Tag Archives: IFTTT

IFTTT Luncurkan Layanan Berlangganan dengan Sejumlah Kelebihan

Selama bertahun-tahun, IFTTT telah menjadi salah satu layanan yang paling berguna di kalangan pengguna perangkat smart home. Berbekal jutaan ‘resep’ atau applet, pengguna dapat menyambungkan satu perangkat dengan yang lain, maupun memfasilitasi interaksi antar layanan.

Selama ini IFTTT selalu ditawarkan sebagai layanan yang gratis buat konsumen secara umum. Namun baru-baru ini, pengembangnya memperkenalkan sebuah layanan berlangganan bernama IFTTT Pro. Paket berbayar ini akan hadir bersama-sama dengan paket gratisan yang sudah ada sejak lama.

Seperti yang sudah bisa dibayangkan, IFTTT Pro menawarkan sejumlah kelebihan dibanding versi gratisannya. Yang paling utama adalah, satu applet pada IFTTT Pro bisa mengakses data dari beberapa sumber sebelum akhirnya memicu beberapa aksi sekaligus.

Contoh yang paling gampang adalah, pelanggan IFTTT Pro bisa membuat sebuah applet yang akan mengakses data dari Google Calendar dan Slack sekaligus di malam hari, sebelum akhirnya mengirim instruksi ke lampu Philips Hue, serta ke smart speaker untuk memutar playlist Spotify favoritnya.

Sebagai perbandingan, untuk bisa memenuhi skenario di atas, pengguna IFTTT gratisan memerlukan 4 applet yang berbeda; dua untuk menghubungkan data dari Google Calendar dengan aksi di Philips Hue dan speaker, dua lagi untuk menghubungkan data dari Slack.

Sayangnya kehadiran IFTTT Pro juga berarti paket gratisannya ikut di-downgrade. Mulai sekarang, pengguna IFTTT hanya bisa meracik maksimal sebanyak 3 applet saja. Dengan kata lain, skenario yang saya gambarkan tadi cuma bisa diwujudkan hanya dengan berlangganan IFTTT Pro saja. Di samping itu, eksekusi setiap applet juga dipastikan berlangsung lebih cepat buat pelanggan IFTTT Pro.

IFTTT Pro dihargai $10 per bulan. Dalam rangka promosi, pelanggan bisa mendapat potongan harga selama setahun dengan menentukan sendiri tarif berlangganannya, asalkan tidak kurang dari $2 per bulan. Promosi ini hanya berlaku sampai tanggal 7 Oktober 2020.

Sumber: IFTTT via The Verge.

Terbuat dari Kayu Asli, Mui Dapat Menampilkan Beragam Informasi Sekaligus Menjadi Pusat Kendali Perangkat Smart Home

Peluncuran Google Home Hub belum lama ini semakin membuktikan bahwa tren smart display speaker sedang naik daun. Berbekal layar sentuh, perangkat yang masuk dalam kategori ini sangat ideal untuk menampilkan konten secara interaktif, sekaligus menjadi pusat kendali ekosistem smart home.

Maka dari itu, tidak heran apabila pabrikan berusaha semaksimal mungkin agar desain perangkat semacam ini bisa kelihatan melebur dengan interior rumah. Untuk urusan itu, sepertinya belum ada yang bisa menandingi karya pabrikan asal Jepang bernama Mui berikut ini.

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, wujud Mui tidak lebih dari sebilah balok kayu utuh – dalam bahasa Jepang, “mui” berarti “keheningan”. Namun ketika permukaannya Anda sentuh, seketika itu juga backlight berwarna putih akan menyala dan menampilkan beragam informasi.

Mui

Sihir apa yang diterapkan pengembangnya? Well, mereka ini sebelumnya pernah bekerja di Nissha, perusahaan spesialis sensor sentuh kapasitif asal Jepang yang produknya bisa kita jumpai di Nintendo Switch. Keahlian tersebut pada akhirnya mereka kawinkan dengan jiwa seni dan kecintaan terhadap bahan baku alami.

Ya, Mui terbuat dari kayu asli dan ditawarkan dalam sejumlah varian kayu yang berbeda. Namun estetika belum menceritakan kisahnya secara lengkap, sebab Mui juga merupakan display interaktif yang sangat fungsional.

Selain menampilkan informasi cuaca dan sebagainya, Mui juga dapat mengontrol perangkat smart home via platform IFTTT. Kalau perlu, ia juga dapat difungsikan sebagai saklar pintar untuk mengatur tingkat kecerahan lampu Philips Hue yang tersambung.

Mui

Integrasi mikrofon berarti Anda juga dapat mengoperasikannya via perintah suara, termasuk untuk mengirimkan pesan teks. Jangan bayangkan informasinya sepadat di Google Home Hub, akan tetapi melihat tampilan interaktif yang keluar dari balik sebuah kayu tetap saja memberikan sensasi yang sangat unik.

Seperti halnya gadget lain yang berbahan kayu, Mui tidak murah. Di situs crowdfunding Kickstarter, ia bisa dipesan dengan harga paling murah $499 saat ini. Harga ritelnya diperkirakan berkisar $999. Anggap saja Anda membeli sebuah furniture yang kebetulan cukup pintar untuk dijadikan pengontrol perangkat smart home.

Sumber: The Verge.

YouTube Hadirkan Fitur Auto Caption untuk Live Stream

Per Februari tahun lalu, fitur auto caption YouTube telah berjasa membuatkan transkrip teks untuk lebih dari 1 miliar video. Auto caption tak cuma berjasa menyediakan terjemahan bagi mereka yang tidak menguasai bahasa yang digunakan pada video, tapi juga sangat membantu bagi kaum tuna rungu. Salah satunya adalah Product Manager YouTube sendiri, Liat Kaver.

Auto caption memang masih belum bisa 100% sempurna. Akan tetapi itu tidak mencegah YouTube untuk membawa fitur tersebut ke level yang lebih tinggi lagi. Dalam beberapa minggu ke depan, auto caption juga akan tersedia untuk live stream, meski sejauh ini baru terbatas untuk bahasa Inggris saja.

YouTube bilang bahwa teknologi LASR (live automatic speech recognition) yang mereka terapkan memiliki tingkat error dan latency yang sudah mendekati standar industri. Fitur ini kedengarannya sangat ideal mengingat mayoritas live stream di YouTube memang berlangsung secara spontan dan tidak merujuk pada naskah.

Selain auto caption, YouTube masih menyimpan sejumlah pembaruan lain buat live stream. Yang pertama adalah live chat replay, di mana kita tetap bisa mengikuti live chat meski menonton siaran ulangnya – meski saya pribadi selalu menyembunyikan live chat karena nyaris mustahil untuk bisa diikuti dalam kecepatan normal.

Kedua, kreator kini bisa menambahkan tag lokasi pada live stream-nya, sehingga penonton bisa mengklik tag tersebut dan melihat kumpulan video lain yang disiarkan dari lokasi yang sama. Terakhir, fitur Super Chat yang dirilis tahun lalu kini bisa dihubungkan dengan layanan otomasi IFTTT supaya live stream bisa jadi lebih interaktif lagi daripada sebelumnya.

Sumber: YouTube.

Dibekali Integrasi Spotify, Headphone Muzik One Juga Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Entah sampai kapan hal ini akan dibahas, tapi yang pasti absennya jack headphone pada iPhone 7 akan memicu kemunculan deretan headphone wireless ke depannya. Salah satu yang cukup layak disorot adalah Muzik One – ya, namanya memang aneh, tapi tunggu sampai Anda memahami semua fiturnya.

Sebelum itu, mari membahas soal desainnya. Sepintas Muzik One terlihat tak jauh berbeda dari headphone nirkabel lain. Kerangkanya terbuat dari aluminium, sedangkan bantalannya yang empuk dibalut oleh material kulit premium. Akan tetapi yang menarik, earcup-nya bisa dilepas-pasang dengan mudah secara magnetik dan diganti dengan ukuran yang berbeda. On-ear atau over-ear, Anda hanya perlu satu headphone saja.

Di dalamnya bernaung sepasang driver 40 mm dengan respon frekuensi 20 – 22.000 Hz, plus sepasang mikrofon untuk menerima panggilan telepon atau mengakses fitur perintah suara. Koneksinya mengandalkan Bluetooth, tapi pengguna juga bisa memasangkan kabel audio 3,5 mm standar apabila smartphone yang digunakan bukan iPhone 7 atau Moto Z.

Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik
Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik

Namun yang sangat menarik dari Muzik One adalah bagaimana pengembangnya telah mengintegrasikan layanan macam Spotify dan Twitter, serta menyematkan cara berinteraksi yang inovatif. Di satu sisi earcup-nya, terdapat empat tombol kapasitif yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Saat tombol kapasitif dan integrasi Spotify tadi dipadukan, pengguna pada dasarnya bisa memutar playlist favoritnya di layanan streaming tersebut hanya dengan meletakkan jarinya di atas sebuah tombol. Asalkan headphone sudah tersambung dengan smartphone dan pengguna sudah menyesuaikan pengaturan di aplikasi pendampingnya, selanjutnya smartphone tinggal diselipkan ke dalam kantong dan tak perlu diutik lagi.

Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik
Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik

Sisa tiga tombol bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti misalnya membagikan lagu yang diputar ke Twitter dengan hashtag #NowPlaying. Tombol lainnya bisa dipakai untuk mengecek sisa baterai atau mengecek judul lagu yang tengah diputar. Dan yang paling menarik, sisa tombol terakhir bisa digunakan untuk mengontrol perangkat smart home dengan bantuan resep IFTTT.

Tertarik? Anda harus menunggu paling tidak sampai bulan Oktober dimana Muzik One akan dipasarkan seharga $300. Paket penjualannya tergolong cukup lengkap, sedangkan baterainya bisa bertahan selama 15 jam dalam satu kali charge.

Sumber: PR Newswire.

Layanan Otomatisasi Microsoft Flow Kini Tersedia di Android

Bulan April kemarin, Microsoft meluncurkan sebuah layanan yang cukup menarik bernama Flow. Microsoft Flow pada dasarnya ingin menawarkan otomatisasi antara layanan atau aplikasi berbasis cloud, seperti misalnya Dropbox dengan Instagram, atau email dengan Google Drive.

Ya, Flow sebenarnya tidak terdengar asing di telinga kita. Pasalnya konsep yang ditawarkan sama persis seperti layanan bernama IFTTT (If This Then That), dimana pengguna bisa memilih atau membuat ‘resep’ aksi berdasarkan pemicu tertentu. Contohnya itu tadi, setiap kali Anda mengunggah foto ke Instagram, foto yang sama akan diunggah ke Dropbox secara otomatis.

Yang sedikit berbeda dari Microsoft Flow adalah integrasi sejumlah layanan seperti Office 365, MailChimp, GitHub dan sebagainya. Hal ini menjadikannya lebih ideal untuk kalangan enterprise, tapi pengguna rumahan pun juga bisa mengambil manfaat darinya, apalagi mengingat Microsoft baru-baru ini meluncurkan versi beta dari aplikasi Android-nya setelah sebelumnya merilis Flow untuk iOS.

Microsoft Flow di Android berfungsi untuk memonitor resep-resep (flow) yang Anda pakai, mengaktifkan atau mematikan masing-masing flow beserta melihat detail dari setiap flow yang dijalankan. Untuk membuat resepnya, Anda masih perlu mengakses Flow lewat web dan menyambungkan sejumlah layanan seperti akun email, Slack, Twitter, Google Drive dan lain sebagainya.

Microsoft Flow saat ini sudah bisa digunakan secara cuma-cuma dengan mendaftar di situsnya terlebih dulu sebagai beta tester. Aplikasinya sudah tersedia di Google Play, namun sejauh ini masih dalam status beta sehingga kemungkinan ada sejumlah bug.

Sumber: Android Authority.

Aplikasi IFTTT Berganti Nama Menjadi IF, Sekaligus Luncurkan 3 Aplikasi Baru

Layanan web automation IFTTT baru saja melakukan rebranding atas aplikasi populer mereka dan meluncurkan 3 sekaligus aplikasi bertajuk Do Note, Do Camera dan Do Button. Sedangkan untuk aplikasi utamanya berganti nama menjadi lebih sederhana: “IF”.
Continue reading Aplikasi IFTTT Berganti Nama Menjadi IF, Sekaligus Luncurkan 3 Aplikasi Baru

Beam Adalah Gabungan Proyektor dan Lampu dengan Fitur Otomatisasi

Ada banyak sekali wujud proyektor mini di pasaran, dan spesifikasi serta fitur yang ditawarkan pun jelas berbeda-beda. Namun saya kira belum ada yang pernah menggabungkan sebuah proyektor dengan lampu bohlam, hingga akhirnya perangkat tersebut hanya perlu dipasangkan ke socket bohlam standar untuk bisa berfungsi. Continue reading Beam Adalah Gabungan Proyektor dan Lampu dengan Fitur Otomatisasi