Tag Archives: Human Resources Management

Gadjian Academy Resmi Diluncurkan, Sajikan Konten Pelatihan Manajemen SDM

Layanan pembayaran Gadjian mengumumkan peresmian divisi edukasi mereka bernama Gadjian Academy. Divisi ini diharapkan mampu secara berkesinambungan dalam membangun manajemen SDM yang mumpuni dengan menyajikan konten pelatihan yang berkualitas.

Divisi yang sebenarnya sudah beroperasi sejak 2016 ini baru diluncurkan setelah mengukur animo masyarakat yang cukup positif dengan Gadjian Academy (GA) ini. GA menjadi salah satu ujung tombak Gadjian untuk turut memberikan sumbangsih positif bagi industri UKM dan startup di Indonesia.

“Gadjian Academy merupakan sarana belajar ilmu SDM dengan harga terjangkau. Divisi ini sudah beroperasi sejak 2016, namun baru secara resmi kami luncurkan di 2017 setelah mengukur animo dari masyarakat,” jelas CEO Gadjian Afia R. Fitriati.

GA disebut berbeda dengan pelatihan SDM pada umumnya. Yang pertama dari segi harga yang cukup terjangkau, bahkan gratis. Selanjutnya dari segi kualitas. Afia mengungkapkan GA memiliki konten pelatihan yang mumpuni sehingga bisa berdampak positif bagi perkembangan SDM sebuah bisnis atau perusahaan. Beberapa nama startup tanah air disebut menjadi salah satu peminat program pelatihan GA, antara lain Bukalapak, Lazada, dan kumparan.

Salah satu contoh pelatihan yang diselenggarakan GA adalah pelatihan “Cara Membuat Paket Kompensasi dan Struktur Gaji” yang disesuaikan dengan Permenaker No. 1 tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah. Menurut Afia pelatihan tersebut berhasil menyedot perhatian komunitas UKM dan komunitas HRD sehingga membuat GA harus mengadakan beberapa kali penyelenggaraan atau angkatan untuk mengakomodasi peserta.

Dari penuturan Afia saat ini pelatihan-pelatihan yang diadakan GA hanya tersedia di wilayah Jabodetabek. Namun dengan animo yang cukup tinggi dari perusahaan dan startup Indonesia pihak GA sedang merintis kerja sama dengan berbagai mitra dan rekanan untuk mengadakan program-program pelatihan SDM di berbagai wilayah di Indonesia lainnya.

Selain memperlebar jangkauan ke wilayah-wilayah lain GA juga berencana mengadakan pelatihan-pelatihan dengan topik-topik lain yang relevan seputar pengelolaan SDM di UKM dan startup. Selain itu GA juga direncanakan membuat program video edukasi yang bisa diakses melalui kanal Youtube Gadjian dan akun media sosial Gadjian.

Mengelola Pekerja Remote di Lingkungan Kerja

Melakukan kerja secara remote bukan menjadi hal baru. Banyak startup bahkan perusahaan mempekerjakan talenta-talenta berbakat secara remote. Kebutuhan akan talenta yang mendesak menjadi salah satu faktor utama. Tidak hanya pekerja yang harus mengantisipasi tren bekerja secara remote bisnis juga harus mengantisipasinya dengan menyiapkan trik manajemen yang baik.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu proses memanajemen para pekerja remote.

Mendorong komunikasi lebih efektif

Sebagai unsur utama bekerja secara remote komunikasi harus dijaga dan dilakukan secara efektif. Mulai dari berkomunikasi untuk memberikan brief pekerjaan hingga informasi mengenai progres pekerjaan. Gunakanlah teknologi yang sekiranya mudah diakses dengan banyak fungsi kolaborasi. Jangan lupa untuk selalu mencatat dan menentukan deadline pekerjaan.

Untuk menjaga unsur kemanusiaan jangan lupa untuk menghubungi atau berkomunikasi ringan untuk meningkatkan hubungan personal. Ini modal yang baik untuk sama-sama membangun kepercayaan.

Tetapkan ekspektasi

Kunci dari berlangsungnya hubungan kerja sama profesional secara remote adalah kepercayaan. Pekerja percaya apa yang dilakukan akan mendapatkan timbal balik yang setimpal, bisnis percaya talenta yang mereka rekrut mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan. Hubungan kepercayaan ini yang nantinya menjadi dasar kuat untuk hubungan profesional yang baik.

Untuk bisa tetap memanajemen pekerjaan dengan baik, selain menetapkan target, tetapkan juga ekspektasi. Sejauh mana kemampuan maksimal pekerja. Dengan demikian bisnis bisa membagi beban kerja atau membagi jadwal kerja dengan imbang untuk menghindari overload pekerjaan.

Kunjungi atau bertemu dengan tim

Untuk menjaga hubungan profesional tidak ada salahnya untuk menjadwalkan ketemuan. Sekali atau dua kali dalam sebulan dalam sebuah obrolan ringan, hal tersebut akan sangat bermakna. Dengan bertemu secara langsung kedua belah pihak bisa menilai masing-masing secara langsung.

Zona waktu

Internet dan layanan kolaborasi memungkinkan orang saling bekerja sama lintas negara dan benua. Untuk bisa memudahkan proses manajemen sebisa mungkin untuk menyamakan zona waktu. Sebenarnya ini bukan sebuah keharusan, hanya saja jika dibutuhkan deadline harian zona waktu akan berpengaruh. Untuk mengatasi hal ini bisnis bisa memilih para pekerja remote yang berada di zona waktu yang tidak jauh beda. Atau terjadi kesepakatan di awal, zona waktu kerja mengikuti kantor pusat.

5 Cara Tepat Memperlakukan Pegawai Startup

Apa pun layanan startup yang Anda hadirkan, kepuasan pelanggan tentunya menjadi tujuan utama. Salah satu cara untuk memastikan perusahaan telah memberikan layanan pelanggan terbaik adalah dengan melihat secara langsung seperti apa kepuasan pegawai Anda di perusahaan. Bagaimana Anda memperlakukan pegawai ternyata memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai dan kepuasan pelanggan.

Artikel berikut ini akan membahas 5 hal yang wajib dicermati agar perusahaan Anda bisa memberikan kepuasan pelanggan terbaik.

Berikan pekerjaan yang jelas kepada pegawai

Setiap pegawai perlu memahami secara menyeluruh fungsi dan peranan masing-masing terhadap perusahaan dan bagaimana posisi mereka saat ini bisa membantu perusahaan berjalan dengan baik. Berikan visi dan misi yang jelas tentang perusahaan, dan berikan standardisasi yang tinggi kepada pegawai tersebut agar bisa diterapkan setiap hari di perusahaan.

Hindari memonitor pegawai terlalu sering

Terkadang dalam sebuah startup dengan ruang lingkup yang masih kecil, sang pemilik kerap melakukan micro-managing kepada pegawai. Apakah itu mengawasi pekerjaan, mengatur cara kerja hingga menuntut pegawai untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan keinginan dari pemilik. Idealnya ketika Anda telah menyetujui untuk memperkerjakan seorang pegawai untuk posisi tertentu, percayakan kemampuan serta talenta yang dimiliki, berikan kesempatan untuk pegawai tersebut memberikan kontribusi kepada perusahaan.

Bina hubungan baik

Salah satu cara untuk membina hubungan baik dengan pegawai adalah dengan melakukan komunikasi yang cukup rutin. Tanyakan kendala dan keinginan dari masing-masing pegawai yang bisa membantu meningkatkan semangat dan produktivitas kerja.

Beri dukungan

Cara lain yang wajib untuk dicermati adalah dukungan yang diperlukan oleh pegawai. Ketika pegawai mulai menunjukkan prestasi atau inovasi yang menjanjikan, berikan dukungan secara menyeluruh kepada pegawai, agar bisa memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Bangun tim yang solid

Lancar atau tidaknya perusahaan berjalan ternyata berasal dari anggota tim yang solid. Dalam hal ini Anda sebagai pemilik dan pemimpin perusahaan, harus bisa melihat dan menempatkan masing-masing pegawai di posisi yang tepat, sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut. Ciptakan kolaborasi yang positif yang berasal dari keterampilan serta kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota tim di perusahaan. Ketika masing-masing pegawai telah melihat kekuatan yang mereka miliki, bisa dipastikan pegawai tersebut akan semakin setia, bekerja dengan baik dan lebih semangat untuk bekerja setiap hari.

Dalih Millennials Sering Berpindah Tempat Kerja

Generasi millennial dikenal sebagai seorang pekerja yang cenderung lebih suka berpindah-pindah tempat kerja. Hal tersebut salah satunya disimpulkan oleh Perhimpunan Manajemen SDM Indonesia dalam diskusi yang diadakan Agustus tahun lalu.

Tren tersebut ternyata benar adanya. Beberapa startup mengaku keluar masuknya talenta dalam tubuh bisnis menjadi hal yang sangat biasa. Tak mengherankan jika setiap hari di layanan listing lowongan pekerjaan, media teknologi dan jejaring profesional, hampir setiap hari selalu ada lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh startup di Indonesia.

Berikut ini adalah dalih yang sering dilontarkan Generasi Y untuk berpindah tempat kerja.

Mencari pengalaman baru

Ini menjadi alasan yang paling banyak dijadikan justifikasi. Beberapa orang yang merasa pengalamannya tidak bertambah di tempat kerja yang dinaunginya, sehingga ketika ada kesempatan berpindah, maka ia tak menyia-nyiakannya. Namun menurut beberapa orang, mereka merasa dibatasi, sehingga tidak berkembang sesuai yang ia inginkan, baik dalam koneksi dengan rekanan atau kompetensi dari bidang yang ia geluti.

Tak sedikit orang yang memilih untuk bertahan di suatu startup. Kebanyakan disebabkan karena faktor lingkungan kerja dan pimpinan yang membebaskan ia berekspresi. Mengizinkan untuk berkomunikasi langsung dengan rekanan bisnis, memberikan kesempatan untuk memimpin dan memberikan keterbukaan kepada pekerja tersebut.

Pengalaman di lingkungan kerja tak melulu soal tugas baru yang harus dikerjakan, namun juga meliputi kesempatan-kesempatan untuk mencicipi dunia yang lebih luas.

Sistem “birokrasi” yang tidak jelas

Ada startup berukuran kecil maupun medium, namun memiliki aturan yang ditegakkan, sesuai dengan SOP bisnis yang sering diadopsi korporasi. Ada juga yang tidak jelas, hingga memunculkan banyak “drama” di sana-sini. Bagi beberapa orang, aturan yang tidak jelas sangat mengganggu, terlebih untuk millennials yang sedikit-sedikit “baper”. Perlu kejelasan, dengan mekanisme yang gamblang dan yang paling penting transparan.

Jika menempatkan di sisi startup, maka menjadi kewajiban pemimpin untuk tidak seenaknya sendiri mengubah-ubah aturan sesuai yang ia mau, dan yang terparah justru menyesuaikan mood-nya. Sebuah kesalahan besar. Hal ini biasa terjadi pada sistem kerja yang tidak bisa membedakan batasan antara profesionalitas dan kekerabatan atau bahkan kekeluargaan.

Semua harus memiliki porsi yang pas dan ditempatkan secara bijak. Terkait dengan aturan, jangan sampai para pekerja merasa tidak nyaman dengan dinamika yang terlalu dibuat-buat.

Faktor pemimpin

Tak jarang menemui orang yang begitu tertarik masuk ke sebuah startup karena sangat terkagum dengan founder-nya. Namun banyak pula yang akhirnya keluar karena “sakit hati” atas kebijakan yang sering diambil pemimpin perusahaan tersebut. Lagi-lagi sikap profesional pemimpin bisnis yang tidak ditegakkan justru memicu hal ini, misalnya terlalu pilih-pilih, terkesan selalu tidak percaya, hingga selalu menabur janji manis yang sering tidak diingat.

Startup membutuhkan akselerasi kencang bisnisnya. Menghadapi dinamika yang ada, startup perlu memiliki kompetensi talenta yang terukur. Memiliki pekerja yang loyal cenderung akan mampu membawa perusahaan untuk berproduksi lebih cepat, dengan pengalaman dan kultur kerja yang sudah menjadi bagian dari kesehariannya, bisnis tidak lagi membuang-buang waktu untuk memberikan waktu beradaptasi bagi pekerjanya.

Tips Bagi Startup Pemula untuk Merekrut Karyawan

Mengembangkan bisnis bisa dilakukan dengan menyusun beberapa strategi. Salah satu strateginya adalah memperkerjakan karyawan baru untuk menambah kekuatan tim dan membagi beban ke seluruh anggota tim. Sayangnya memperkerjakan karyawan baru bukan perkara mudah bagi bisnis yang baru berkembang, terlebih bagi yang sedang merintis. Masalah keuangan dan lain sebagainya acap kali sebagai penghambat. Belum lagi biasanya karyawan dengan kemampuan yang memadai enggan memilih perusahaan atau bisnis baru.

Berikut beberapa tips bagi bisnis rintisan untuk memberikan penawaran menarik bagi karyawan baru.

Menawarkan keuntungan lebih

Keuntungan yang dibahas dalam hal ini bukan hanya uang, tetapi juga kesempatan. Jika dana yang dimiliki terbatas tawarkan hal-hal lain yang bisa menguntungkan karyawan tetapi tidak terlalu membebani bisnis. Misalnya menawarkan fasilitas laptop kantor untuk bekerja, smartphone kantor untuk berkomunikasi, atau menawarkan kemungkinan kerja secara remote.

Karena dalam titik ini yang dibutuhkan oleh bisnis tidak hanya kehadiran karyawan tersebut tetapi juga sumbangsih kerja yang nyata. Pastikan penawaran-penawaran yang diberikan tidak membebani bisnis dari segi finansial atau lainnya.

Bebaskan mereka untuk melakukan yang terbaik

Salah satu yang bisa dieksplorasi untuk memikat karyawan baru bagi bisnis rintisan adalah kesempatan untuk berekspresi dan bereksplorasi. Alih-alih menyusun pekerjaan apa yang harus dilakukan oleh karyawan tersebut bisnis bisa memberikan mereka tujuan yang ingin mereka capai. Selepasnya, biarkan sang karyawan bereksplorasi dengan skill yang mereka miliki. Kebebasan ini biasanya yang diharapkan sebagian orang dalam bekerja. Bebas namun tetap memiliki tujuan.

Berikan work life balance yang lebih baik

Salah satu masalah yang dimiliki pekerja di era sekarang adalah work life balance. Mereka seolah tidak memiliki kehidupan lain di luar pekerjaan mereka. Hal ini bisa menjadi tawaran menarik. Berikan kesempatan mereka untuk mengambil libur atau mengatur jam kerja mereka sendiri. Fleksibilitas ini memberikan ruang lebih untuk mereka untuk menjaga ritme produktif mereka. Namun tetap, harus diikuti dengan kontrol dan pengawasan.

Perlihatkan ruang mereka untuk tumbuh

Hal yang satu ini sering menjadi senjata ampuh bagi bisnis tahap awal dalam merekrut karyawan. Berikan pemahaman bahwa dalam bekerja bersama mereka tidak hanya mengembangkan bisnis bersama-sama, tetapi juga mengembangkan kemampuan masing-masing individu di dalamnya. Perlihatkan bahwa bisnis tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan tetapi juga karyawan. Berikan pemahaman bahwa ada ruang untuk tumbuh bagi mereka dalam tim. Ini merupakan penawaran paling menarik dan masuk akal untuk mendapatkan karyawan.