Tag Archives: imax

IMAX-Enhanced-1

Disney+ Hadirkan Aspek Rasio IMAX Enhanced 1.90:1, Ini Keunggulannya

Nonton film merupakan salah satu hiburan yang ampuh untuk mengusir kejenuhan. Tak melulu harus pergi ke bioskop, berbagai film baru dan acara TV series dapat diakses dengan mudah lewat smartphone atau smart TV di rumah.

Paket langganan bulanannya terjangkau dan Anda bisa nonton sepuasnya di sela-sela aktivitas harian. Meski harus diakui bahwa pengalaman menonton film terbaik mungkin dengan pergi ke bioskop.

Baru-baru ini, salah satu layanan streaming film Disney+ mengumumkan akan menghadirkan IMAX Expanded Aspect Ratio. Sebagai permulaan, total ada 13 film MCU yang akan ditingkatkan ke IMAX Enhanced pada 12 November, termasuk Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings yang akan tayang perdanan di Disney+ pada hari tersebut.

Apa keunggulan format aspek rasio IMAX Enhanced? Sebagian besar film Marvel umumnya disajikan dalam aspek rasio 2.39:1 yang sangat lebar, yang mana bila ditampilkan di layar smartphone dan televisi maka muncul bar hitam di atas dan bawah layar.

Di sisi lain, IMAX secara tradisional menggunakan format 1.43:1 yang juga terlalu tinggi. IMAX Enhanced dengan aspek rasio 1.90:1 lebih optimal di layar smartphone dan televisi dengan rasio 16:9.

Idenya adalah dengan IMAX Enhanced, Anda dapat menonton film seperti yang dimaksudkan oleh director dan cinematographer kepada penonton di bioskop IMAX. Dari segi audio, kedepannya IMAX Enhanced juga bakal didukung DTS surround sound.

Film yang didukung akan diberi label IMAX Enhanced pada deskipsi film di Disney+. Daftarnya sebagai berikut:

  • Ant-Man and The Wasp
  • Avengers: Endgame
  • Avengers: Infinity War
  • Black Panther
  • Black Widow
  • Captain America: Civil War
  • Captain Marvel
  • Doctor Strange
  • Guardians of the Galaxy
  • Guardians of the Galaxy Vol. 2
  • Iron Man
  • Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings
  • Thor: Ragnarok

Sumber: TheVerge

Cinema XXI Hadirkan IMAX with Laser di Gandaria City

Menonton film di bioskop saat ini sudah terbagi menjadi dua bagian. Apakah ingin menonton dengan gambar yang lebih tajam atau membayar dengan harga yang lebih terjangkau untuk menonton dengan kualitas standar. Jika ingin menonton dengan kualitas yang lebih baik, saat ini pilihan tentu saja jatuh kepada IMAX.

IMAX with Laser - Launch

Cinema XXI saat ini sudah memiliki beberapa proyektor IMAX dan ditempatkan pada jaringan bioskop mereka, seperti di Gandaria City, Kelapa Gading, The Breeze, dan lain sebagainya. IMAX sendiri mampu memberikan resolusi yang lebih baik dari proyektor bioskop standar, di mana resolusi yang ditampilkan adalah 2K. Selain itu tata suara yang dimiliki juga lebih baik dari bioskop pada umumnya.

Pada tanggal 6 Februari 2020, Cinema XXI mengundang para jurnalis untuk menyaksikan versi IMAX terbaru. Bertempat di Gandaria City XXI, Cinema XXI memperkenalkan IMAX with Laser, yang menggunakan proyektor dengan resolusi 4K serta instalasi suara 12 kanal.

Selain memiliki resolusi yang lebih besar, ternyata aspect ratio dari layarnya juga lebih besar, yaitu 1,43:1, sehingga dapat memancarkan gambar 40% lebih banyak. IMAX with Laser juga memiliki tingkat brightness yang lebih tinggi dibandingkan dengan proyektor lainnya yang ada di industri ini.

“Kami senang sekali dapat membawa teknologi bioskop terdepan dari IMAX ke tengah masyarakat Indonesia. Melalui pembaharuan teknologi visual dan audio, pengalaman menonton di studio IMAX with Laser akan menciptakan pengalaman menonton film yang istimewa karena penikmat film seperti akan terhanyut dalam adegan film,” papar John M. Schreiner, Senior Vice President, Theatre Development, IMAX Corporation.

Dengan dilakukan upgrade dari sisi proyektor, otomatis layar yang digunakan juga menjadi lebih besar. Akan tetapi, bagaimana dengan harga jual tiketnya? Apakah akan lebih mahal? Ternyata, pihak Cinema XXI tidak menaikkan harga tiket untuk menonton dengan IMAX Laser.

Pengalaman Menonton Pertama Kali

Setelah acara konferensi pers dilakukan, Cinema XXI juga mengajak para jurnalis untuk mencoba keandalan teknologi terbaru mereka. Untuk itu, kami diajak menonton salah satu film DC yang ditunggu-tunggu, yaitu Bird of Prey. Sayang memang, film yang ditonton masih dalam format 2D, bukan 3D, sehingga belum memperlihatkan keandalan teknologi ini dengan maksimal.

IMAX with Laser - Besar Screen

Gambar yang dihasilkan memang sangat baik, bahkan terbaik yang pernah saya lihat pada sebuah bioskop. Detail gambar dapat disajikan dengan baik, serta kontras warna yang apik. Layar yang lebih lebar ternyata tidak membuat gambarnya menjadi pecah, justru terlihat lebih baik dari terakhir saya duduk di bioskop yang sama. Hal ini terlihat dari adegan dengan scene yang cepat.

Suara juga menjadi hal yang terdengar sangat berbeda pada saat saya duduk pada baris J ini. Walaupun saya tidak merasakan perbedaan pada 12 kanal, namun suaranya memang terdengar tajam dan jelas. Cukup berbeda dengan studio lain yang ada pada Gandaria City XXI ini.

Berdasarkan pengalaman yang ada, sepertinya standar menonton bioskop memang menjadi lebih tinggi berkat adanya IMAX with Laser ini. Anda tidak akan percaya jika hanya diceritakan saja, namun harus merasakan sendiri sensasi 4K pada layar sangat lebar.

Gaet Vindex, Imax Bakal Siarkan Konten Esports di Bioskop

Imax mengumumkan kerja samanya dengan Vindex, startup infrastruktur esports yang didirikan oleh co-founder Major League Gaming, Mike Sepso dan Sundance DiGiovanni. Dengan kerja sama ini, Imax akan menyiarkan konten esports eksklusif dari Vindex di bioskop mereka. Sementara itu, Vindex meluncurkan divisi baru, Vindex Studios yang akan bekerja sama dengan publisher dan liga esports. Sayangnya, saat ini, masih belum ada informasi detail tentang game apa atau turnamen esports apa yang akan ditampilkan di bioskop Imax serta harga tiket yang harus dibayar para penonton. Satu hal yang pasti, baik Imax dan Vindex berharap mereka akan bisa memulai kerja sama mereka pada semester pertama 2020.

“Sejak lama, kami telah melihat kesempatan untuk membawa dunia esports ke platform kami dan kami senang dapat bekerja sama dengan inovator yang kualitasnya telah terbukti seperti Mike, Sundance, dan tim Vindex agar kami dapat memberikan pengalaman baru pada para fans di seluruh dunia,” kata CEO Imax, Rich Gelfond, menurut laporan Variety. Keputusan Imax untuk bekerja sama dengan Vindex merupakan bagian dari usaha mereka untuk menyajikan konten baru di bioskop. Harapannya, mereka akan bisa memaksimalkan penggunaan bioskop mereka pada jam-jam kosong.

Sumber: MLG via Dot Esports
Sumber: MLG via Dot Esports

“Film masih menjadi bisnis utama kami, tapi kami melihat ada banyak kesempatan yang menarik…” kata Megan Colligan, President of Imax Entertainment. “Kami ingin menciptakan koneksi di kalangan komunitas esports dan kami tak sabar untuk melihat apa yang bisa kami lakukan di kancah esports.” Dia membanggakan, Imax kini memiliki lebih dari 1.500 bioskop di 81 negara. “Ini sangat menarik bagi pelaku esports karena industri esports masih tumbuh,” ujarnya. Memang, tidak tertutup kemungkinan ada orang-orang yang ingin menonton konten esports di layar lebar. Meskipun begitu, selama ini, usaha Imax untuk memperluas bisnisnya tak selalu berhasil. Mereka menutup pusat virtual reality mereka pada 2019, kurang dari dua tahun sejak mereka memulai proyek tersebut.

“Sebelum ini, esports belum pernah mendapatkan akses ke audiens platform Imax yang sangat luas,” kata Sepso dari Vindex. “Banyak perusahaan dan liga yang mencoba untuk mendistribusikan konten esports melalui bioskop. Tapi, mereka tak bisa memastikan kualitas dari pengalaman menonton tersebut. Satu hal yang membedakan Imax adalah mereka akan memberikan pengalaman terbaik yang bisa Anda dapatkan.” Dia menambahkan, memang pertandingan esports bisa ditonton sendirian. Namun, menonton pertandingan esports bersama akan terasa lebih seru.

Berbekal Display 5K, Cinera Ibarat Bioskop IMAX untuk Wajah Anda

Head-mounted display (HMD) mengubah anggapan kita akan istilah home theater. Dengan HMD, layar besar yang berharga mahal bisa digantikan oleh layar yang berada tepat di depan wajah pengguna, meningkatkan kesan immersive secara drastis. Bagaimana dengan bioskop IMAX yang layarnya berukuran masif? Well, sekarang ada HMD yang percaya diri bisa menyuguhkan pengalaman menonton setara IMAX.

Perangkat itu bernama Cinera. Wujudnya sepintas mirip VR headset, tapi pengembangnya secara spesifik merancang perangkat ini untuk menjadi alternatif home theater atau bahkan bioskop itu sendiri. Untuk itu, letak keunggulan utamanya haruslah pada display-nya.

Tidak tanggung-tanggung, Cinera dibekali oleh dua display yang masing-masing beresolusi 2560 x 1440 pixel, yang diyakini menawarkan resolusi 3x lebih tinggi ketimbang bioskop standar. Sepasang display ini menawarkan sudut pandang seluas 66 derajat, dan inilah yang membuat pengembangnya yakin Cinera bisa menawarkan pengalaman menonton setara IMAX.

Cinera

Selama ini kita mengukur display berdasarkan seberapa banyak pixel di setiap incinya (PPI). Namun pengembang Cinera percaya ada satuan yang lebih bisa menggambarkan kualitas sebuah display, yakni pixel per degree (PPD), yang sederhananya bisa diterjemahkan menjadi seberapa banyak pixel di setiap derajat sudut pandang mata manusia.

Dengan memakai hitungan PPD ini, Cinera ternyata mencatatkan angka 39 PPD, jauh di atas HTC Vive yang cuma 9,8, atau Oculus Rift yang hanya 11,5. Lebih lanjut, kehadiran sepasang display memungkinkan Cinera untuk menampilkan konten 3D yang lebih sempurna ketimbang bioskop standar.

Cinera

Cinera datang bersama semacam monopod fleksibel sehingga pengguna tidak perlu terus memeganginya selama film berlangsung. Pengembangnya percaya ini jauh lebih nyaman ketimbang head strap, meski strap ini juga tersedia sebagai aksesori terpisah yang memungkinkan Cinera untuk dipakai untuk mengendalikan drone.

Cinera bisa beroperasi secara mandiri berkat sistem operasi Android 6.0, memutar konten dari layanan seperti Netflix atau YouTube. Sumber video lain, seperti kartu microSD, atau bahkan Blu-ray player dan komputer juga bisa dimanfaatkan dengan bantuan kabel HDMI.

Tanpa skenario penggunaan VR, Cinera jelas tergolong lebih niche ketimbang Rift maupun Vive. Terlepas dari itu, konsumen yang tertarik bisa memesannya melalui Kickstarter seharga $399 selama masa early bird.