Tag Archives: hybrid day

Hybrid Day: Berbagi Berbagai Pengalaman Esports di Tingkat Internasional

Kehebatan Indonesia di kancah esports Internasional sebenarnya tidak bisa dipandang remeh. Pada masanya, nama Indonesia sempat muncul di berbagai kompetisi Internasional DotA ataupun Counter Strike. Zaman sekarang, tradisi prestasi tersebut pun masih terus berusaha dipertahankan.

Namun untuk bisa bertanding dan menjadi juara di kancah esports internasional tentu tidak semudah itu. Dalam Hybrid Day yang diadakan di Binus Square pada 11 April 2019 kemarin, kita berbincang-bincang dan berbagi pengalaman tentang ajang esports internasional serta pengalamannya.

Siapa saja narasumber yang mengisi bincang-bincang yang bertemakan “International Esports Experience” kali ini? Mari kita berkenalan terlebih dahulu.

Ariyanto “Lakuci” Sony – Mantan Pemain DotA Profesional

Dokumentasi Hybrid - Ajie Zata
Dokumentasi Hybrid – Ajie Zata

Kalau Anda mengikuti napak tilas kancah esports Dota Indonesia sejak dahulu kala, nama ini harusnya tidak asing lagi di telinga Anda. Sosok ini sudah mencapai tingkat legenda di kancah esports Indonesia, karena prestasi yang berhasil ia torehkan saat masih berkarir sebagai pemain Defense of the Ancient (DotA) profesional.

Saat bermain untuk tim XCN beberapa tahun silam, kemampuan Lakuci dan kawan-kawan diakui oleh komunitas esports DotA Internasional. Sampai-sampai Lakuci dan kawan-kawan sempat diakuisisi oleh salah satu organisasi esports terkenal asal Eropa, Fnatic. Terakhir kali bermain pada tahun 2008 lalu, kini Lakuci sudah tidak lagi aktif menjadi atlet esports.

Brando Oloan – BOOM.ID Dota 2 Team Manager

Sumber: Twitter @dotasltv
Sumber: Twitter @dotasltv

Setelah Mobile Legends menjadi sangat populer di Indonesia, kini hanya segelintir organisasi esports saja yang masih fokus pada divisi Dota 2. BOOM.ID merupakan salah satunya, yang masih sangat fokus untuk mendapatkan hasil yang terbaik di kancah Dota 2 internasional. Sampai saat ini, BOOM.ID masih bisa dibilang sebagai salah satu tim Dota 2 terkuat di Indonesia.

Tak terkalahkan di kancah lokal, mereka sudah hampir 3 kali berturut-turut mewakili Indonesia di kancah internasional bertanding dalam gelaran Minor. Kesuksesan divisi Dota BOOM.ID terjadi salah satunya berkat asuhan tangan dingin Brando Oloan selaku manajer divisi Dota 2 BOOM.ID. Brando di sini bertugas memberikan berbagai saran kepada para pemain agar bisa bermain lebih maksimal, serta memastikan kebutuhan para pemain dipenuhi.

Annisa Apriliana Purwaningtyas – Marketing PR Mineski Event Team Indonesia

Sumber: Dokumentasi Pribadi Annisa Amalia
Sumber: Dokumentasi Pribadi Annisa Apriliana

Nama Mineski selama ini besar sebagai salah satu pelopor tim esports di Asia Tenggara. Berdiri sejak tahun 2004 sebagai sebuah tim esports, kini bisnis Mineski mencakup berbagai hal yang ada di ekosistem esports; termasuk: iCafe lewat branding Mineski Infinity, event organizer di bawah bendera Mineski Event Team (MET), media esports di bawah bendera mineski.net, bahkan esports peripheral yang membawa nama Mineski Gear.

Berbasis di Filipina, Mineski mengembangkan bisnisnya ke Indonesia lewat Mineski Infinity dan MET. Annisa Apriliana Purwaningtyas merupakan perwakilan MET yang menjabat sebagai Marketing PR. Dengan pengalaman hampir 3 tahun di bidang PR, Lia bertugas untuk mengurus berbagai hal seputar Public Relation seperti: media relationreputation management, serta mengatur strategi publikasi dari Mineski Event Team.

Bertanding di Luar Negeri? Bagaimana Rasanya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Sebagai gamers, ini mungkin jadi salah satu hal yang selalu diimpikan: bisa bertanding di luar negeri, bertemu komunitas esports internasional, dan berhadapan langsung dengan pemain-pemain yang sebelumnya mungkin adalah idola Anda. Beruntung Lakuci dan Brando bersama dengan BOOM.ID sudah bisa merasakan hal tersebut.

Pertanyaan pertama untuk membuka obrolan ini adalah, bagaimana rasanya bertanding di luar negeri?

Sebelum bicara soal rasanya bertanding di luar negeri, Lakuci sedikit curhat soal keadaan kompetisi DotA kala itu. Masalah utama ketika itu menurutnya adalah soal koneksi internet. Walau sudah ada kompetisi game, namun nyatanya kompetisi online ketika itu masih cukup sulit. Jadi jika ingin berlatih, Lakuci hanya bisa mengandalkan pertandingan LAN antar pemain di warnet tempat ia main.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Karena tidak bisa bertemu pemain-pemain di cakupan wilayah yang lebih luas, Lakuci merasa senang sekali ketika mendapat kesempatan bertanding di kancah internasional. “Jadi dulu tuh kita malah seneng banget, excited. Jelang tanding, kita malah udah nggak sabar ingin unjuk gigi di hadapan pemain-pemain internasional, dan ingin mengalahkan mereka”. Cerita Lakuci kepada khalayak di Binus Square.

Sementara Brando, yang juga sempat menjadi pemain, menceritakan hal yang serupa dengan apa yang dikatakan Lakuci. Ketika ia masih aktif bermain Dota kompetitif, ia juga sama semangatnya ketika akan bertemu dengan pemain-pemain internasional.

Kini sebagai manajer BOOM.ID, satu hal yang dirasakan Brando adalah pemain yang kini mendapat fasilitas yang lengkap. “Wah, perasaannya sih yang pasti sekarang tuh kalau mau tanding pemain itu sangat nyaman. Fasilitasnya lengkap, jadi nggak perlu mikirin hal lain lagi”. Kata Brando menceritakan pengalamannya.

Lebih lanjut soal perasaan ketika bertanding, Brando juga menceritakan sedikit pengamatannya terhadap para pemain BOOM.ID. “Kalau akan bertanding, kita sih nggak pernah ada merasa grogi atau gimana. Jadi kalau udah di atas panggung, kita fokusnya ya main aja”. Lebih lanjut, Brando juga bercerita, menurut pengamatannya, lighting, suasana panggung serta acara, sebenarnya tidak banyak mengganggu para pemain.

Lokal vs Internasional, Apa Bedanya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Kalau dari tadi kita sudah melihat event internasional dari sudut pandang pemain, sekarang mari kita coba melihat sudut pandang dari penyelenggara event, yaitu Mineski. Kalau dari sudut pandang penyelenggara, maka pertanyaan yang muncul adalah, apa perbedaan persiapan event tingkat nasional dengan event tingkat internasional?

Lia, sapaan akrab Annisa, menjawab bahwa sebenarnya Mineski sudah punya standar dalam penyelenggaraan event. Jadi baik lokal atau internasional, ada beberapa standar tertentu yang tetap sama, tidak ada bedanya. “Tapi kalau event internasional, bisa jadi ada beberapa pemain yang tidak bisa bahasa inggris. Untuk keadaan khusus, tentunya butuh perlakuan khusus, yaitu dalam bentuk seorang translator yang bertugas membantu tim tersebut berkomunikasi.” Jawab Lia.

Bagi Anda yang mungkin ketinggalan dengan sepak terjang BOOM.ID, tim berlogo serigala ini sebenarnya sudah tidak terkalahkan di kancah lokal. Bahkan Brando saja sampai lupa kapan terakhir mereka kalah di kompetisi lokal, ketika ditanyakan oleh Yabes Elia, Senior Editor kami selaku Moderator acara Hybrid Day.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Namun di kancah internasional, BOOM.ID masih banyak ketinggalan. Setelah dua kali Minor, BOOM.ID masih cukup kesulitan melawan tim dari regional lain. Jadi sebenarnya apa perbedaan bertanding melawan tim lokal dengan tim internasional?

Brando pun menjawab bahwa perbedaan melawan tim lokal dengan tim internasional ada pada pengertian atas META permainan. Ia mengatakan bahwa tim-tim Eropa memiliki pemahaman META yang lebih mendalam. “Tantangannya adalah, ketika kami coba terapkan ilmu tersebut untuk bertanding di SEA, hasilnya kami malah keteteran.”

“Sebab, memang sejauh pengamatan saya, permainan tim SEA dengan tim-tim barat itu berbeda. Jadi butuh penyesuaian tertentu ketika mau mencoba mengalahkan tim SEA dengan strategi barat.” Ujar Brando menjelaskan. Maka dari itu, demi meningkatkan jam terbang para pemain BOOM.ID, salah satu yang sedang diusahakan oleh Brando dan manajemen adalah memberi pemain akses untuk bermain di server China.

Berprestasi Secara Internasional, Apa Rahasianya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Lakuci pada tahun 2000-an berhasil berprestasi di kancah Dota internasional. Satu dekade berlalu, ternyata pemain-pemain Dota di Indonesia masih belum bisa mengulang masa kejayaan tersebut. Bertanding di tingkat Minor memang sebuah pencapaian bagi BOOM.ID. Namun mereka sendiri masih belum bisa mengulang masa kejayaan Lakuci, dengan memenangkan atau setidaknya masuk semi-final Minor.

Melihat keadaan ini, pertanyaan yang muncul adalah, apa rahasianya? Apa resep rahasia Lakuci bisa menang di kancah internasional? Menurut Lakuci, resep rahasianya ada 3 elemen, trust, respect, dan care. Ketiga elemen tersebut harus diterapkan di dalam keseharian tim agar mencapai sinergi tingkat tinggi, yang membuat strategi permainan bisa berjalan lancar.

Lakuci lalu melanjutkan ceritanya. Pada masanya, timnya menang bukan karena timnya yang terhebat. “Kita dulu menang bukan karena hebat, tapi karena kita kompak. Strategi mungkin bisa dibilang faktor kedua dari kemenangan tim kami ketika itu.” Lakuci menjelaskan. Ia juga mengingatkan kepada khalayak di Binus Square, bahwa perilaku toxic adalah sesuatu yang wajib dihindari.

“Jangan saling ledek, hal tersebut bisa memengaruhi performa tim, apalagi jika ada anggota tim yang biasa memendam emosi. Keluarkan kata-kata yang bersifat membangun, jangan menghina sesama anggota tim, dorong semua anggota tim agar sama-sama jadi jago. Kalau sudah sinergi, strategi apapun gampang diterapkannya.” Kata Lakuci sembari menasihati.

Membawa International Esports Experience ke Indonesia, Apa Mungkin?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Kita sedari tadi sudah banyak membahas soal pertandingan dari sudut pandang pemain. Topik berikutnya yang menjadi pembahasan adalah, membawa international esports experience ke Indonesia, baik itu dari sudut pandang penyelenggara event ataupun sudut pandang manajemen tim.

Kalau Anda adalah penggemar esports garis keras, Anda mungkin sudah tahu bahwa sudah ada banyak sekali event esports di Indonesia. Dalam setahun, jumlahnya mungkin sudah bisa mencapai puluhan. Namun jumlah event tingkat internasional di Indonesia masih cukup minim, walau jumlahnya meningkat.

Beberapa event internasional yang saya ingat pernah diselenggarakan di Indonesia adalah GESC Dota 2 Indonesia Minor 2018, Asian Games Esports 2018, dan ESL Clash of Nations 2019. Menanggapi hal tersebut, pertanyaan yang muncul adalah, apa yang menjadi hambatan bagi penyelenggara event esports untuk menyelenggarakan event kelas internasional?

Menjawab hal ini, Annisa Apriliana dari Mineski Event Team menjelaskan bahwa kendala utamanya adalah dari persoalan sponsor. Walau nilai industri esports internasional diprediksi akan mencapai nilai sebesar US$1,1 miliar, namun dalam konteks Indonesia, jumlahnya mungkin hanya sebagian kecil dari prediksi tersebut.

Lia mengatakan salah satu hambatannya adalah karena kebanyakan brand lokal belum butuh exposure internasional. “Banyak brand dalam negeri yang mengedepankan exposure lokal terlebih dahulu. Jadi budget yang diberikan setidaknya budget tingkat nasional.” Tambah Lia.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Lebih lanjut, Lia mencoba menjelaskan sambil memosisikan diri dari perspektif sponsor. Menurutnya, investasi event internasional itu sangat besar, jadi para sponsor tentunya akan berpikir berkali-kali untuk mendanainya. Dengan investasi yang besar, mereka tentu mengharapkan bisa mendapat timbal balik yang juga besar. Beberapa timbal balik tersebut seperti seberapa jauh event tersebut menjangkau para fans esports, baik lewat streaming ataupun datang langsung, yang akan melihat brand sponsor.

Lalu jika permasalahannya adalah soal menjangkau lebih banyak fans esports, apakah konten-konten bahasa inggris, seperti shoutcaster berbahasa inggris atau postingan media sosial dengan bahasa inggris, mungkin bisa menjadi solusi? Tanya Yabes Elia, melanjutkan topik pembahasan tadi sambil mencoba membahas solusinya.

Lia lalu mengatakan bahwa di era digital ini, postingan media sosial ibarat perpanjangan tangan dari event itu sendiri. “Apa yang terjadi di offline itu harus ada juga di online, supaya kita bisa menjangkau khalayak yang lebih banyak. Saya rasa, konten berbahasa inggris bisa jadi salah satu solusi untuk menjangkau khalayak internasional.” Ujar Lia.

Beralih ke sisi organisasi esports, arti menghadirkan international esports experience salah satunya bisa lewat menghadirkan pemain-pemain terbaik untuk mengisi roster sebuah tim. Walau beberapa tim sudah mulai mencoba, namun beberapa organisasi esports lainnya masih mengandalkan talenta lokal dalam usahanya mendapatkan prestasi gemilang di kancah internasional.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

BOOM.ID juga melakukan hal tersebut. Maka dari itu, pertanyaan yang muncul adalah, apakah mungkin untuk memasukkan pemain internasional atau mengambil roster dari luar negeri bagi sebuah manajemen esports di Indonesia? Brando, selaku manajer divisi Dota 2 BOOM.ID, mengatakan bahwa sebenarnya mungkin-mungkin saja melakukan hal tersebut.

“Namun kalau saya sendiri sebenarnya merasa talenta Indonesia masih banyak yang berpotensi. Terlebih, menggabungkan talenta internasional dengan para pemain lokal bisa jadi menciptakan masalah baru, yaitu masalah language barrier. Masalah tersebut bisa jadi membuat kerjasama tim jadi kurang mantap. Kalau saya punya anggaran sebesar itu untuk mendatangkan pemain dari luar negeri, mungkin saya lebih memilih mendatangkan coach untuk memberi insight dan pengetahuan kepada para pemain yang akan meningkatkan kemampuan para pemain lokal.” Kata Brando.

Membicarakan soal talenta esports di Indonesia, Lakuci pun kembali menambahkan. Menurutnya, Indonesia tidak pernah kehabisan talenta berbakat. Tetapi masalahnya menurut dia adalah pengelolaan pemain tersebut yang mungkin masih kurang maksimal. “Indonesia tidak pernah kekurangan gamers berbakat, tetapi saya rasa yang kita alami saat ini adalah krisis pengelolaan talenta berbakat tersebut.” Lakuci menambahkan.

Sekian bincang-bincang kami membahas seputar International Esports Experience bersama dengan para narasumber, dalam gelaran Hybrid Day yang diselenggarakan di Binus Square. Hybrid Day akan hadir kembali di kampus atau sekolah lainnya di waktu yang akan datang.

Hybrid Day: Berbagi Cerita tentang Karier di Dunia Esports

Seiring semakin besar hingar-bingar esports di Indonesia, industri yang satu ini tentu terlihat lebih seksi bagi berbagai pihak. Alhasil kini banyak orang, terutama mereka para gamers, jadi ingin terjun ke dalam industri yang satu ini.

Namun pertanyaan awalannya adalah, bagaimana? Bagaimana kita bisa masuk dan terjun bekerja di dunia esports? Hybrid Day yang diadakan di SMA 1 PSKD pada 6 Maret 2019 kemarin, mencoba kupas tuntas soal cara mendapatkan karir di dunia esports; yang mengundang narasumber dari berbagai macam perspektif.

Sebelum menuju ke pembahasan utama, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan para narasumber kita.

Marzarian “Ojan” Sahita – General Manager BOOM.ID

Sumber: Facebook Page @owljan
Sumber: Facebook Page @owljan

Mengawali karirnya sebagai seorang graphic designer di dunia esports, sosok yang satu ini awalnya dikenal dengan nama panggilan “Owljan”. Ojan menjajaki dunia esports lewat berbagai lini, mulai dari jadi shoutcaster, tournament admin, bahkan pernah mencoba menjadi player. Kini Ojan adalah General Manager dari salah satu tim esports Indonesia yang paling haus prestasi, BOOM.ID.

Sampai saat ini, organisasi esports tempat Ojan bernaung sudah memilih kurang lebih 9 divisi dari berbagai game, dengan divisi Dota 2 sebagai salah satu divisi terkuat. Dengan pengalaman kurang lebih 9 tahun di dunia esports, Ojan sudah mencicipi berbagai pahit-manis berjuang di dunia ini.

Dimas “Dejet” Surya Rizki – Professional Shoutcaster

Sumber: Facebook Page @dejetttt
Sumber: Facebook Page @dejetttt

Penggemar esports Dota tentu kenal dengan shoutcaster yang satu ini. Ia mengawali karir di dunia esports sebagai pemain esports pada era warnet. Satu tahun mencoba peruntungan di gaming kompetitif, berbagai kegagalan membuka mata Dimas “Dejet” Surya Rizki untuk peluang karir lain, yakni shoutcaster.

Sempat tidak dibayar ketika jadi caster, Dimas kini sudah mengecap manisnya buah perjuangan yang ia jalani di dunia esports. Terbilang sebagai salah satu top shoutcaster di jagat esports Indonesia, ia sudah mengomentari berbagai event esports besar di Indonesia seperti: Indonesia Games Championship, Acer Predator League, IeSF World Championship, dan lain sebagainya.

Andrew “Ndruw” Tobias – Esports Manager Tencent Games

Sumber: Facebook Page @ndruwgg
Sumber: Facebook Page @ndruwgg

Sebagai gamers zaman dahulu, saya sudah mulai mengetahui nama “Ndruw” sejak zaman kuliah (sekitar tahun 2013an). Dahulu sosok ini terkenal kerap menjual berbagai voucher game dengan harga yang miring. Namun selain itu ia juga dikenal sebagai sosok community handler di berbagai game yang ia geluti.

Portfolio karir Andrew Tobias di dalam dunia gaming termasuk: menjadi founder dari event organizer esports World of Gaming, sempat bekerja untuk peripheral gaming Logitech, juga brand chip grafis NVIDIA. Kini Andrew bekerja sebagai Esports Manager di Tencent Games, yang tugasnya adalah merawat perkembangan ekosistem esports PUBGM di Indonesia.

Suka Duka Mencari Sesuap Nasi di Industri yang Bernama “Esports”

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Mitos soal bahwa kerja di esports itu sama dengan hanya main games, sudah berkembang cukup lama di kalangan umum atau gamers itu sendiri. Membuka pembicaraan, Ojan pun sedikit  menjelaskan sedikit kenyataan yang harus dipahami soal menjadi player esports atau bekerja di esports.

Salah satu yang ia tegaskan adalah soal definisi esports yang merupakan sebuah kompetisi. Jadi jika bicara untuk menjadi seorang player esports, yang harus diingat esports adalah kompetisi untuk menjadi yang terbaik. Maka jika ingin jadi esports player Anda harus siap segala aspek tubuh Anda ditempa habis-habisan, mulai dari fisik, mental, sampai ketangkasan bermain.

Namun setelahnya Ojan melanjutkan bahwa masuk ke dunia esports tidak selamanya harus menjadi player. Bidang-bidang yang dikerjakan oleh para narasumber adalah beberapa contoh bidang lain yang bisa dikerjakan di esports.

Lanjut bicara soal suka-duka, Ojan mengatakan bahwa salah satu keuntungan menjadi manajer adalah ia bisa pergi ke negara-negara yang belum pernah dikunjungi. Bonus tambahan lainnya adalah, ia jadi bisa bertemu dengan berbagai orang hebat yang menginspirasi di dunia esports.

Dimas lalu menambahkan dari sisi shoutcaster, menurutnya keuntungan terbesar yang kini dia dapatkan adalah adalah punya pendapatan besar hanya dengan bicara soal game. Selain itu bonus tambahan bagi Dimas adalah popularitas yang kini ia dapatkan, menurutnya hal itu adalah suatu kenikmatan yang patut disyukuri dari menjadi seorang shoutcaster.

Sumber: Facebook Page @PUBGMOBILE.ID.OFFICIAL
Sumber: Facebook Page @PUBGMOBILE.ID.OFFICIAL

Andrew sedikit berbeda, ia secara singkat membicarakan pengalaman hidupnya. Dia bercerita bahwa dirinya dahulu seorang introvert dan menurutnya esports berhasil memunculkan potensi dirinya. Dengan jabatan yang ia emban saat ini, salah satu yang menurutnya paling menggembirakan adalah sosoknya yang kini kerap dicari dan dibutuhkan orang-orang.

Tadi kita sudah bicara soal keuntungan, sisi suka dari bekerja di industri esports. Bagaimana dengan tantangan atau duka yang harus dialami dari bekerja di industri esports? Kalau Andrew menjawab bahwa menurutnya pekerjaan tetap adalah sebuah pekerjaan, yang menurutnya tidak semuanya bisa dianggap enak.

Jadi meskipun Anda bekerja di bidang yang anda sukai, rasa bosan atau lelah pasti bisa kapan saja muncul. Kenapa? Salah satunya bisa karena pekerjaan adalah sebuah kewajiban, beda dengan hobi yang bisa dikerjakan kapanpun tanpa ada tekanan apapun.

Lalu bagaimana kalau jadi shoutcaster? Enak bukan bisa punya penghasilan besar serta popularitas? Namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Kenapa? Karena menurut cerita Dimas, untuk bisa sampai titik ini ia harus melakukan perjuangan yang sangat keras. Melanjutkan cerita, Dimas mengatakan bahwa dahulu caster bukanlah suatu kebutuhan acara kompetisi game. “Caster dalam turnamen esports jaman dulu itu dianggap, ada syukur nggak ada juga nggak apa apa” kata Dimas.

Tapi ia tidak menyerah dengan keadaan dan tetap bersikukuh melakukan hal yang ia suka tersebut. Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Dimas sendiri adalah, kejadian saat ia jadi caster dan hanya dibayar dengan dua kata, “Terima Kasih”. Padahal, event yang ia komentari ketika itu adalah sebuah event yang cukup besar karena diadakan di JCC. Apalagi Dimas juga harus mengomentari kompetisi tersebut seharian, yang tentu bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan.

Disiplin Ilmu Terbaik Untuk Bekerja di Industri Esports?

Dokumentasi Hybrid - Aji
Dokumentasi Hybrid – Aji

Pembicaraan pun berlanjut ke topik berikutnya, disiplin ilmu apa yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di dalam ke ekosistem industri esports? Seperti ekosistem industri lainnya, esports juga membutuh seperangkat ilmu tertentu tergantung dari bidang yang dikerjakan.

Kendati demikian, menurut Ojan beragam jurusan kuliah sebenarnya bisa cocok bekerja di ekosistem industri Esports. Mengapa? Karena menurutnya esports tak beda jauh dari kebanyakan industri digital lain. Jadi jika Anda mengincar pekerjaan belakang layar, kemampuan seperti mengelola media sosial, desain grafis, videografi, atau bahkan psikologi, ada ruang-ruang tersendiri di dalam ekosistem esports.

Dimas punya pendapat lain yang sebenarnya cukup menarik. Pertama-tama ia menceritakan soal latar belakang dirinya. Ia mengatakan bahwa walaupun pekerjaannya adalah seorang shoutcaster, Dimas merupakan seorang sarjana jurusan Psikologi.

Dokumentasi Hybrid - Aji
Dokumentasi Hybrid – Aji

Walau tidak ada sangkut-paut antara psikologi dengan shoutcaster, menurut Dimas, passion menjadi salah satu faktor penting untuk bisa terjun bekerja di ekosistem esports. Hal ini mungkin tepat jika kita bicara soal pekerjaan depan layar, seperti jadi player ataupun shoutcaster.

Kuliah tidak selalu menjadi faktor penentu, tapi bukan berarti Anda harus melupakan kewajiban kuliah. Tapi dalam artian, jika Anda punya passion dan keuletan, apapun kuliah yang Anda jalani, Anda tetap bisa menjadi player atau shoutcaster. Andrew lalu menegaskan sambil mencoba melengkapi jawaban dari Ojan dan Dimas.

Menurutnya jika passion dipasangkan dengan ilmu yang tepat, tentu akan mendorong karir Anda lebih cepat maju di ekosistem industri esports. Lebih jauh, Andrew juga menekankan bahwa setidaknya ada 3 faktor pendukung bagi Anda yang ingin terjun ke dunia esports, yaitu soft-skill,  expertise, dan passion.

Soft-skill adalah soal kepandaian Anda untuk berhadapan dengan orang-orang secara profesional. Expertise adalah soal bidang ilmu yang Anda kuasai entah itu dipelajari lewat kuliah atau otodidak. Passion adalah soal kecintaan Anda di bidang gaming kompetitif, yang menjadi bahan bakar atau semangat Anda untuk bisa bekerja dengan sepenuh hati di industri ini.

Tantangan dan Harapan Terhadap Ekosistem Industri Esports Dalam Negeri

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Kesuksesan esports hari ini pastinya akan diiringi dengan harapan bisa terus bertahan esok dan nanti. Tetapi “esok dan nanti” mungkin bisa dibilang sebagai tantangan sesungguhnya dari ekosistem industri esports dalam negeri.

Membuka jawaban soal topik ini, Ojan menegaskan, bahwa kalau dari segi manajemen tim esports tantangan terbesarnya adalah mencari pemain dengan skill dan attitude yang baik. Bagaimanapun jago seorang atlet esports, Ojan menganggap attitude tetap merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam merekrut atlet esports.

Seperti yang sempat Hybrid bahas, regenerasi merupakan topik besar yang harus dicari solusinya bersama. Kenapa? Tentu seperti apa yang tadi saya sebut di awal, demi ekosistem esports “esok dan nanti”. Dimas lalu mengamini apa yang dibahas bersama oleh Ojan dan para narasumber lainnya.

Dimas yang sudah menggeluti dunia gaming kompetitif sejak tahun 2007, merasa bahwa talenta di dunia esports selalu itu-itu saja sampai tahun 2019 ini. “Kami yang menjadi pembicara saat ini, sebenarnya berharap bisa digantikan suatu saat nanti oleh generasi penerus, oleh kalian para murid-murid SMA 1 PSKD ini contohnya” tambah Dimas.

Andrew mencoba menjawab dari sisi lain, dari sisi kualitas industri ekosistem esports di Indonesia. Menurutnya salah satu tantangan ekosistem esports Indonesia adalah, bagaimana agar standar hiburan esports di Indonesia bisa punya standar seperti esports di luar negeri.

Kalau menurut opini saya pribadi, sebenarnya kuaitas hiburan esports Indonesia kini sudah jauh lebih maju jika dibandingkan dengan di masa lalu. Tapi saya cukup setuju dengan apa yang dibilang Andrew, bahwa kualitasnya masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain.

Mungkin ini disebabkan oleh beberapa faktor. Apa saja faktornya? Mungkin karena perputaran uang di dunia hiburan esports Indonesia yang belum sebanyak seperti di luar negeri. Bisa jadi juga mungkin karena faktor infrastruktur Indonesia yang belum setara dengan luar negeri.

Dokumentasi Hybrid - AJi
Dokumentasi Hybrid – AJi

Menutup obrolan, membahas soal harapan terhadap generasi muda, Yabes Elia selaku Senior Editor dari Hybrid serta moderator acara kembali menekankan soal attitude dan cara komunikasi.

“Apapun industri yang digeluti, attitude dan cara komunikasi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh saja, sebuah permintaan yang sama bisa memberi hasil yang berbeda, tergantung dengan cara komunikasi dari masing-masing individu.” Yabes memperjelas soal pentingnya attitude dan cara komunikasi di dunia kerja bidang esports atau bidang apapun.

Andrew lalu juga menambahkan harapan terhadap para generasi muda. Menurutnya faktor penting lain adalah soal bahasa. “Sebisa mungkin kalian juga harus belajar bahasa, karena esports cenderung terlibat dengan dunia internasional. Jadi pastikan kalian juga bisa bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris.” Jawab Andrew menambahkan.

Itu tadi sedikit bincang-bincang seputar “How to Kickstart Your Career in Esports” dalam acara Hybrid Day yang dilaksanakan di SMA 1 PSKD. Hybrid Day akan kembali hadir di kampus serta sekolah-sekolah lainnya di waktu yang akan datang.

Melepas Status ‘Beta’, Memperkenalkan Hybrid dengan Beragam Produk Baru

Hari ini, Hybrid.co.id melepas status ‘beta’ dan secara resmi hadir dengan layanan penuh dan 4 produk baru.

Sebagai holding company, beberapa waktu lalu CEO DailySocial telah memperkenalkan Hybrid sebagai produk baru dari inovasi yang ingin dihadirkan DailySocial. Kali ini izinkan kami, tim Hybrid, untuk memperkenalkan sendiri tentang layanan yang kami hadirkan untuk para pembaca dan penikmat esports (serta gaming secara general).

Hybrid.co.id hadir dari proses yang tidak sebentar, seperti hadirnya berbagai inovasi yang ada di DailySocial, kami melakukan uji atas konten seputar esports dan gaming dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya kami memutuskan bahwa ekosistem esports yang kini masih dalam tahap perkembangan memiliki banyak elemen yang patut disampaikan pada pembaca.

Hybrid hadir dengan tujuan untuk ikut serta membangun ekosistem esports dan gaming lokal ke arah yang lebih baik, maju dan berkembang. Seperti halnya yang dilakukan DailySocial selama 10 tahun ke belakang dan di masa yang akan datang, Hybrid pun berharap bisa memberikan kontribusi yang signifikan atas ekosistem esports secara keseluruhan. Bukan hanya sekedar media yang meliput tentang game dan kompetisi, tetapi yang membahas esports sebagai sebuah ekosistem. Itu kenapa, angle artikel yang kami hadirkan lebih merujuk pada edukasi, pembahasan elemen ekosistem secara mendalam, serta analisis dan prediksi. Angle artikel kami secara sadar menghindari drama-drama, terlebih yang merujuk pada urusan personal.

Kami memandang Hybrid.co.id sebagai sebuah ekosistem hub, sebagai sebuah platform. Untuk kami tidak hanya hadir sebagai sebuah media online saja tetapi mengembangkan juga berbagai program dan produk yang saling berkaitan menjadi sebuah lingkaran utuh. Layanan utama Hybrid sendiri terdiri dari 4: media, Hybrid Day, Hybrid Dojo dan Esports Database.

Media Hybrid.co.id sendiri telah online sejak akhir tahun dengan tim yang menurut kami bisa dibilang pengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup baik. Ada Yabes Elia, senior editor yang memiliki pengalaman di ranah gaming serta esports yang tidak perlu lagi dipertanyakan, lalu para penulis seperti Ayyub Mustofa dengan gaya review serta relasi dengan developer lokal yang memberi warna menarik di Hybrid, Akbar Priono yang tidak hanya menjadi penulis tetapi juga caster, dan ada Yoga Wisesa, penulis DailySocial yang bisa memberikan review gadget dan game secara menyenangkan untuk Anda baca. Dan saya sendiri, Wiku Baskoro, yang bertugas menyiapkan lahan bermain yang nyaman untuk tim serta mengolah produk yang telah dan akan diluncurkan selanjutya.

Bersamaan dengan lepasnya status beta hari ini, Hybrid.co.id menghadirkan dua fitur baru, yaitu versi bahasa Inggris serta Hybrid Jobs. Anda bisa langsung melihat dua fitur ini di sini dan sini.

Hybrid Jobs

Untuk Hybrid Jobs sendiri, kami berharap bisa memberikan ruang yang lebih luas bagi ekosistem, karena seiring berkembangkan dunia esports, maka kebutuhan untuk mengisi berbagai posisi di organisasi esports akan semakin bertumbuh. Hybrid Jobs hadir secara gratis baik untuk pembaca maupun pemberi lowongan kerja, dengan metode pendaftaran untuk pemberi kerja sebagai sistem review agar lowongan yang dihadirkan memang benar.

Hybrid Day adalah program offline yang dijalankan bersama berbagai partner, tujuannya sederhana, untuk memberikan edukasi dan gambaran yang lebih mendalam tentang industri esports, terutama dari banyak elemen pendukung yang ada di belakangnya, mulai dari manajemen organisasi, tim, kompetisi, sponsorship dan lainnya.

Hybrid Dojo dan Esports Database adalah dua program yang bisa jadi sedikit ambisius namun menjadi mimpi yang kami berharap bisa berlanjut dan memberi kontribusi di ekosistem. Hybrid Dojo adalah ruang komunitas untuk berlatih, berguru dan berkompetisi. Dojo ini dihadirkan sebagai dukungan bagi komunitas, karena tidak bisa dipungkiri, berkembangnya esports tidak akan lepas dari pergerakan komunitas. Dojo juga akan menghadirkan coaching clinic dengan bentuk workshop satu bulan untuk para calon atlet esports yang ingin secara serius mempersiapkan diri mereka, akhir dari coaching clinic ini nantinya akan digelar kompetisi rookie, kami juga akan mengundang tim esports profesional untuk scouting talent.

Hybrid Dojo

Sedangkan Esports Database adalah produk yang saat ini masih dikembangkan, dan diharapkan bisa kami luncurkan pertengahan tahun. Esports database ingin kami kembangkan seperti yang kami lakukan pada startup database yang saat ini telah kami miliki dan digunakan untuk beberapa klien partner di Dailysocial.id. Harapannya, database ini bisa menjadi rujukan bagi semua unsur di ekosistem esports, baik yang berkecimpung di dalamnya, mereka yang tertarik dengan esports sampai dengan para pemilik merek yang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem.

Selain dari topik esports yang memang memegang porsi cukup besar di Hybrid, kami tidak melupakan sebuah mimpi lain yang embrionya telah muncul selama DailySocial hadir. Yaitu dukungan untuk pengembang game lokal. Hybrid memiliki semacam rubrik rutin yang akan mengangkat para developer game lokal, baik secara entitas bisnis maupun dari karya (game) yang mereka hadirkan. Ada pula mimpi yang kami sematkan, berharap esports di Indonesia nantinya akan menggunakan game buatan developer lokal.

Tidak lupa pula Hybrid akan menghadirkan review dan guide, baik tentang game ataupun gaming gear (gadget) yang tentunya tidak bisa terpisahkan dari media game. Gaming gear termasuk di dalamnya PC (dan laptop) serta hardware pendukung juga memberikan porsi yang cukup besar dalam perkembangan esports, karena dukungan para pabrikan ini sebagai alat bermain atau sponsorship.

Semua produk yang dihadirkan dikembangkan secara internal dengan tim developer yang juga mengembangkan produk di DailySocial, dukungan teknis secara internal tentunya memudahkan kami untuk terus memperbaiki bug dan fitur agar nyaman dinikmati.

Seperti yang disebutkan di atas, kami memandang Hybrid.co.id sebagai sebuah ekosistem hub, sebagai sebuah platform. Sebagai platform, fitur dan produk yang ada akan terus dikembangkan secara bertahap. Meski telah melepas versi ‘beta’ bukan berarti perbaikan atas bug dan fitur akan berhenti, namun akan terus dikembangkan dan ditambahkan.

Sebagai ekosistem hub, Hybrid sangat terbuka untuk kolaborasi dengan beragam elemen ekosistem esports dan gaming. Kami sadar bahwa ada banyak peran yang tidak bisa kami ambil, dan kolaborasi adalah salah satu solusi untuk ikut serta membangun ekosistem dan memberikan manfaat seluruh elemen di ekosistem.

Selamat menikmati, semoga Hybrid.co.id bisa menjadi acuan untuk konten esports dan gaming. Kolom kontak selau terbuka untuk diskusi dan kolaborasi, atau bisa juga ke email di wiku@dailysocial.id (wiku at dailysocial dot id).