Tag Archives: impresi awal Divinity: Original Sin II

Divinity: Original Sin II Sajikan Kebebasan Bermain yang Sulit Ditandingi RPG Lain

Melihat bagaimana judul-judul seperti Persona 5, Nier: Automata dan Nioh mendapatkan pujian dari gamer dan media, untuk sementara kita bisa menyimpulkan bahwa 2017 adalah tahun bersinarnya game-game role-playing Jepang. Tapi satu judul buatan studio Belgia belum lama ini meluncur dan berpeluang meruntuhkan dominasi developer Negeri Matahari Terbit.

Saat dirilis, Swen Vincke dan tim Larian Studios sama sekali tidak menyangka Divinity: Original Sin II dimainkan oleh begitu banyak gamer, berhasil mengalahkan rekor Pillars of Eternity beserta Original Sin pertama. Di Steam, jumlah pemain yang menikmatinya secara bersamaan minggu lalu mencapai 85.945 orang, belum termasuk di platform distribusi lain seperti GOG.

Original Sin II 7

Hal tersebut mengindikasikan ada sesuatu yang istimewa dalam Divinity: Original Sin II, dan dari sesi bermain selama 30 jam lebih, saya menyadari bahwa kebebasan merupakan alasannya, membuat Original Sin II berbeda dari RPG lain. Fakta ini sangat menarik karena Original Sin II bukanlah game berstruktur open-world.

Original Sin II 2

Dalam mayoritas RPG, pilihan Anda di awal akan memengaruhi jalannya permainan, dan hal ini sangatlah wajar. Di JRPG, kustomisasi umumnya lebih sedikit lagi (kecuali mungkin di seri Dark Souls). Namun Original Sin II tidak mengunci pemain di satu peran tertentu. Karakter support (kelas Enchater misalnya) dipersilakan mentransformasi dirinya jadi Battlemage atau Inquisitor.

Original Sin II 3

Kebebasan turut diterapkan pada sistem companion-nya. Biasanya kita menyesuaikan kelas karakter utama dengan tokoh-tokoh NPC di dalam grup – misalnya saat sudah ada rogue, wizard atau archer, pemain jadi enggan memilih kelas yang sama. Di Original Sin II, Anda-lah yang menentukan kelas para NPC. Anda bahkan bisa bermain sebagai salah satu karakter tersebut, lengkap dengan latar belakang dan pilihan dialog uniknya sendiri.

Original Sin II 5

Selanjutnya, kita juga dibebaskan bermain, menyelesaikan teka-teki dan quest sesuka hati. Original Sin II menyediakan banyak sekali peluang dalam menangani masalah. Untuk mengambil peti harta dibelakang pintu yang terkunci misalnya, Anda bisa menggunakan lock pick, menghancurkan pintu tersebut, atau men-teleportasi teman Anda buat menjarahnya. Lalu untuk keluar dari camp tahanan, kita dapat melakukan pemberontakan terbuka, menyusup lewat gorong-gorong pembuangan, atau bekerja sama dengan penjaga.

Saya sempat mencoba merusak sistem quest dengan menghabisi semua karakter non-playable di area awal, namun game tetap berjalan normal, walaupun hal tersebut membuat saya kehilangan banyak peluang penting.

Original Sin II 6

Dan tentu saja, kemampuan-kemampuan karakter Anda akan memengaruhi gameplay. Pemain bisa mempelajari skill Pet Pal agar dapat berbicara dengan hewan, atau jika bermain sebagai Elf, Anda bisa memakan potongan tubuh mayat untuk ‘mengintip’ masa lalunya. Lalu andaikan karakter Anda seorang Undead, maka aturan berlaku terbalik: healing spell sangat berbahaya dan racun malah dapat mengobati Anda.

Original Sin II 4

Masih ada banyak aspek-aspek superior di Divinity: Original Sin II: jalan cerita, penulisan naskah, humor, kustomisasi, gameplay turn-based-nya, mode multiplayer co-op, hingga voice acting yang diperhatikan developer hingga ke karakter-karakter pelengkap (tikus yang Anda ajak bicara misalnya). Saya ingin mengulas semuanya, namun sesi bermain 30 jam masih terbilang sangat dangkal dibanding melimpahnya konten yang Larian benamkan dalam Original Sin II.

Original Sin II 8

Divinity: Original Sin II buat sekarang cuma tersedia secara eksklusif di Windows PC via Steam, dijajakan seharga Rp 336 ribu saja.