Beberapa bulan yang lalu, Intel mulai melengkapi prosesor mereka yang termasuk dalam generasi ke 10, yaitu Intel Ice Lake dan Cascade Lake. Keduanya memiliki arsitektur yang berbeda, namun dijadikan dalam satu generasi oleh Intel. Kelas Ice Lake tentu lebih baik dari Cascade Lake dan mengusung proses pabrikasi 10 nm berbanding 14 nm.
Pada akhirnya, laptop yang menggunakan prosesor generasi ke 10 dari Intel ini datang. Kali ini, Dell adalah yang memasukkan laptop-laptop mereka dengan prosesor baru tersebut. Dell juga mengaku bahwa laptop yang mereka luncurkan kali ini masuk dalam verifikasi Project Athena buatan Intel.
Dell mengundang DailySocial dalam sebuah acara peluncuran yang diadakan pada Ballroom Thamrin Nine, Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2019 lalu. Pada acara tersebut Dell meluncurkan laptop dari seri XPS dan Inspiron.
Pada seri XPS, Dell meluncurkan XPS 13 2 in 1 7390 yang menggunakan prosesor Intel Ice Lake, yang pertama digunakan oleh perusahaan asal Amerika ini. Seri ini juga mengusung baterai yang dapat bertahan hingga 10 jam pada layar UHD+. Selain itu, laptop ini juga menggunakan AX1650 dengan cip WiFi 6 dari Intel yang lebih kencang 3x lipat.
Dengan menggunakan Intel Core i7 1065G7, laptop ini secara otomatis juga menggunakan IGP Iris Plus dengan 64 EU. Penyimpanannya juga sudah menggunakan SSD NVMe PCIe 3.0 x4 dengan kapasitas hingga 1 TB. Untuk RAM, Dell menggunakan tipe LPDDR4x 3733 MHz dengan kapasitas sampai 32 GB. Harganya sendiri adalah Rp. 39.999.000 untuk 16GB/512GB dan Rp. 44.999.000 32GB/1TB.
Pada seri Inspiron, ada tiga laptop yang diperkenakan. Yang pertama adalah Inspiron 2 in 1 7391. Laptop ini juga menggunakan pena sebagai stylus untuk menggambar pada layarnya. Berbeda dengan XPS, tipe Inspiron menggunakan Intel Cascade Lake.
Untuk Inspiron 2 in 1 7391 menggunakan Intel Core i5 10210U atau i7 10510U. Cascade Lake tidak menggunakan IGP IRIS, namun menggunakan Intel UHD. RAM yang terpasang adalah DDR4 dengan kecepatan 2400 MHz berkapasitas 8 dan 16 GB. Penyimpanannya menggunakan SSD M.2 PCIe NVMe. Harga jualnya mulai dari Rp. 17.199.000 sampai dengan Rp. 25.999.000.
Yang Selanjutnya adalah Dell Inspiron 5490 dan 5391 yang menggunakan form factor Clamshell. Untuk 5490, prosesor yang dugunakan sama dengan 7391, namun untuk 5391 ada tambahan, yaitu Core i3 10110U. Keduanya juga datang dengan pilihan menggunakan grafis IGP atau NVIDIA GeForce MX250 (5391) dan MX230 (5490).
Untuk 5490, Dell menjualnya dari harga Rp. 11.599.000 sampai dengan Rp. 14.999.000. Sedangkan untuk 5391, Dell menjual dari harga Rp. 8.799.000 hingga Rp. 15.399.000.
Saya sempat mencoba mengutak atik XPS 13 2 in 1 7390 pada saat acara peluncuran tersebut. Memang laptop yang satu ini terasa ringan saat diangkat. Sayang memang, belum banyak aplikasi yang diinstal sehingga pengunjung hanya dapat mencoba sebatas Windows 10 saja. Akan tetapi, memang laptop ini terasa responsif.
Hari Selasa (26 September 2019) kemarin, Intel menggelar Intel Technology Open House di Grand Hyatt, Orchard, Singapura. Dalam acara ini, Intel membeberkan semua inovasi yang telah dan akan mereka lakukan di tahun 2019 ini kepada awak media.
Dalam acara tersebut, setidaknya ada tiga hal yang dipresentasikan oleh Intel. Tiga hal tersebut adalah prosesor Intel generasi ke 10, Project Athena, dan bagaimana penerapan teknologi tersebut dalam skenario dunia-nyata. Prosesor Intel generasi ke 10 sendiri memiliki dua jenis arsitektur, yaitu Ice Lake dan Comet Lake. Keduanya punya ciri khas masing-masing, Ice Lake dengan kemampuan grafis terintegrasi terbaik pada laptop thin-and-light, dan Comet Lake dengan kemampuan kerja multi-thread terbaik pada laptop thin-and-light.
Lalu topik selanjutnya yang juga menjadi fokus utama adalah Project Athena. Sebelumnya DailySocial sudah sempat membahas tentang Project Athena, kampanye inovasi Intel dengan tagline “Innovation rooted in human understanding.”. Kata-kata tersebut mungkin terdengar abstrak, tapi sederhananya fokus kampanye ini adalah untuk membuat notebook yang punya daya tahan baterai yang kuat, kemampuan fast charging, juga performa yang mewakili aktivitas konsumen sehari-hari.
Tetapi selain dari itu, hal yang paling menarik adalah demonstrasi apa saja yang bisa dilakukan oleh prosesor Intel generasi terkini. Dalam salah satu bagian acara, Intel Technology Open House mencoba mengajak para awak media untuk lebih dekat dengan teknologi besutan Intel tersebut. Jadi jika penjelasan teknis seperti pabrikasi prosesor, kapasitas cache, atau frekuensi prosesor terlalu membingungkan bagi Anda, lewat kegiatan ini Intel memberikan skenario dunia-nyata bagaimana teknologi dari Intel membantu meningkatkan kegiatan produktivitas sehari-hari.
Konektivitas dan Responsivitas Cepat Lewat Teknologi Intel Optane dan Dukungan Thunderbolt 3
Dalam penggunaan sehari-hari, terutama untuk urusan profesional, responsivitas dan konektivitas bisa dibilang jadi hal yang penting. Di dunia yang serba digital dan dituntut untuk serba cepat, Intel mencoba memberi solusi tersebut lewat teknologi Intel Optane dan dukungan Thunderbolt 3.
Mereka mendemokan bahwa dengan teknologi Intel Optane, Anda dapat memproses file besar dengan lebih cepat dibandingkan dengan SSD biasa. Dalam demo, Intel Optane ditunjukkan dapat membuka sebuah file gambar dengan ukuran besar untuk diproses lagi dalam program pemrosesan gambar, hanya dalam waktu 9 detik saja. Sementara sistem komputer dengan SSD biasa butuh beberapa menit untuk dapat melakukan hal tersebut.
Selain dari itu, ada juga konektivitas Thunderbolt 3 yang didukung oleh prosesor Inten Generasi ke 10. Dengan konektivitas ini, Anda dapat transfer data dengan cukup cepat, melakukan beberapa hal sekaligus (menyalurkan listrik ke device wireless charging port, menampilkan display di monitor tambahan, dan lain sebagainya) hanya dengan satu port saja.
Ambient Compute Concept PC
Dua hal ini jadi dua inovasi yang paling menarik perhatian saya dalam gelaran Intel Technology Open House kemarin. Salah satu yang paling menarik mungkin adalah Ambient Compute Concept PC yang diberi kode-nama Mohawk River. Bayangkan Anda adalah pekerja aktif yang ingin semua serba cepat dan praktis, Anda mungkin ingin bisa memiliki laptop yang selalu siap dalam berbagai keadaan.
Mohawk River mencoba menjawab ini lewat beberapa teknologi, seperti human prescence sensores atau sensor pendeteksi kehadiran manusia, kamera dengan sudut 180 derajat, serta display tambahan yang dibantu dengan pendeteksi suara lokal milik Intel. Teknologi tersebut mungkin terdengar rumit, tetapi pengaplikasiannya ternyata terbilang cukup sederhana dan terasa sangat mengagumkan.
Lewat sensor pendeteksi contohnya, Anda jadi dapat membuat laptop terbangun tanpa harus menekan satu tombol pun. Anda cukup mendekat ke arah laptop, maka ia akan otomatis terbangun, mendeteksi mata anda dengan menggunakan iris scanner, membuka laptop Anda, dan membuatnya dapat langsung segera digunakan.
Yang juga disajikan dalam konsep ambient compute adalah voice command yang bisa diaktifkan tanpa harus membangunkan laptop Anda. Dengan bantuan layar ukuran kecil di bagian bawah laptop, Anda dapat melakukan perintah sederhana seperti memainkan lagu. Lalu selain itu, jika ingin menggunakan voice command Anda cukup langsung bicara “Hey Alexa” yang langsung bisa menjalankan berbagai komando suara seperti menanyakan waktu, cuaca, atau jadwal kegiatan yang Anda catat di internet, tanpa harus menyalakan laptop.
Konsep Laptop dengan Companion Display dan Dual Screen
Menyajikan layar tambahan sepertinya sedang menjadi tren inovasi teknologi terkini. Sebelumnya ada MacBook Pro dengan touch bar, semacam layar kecil yang dapat disentuh untuk menjalankan komando sesuai konteks aplikasi yang digunakan.
Tahun 2019 ini, companion display juga jadi salah satu hal yang digadang-gadang oleh Intel. Lewat demo dari laptop seperti Asus Zenbook Pro Duo ataupun HP Omen X 2S Intel menunjukkan bagaimana prosesor mereka memungkinkan para vendor untuk membuat inovasi companion display tersebut.
Demo tersebut menunjukkan berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan dengan companion display tersebut, mulai dari untuk keperluan gaming, hiburan, atau kebutuhan produktivitas.
Lalu selain dari companion display, yang juga tak kalah menarik adalah kehadiran demo laptop dual screen. Sebelumnya, Intel sudah sempat mendemonstrasikan purwarupa dengan kodenama Twin-Rivers ini dalam gelaran Computex 2019.
Pada Intel Technology Open House di Singapura, awak media diajak lebih dekat lagi melihat purwarupa tersebut, dan kemungkinan pemakaian dari konsep laptop dual screen tersebut. Salah satu yang paling menarik adalah untuk hiburan, yang memungkinkan Anda membaca buku komik di sebuah laptop seperti membaca buku betulan.
Tetapi tidak terbatas hanya untuk hiburan saja, laptop konsep ini juga memiliki kemungkinan untuk kegiatan produktivitas. Salah satu yang dicontohkan adalah untuk presentasi lewat Power Point. Laptop cukup dilipat menjadi tent-mode atau mode tenda, lalu layar satunya akan menunjukkan slide presentasi sementara layar lainnya dapat Anda gunakan untuk mengoperasikan slide tersebut.
Prosesor Pintar Dalam Melakukan Komputasi AI
Artificial Intelligence atau AI sepertinya juga jadi tren terobosan belakangan ini. Pada Intel Technology Open House, mereka juga menunjukkan bagaimana prosesor terbaru mereka bisa memproses data gambar dan visual dengan pintar, praktis, dan efisien.
Mereka menunjukkan ini lewat beberapa hal. Salah satunya adalah kemampuan prosesor terbaru Intel untuk secara pintar menghilangkan blur pada suatu gambar. Jadi misalkan foto Anda blur, entah karena fokus kamera yang meleset, kecepatan rana (shutter speed) yang terlalu rendah dan tak dapat menangkap, atau gambar pecah karena resolusi yang terlalu rendah, Intel dapat memperbaiki ini dengan pintar dan efisien.
Namun hal ini dilakukan lewat kolaborasi Intel dengan aplikasi pemrosesan gambar tersebut, agar prosesor Intel dapat lebih optimal dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Tak hanya itu saja, salah satu demo juga menunjukkan bagaimana prosesor Intel dapat memproses gambar bergerak secara real-time untuk keperluan livestreaming.
Demo yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi Holoset menunjukkan bagaimana Anda hanya cukup menyediakan kamera dan green-screen saja untuk melakukan livestreaming. Lalu setelahnya, aplikasi Holoset dengan bantuan prosesor Intel bisa dengan cepat memproses gambar yang ia terima, dan memindahkan hal tersebut ke dalam sebuah studio digital dengan set yang terlihat sangat profesional dan dapat Anda gonta-ganti sesuai dengan kebutuhan.
Project Athena, Upaya Intel Menciptakan Inovasi Berbasiskan Pola Interaksi Manusia Dengan Teknologi
Terakhir yang menjadi penutup dari semua pameran ini adalah Project Athena. Sebutan ini sendiri sebenarnya bukanlah merupakan sebuah produk laptop atau prosesor itu sendiri, melainkan seperti sebuah pedoman atau visi Intel dalam menciptakan teknologi dan melakukan inovasi.
Project Athena mengedepankan tiga hal yaitu Focus, Always Ready, dan Adaptive. Ketiga hal tersebut dituangkan oleh Intel lewat demo teknologi-teknologi yang dilakukan di atas, seperti melakukan inovasi pada konektivitas dan responsivitas, inovasi companion display bahkan dual-screen demi menciptakan laptop yang fleksibel dan adaptif, kepintaran dalam memproses AI, dan ambient compute concept PC yang ingin mengedepankan nilai always ready dari Project Athena.
Tiga hal tersebut juga tentunya tidak akan tercapai tanpa strategi yang tepat. Pada presentasi John Webb ia menjelaskan bahwa dalam mempercepat jalannya Project Athena, tiga strategi yang akan dilakukan Intel adalah dengan ecosystem, co-engineering, dan visual identifier.
Dari tiga strategi tersebut juga tertuang langsung pada demo teknologi yang mereka tunjukkan. Anda dapat melihat bagaimana kerjasama Intel dengan Holoset demi memaksimalkan potensi komputasi AI yang dimiliki oleh prosesor milik Intel. Lalu, bekerja sama dengan para vendor dalam menciptakan laptop dengan companion display, yang bisa dibilang merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Intel mempercepat jalannya Project Athena dengan cara co-engineering.
Terakhir, agar konsumer dapat lebih mudah membedakan jenis laptop yang didukung program Project Athena atau tidak, ada bantuan visual. Yaitu sebuah tanda yang bertuliskan “Intel Engineered For Mobile Performance” pada laptop-laptop tersebut.
—
Dengan semua inovasi yang sedang dikembangkan oleh Intel ini, ditambah dengan Project Athena, tentu akan membuat teknologi laptop akan semakin canggih dan mungkin variatif di masa depan. Kalau sekarang ini, yang kita tahu laptop adalah layar dengan keyboard dan touchpad, bukan tidak mungkin kalau di masa depan laptop ternyata adalah dua buah layar yang dapat dilipat.
Intel belum lama ini mengeluarkan prosesor generasi ke 10 mereka dengan arsitektur bernama Ice Lake. Prosesor tersebut menawarkan pengalaman menggunakan grafis terintegrasi yang terbaik pada laptop thin-and-light. Ice Lake datang dengan menggunakan arsitektur yang benar-benar baru.
Pada tanggal 21 Agustus 2019, Intel lagi-lagi menambahkan keluarga prosesor generasi ke 10 dengan Comet Lake, yang juga ditujukan ke laptop dengan desain thin-and-light. Comet Lake ditawarkan untuk memberikan kinerja produktivitas dan beban kerja multi-thread termasuk segmen komersial. Selain itu, kinerja grafis dari Comet Lake akan mampu menangani komputasi yang intensif serta hiburan pada resolusi 4K.
Berbeda dengan Ice Lake yang diproduksi dengan proses pabrikasi 10 nm, Comet Lake masih datang dengan proses pabrikasi 14 nm. Comet Lake juga ditawarkan oleh Intel sampai dengan 6 core / 12 threads yang memiliki kecepatan Turbo hingga 4.9 GHz dan kapasitas cache hingga 12 MB. Namun, grafis yang ditawarkan pada Comet Lake hanya menggunakan Intel UHD graphics saja.
Kinerja dari Comet Lake diklaim oleh Intel lebih kencang dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu Whiskey Lake. Intel menggunakan Core i7-10710U yang disandingkan dengan Core i7-8565U. Secara keseluruhan, Comet Lake memiliki kinerja sampai dengan 16% lebih kencang dari Whiskey Lake. Untuk produktivitas pada Office 365, kinerjanya bahkan bisa mencapai 41%.
Intel juga memiliki format penamaan baru yang mungkin membingungkan para penggunanya. Oleh karena itu, Anda bisa melihat dari gambar di bawah ini agar lebih jelas.
Untuk seri U, Comet Lake akan hadir pertama kali dengan empat prosesor. Seri Y nantinya juga kana hadir dengan empat prosesor juga. Jadi total ada delapan prosesor yang akan menggunakan arsitektur Comet Lake. Comet Lake seri Y hanya mendukung LPDDR3 2133, sedangkan seri U juga mendukung LPDDR4x 2933 dan DDR4 2666.
Comet Lake seri U nantinya akan memiliki TDP 15 watt. Sedangkan seri Y akan memiliki TDP yang lebih rendah lagi, yaitu 7 watt. Kecuali Core i3-10110U, semua prosesor Comet Lake yang bakal diluncurkan akan memiliki 24 EU. Hal ini membuat grafis yang ada pada Comet Lake lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan Ice Lake yang minimal memiliki 32 EU.
Comet Lake juga diproduksi dengan langsung membawa konektivitas Wi-fi 6 (Gig+) 802.11AX dan Thunderbolt 3 hingga 4 port. Intel juga menanamkan teknologi Adaptix yang bisa melakukan tuning otomatis untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan dayanya seperti pada Ice Lake. Intel juga meningkatkan kompatibilitasnya dengan asisten suara Alexa.
Intel sampai saat ini belum menjelaskan kapan laptop dengan prosesor Comet Lake akan tersedia di pasaran. Semoga saja, kita dapat melihat perangkat-perangkat tersebut di kuartal akhir tahun 2019 ini.