Tag Archives: humas

personal branding, personal branding adalah, public relations, humas

Personal Branding Adalah: Ketahui Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Membuatnya

Personal branding adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan public relations mengenai suatu brand. Jika pada umumnya orang-orang hanya mengetahui brand atau merk hanya berkisar pada suatu produk, melalui kemunculan media suatu brand tidak hanya disematkan pada produk tetapi bisa juga pada manusia.

Personal branding saat ini menjadi salah satu penilaian yang dilakukan oleh para recruiter untuk mencari calon pegawai yang sesuai. Untuk mengetahui personal branding selengkapnya, berikut artikel di bawah sini:

Pengertian Personal Branding

Personal branding adalah aktivitas mengenai seseorang untuk menciptakan brand persona pada dirinya. Personal branding diambil dari pemahaman mengenai brand atau merk dan disematkan pada seseorang, sehingga diartikan sebagai pandangan mengenai pengalaman dan keterampilan yang ada pada diri seseorang.

Personal branding adalah sumber daya yang pada kenyataannya dimiliki oleh setiap orang dan perlu dikembangkan untuk memperoleh kemampuan maksimal orang tersebut. Personal branding berkaitan dengan public relations, yaitu mengenai citra yang dimiliki oleh seseorang seperti bagaimana orang lain memandang dan menilai orang lain.

Personal branding berarti menjadi diri sendiri dengan mencari keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang lain, personal branding berupaya untuk menanamkan identitas dirinya terhadap pandangan orang lain. Beberapa contoh orang dengan personal branding yang kuat dan positif seperti, maudy ayunda, najwa shihab, prilly latuconsina dan masih banyak lagi.

Ciri-Ciri Personal Branding

Personal branding yang kuat dapat memberikan dampak yang besar juga terhadap khalayak. Untuk meningkatkan personal branding, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui mengenai ciri-ciri personal branding yang kuat. Berikut ini ciri-ciri seseorang memiliki personal branding yang kuat:

  • Khas atau Istimewa

Seseorang yang memiliki personal branding yang kuat memiliki ciri-ciri yang menunjukan khas atau keistimewaan dalam dirinya. Maksudnya adalah bagaimana seseorang memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan orang lain. 

Pada dasarnya personal branding ditujukan untuk membangun penilaian dan pandangan orang lain terhadap kepribadian, sosok dan kesan seperti apa yang kita ingin sampaikan kepada khalayak. Untuk membangun sebuah personal branding yang kuat, maka kita perlu menampilakan keunikan atau sesuatu yang mencari ciri khas diri kita.

Sebagai contohnya beberapa orang yang memiliki personal branding yang kuat adalah Sisca kohl melalui tagline miliknya “mari kita coba.” Sisca kohl dianggap  memiliki branding yang kuat karena berhasil membuat orang lain teringat bahwa tagline “mari kita coba.” berarti sisca kohl.

  • Relevan

Ciri-Ciri personal branding yang kuat berikutnya adalah relevan atau adanya keterikatan hubungan dengan para audiens. Relevansi dalam personal branding berkaitan dengan suatu kepentingan yang dimiliki orang lain mengenai tindakan dan sikap kita dan bagaimana orang-orang akan menilai tindakan tersebut.

Sebagai contohnya, salah satu personal branding yang saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai pola asuh aktris nikita willy terhadap anaknya, dimana orang-orang yang juga memiliki anak atau tertarik dengan pola asuh perkembangan anak akan merasa relevan dengan konten-konten dan rekomendasi yang diberikan nikita willy sebagai seorang ibu.

  • Konsisten

Untuk membuat personal branding yang kuat, seseorang juga membutuhkan konsistensi agar setiap konten atau tindakannya sesuai dengan citra awal dirinya. Konsisten adalah sikap atau perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga audiens akan mempercayai tindakan tersebut berdasarkan hal-hal yang diamatinya.

Konsistensi sangat penting dalam membangun personal branding, karena disitulah orang-orang akan menilai dan memberikan pengakuan terhadap citra diri milik kita. Konsisten pada personal branding akan memberikan penilaian pada orang lain bahwa branding kita mengenai sesuatu telah terbukti secara jelas dan dapat dipercaya.

Cara Membuat Personal Branding

Setelah mengetahui bagaimana ciri-ciri personal branding dianggap kuat, maka selanjutnya kita perlu mengembangkan dan membangun personal branding milik kita. Dewasa ini kebutuhan akan personal branding cukup penting, karena era digitalisasi membuat orang-orang cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di media sosial. Untuk itu berikut ini cara membuat personal branding di media sosial:

  • Menentukan brand identity

Untuk membangun personal branding di media sosial maka kita perlu menentukan identitas merek, dimana identitas ini berkaitan dengan statis, kepribadian, sikap dan perilaku yang dimiliki oleh seseorang di media sosial. Hal ini merupakan hal penting karena dengan menentukan brand identity, maka seseorang akan lebih memahami persepsi seperti apa yang ingin dibangun di pandangan khalayak.

  • Menentukan brand positioning

Cara membangun personal branding berikutnya adalah menentukan brand positioning, dimana seseorang akan menentukan posisi miliknya di hadapan khalayak. Maksudnya adalah bagaimana kita dapat membangun komunikasi secara aktif menyesuaikan target audiens secara spesifik. Brand positioning penting dalam membangun personal branding, karena aspek ini akan menentukan posisi atau sifat kita di mata publik.

  • Mengembangkan brand image

Cara membuat personal branding berikutnya adalah mengembangkan brand image, yaitu citra merek yang disematkan pada diri seseorang. Citra merek juga penting dalam membangun personal branding yang kuat, karena aspek ini berkaitan dengan reaksi audiens terhadap segala informasi dan tindakan yang akan kita lakukan. Untuk dapat mengembangan brand image maka dibutuhkan konsistenais atas segala tindakan dan sikap yang ingin di branding.

Sekian informasi mengenai personal branding mulai dari pengertian hingga cara membangun personal branding yang kuat di media sosial. Pada intinya untuk membangun sebuah personal branding kita perlu mengetahui apa kelebihan atau keunikan diri sendiri, kemudian mengembangkannya menjadi personal branding. Semoga artikel ini dapat membantu mengembangkan personal branding milik mu!

Belajar dari Dian Noeh, Founder dan CEO KVB, di sesi #SelasaStartup tentang strategi kehumasan saat meluncurkan startup

Tiga Strategi Kehumasan yang Bisa Dicontoh Saat Meluncurkan Startup

Dalam beberapa tahun terakhir, startup semakin banyak menjamur seiring dengan berkembangnya adopsi teknologi di Indonesia. Ada yang masih bertahan dan sukses, tetapi tak sedikit juga yang tutup buku.

Bicara soal kesuksesan startup, tak bisa dipungkiri public relation (PR) memiliki peran besar. Hal ini demikian karena PR terlibat menentukan strategi dalam memperkenalkan sebuah brand atau produk startup ke khalayak.

Untuk mengetahui lebih dalam, Dian Noeh, Founder dan CEO KVB (sebelumnya Kennedy, Voice & Berliner) akan membagikan pengalamannya pada sesi #SelasaStartup kali ini tentang penentuan strategi PR dalam meluncurkan startup.

Memberikan impact lewat konten

PR is about content. Maka itu, penting bagi PR dalam membuat konten yang menarik. Salah satu pendekatannya adalah memperkenalkan produk lewat sebuah cerita. “Substansi memang harus bagus, apalagi akses informasi semakin mudah karena channel-nya semakin banyak,” ujar Dian.

Selain lewat cerita, penting juga bagi PR untuk dapat men-deliver informasi lainnya, misalnya terkait model bisnis startup. Elemen ini dinilai penting, terutama jika kaitannya menyebarkan informasi kepada para jurnalis.

Why we love working with startups karena kita bisa belajar lebih banyak, belajar model bisnis [mereka]. Kita bisa belajar hal baru dan [model bisnis] ini bisa memberikan impact kepada orang lain,” ungkapnya.

Daya tarik lewat kisah para founder

Menurut Dian, ada banyak perusahaan yang kurang paham dalam melakukan pekerjaan PR pada konteks di era sekarang. Maka itu, memperkenalkan sebuah startup atau produknya tentu akan berbeda dengan memperkenalkan produk perusahaan.

Mengacu pada pengalamannya, sebuah produk atau brand dapat diperkenalkan ke masyarakat dengan mengandalkan cerita atau kisah dari si pendirinya (founder). Ia menilai setiap founder punya kisah berbeda dalam membangun startup atau mengembangkan sebuah produk.

“Kita bisa menggali cerita para founder yang berbeda-beda, di mana cerita ini dapat memikat orang agar bisa menjadi inspirasi kepada orang lain,” tutur Dian.

Algoritma tak berlaku di social science

Dalam meluncurkan startup atau produk, tak semua hal dapat diputuskan secara teknis atau teoritis. PR terkadang harus memiliki insting dalam membuat sebuah keputusan.

When we launch, ada hal-hal tertentu di mana basic rules apply. Tapi ada hal-hal lain juga yang tidak tertulis dan ada banyak keputusan yang tidak hitam-putih,” ujarnya.

Sebagai contoh, PR dapat mengandalkan insting untuk menentukan kapan waktu yang tepat meluncurkan produk atau kapan harus menggunakan bantuan tangan PR atau tidak.