, dan berbagai hal lain terkait kepegawaian.

“Pegaw.ai memahami bahwa proses migrasi dan integrasi data merupakan hal yang krusial bagi perusahaan, sehingga Pegaw.ai merancang fitur ‘Migrasi Data’ untuk dapat meminimalisir ketidakcocokan data pegawai yang dimigrasikan bahkan dari platform lain sekalipun,” kata Steven.

Sejak tahun 2020, Pegaw.ai ditujukan sebagai platform manajemen pegawai yang dapat menyederhanakan seluruh pekerjaan tim HR. Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan juga selalu disesuaikan dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Produk SaaS yang menyasar solusi HR cukup berkembang, beberapa startup bermain di ranah tersebut. Misalnya Fast-8 Group, mereka memiliki empat aplikasi untuk manajemen pegawai dengan fungsi yang spesifik, meliputi: Hadirr, Benefide, Gadjian, dan Pagawe. Pemain lain ada Mekari, selain aplikasi Talenta, terbaru mereka meluncurkan Flex untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai. Selain itu masih banyak startup lain yang mencoba mendemokratisasi sistem tata kelola personalia, di antaranya Catapa, Synergo, KaryaONE, dan lain-lain.

Pandemi akselerasi platform HR

Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengimplementasikan platform HR tapi belum terintegrasi ataupun otomatis secara prosesnya, sehingga divisi HR masih memiliki kendala dalam pengelolaan administrasi (payroll, pajak, absensi, formulir SPT, dan lainnya). Saat pandemi kemudian menjadi momen yang tepat untuk menghadirkan platform Pegawai.ai kepada target pengguna.

“Pandemi ini justru menjadi inspirasi bagi Pegaw.ai untuk dapat membantu perusahaan untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian yang otomatis dan komprehensif, serta mendorong perusahaan untuk bisa mengurangi integrasi manual,” kata Steven.

Dari strategi pemasaran, saat ini Pegaw.ai fokus melakukan edukasi dan pemasaran secara online ke perusahaan mengenai kebutuhan akan HRMS sebagai platform menyeluruh untuk kepegawaian. Aplikasi Pegaw.ai sudah dienkripsi menggunakan metode AES 256 atau The Advanced Encryption Standard, sebuah sistem penyandian blok (block cipher) yang sudah terbukti untuk melindungi informasi sensitif. AES memberikan keamanan tambahan dengan ekspansi proses penyandian.

Pegaw.ai juga memiliki sistem Open API, untuk kebutuhan integrasi ke aplikasi lain [misal yang sudah dikembangkan perusahaan]. Hal ini membantu sistem pengelolaan yang fleksibel dan seamless.

“Sebagai solusi HRMS, Pegaw.ai ingin menjadi pemain utama yang membantu perusahaan kecil, menengah, hingga perusahaan besar untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian dengan otomatis dan komprehensif,” kata Steven.

Fast 8 Group

Fast 8 Group Luncurkan Fitur “Contact Tracing” di Aplikasi Hadirr

Berfungsi untuk memudahkan kegiatan bekerja di rumah pegawai, platform SaaS produktivitas yang ditawarkan oleh beberapa startup mengalami pertumbuhan dan awareness yang cukup signifikan. Termasuk bagi Hadirr, platform sumber daya manusia di bawah naungan Fast 8.

Fast 8 Group sendiri membawahi empat platform SaaS produktivitas, meliputi Gadjian (layanan penggajian), Hadirr (layanan pengelola performa karyawan), Benefide (layanan pengelola fasilitas karyawan), Pegawe (layanan administrasi pegawai).

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa startup SaaS yang juga sajikan layanan serupa. Di antaranya platform yang bernaung di bawah Mekari.

Kepada DailySocial, Co-founder & CEO Fast 8 Group Afia Fitriati mengungkapkan, pertumbuhan pengguna di Hadirr cukup tajam selama pandemi. Bahkan perusahaan berhasil mendapatkan klien-klien dari segmen tradisional yang sebelumnya cenderung resisten atau lambat beradaptasi terhadap digitalisasi. Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, perusahaan juga berniat untuk melancarkan kegiatan penggalangan dana.

“Saat ini kami juga sedang melakukan penggalangan dana untuk tahapan pre-series A, yang merupakan extension dan akan dilanjutkan dengan penggalangan dana series A,” kata Afia.

Meluncurkan fitur contact tracing

Hadirr selama ini dikenal dan telah digunakan karena memiliki fitur-fitur yang membantu perusahaan menerapkan work from home atau remote working, seperti fitur absensi dengan kapabilitas geofencing & face recognition, fitur timesheet, dan client visit untuk memonitor aktivitas kunjungan ke klien.

Dengan adanya fitur contact tracing, Hadirr juga bermanfaat bagi perusahaan yang pegawainya tetap harus bekerja di outlet, kantor, dan pabrik. Meskipun aturan PSBB dilancarkan, Hadirr dapat terus dimanfaatkan perusahaan.

“Jadi, dengan penambahan kapabilitas lacak melalui sinyal, kami dapat berkontribusi terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia, khususnya untuk meminimalisir kasus penularan di kantor, pabrik, dan kawasan kerja lainnya,” kata Afia.

Fitur contact tracing Hadirr mengandalkan sinyal bluetooth yang dipancarkan dari ponsel untuk menemukan rekan kerja lain di sekitar. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi siapa dari tempat kerja yang mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19.

Ketika seorang pegawai melaporkan diri terinfeksi Covid-19 ke departemen sumber daya manusia, sistem akan memberikan daftar karyawan lain yang berpotensi mendekati orang yang terinfeksi dalam waktu 14 hari dan memungkinkan tim SDM untuk segera mengirim peringatan paparan ke orang yang berpotensi terinfeksi.

Dengan demikian, sistem ini dapat membantu perusahaan untuk mencegah penutupan seluruh kantor, memutus rantai penularan Covid-19, dan meminimalkan risiko bisnis terkait. Fitur contact tracing yang baru diluncurkan dapat digunakan tanpa biaya tambahan bagi pelanggan Hadirr melalui kanal uji coba gratis.

Core value dari Fast-8 sebagai perusahaan induk aplikasi Gadjian dan Hadirr adalah selalu memberi nilai tambah serta membantu pertumbuhan klien. Apalagi di masa pandemi ini, kami meyakini bahwa satu-satunya cara Indonesia bisa keluar dari krisis Covid-19 ini adalah jika kita bekerja bahu membahu melawan berbagai tantangan pandemi,” kata Afia.

Application Information Will Show Up Here

Introducing Attendance Application to Support Work From Home System

In supporting the work from home (WFH) system as recommended by the government to avoid the Corona Virus outbreak, Talenta by Mekari has launched the mobile app to manage employee attendance in a practical and simple way named Attendance by Talenta.

Mekari’s CEO, Suwandi Soh told DailySocial that the application is now available on Play Store and allows free access for everyone working remotely in time of this pandemic.

This app offers free access for 120 days after the activation within March 17-31, 2020. However, it’s possible to extend the period whether the work-from-home notice is still ongoing.

“Furthermore, the Attendance by Talenta app will use the freemium format, there is the possibility of additional charges for accessing certain features or services. In addition, Attendance can also be linked to the Talenta application which has more complete HR support features such as payroll or employee benefits management,” Suwandi said.

Attendance by Talenta introduced with aims to be the practical and transparent attendance management solution for business owners and employees. It was designed to be more flexible for companies without such term as to involve the whole company, there can be just 1 team to use it for employee management and monitoring, the most-mobile division, for example, the sales team.

“This application uses all mobile-based technology, therefore, employee monitoring can be done in real-time by the company’s admin via a smartphone. There will be two types of users, admin and employee. This monitoring will be seen on users who log in as the admin,” he added.

There are some leading features to be utilized by companies, including Live Attendance, Real-Time Monitoring, Automatic Attendance Recap to Shifting Management. With the selfie check-in and check-out feature and GPS-based location recording, employees will be able to make an absence directly from their cellphone.

“Most smartphone users in Indonesia are currently using the Android operating system, therefore, we put this application first on Playstore. However, it will soon be available on iOS,” Suwandi said.

In fact, other than attendance, business owners can also do other things to make a successful WFH system. For example, Kata.ai provides a technology-based workspace that makes it easier for teams to produce and measure their output. Instead of attendance, they choose to hold meetings through video calls to ensure smooth communication in order to complete tasks on the day.

It’s agreed by eFishery, increasing collaboration through digital media became a choice. Collaboration indirectly supports the presence of each employee. Using the to-do list application will also ensure that every division in the company is always on a measurable productivity path.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Absensi Online Attendance

Aplikasi Attendance Diluncurkan sebagai Sistem Absensi “Work From Home”

Mendukung kegiatan work from home (WFH) yang digalakkan oleh pemerintah demi mencegah penyebaran Virus Corona, Talenta by Mekari meluncurkan aplikasi mobile pengelolaan absensi karyawan yang praktis dan mudah digunakan yakni Attendance by Talenta.

Kepada DailySocial CEO Mekari Suwandi Soh mengungkapkan, saat ini aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Play Store dan memberlakukan free akses untuk siapapun yang sedang menjalani WFH di masa pandemi ini.

Aplikasi ini dapat diakses gratis selama 120 hari, jika melakukan aktivasi di periode 17-31 Maret 2020. Tapi tidak menutup kemungkinan masa gratis ini akan diperpanjang jika lebih dari jangka waktu 120, jika imbauan WFH masih diberikan oleh pemerintah.

“Ke depannya, aplikasi Attendance by Talenta akan menggunakan format freemium, ada kemungkinan additional charge untuk akses fitur atau layanan tertentu. Selain itu, Attendance juga bisa dihubungkan dengan aplikasi Talenta yang memiliki fitur pendukung HR yang lebih lengkap seperti payroll ataupun manajemen benefit karyawan,” kata Suwandi.

Attendance by Talenta hadir dengan harapan bisa menjadi solusi pengelolaan absensi yang transparan dan praktis digunakan bagi pemilik usaha maupun karyawan. Aplikasi didesain agar lebih fleksibel bagi perusahaan, jadi tidak ada ketentuan 1 perusahaan langsung yang menggunakan aplikasinya, bisa saja hanya 1 tim yang pakai untuk mengelola dan monitor karyawan, misal divisi sales yang lebih sering mobile.

“Untuk aplikasi ini, semua mobile-based, jadi monitoring karyawan dapat dilakukan secara real-time oleh admin perusahaan tersebut melalui smartphone. Akan ada dua jenis user, yakni admin dan employee. Monitoring ini akan dilihat pada pengguna yang login sebagai admin,” kata Suwandi.

Ada beberapa fitur menarik yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan, di antaranya adalah Live Attendance, Real-Time Monitoring, Rekap Absensi Otomatis hingga Pengelolaan Shifting. Dengan fitur selfie check-in dan check-out serta pencatatan lokasi berbasis GPS, karyawan akan dimudahkan untuk melakukan absensi langsung dari ponselnya.

“Saat ini pengguna smartphone di Indonesia kebanyakan masih menggunakan sistem operasi Android, jadi kami mendahulukan aplikasi ini di Playstore. Namun, tentu saja ke depannya akan tersedia di iOS,” kata Suwandi.

Namun di luar absensi, sebenarnya untuk suksesnya WFH ada beberapa hal yang bisa dilakukan pebisnis. Misalnya yang dilakukan Kata.ai, menyediakan workspace berbasis teknologi yang memudahkan tim melakukan produktivitas dan mengukur keluarannya. Alih-alih absensi, mereka memilih mengadakan meeting melalui video call untuk memastikan komunikasi yang lancar guna menyelesaikan tugas-tugas di hari tersebut.

Demikian pula disampaikan eFishery, meningkatkan kolaborasi melalui medium digital menjadi pilihan. Kolaborasi secara tidak langsung menunjang kehadiran tiap karyawan. Penggunaan aplikasi to-do list juga akan memastikan tiap divisi di perusahaan selalu dalam jalur produktivitas yang terukur.

Application Information Will Show Up Here

Platform SaaS “Monika” Mudahkan Pembuatan Proposal dan Faktur

Pekerjaan sebagai freelance mulai banyak digeluti masyarakat. Di era digital ini banyak layanan yang mendukung untuk meningkatkan performa para pekerja remote. Salah satu startup yang coba hadir untuk hal yang sama adalah Monika. Platform Software as a Services (SaaS) ini mencoba hadir untuk membantu mereka yang kesulitan membuat dan mengelola proposal dan faktur, menargetkan kalangan freelance, startup, dan UKM.

Fitur-fitur yang ada di dalam Monika dirancang untuk bisa memudahkan pelanggan membuat proposal dengan desain template yang profesional dan bisa dikustomisasi melalui dasbor yang disediakan. Semua proposal yang telah dibuat bisa segera didistribusikan tanpa harus mencetak atau melampirkannya ke dalam sebuah email. Pengguna bisa mendistribusikan tautan proposal melalui aplikasi pesan instan atau media komunikasi lainnya. Selanjutnya calon klien bisa langsung membuka dan menyetujuinya dengan mudah.

Proposal yang telah dibuat bisa langsung dikirimkan kepada klien, selanjutnya pengguna bisa menunggu proses follow up dari klien untuk semua proyek yang dibuat dalam satu tempat melalui notifikasi yang dikirimkan oleh sistem. Monika menjamin setiap data dan informasi pengguna dan klien akan disimpan dengan baik dan aman.

Monika pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 2017. Kemudian Monika terus melakukan pengembangan hingga pada Januari 2018 meluncur secara resmi dengan status beta. Menurut data dari tim Monika saat ini mereka berhasil memiliki 700 pengguna aktif dan terus berupaya menambah lebih banyak pengguna di tahun ini.

Optimis bisa diterima masyarakat

Perjalanan Monika masih panjang untuk sebuah startup. Mereka harus bisa meyakinkan lebih banyak freelancer, tim penjualan maupun pemilik bisnis untuk bisa menggunakan layanan Monika. Namun di samping itu pihak Monika optimis bisa diterima baik di masyarakat, terutama target pengguna mereka.

“Melihat rutinitas target pengguna kami yang adalah kebanyakan pemilik bisnis, tim penjualan dan freelancer; yaitu pembuatan penawaran dan melakukan penagihan, kami semakin optimis bahwa masalah yang ada terus terjadi berulang-ulang dalam waktu singkat. Melihat retention rate tersebutlah, kami merasa dan tervalidasi bahwa Monika adalah ‘obat untuk penghilang rasa sakit kepala‘ mereka. Juga dengan jumlah market share yang kami masuki sebesar Rp122 miliar per tahun dengan target market freelancer, startup dan small agency,” terang Customer Relation Monika Puji Utami.

Lebih jauh Puji menjelaskan bahwa Monika memiliki keunggulan pada close rate prediction yang memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) yang bekerja untuk mengalkulasi dan membaca behaviour masing-masing klien secara real time. Teknologi AI juga dijadikan fondasi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi semua pengguna Monika.

“Target Monika di tahun 2018 yang pertama adalah untuk memastikan lebih dari setengah jumlah freelancer dan pekerja kreatif di Indonesia menggunakan Monika dan target yang kedua adalah membuka peluang kolaborasi antar pengguna kami yang datang dari berbagai kalangan terutama mereka yang bergerak di industri kreatif seperti web developer, arsitek, event organizer hingga creative agency,” tutup Puji.

AnyMind Group Officially Launches CastingAsia Marketplace Influencer and TalentMind HR Platform

After previous announcement to launch AI-based recruitment optimation platform SaaS, AnyMind Group, the parent company of AdAsia Holding has officially released TalentMind in Bangkok, Thailand. It was announced in the event that AnyMind is now appointed as the parent company of AsAsia Holdings, covering AdAsia, TalentMind and CastingAsia.

Using the study of depth algorithm

This TalentMind platform targeting B2B will be offered to companies for the easier talent searching, using data from social media, CV and competencies. The process using natural language (NLP) is claimed to narrow the TalentMind search up to the relevant candidates.

“Our HR team has integrated TalentMind to their workload and using the platform to rent additional team for the vertical expanding,” said AnyMind Group’s Co-founder and CEO Kosuke Sogo.

Overall, TalentMind has four stages to determine candidates, begins with the screening using media social data and candidate’s resumee, then analytics to determine framework competency, sourcing to involve the candidates directly on platform and the last is matching candidates to requirements and criteria set.

“We already use AI machine to push influencer match in social media and now escalated into HR industry using series of AI-based solutions in all business aspects,” said Sogo.

CastingAsia marketplace influencer

Targeting micro-influencers, the official CastingAsia is expected to smoothen brand marketing through influencer. On the other hand, influencer can also get profits by joining the marketplace.

“The challenge is how to be an influencer and how to get the right price range. As with the advertiser and brand interested to use influencer in marketing event,” said Shingo Hayashi, CastingAsia’s Regional Head.

Besides CastingAsia as a platform and marketplace, there are other features provided such as CastingAsia engagement as a managed service solution which gives information to marketers regarding local and regional marketing with marketing execution.

“Besides connecting influencer with brand, brand group can also choose the influencer match their criteria in 9 countries where CastingAsia’s products available,” said Hayashi.

To make it easier for brand monitoring the real-time ongoing campaign, there is a dashboard filled with informations to analytics from the campaign for its brand. While influencer can also review its performance by signing up using social media. Later on the landing page, will appear the analytics and the ongoing campaigns, to be followed by influencers.

“Currently we have more than 10 thousand influencers and micro-influencers, we expect to increase it to 50 thousands by 2018,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo, Co-founder dan COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi saat acara peluncuran / DailySocial

AnyMind Group Resmikan Peluncuran Marketplace Influencer CastingAsia dan HR Platform TalentMind

Setelah sebelumnya mengumumkan bakal meluncurkan platform SaaS optimasi rekrutmen berbasis AI, AnyMind Group perusahaan induk dari AdAsia Holding secara resmi meluncurkan TalentMind di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut turut diumumkan bahwa kini AnyMind ditunjuk sebagai perusahaan induk AdAsia Holdings, yang membawahi AdAsia, TalentMind dan CastingAsia.

Memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini nantinya akan ditawarkan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

“Tim HR kami telah mengintegrasikan TalentMind ke dalam alur kerja mereka dan telah menggunakan platform tersebut untuk menyewa tim tambahan untuk perluasan vertikal ini,” kata Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Secara keseluruhan, TalentMind memiliki empat fase saat menentukan kandidat, dimulai dengan screening memanfaatkan data media sosial dan resume kandidat, kemudian analytics untuk menentukan kerangka kerja kompetensi, sourcing yaitu melibatkan kandidat secara langsung di platform, dan yang terakhir matching yaitu pencocokan kandidat ke perusahaan berdasarkan model perekrutan dan bakat yang dimiliki kandidat.

Dengan memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam (deep learning), TalentMind ideal digunakan untuk organisasi yang memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.

“Kami telah menggunakan mesin AI untuk mendorong pencocokan influencer di media sosial dan sekarang mengeskalasi ke dalam industri HR memanfaatkan serangkaian solusi berbasis AI di seluruh bisnis,” kata Sogo.

Marketplace influencer CastingAsia

Menargetkan influencer micro-influencers, diharapkan CastingAsia yang secara resmi diluncurkan, bisa membantu brand melancarkan kegiatan pemasaran melalui influencer. Di sisi lain, influencer juga bisa mendapatkan profit, jika bergabung dalam marketplace tersebut.

“Kendala saat ini yang banyak ditemukan adalah bagaimana caranya menjadi influencer dan bagaimana influencer tersebut bisa mendapatkan kisaran harga yang tepat. Demikian juga dengan advertiser dan brand yang tertarik untuk memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran,” kata Regional Head CastingAsia Shingo Hayashi.

Selain CastingAsia sebagai platform dan CastingAsia sebagai marketplace terdapat fitur lainnya yang tersedia, yaitu CastingAsia engagement, yang merupakan solusi layanan terkelola yang memberikan informasi kepada marketer mengenai pemasaran lokal dan regional serta eksekusi pemasaran.

“Selain menghubungkan influencer dengan brand, pihak brand sendiri dengan mudah bisa menentukan influencer yang cocok sesuai kriteria di 9 negara di mana produk CastingAsia tersedia,” kata Hayashi.

Untuk memudahkan brand memonitor kampanye yang sedang berlangsung secara real-time, disediakan sebuah dashboard yang berisikan informasi hingga analytics dari kampanye tersebut untuk brand. Sementara untuk influencer bisa melihat juga performa dari mereka dengan mendaftarkan diri menggunakan media sosial. Nantinya di landing page tersebut, bisa dilihat juga analytics dan kampanye yang sedang berlangsung dan bisa diikuti oleh influencer.

“Saat ini kami memiliki basis lebih dari 10 ribu influencer dan micro-influencer, kami bertujuan untuk mengembangkannya menjadi 50 ribu pada akhir tahun 2018,” kata Hayashi.

Co-founder dan CEO AdAsia Kosuke Sogo dan Country Manager AdAsia Lidyawati Aurelia / DailySocial

Rencana AdAsia Luncurkan Marketplace “Influencer” untuk Brand dan Advertiser

Besarnya peluang untuk kegiatan pemasaran yang lebih efektif memanfaatkan influencer, menjadikan kegiatan ini pilihan pertama dari brand hingga advertising untuk melancarkan kegiatan pemasaran. Melihat potensi yang menjanjikan tersebut, AdAsia perusahaan teknologi yang fokus kepada adtech di negara Asia Pacific, berencana untuk fokus mengembangkan produk tersebut memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).

Kepada media, Co-founder dan CEO AdAsia Kosuke Sogo mengungkapkan, saat ini secara global AdAsia telah memperoleh sekitar 10 ribu influencer, dan menargetkan 100 ribu influencer secara global dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

“Dengan memanfaatkan influencer kami bisa membantu brand dan advertiser mendapatkan influencer yang tepat dan relevan memanfaatkan teknologi AI, serta menyebarkan kegiatan promosi tersebut kepada berbagai channel yang kami miliki.”

Di Indonesia sendiri teknologi AI yang digunakan AdAsia untuk mengolah data dan melihat consumer-behaviour diklaim merupakan layanan pertama yang hadir di Indonesia.

Tiga produk unggulan AdAsia

Untuk menampung semua data yang dimiliki oleh AdAsia memanfaatkan teknologi AI, rencananya pada awal tahun 2018 mendatang, AdAsia akan meluncurkan produk terbaru bernama CastingAsia. Dengan platform ini nantinya brand dan advertiser bisa memanfaatkan marketplace influencer yang telah dikumpulkan oleh AdAsia memanfaatkan teknologi Ai dan pengolahan data. Dengan demikian memudahkan brand dan advertiser menemukan influencer yang tepat.

Selain CastingAsia produk unggulan lainnya dari AdAsia adalah AdAsia Digital dan AdAsia Ad Network serta AdAsia Video Network. Sementara klien dari AdAsia kebanyakan datang dari perusahaan OTA, FMCG, layanan e-commerce, ritel hingga produk kecantikan.

“Kami berusaha memanfaatkan teknologi AI di semua layanan yang kami hadirkan, agar bisa lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien,” kata Kosuke.

Mendirikan R&D Center di Vietnam

Sejak didirikan pada tahun 2016 lalu, AdAsia telah beroperasi di Singapura, Bangkok, Jakarta, Ho Chi Minh, Hanoi dan Taipei. Dalam waktu dekat AdAsia juga akan melakukan ekspansi ke Uni Emirat Arab serta India. Ekspansi tersebut merupakan salah satu rencana dari AdAsia usai mendapatkan pendanaan Seri A dari JAFCO Asia sebesar $12 juta bulan April 2017 lalu.

“Rencananya kita juga akan membangun data center di Ho Chi Minh untuk mengolah data dan tentunya menerapkan teknologi AI di semua produk yang dimiliki oleh AdAsia,” kata Kosuke.

Disinggung tentang adanya rencana untuk melakukan fundraising tahun 2018 mendatang, Kosuke menyebutkan saat ini belum memiliki rencana, namun melihat besarnya minat dari beberapa investor yang ingin berinvestasi di AdAsia, Kosuke dan tim masih membuka peluang untuk melakukan fundraising.

Perluasan ke platform SaaS HR

Meskipun mengklaim sebagai perusahaan yang bergerak dibidang periklanan, namun tahun 2018 mendatang AdAsia akan melebarkan bisnisnya dengan menghadirkan produk SaaS (software-as-a-Service) berupa HR platform memanfaatkan teknologi AI.

“Dengan software ini nantinya bisa membantu perusahaan menemukan kandidat yang tepat memanfaatkan data dari berbagai sumber yang diolah memanfaatkan teknologi AI,” tutup Kosuke.