Tag Archives: HUT RI 72

Memaknai Kemerdekaan, Refleksi Perjalanan Startup Indonesia

Tanggal 17 Agustus selalu menjadi hari yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Di momen tersebut, semangat memajukan bangsa selalu terpupuk kembali, bersamaan dengan curahan rasa hormat kita atas jasa pahlawan yang telah memerdekakan bangsa ini. Setelah merdeka, tugas kita tak lain untuk mengisinya dengan berbagai hal positif yang mampu membawa Indonesia pada tingkat kemakmuran yang lebih baik.

Banyak hal yang bisa dilakukan, tak terkecuali berkarya melalui startup digital

Sekitar 8-9 tahun yang lalu tren startup digital mulai beranjak populer di Indonesia. Beberapa produk inovasi mulai hadir, bersama dengan internet yang kala itu merangkak jadi komoditas konsumsi publik. Mengenang awal pergerakan bisnis digital, kami berbincang dengan Nicko Widjaja dari MDI Ventures. Karier di bisnis venture capital telah ia jalani sejak tahun 2010 silam.

“Saat itu industri startup mulai terlihat arahnya, seperti Koprol diakuisisi oleh Yahoo! pada bulan Mei 2010, Kaskus oleh Djarum di tahun berikutnya, dan beberapa akuisisi kecil berdatangan setelahnya. Dari pandangan pemodal ventura, tentunya hal ini menjadi perhatian karena terlihat ‘jalan’ exit, meskipun pasar modal di Indonesia (sampai sekarang pun) belum mempersiapkan platform untuk IPO bagi startup,” ujar Nicko bercerita.

Trennya berkembang pesat, bahkan hingga saat ini beragam inovasi baru berbasis teknologi terus bermunculan, dibungkus dengan proses bisnis yang khas ala startup digital. Nicko juga menyampaikan, perkembangan cukup membawa dampak yang signifikan bagi kepercayaan pemodal untuk bertaruh –tidak hanya pemodal ventura tetapi pihak permodalan lain baik private equity maupun konglomerat holding pun ingin ikut ke dalam rancah startup digital di Indonesia.

Kemajuan sektor bisnis digital tersebut juga diamini oleh Willson Cuaca dari East Ventures. Proposisi tren positif lebih mendominasi di kalangan startup. Menurutnya Indonesia menjadi salah satu negara yang beruntung dapat menyaksikan dan terlibat dalam bisnis digital, mengawal pertumbuhan pengguna internet dari 22 juta pengguna hingga saat ini lebih dari 100 juta pengguna.

“Tidak ada negara lain di dunia yang mungkin akan mengalami hal ini selain Tiongkok, Amerika Serikat atau India. Indonesia sedang menuju ke era keemasan digital. Tidak ada yang terlambat untuk berbenah untuk menjadi lebih baik, kita berkembang terus dan mencoba untuk selalu relevan terhadap pangsa pasar,” ujar Willson.

Jeffri Sirait dari Amvesindo turut memberikan tanggapan tentang kondisi lanskap startup digital Indonesia saat ini. Baginya, ini adalah fase terbaik dalam transformasi digital yang telah melakukan terobosan di berbagai sektor industri, bahkan mengubah gaya hidup yang membuat berbagai hal menjadi lebih mudah dan efisien. Perubahan digital bukan saja sudah dekat, melainkan tengah terjadi, dan proses ini menjadi bagian penting. Berbagai komponen telah berperan, termasuk para pemain dan regulator.

Startup Indonesia sebagai masa depan generasi muda

Optimisme menjadi salah satu bahan bakar untuk memajukan bangsa. Termasuk untuk industri startup digital yang tengah berkembang saat ini. Namun menurut CEO Kibar Yansen Kamto, optimis saja tidak cukup, Indonesia butuh lebih banyak pihak yang bersama-sama berkontribusi membangun fondasi ekosistem yang lebih kuat.  Komunitas, universitas, media, korporasi, dan pemerintah adalah pilar-pilar yang berperan penting untuk terus bersama-sama mendorong lebih banyak future startup founders. Ia percaya kolaborasi yang kuat akan melahirkan startup yang makin tangguh dan bermanfaat.

Dari kaca mata Ery Punta, Managing Director Indigo Creative Nation, saat ini ekosistem startup digital walaupun banyak yang mengatakan masih tahapan pematangan namun perkembangannya sangat signifikan. Dari pengamatannya, pertumbuhan startup yang berkualitas juga terus berlangsung, ditandai dengan diterimanya kehadiran aplikasi dan solusi dari startup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Industri, pemerintah dan berbagai pihak lainnya juga kian semangat bahu-membahu untuk turut serta dalam penumbuhan kewirausahaan digital di negeri ini.

Mengenai masa depan startup digital, Jeffri Sirait berpendapat, “Perubahan digitalisasi bukan sudah dekat, tapi sudah terjadi dan menjadi bagian penting. Regulator sudah berperan lebih baik dan perlu adanya insentif yang diberikan kepada para pelaku, baik untuk startup, investor, inkubator dan komponen lain. Ekosistemnya sendiri juga perlu diperkuat dan dibukakan akses. Di sisi pelaku kreatif dan startup juga harus selalu mau untuk meningkatkan kapabilitas untuk menang dalam kecepatan dan kompetisi. Sinergi sangat dibutuhkan untuk akselerasi sektor startup digital, supaya jangan sampai kehilangan momentum.”

Ada hal yang perlu dibenahi dalam proses pertumbuhan ini

Sebelumnya di awal sudah disinggung tentang kepercayaan pemodal yang sudah mulai meningkat terhadap startup lokal. Nicko Widjaja juga memotret bahwa masih ada hal yang mestinya bisa diperbaiki kulturnya. Ia melihat sesuatu yang disayangkan, saat ini para pemodal banyak yang tidak siap untuk bermain di pendanaan berikutnya untuk startup Indonesia. Selain pemodal ventura, tidak banyak yang mengerti industri startup. Industri startup bukan UKM yang hanya sekali dua tiga kali diinvestasi lalu akan menghasilkan ‘dividen’.

“Yang terjadi saat ini yaitu ‘Series A Crunch’, di mana startup yang ‘laku’ saat seed, tidak laku ketika menawarkan growth runway berikutnya.  Series A Crunch terjadi karena overvaluation. Ini disebabkan karena banyak pemodal ventura yang ingin ‘menggoreng’ valuasi bagi keuntungan mereka. Pada akhirnya tidak banyak institusi modal ventura yang siap Series A percaya dengan valuasi sebelumnya. Series A Crunch bukan terjadi karena tidak ada modal, tetapi tidak ada startup yang ‘valid’ dengan valuasi yang diinginkan,” jelas Nicko.

Nicko menambahkan, “Jika Anda berbicara dengan top-tier investor di luar sana, mereka akan berkomentar yang sama. Bahwa Indonesia memiliki demand (dana) yang besar tetapi tidak dipenuhi dengan supply (startup) yang mencukupi. Sekali lagi saya tekankan, bukan berarti tidak memiliki banyak startup, tetapi tidak memiliki startup yang mampu berkompetisi dan melakukan scaling-up dengan cepat.”

Terkait dengan tren pertumbuhan startup yang sempat dikatakan menurun beberapa waktu terakhir oleh beberapa pihak, menurut Ery Punta hal tersebut terjadi lantaran adanya potensi diserapnya para calon founder oleh para startup yang telah menjadi unicorn, namun sebagai penggerak inkubator startup, ia tetap optimis mengingat market Indonesia yang sangat unik dapat menjadikan peluang untuk tumbuhnya startup lokal yang memiliki kelebihan dalam memahami kearifan lokal dan secara demografi penduduk Indonesia. Sangat penting untuk terus melakukan pembinaan digital talent, penyiapan infrastruktur digital dan keberpihakan lokal yang terbuka dengan kolaborasi global.

“Model pengembangan startup Indonesia harus end-to-end, mulai dari nurturing talent, inkubasi, akselerasi sampai dengan bridging market access antara startup dengan perusahaan yang telah mapan, agar dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dan daya tahan serta kemampuan untuk melakukan scaling,” tambah Ery.

Memaknai kemerdekaan dengan terus berkarya

Setiap warga negara memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan mengisi kemerdekaan. Kepada DailySocial, CEO Kudo Albert Lucius memaparkan arti mengisi kemerdekaan Indonesia. Baginya mengisi kemerdekaan dengan semangat muda adalah terus berusaha menjadi lebih baik dan jangan pernah putus asa. Karena dengan semangat ini kita bisa semakin produktif memberikan kontribusi yang nyata bagi Indonesia. Kemerdekaan merupakan sebuah pilihan dan artinya adalah sebuah kebebasan. Bebas yang bertanggung jawab tentunya.

“Kita sebagai pemuda akan selalu bersemangat untuk memberikan yang terbaik  melalui kontribusi dari setiap apa yang kita lakukan. Indonesia tahun ini merayakan kemerdekaan yang ke-72, meskipun angka ini tidak muda, jiwa dan semangat kita selaku pemuda bangsa harus senantiasa ada,” ujar Albert.

Semangat sama ditunjukkan CEO Bukalapak Ahmad Zaky. Ia menyebutkan bahwa merdeka di era sekarang adalah tentang kemandirian bangsa. Mengisi kemerdekaan tidak bisa hanya bicara, atau beretorika, kita juga tidak hanya bisa berpikir, tidak pula cukup hanya bekerja. Semua jiwa, raga, dan tenaga harus dicurahkan untuk berkarya.

“Karena bidang saya teknologi. Mari kita lihat apa sudah mandiri alias merdeka. Artinya kita menggunakan karya bangsa kita sendiri. Mungkin masing-masing dari kita perlu menjawab pertanyaan ini dalam bidang masing-masing. Generasi muda harus berpikir, bagaimana di masa depan anak cucu kita menggunakan produk kita sendiri. Itu baru merdeka. Saya tidak bisa memberikan tips yang lebih baik selain: Buktikan! Tunjukkan!” ujar Zaky.

Bagi Zaky, bukti akan menginspirasi generasi selanjutnya. Bukti kekal abadi antar generasi. Kita butuh banyak orang yang bekerja dibalik layar dan membuktikan. Bukti lebih besar pengaruhnya daripada yang lain.

Hal ini turut ditegaskan Kevin Mintaraga, CEO Bridestory. Ia menyampaikan bahwa sebagai generasi muda yang berkarya, jangan selalu berpikir untuk melakukan suatu hal demi mengejar uang atau kesuksesan (pribadi) semata, lakukanlah sesuatu demi kesuksesan orang lain, maka uang dan kesuksesan yang akan balik mengejar.

Dare to be different and true to yourself, but remain accountable, tegas Kevin.

Tanggung jawab berat sekaligus kesempatan ada di tangan kita

Melalui kesempatan ini, DailySocial turut mengucapkan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Semoga momentum ini benar-benar membawa perubahan yang lebih baik di berbagai bidang. Startup digital mulai menunjukkan eksistensinya dalam membangun ekonomi bangsa, urun tangan inovasi pengembang dalam negeri sudah selayaknya menjadi tonggak kemakmuran bangsa ini.

“Lebih dari setengah populasi Indonesia adalah pemuda-pemudi di bawah 30 tahun, artinya dalam 10 tahun ke depan nasib Indonesia benar-benar ada di tangan pemuda-pemudi Indonesia. Hal ini bisa diartikan sebagai beban berat yang ada di pundak kita, namun juga bisa diartikan sebagai kekuatan kita untuk membentuk masa depan bangsa. Jadi, tanyakan kepada diri Anda masing-masing, apa kontribusimu untuk Indonesia?” sambut CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Dalam keyakinan kami, anak muda Indonesia adalah penggerak utama inovasi digital di Indonesia. Dengan pangsa pasar yang muda dan luar biasa besar, Indonesia punya aset yang tidak dimiliki negara-negara lain. Semua analis pasar global setuju bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pemimpin ekonomi terbesar di Indonesia, terutama di industri digital. Kembali lagi, kita punya kemampuan untuk membentuk pasar, diberikan kesempatan untuk berkontribusi ke pasar global.

Sekali lagi, selamat ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Merdeka!

“Kerja Bersama” Menyambut Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Tagline ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini adalah “Kerja Bersama”. Sebuah kata yang memang seharusnya dilakukan masyarakat Indonesia sekarang. Bersama-sama bekerja dengan keahlian masing-masing untuk membawa kejayaan Indonesia. Tagline “Kerja Bersama“ dalam konteks lain juga bisa dikatakan sebagai kolaborasi. Sesuatu yang sudah banyak dilakukan para pelaku startup di Indonesia. Bersama-sama mencoba memperbaiki kondisi Indonesia menggunakan teknologi digital.

Di tengah suhu perpolitikan Indonesia yang memanas sejak tiga tahun terakhir banyak orang Indonesia yang juga berusaha melakukan yang terbaik di bidangnya untuk mencoba mengupayakan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Banyak startup bermunculan, banyak solusi yang ditawarkan. Transformasi ke ranah digital sedikit banyak mengubah perilaku dan kondisi di berbagai sektor. Banyak solusi yang ditawarkan startup membawa perubahan yang positif, baik bagi masyarakat atau industri itu sendiri.

Transportasi

Dulu kita mengenal ojek sebagai salah satu moda transportasi alternatif yang bisa diandalkan saat macet. Meski tidak diakui negara melalui regulasi resmi, kehadiran transportasi ojek cukup membantu bagi masyarakat untuk memecah kemacetan atau untuk sekedar masuk ke gang-gang kecil yang tidak terjangkau oleh transportasi umum lainnya.

Semua berubah ketika Go-Jek mulai meluncurkan aplikasi mobile. Startup dengan ciri khas warna hijau itu lambat laun mentransformasikan fungsi “tukang ojek”, yang semula hanya mangkal kini bisa diminta untuk menjemput. Yang semula hanya mengantar orang kini bisa diminta untuk membelikan makanan atau mengantar barang. Sampai di titik ini, pengenalan manfaat baru ojek oleh Go-Jek membawa sejumlah perubahan. Rejeki bagi “tukang ojek“ dan kenyamanan bagi penggunanya.

[Baca juga: Daftar Startup Penyedia Aneka Jasa On Demand Asli Indonesia]

Sejauh ini di sektor transportasi Go-Jek tidak sendirian. Kehadirannya yang dinilai cukup sukses menginspirasi banyak layanan sejenis bermunculan di daerah-daerah. Kehadiran mereka sebenarnya bukan hanya soal persaingan, tetapi juga bagaimana masalah transportasi di berbagai daerah coba diselesaikan.

E-commerce

Jual beli online adalah sebuah tren baru dalam masyarakat Indonesia. Dengan meluasnya penggunaan internet dan media sosial masyarakat mulai terbiasa melakukan transaksi dengan orang-orang yang mereka temui di “dunia digital”. Kebiasaan ini akhirnya coba disempurnakan startup-startup seperti Tokopedia dan Bukalapak. Dua situs e-commerce marketplace yang paling populer di Indonesia saat ini.

Keduanya sama-sama menyediakan “lapak online” bagi masyarakat untuk memudahkan mereka menjual dan membeli. Jaminan keamanan transaksi menjadi pondasi yang kuat hingga akhirnya menjadi sampai sejauh ini.

Tokopedia, Bukalapak dan sejumlah layanan e-commerce lain berperan dalam memajukan industri UMKM Indonesia. Tidak hanya dengan layanan yang mereka tawarkan tetapi juga pelatihan UMKM dan komunitas yang mereka kembangkan.

Hadirnya Tokopedia dan Bukalapak membantu banyak pedagang kecil menengah untuk meluaskan jangkauan pemasaran mereka. Mereka yang semula hanya bisa dijumpai di kota-kota tertentu, bahkan di tengah-tengah hiruk pikuk pasar atau di rentetan kios di pertokoan kini bisa dijumpai dengan mudah di lapak-lapak Tokopedia dan Bukalapak. Peluang ditemukan jadi lebih besar, peluang transaksi juga semakin besar.

Startup-startup dengan konsep marketplace membuka persaingan lebih luas membiarkan mereka bertarung dengan kualitas layanan dan harga yang ditawarkan. Bukan lagi letak toko yang strategis atau luas kios yang lebih besar.

Di sisi lain pengguna semakin dimudahkan menemukan barang-barang yang mereka cari. Tak perlu berpanas-panasan dan meluangkan banyak waktu di akhir pekan. Tokopedia, Bukalapak, dan banyak situs e-commerce lain sudah mulai mengubah budaya masyarakat Indonesia dalam berbelanja.

Merebaknya budaya berbelanja online juga memicu pihak-pihak lain berbenah. Di antaranya adalah solusi pembayaran dan jasa antar logistik yang mulai menyempurnakan layanan masing-masing dengan sejumlah fitur yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Pendidikan

Dua masalah utama pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini masih terus dibahas adalah pemerataan guru berkualitas dan infrastruktur. Di sektor pendidikan solusi digital yang disuguhkan startup tak kalah hebatnya.

Kehadiran startup dan solusi digital seperti Ruangguru memudahkan masyarakat untuk mengakses materi pelajaran dan mendekatkan siswa dengan guru. Di sisi lain, Ruangguru juga bisa menjadi sarana bagi guru untuk mengembangkan prestasi, meningkatkan kualitas pengajaran, dan termasuk memberikan penghasilan tambahan.

Selain Ruangguru, startup seperti Kelase dan KelasKita juga menyuguhkan solusi teknologi untuk dunia pendidikan. Bedanya Kelase dan KelasKita memberikan solusi untuk ruang kelas virtual. Mencoba membentuk budaya belajar dari jarak jauh.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pendidikan]

Pertanian dan peternakan

Solusi yang dibawa oleh startup tak hanya dinikmati oleh mereka yang hidup di kota-kota besar. Di sektor pertanian dan peternakan juga berlaku hal yang sama. Justru solusi yang ditawarkan startup yang menyasar sektor ini terbilang kompleks.

Nama-nama startup pertanian dan peternakan, seperti iGrow, TaniHub, Etanee, Crowde, Angon, BantuTernak dan lainnya memberikan berbagai macam bentuk solusi, namun beragam. Semuanya bermuara pada menyejahterkan petani dan peternak.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]

Kebanyakan konsep yang diusung startup-startup pertanian dan peternakan adalah membuka akses modal. Membantu orang-orang di kota untuk berinvestasi di pedesaan yang masih banyak tersedia lahan pertanian dan peternakan.

Solusi lebih kompleks juga sudah banyak tersedia. Seperti memberikan pendampingan dan juga membantu menjualkan produk pertanian dan peternakan melalui layanan digital. Memangkas rantai distribusi konvensional yang dinilai merugikan petani dan peternak.

Belum cukup sampai di sini

Dalam sektor riil, termasuk beberapa sektor yang telah disebutkan di atas tadi, nyatanya masih banyak masalah yang dapat ditangani. Sebut saja di dalam sektor agro, kelangkaan bahan pangan sering terjadi, yang disebabkan karena rantai makanan yang tidak sehat. Pun demikian pada sektor lain, transportasi misalnya, permasalahan tentang pungutan liar ataupun calo sebenarnya bisa diselesaikan dengan menghadirkan sebuah sistem yang mengedepankan pada transparansi.

Modal utama sebuah inovasi adalah penyelesaian sebuah masalah. Momentum ini dapat dijadikan sebagai sebuah pemicu semangat untuk terus berinovasi. Harapannya mereka yang masih peduli dengan kemajuan Indonesia dapat memanfaatkan teknologi untuk “kerja bersama” membangun bangsa.