Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan papan pencatatan baru, yakni papan ekonomi baru (new economy board) yang diresmikan kemarin (05/12). Papan tersebut disiapkan untuk saham dengan potensi kapitalisasi pasar besar setara papan saham utama, namun kinerja keuangannya belum positif.
“Kami berharap dengan adanya implementasi papan ekonomi baru ini dapat menjadi salah satu pendorong bagi perusahaan-perusahaan sektor new economy untuk tercatat di BEI,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik seperti dikutip dari Kompas.com.
Di saat yang bersamaan, pengumuman tersebut juga memindahkan tiga saham yang efektif tercatat di papan ekonomi baru, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).
Kehadiran papan ekonomi baru merupakan bagian dari upaya perlindungan investor, sekaligus keterbukaan informasi yang dilakukan oleh bursa. Dengan mengelompokkan saham-saham ekonomi baru tersebut dalam papan tersendiri dan diberikan notasi khusus, akan lebih memudahkan investor dalam mengidentifikasi dan membandingkan saham-saham dalam papan tersebut.
Menurutnya, beberapa perusahaan yang sifatnya new economy atau perusahaan berstatus unicorn menyatakan tidak mau masuk ke papan pengembangan tapi papan utama.
“Ini sedikit unik di pasar modal kita ya. Kita ingin menempatkan investor protection, tapi tanpa mengurangi prestisius daripada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam papan ekonomi baru. Jadi kita setarakan dengan papan utama, bahkan persyaratannya lebih strict,” tambah Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny W dikutip terpisah dari Antara.
Di sisi lain, BEI bertanggung jawab untuk memberikan proteksi khusus untuk investor, tidak hanya sekadar notasi tapi juga mengimplementasikan dalam bentuk papan. “Sehingga yang mau beli itu langsung kelihatan papannya di mana, paling tidak ada awareness-nya dulu.”
Terdapat dua notasi khusus untuk saham yang dicatatkan di papan ekonomi baru, yaitu notasi khusus “K” yang berarti perusahaan menerapkan saham dengan hak suara multipel (SHSM) dan tercatat di papan ekonomi baru, serta khusus “I” yang berarti perusahaan tidak menerapkan SHSM dan tercatat di papan ekonomi baru.
Penggunaan notasi khusus ini untuk mengidentifikasi bahwa saham perusahaan tercatat di papan ekonomi baru, pada dasarnya bukan merupakan informasi bersifat negatif, melainkan merupakan informasi bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu.
Dari sisi holistik, lanjut Denny, target BEI yaitu meningkatkan keragaman alternatif investasi yang ada di pasar modal Indonesia tanpa mengurangi proteksi kepada investor. Di sisi lain, Indonesia kebetulan juga merupakan salah satu penghasil unicorn terbesar di dunia.
“Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai regulator mem-balancing-nya. Beberapa inisiatif yang sudah dilakukan bursa, kita sudah buat IDX Industrial Classification (IDX-IC) kita ditempatkan benchmark yang beda. Sebelumnya perusahaan seperti GOTO, BELI, sebelumnya masuk others, sekarang sudah ada sektor IT,” pungkasnya.
Lebih transparan untuk investor
Menurut analis, papan baru ini membuat investor lebih sadar tentang karakteristik khusus emiten yang bergerak di bidang ekonomi baru. Karakteristik tersebut memiliki pertumbuhan tinggi, mengoptimalkan teknologi untuk inovasi dan memacu produktivitas, berdampak pada perekonomian serta memiliki manfaat sosial.
Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee mengatakan, dengan karakteristik tersebut, para pembeli saham di papan ekonomi baru tidak bisa mengharapkan hasil investasi yang instan dan jangka pendek. “Dengan kata lain saham dalam papan ini cocok untuk investasi jangka panjang,” ujarnya.
Manfaat bagi emiten itu sendiri adalah sarana branding sebagai growth company yang prospektif di masa mendatang. Status tersebut akan menarik perhatian investor institusi ataupun fund manager yang memang memiliki minat tinggi di saham teknologi. “Papan ini merupakan peluang yang sangat bagus mengingat saham teknologi mulai rebound, seiring perubahan kebijakan suku bunga The Fed yang bakal lebih moderat.”
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, papan ekonomi baru merupakan pengakuan dari otoritas bursa terhadap sektor bisnis yang telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selama ini new economy selalu diperdebatkan dengan old economy. New economy merupakan perusahaan yang memiliki model bisnis baru yang berkaitan dengan teknologi dan menciptakan ekosistem. Perusahaan seperti itu menjanjikan growth opportunity sehingga saham seperti GOTO, BUKA, dan BELI, masuk dalam kategori new economy.
Dia berpendapat, dari ketiganya, GOTO berpeluang paling menarik perhatian karena kontribusinya yang luar biasa dalam menggerakkan perekonomian, terutama ekonomi digital.
“Memimpin dengan ekosistem yang mereka miliki, tentu saja hal ini memberikan nilai lebih bagi GOTO. Apalagi dengan pencapaian kinerja GOTO pada Q3 2022, jelas memberikan indikasi bahwa GOTO sudah berada di arah yang benar untuk mencetak profitabilitas. Hal ini tentu saja menjadikan GOTO mendominasi di papan new economy nantinya,” kata Nico.