Tag Archives: in-ear headphone

Louis Vuitton Horizon Earphones Ialah Versi Super-Premium dari Master & Dynamic MW07

Tahun 2017 menandai dimulainya kiprah Louis Vuitton di ranah wearable lewat smartwatch Tambour Horizon. Langkah ini menambah jumlah anggota keluarga arloji Tambour yang telah lama dipasarkan oleh perusahaan fashion house asal Perancis itu. Kali ini, Louis Vuitton memanfaatkan branding Horizon dalam memperkenalkan perangkat audio portable mewah baru.

Menariknya, LV tidak melakukan pengembangan produk secara tradisional. Perangkat bernama Louis Vuitton Horizon Earphones itu merupakan hasil kolaborasi mereka dengan Master & Dynamic. Uniknya lagi, produk ini sebetulnya sudah pernah dilepas buat konsumen, mulai tersedia beberapa bulan lalu di bawah nama Master & Dynamic MW07 True Wireless. Penambahan huruf ‘LV’ di tubuhnya membuat harga wireless in-ear headphone ini bertambah nyaris US$ 700.

Seperti MW07, Louis Vuitton Horizon Earphones terdiri dari dua bagian terpisah untuk dipasangkan ke masing-masing telinga. Ukurannya terbilang besar ketika dibandingkan dengan earbud nirkabel sekelas, tapi berdasarkan ulasan yang saya baca, ia nyaman saat dikenakan. Di in-earphone LV itu, desainer membubuhkan pola yang jadi ciri khas sang fashion house di permukaan tubuhnya.

Louis Vuitton Horizon Earphones 3

Agar Anda tidak sungkan buat mengenakan earphone premium tersebut, Master & Dynamic dan Louis Vuitton turut membubuhkan sertifikasi tahan air IPX4 yang berarti Anda tidak perlu cemas rintikan air hujan atau basah keringat akan merusaknya. Namun tentu saja, Louis Vuitton Horizon Earphones tidak bisa diajak berenang.

Louis Vuitton Horizon Earphones 2

Terlepas dari kesamaan spesifikasi, perbedaan utama antara Horizon Earphones dan Master & Dynamic MW07 terletak pada bagian case sekaligus charging dock-nya. Ketika MW07 dibundel bersama case kotak, earbud nirkabel LV memiliki bentuk silinder bundar, yang dilengkapi tutup transparan, simbol-simbol khas serta branding Louis Vuitton. Case ini dibekali baterai yang memungkinkan kita menikmati musik hingga 20 jam (earphone sendiri mempunyai daya tahan baterai 3,5 jam).

Louis Vuitton Horizon Earphones 1

Berdasarkan informasi dari Hypebeast, Louis Vuitton Horizon Earphones kabarnya turut ditopang oleh integrasi penuh ke smartwatch Tambour Horizon via Bluetooth. Selanjutnya, produsen menawarkan sejumlah pilihan pola warna berbeda, di antaranya hitam, opsi monogram merah dan putih, atau versi kuning serta biru plus striping Louis Vuitton.

Louis Vuitton Horizon Earphones 4

Dan sesuai dugaan Anda sebelumnya, branding Louis Vuitton pada MW07 membuat harganya melambung tinggi. Dibanderol di US$ 300, Master & Dynamic MW07 saja sudah tergolong mahal. Plus logo LV, Anda harus mengeluarkan total uang US$ 995 untuk memilikinya.

Via The Verge.

Beyerdynamic Luncurkan Empat Earphone dengan Desain Unik yang Sangat Nyaman di Telinga

Beyerdynamic Lagoon ANC bukan satu-satunya persembahan sang legenda Jerman di ajang IFA tahun ini. Mereka juga memperkenalkan empat earphone baru berdesain inovatif, yang masing-masing ditujukan untuk kelas konsumen yang berbeda; dari entry-level sampai yang high-end.

Desain inovatif itu merujuk pada sisi luar masing-masing earpiece yang datar. Saking datarnya, Beyerdynamic mengklaim bagian tersebut tidak akan nongol dari telinga ketika dikenakan. Alhasil, walaupun pengguna mengenakannya selagi berbaring miring, telinganya dipastikan tidak akan tertekan dan terasa sakit.

Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic

Pada kategori yang termurah, ada Beyerdynamic Beat Byrd yang memiliki kabel berwarna oranye seperti pada gambar di atas. Untuk model ini, sejatinya tidak ada yang bisa begitu dibanggakan kecuali desainnya yang pipih itu tadi. Banderol harganya pun cuma 25 euro, dan akan dipasarkan mulai akhir bulan September ini.

Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic

Di atasnya ada Beyerdynamic Soul Byrd yang menghadirkan sejumlah upgrade. Yang pertama, ia datang bersama lima pasang eartip dalam berbagai ukuran. Kedua, ada remote tiga tombol yang juga mengemas mikrofon sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Google Assistant maupun Siri. Selisih harganya cukup jauh, 79 euro, dan akan dipasarkan mulai pertengahan Oktober.

Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic

Di level premium, Beyerdynamic Blue Byrd menjanjikan kepraktisan konektivitas Bluetooth, lengkap dengan dukungan codec populer seperti aptX maupun AAC. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga enam jam pemakaian, dan charging-nya sudah mengandalkan sambungan USB-C. Pemasarannya diperkirakan berlangsung di akhir tahun dengan harga 129 euro.

Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic

Terakhir dan yang paling mahal adalah Beyerdynamic Blue Byrd ANC. Seperti yang bisa kita lihat dari namanya, ia mengusung spesifikasi yang sama seperti Blue Byrd, dengan penambahan fitur active noise cancelling. Noise cancelling-nya pun juga sudah menganut metode hybrid seperti yang diterapkan headphone Lagoon ANC.

Khusus Blue Byrd ANC ini, desainnya mengadopsi model neckband. Ia pun juga telah mengemas fitur personalisasi suara macam yang diunggulkan Beyerdynamic Aventho Wireless. Itulah mengapa harganya terpaut sangat jauh dari tiga earphone di atas: 249 euro, dengan jadwal rilis di akhir tahun juga.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Bukan Sebatas Earphone Planar Magnetic, RHA CL2 Planar Ternyata Juga Wireless

Ngomong-ngomong soal headphone berteknologi planar magnetic, biasanya langsung teringat dengan Audeze. Teknologi yang juga dikenal dengan istilah orthodynamic ini sebenarnya sudah dipopulerkan oleh Yamaha sejak tahun 1976, akan tetapi tidak bisa dipungkiri Audeze-lah yang berjasa mengangkat reputasinya di kalangan audiophile lewat headphone premium seperti LCD–2.

Secara umum, headphone planar magnetic memiliki ukuran yang lebih besar dari biasanya, akan tetapi pada tahun 2016, Audeze membuktikan bahwa mereka bisa mengemas teknologi tersebut dalam sebuah earphone yang cukup ringkas bernama iSine. Dua tahun berselang, giliran RHA Audio yang membuktikan bahwa planar magnetic juga bisa diterapkan pada earphone wireless.

RHA CL2 Planar

Pabrikan audio asal Skotlandia itu baru saja memperkenalkan RHA CL2 Planar, earphone wireless berteknologi planar magnetic pertama di jagat raya. Bukan cuma wireless, dimensinya pun jauh lebih mungil ketimbang Audeze iSine – bobotnya cuma 9 gram tanpa kabel – dan desainnya juga terkesan lebih ‘normal’ selagi masih mencurahkan aura premium.

Yang lebih mengejutkan lagi, RHA baru memulai debutnya di segmen earphone wireless tahun lalu, dan ternyata CL2 Planar ini sudah mereka kembangkan selama sekitar empat tahun. Dedikasi dan kerja keras mereka itu akhirnya berujung pada driver planar magnetic berukuran 10 mm yang tertanam di masing-masing earpiece CL2 Planar.

RHA CL2 Planar

Kedua earpiece yang terbuat dari bahan keramik zirconium itu menyambung ke sebuah neckband fleksibel yang menyimpan chip Bluetooth 4.1 (aptX) sekaligus baterai berdaya tahan 12 jam. Remote kecil berisikan tombol pengaturan audio juga tampak pada salah satu kabelnya.

Berhubung ini masuk kategori produk audiophile – dan audiophile umumnya lebih memprioritaskan kualitas suara ketimbang kepraktisan konektivitas wireless – CL2 Planar rupanya juga dapat dilepas earpiece-nya dan disambungkan ke kabel audio 3,5 atau 2,5 mm (yang termasuk dalam paket pembelian) menjadi earphone wired biasa. Dibantu headphone amp atau DAC, CL2 Planar siap menyuguhkan respon frekuensi di rentang 16 – 45.000 Hz.

RHA CL2 Planar

Kabel audio bukan satu-satunya aksesori yang tersedia dalam paket pembelian CL2 Planar. RHA mempertahankan tradisinya menyertakan seabrek aksesori lain seperti sebuah carrying pouch, flight case, adaptor kabin pesawat, kabel USB-C untuk charging, sports clip, dan total 10 pasang eartip cadangan (termasuk buatan Comply yang berbahan memory foam) yang disusun rapi pada sebuah pelat stainless steel.

Melihat semua yang ditawarkannya, RHA CL2 Planar jelas bukan barang murah. Harganya dipatok $900, dan akan dipasarkan di berbagai peritel mulai tanggal 12 September mendatang.

RHA CL2 Planar

Sumber: Digital Trends dan RHA Audio.

Earphone Berwujud Anting Ini Pastikan Anda Tidak Akan Menghilangkannya

Apple sengaja meracik AirPods untuk menemani peluncuran iPhone 7 yang tidak lagi mempunyai port audio 3,5mm. Selain buat mendengarkan musik dan berkomunikasi, produsen menyematkan sejumlah teknologi seperti kompatibilitas Siri serta sinkronisasi iCloud otomatis. Tapi sejumlah orang mengeluhkan desainnya karena dalam pemakaian sehari-hari, AirPods mudah hilang.

Bahkan tanpa menggunakan desain ‘terpisah’ ala AirPods, produk in-ear phone punya banyak kelemahan: desainnya mungkin kurang nyaman di telinga, lalu ia juga gampang terlepas saat Anda sedang beraktivitas. Scandi Electronics punya jalan keluar menarik atas masalah-masalah tersebut. Startup yang didirikan oleh Melissa Eldridge itu memperkenalkan Swings, earphone dengan rancangan seperti anting.

Perlu Anda ketahui bahwa Swings tidak bisa dipakai oleh semua orang. Karena disajikan seperti anting, earphone wireless ini hanya bisa dikenakan oleh mereka yang pernah menindik/melubangi daun telinga. Swings memang sengaja didesain untuk wanita. Eldridge menjelaskan, Swings ialah sebuah pembuktian bagaimana rancangan anggun dan kualitas suara bisa ‘hidup berdampingan’.

Swings 3

Cara mengoperasikan Swings sangat mudah, dan ia bisa berkamuflase sebagai aksesori fashion tanpa membuat penampilan Anda jadi canggung (gaun dan earphone olahraga bukanlah pasangan serasi). Sematkan di daun telinga layaknya anting, lalu ketika ingin menikmati musik, tinggal posisikan bagian modul utamanya di lubang telinga layaknya in-ear headphone.

Swings 1

Tentu saja Anda tetap bisa membawa Swings saat berolahraga. Scandi Electronics sangat mendukung kegiatan tersebut, dan sebagai wujud dari perhatian mereka, produsen turut menyiapkan varian Swings Sport. Berbeda dari tipe standar yang dirancang layaknya aksesori fashion dengan warna emas-putih, Swings Sport mengusung warna hitam, dipadu band silikon ringan dan tubuh anti-keringat serta konstruksi tahan benturan.

Swings 4

Swings tersambung ke smartphone Anda melalui konektivitas Bluetooth 5.0, kompatibel ke perangkat Mac, iDevice, Android serta Windows. Masing-masing modul earbud mempunyai microphone, sehingga selain buat mendengarkan musik, Anda juga bisa berkomunikasi secara hands-free. Swings dibekali sensor sentuh untuk mengendalikan fungsinya, serta accelerometer – memungkinkan earphone secara otomatis menjalankan lagu begitu Anda pasang di lubang telinga.

In-ear headphone berwujud anting ini menyimpan baterai built-in yang menjanjikan lima jam penggunaan. Tim Scandi tak lupa menyediakan charging case dengan unit baterai tambahan, daya tahannya mencapai 24 jam.

Saat ini Scandi sedang melangsungkan kampanye crowdfunding agar Swings bisa sampai ke tangan konsumen. Mereka membutuhkan modal minimal US$ 200 ribu. Di situs Kickstarter, produk dijajakan seharga mulai dari US$ 130.

Dihargai $1.000, Earphone AKG N5005 Andalkan Lima Unit Driver Sekaligus

Berbahagialah Anda yang menggunakan smartphone yang masih memiliki jack headphone, sebab Anda masih bisa menikmati headphone atau earphone premium dengan nyaman, alias tanpa harus mengandalkan bantuan adapter. Contoh earphone yang saya maksud adalah AKG N5005 berikut ini, yang rencananya bakal dipasarkan seharga $1.000 pada musim semi mendatang.

Modal sebesar itu pastinya akan memberikan Anda sebuah earphone yang sanggup memutar audio berkualitas hi-res, yang diyakini bahkan lebih baik lagi dari yang berkualitas CD. N5005 juga menjanjikan reproduksi suara kelas reference lewat lima unit driver yang tertanam di dalam masing-masing earpiece-nya.

Di antara kelima driver tersebut, satu merupakan tipe dynamic berdiameter 9,2 mm, sedangkan sisanya bertipe balanced armature, yang sudah menjadi langganan deretan earphone premium selama ini. Kombinasinya menjanjikan reproduksi frekuensi mid yang akurat, high yang amat jernih, serta distorsi yang sangat minimal.

AKG N5005

Namun yang cukup unik adalah aksesori bernama Sound Filter yang dirancang untuk sedikit mengubah karakteristik suara yang dihasilkan N5005. Total ada empat filter yang berbeda, yang masing-masing berfungsi sesuai namanya: Bass Boost, Reference Sound, Semi-High Boost dan High Boost.

AKG sebenarnya bukan yang pertama menerapkan inovasi semacam ini. Hampir tiga tahun yang lalu, RHA Audio sempat meluncurkan earphone berfitur serupa, yakni RHA T20. Yang membedakan, harganya tidak semahal dan konfigurasi driver-nya pun tidak sekompleks penawaran AKG ini.

Melihat harganya, wajar apabila yang tertarik sekaligus sanggup membeli adalah mereka yang juga menggunakan smartphone kelas flagship. Namun bagaimana seandainya ponsel seharga $1.000 Anda tidak dilengkapi jack headphone dan adapter-nya hilang? Jangan khawatir, sebab AKG juga menyertakan sebuah Bluetooth dongle untuk N5005.

Sederhananya, aksesori ini bakal mengubah N5005 menjadi wireless, lengkap dengan remote control tiga tombol beserta mikrofon untuk menerima dan melakukan panggilan telepon. Dongle-nya sendiri diperkirakan bisa bertahan selama sekitar 8 jam penggunaan sebelum perlu diisi ulang baterainya.

Sumber: Business Wire.

Sennheiser IE 800 S Adalah Earphone Super-Premium Seharga $1.000

Beberapa hari yang lalu, Sennheiser meluncurkan HD 660 S, suksesor salah satu headphone yang paling dicintai oleh kaum audiophile. Namun pabrikan asal Jerman itu rupanya belum mau berhenti membuat gebrakan. Kali ini giliran earphone termahalnya, IE 800, yang menerima upgrade.

Dijuluki Sennheiser IE 800 S, desainnya secara keseluruhan masih sangat mirip, lengkap dengan ujung belakang masing-masing earpiece yang menyerupai sepasang knalpot. Konstruksinya masih menggunakan bahan keramik, tapi kini dibalut warna abu-abu gelap bertekstur matte ketimbang hitam glossy seperti pendahulunya.

Perubahan terbesarnya justru tersembunyi di dalam, meliputi driver Extra Wide Band (XWB) yang telah disempurnakan, serta transducer 7 mm hasil rancangan Sennheiser sendiri. Dipadukan semuanya, IE 800 S menjanjikan kualitas suara yang mendetail, dengan treble yang jernih dan bass yang lebih presisi.

Sennheiser IE 800 S

Sennheiser tidak lupa menyematkan sistem Dual-Chamber Absorber (D2CA), yang berfungsi mengeliminasi problem “masking effect” – suara berfrekuensi tinggi tidak dapat terdengar ketika ada suara lain berfrekuensi rendah yang memiliki volume lebih besar. Sederhananya, sistem peredam ini memastikan bahkan detail yang terkecil pun bisa didengar dengan baik.

Perihal ergonomi, IE 800 S mencoba meningkatkannya dengan ear tip berbahan memory foam buatan Comply. Sennheiser turut menyediakan sejumlah pilihan konektor: 3,5 mm standar, 2,5 mm balanced atau 4,4 mm Pentaconn. Melengkapi itu semua adalah leather case premium untuk menyimpan earphone saat sedang tidak digunakan.

Seperti yang saya bilang di awal, IE 800 S merupakan upgrade untuk earphone termahal Sennheiser. Konsumen yang tertarik saat ini sudah bisa membelinya seharga $1.000.

Sumber: The Verge.

Audeze LCDi4 Adalah Earphone Planar Magnetic untuk Audiophile Berkantong Tebal

Lewat earphone iSine, Audeze sejatinya sudah membuktikan bahwa miniaturisasi teknologi planar magnetic sangat mungkin dilakukan, sehingga pada akhirnya earphone yang demikian ringkas sanggup menyuguhkan soundstage sekelas headphone berjenis over-ear. Sekarang, Audeze malah siap menjejakkan langkah yang lebih berani lagi lewat LCDi4.

Audeze LCDi4 bisa dibilang merupakan versi super-mini dari salah satu headphone unggulan Audeze, yakni LCD–4 yang harganya menyerempet angka $4.000. Ini dikarenakan Audeze telah menanamkan driver planar magnetic yang sama ke dalam LCDi4, lengkap hingga diaphragm super-tipisnya, hanya saja dimensinya diciutkan dari 106 mm menjadi 30 mm.

Selain mampu mereproduksi bass secara akurat di frekuensi 5 – 900 Hz, kelebihan LCDi4 ada pada distorsinya yang sangat minimal, tidak lebih dari 0,2% bahkan dalam volume tinggi sekalipun menurut klaim Audeze. Lebih lanjut, Audeze juga cukup percaya diri bahwa kualitas suara LCDi4 bakal terasa lebih koheren ketimbang earphone high-end lain yang mengandalkan lebih dari satu driver di masing-masing earpiece-nya.

Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze
Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze

Secara desain, LCDi4 mirip seperti iSine dengan bodi ala TIE Fighter yang merupakan buah pemikiran firma desain BMW Designworks. Bobot masing-masing earpiece-nya tidak lebih dari 12 gram, tapi Audeze juga telah melengkapinya dengan ear hook supaya terasa lebih nyaman lagi di telinga.

Wujudnya yang amat portable bukan berarti durabilitasnya dikorbankan begitu saja. Audeze memercayakan bahan magnesium sebagai konstruksi utama bodinya, sedangkan kabelnya dilapisi bahan Kevlar guna semakin meningkatkan ketahanannya.

Lalu tibalah kita pada harganya. Kalau LCD–4 dibanderol $3.995, Audeze memajang LCDi4 di situsnya seharga $2.495. Ia jelas bukan untuk semua orang, melainkan untuk para audiophile yang kemungkinan besar juga tergiur dengan portable music player terbaru Astell & Kern, yang tentunya sangat ideal disandingkan dengan LCDi4.

Sumber: Engadget.

RHA Ungkap Dua Earphone Wireless Perdananya

Sudah menjadi tren terbaru dalam industri headphone, dimana sebuah pabrikan menempuh rute wireless untuk pertama kalinya dengan mengambil produk terlarisnya, menyematkan konektivitas Bluetooth serta baterai rechargeable, lalu mengemasnya menjadi produk baru. RHA Audio pun juga demikian, dimana pabrikan asal Inggris ini baru saja memperkenalkan sepasang earphone wireless pertamanya, MA750 Wireless dan MA650 Wireless.

Baik desain maupun spesifikasi MA750 Wireless hampir identik dengan RHA MA750i yang tergolong cukup laris di pasaran. Konstruksi masing-masing earpiece-nya terbuat dari stainless steel guna menjamin ketahanannya, sedangkan bentuknya sendiri diyakini berpengaruh terhadap kualitas sekaligus isolasi suara.

Di dalam masing-masing earpiece, bernaung sebuah dynamic driver model 560.1 yang diberi tanggung jawab untuk mereproduksi suara secara seimbang sekaligus akurat. Sekali lagi, tidak ada yang baru terkecuali konektivitas wireless.

RHA MA750 Wireless / RHA
RHA MA750 Wireless / RHA

Kedua earphone Bluetooth ini sama-sama dibekali dengan neckband berkontur yang fleksibel guna menambah kenyamanan. RHA tak lupa menambahkan remote control tiga tombol untuk mempermudah pengoperasian, sedangkan masing-masing earpiece-nya berlapis magnet sehingga perangkat bisa ditempelkan dan dijadikan kalung saat sedang tidak digunakan.

Keduanya sama-sama mengusung baterai yang tahan hingga 12 jam pemakaian, dan secara keseluruhan tahan keringat sekaligus cipratan air dengan sertifikasi IPX4. NFC turut hadir untuk mempermudah proses pairing, dan transmisi Bluetooth-nya bisa mengakomodasi codec aptX.

RHA MA650 Wireless / RHA
RHA MA650 Wireless / RHA

Perbedaan utama keduanya terletak pada material sekaligus driver yang digunakan; MA650 Wireless memiliki konstruksi aluminium dan dynamic driver model 380.1. Khusus untuk MA750 Wireless, earpiece-nya telah dilengkapi pengait fleksibel guna semakin meningkatkan kenyamanan.

RHA MA750 Wireless dan MA650 Wireless rencananya bakal segera dipasarkan masing-masing seharga $170 dan $100.

Sumber: RHA.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Earphone Night Rhythm Punya Kabel yang Bisa Menyala Mengikuti Irama Musik

Desain merupakan elemen penting sebuah produk audio. Sebagai buktinya, para produsen saat ini tak hanya fokus pada segi penyajian suara, mereka juga ingin agar device itu terlihat keren, mendukung fashion, dan merepresentasikan kepribadian penggunanya. Dan jika penampilan menjadi aspek pertimbangan utama sewaktu Anda membeli headphone, maka kreasi David Surber ini bisa jadi pilihan.

Desainer asal Los Angeles itu memperkenalkan Night Rhythm, sepasang earphone dengan kabel yang dapat menyala mengikuti irama musik. Berkat kemampuannya tersebut, Night Rhytm mendukung aktivitas menikmati musik di berbagai skenario, misalnya untuk menemani Anda berolahraga di malam hari, bersepeda, di tempat kerja, saat pesta, yoga, dan bisa juga dikenakan ketika mengikuti festival musik.

Night Rhythm disuguhkan dalam wujud in-ear headphone. Bagian earpiece-nya tersambung ke kabel sepanjang satu-meter dengan modul baterai di tengahnya. Dan seperti earphone biasa, device tersambung ke pemutar musik lewat colokan stereo 3,5-milimeter. Unit baterai di sana bertugas menjadi sumber tenaga cahaya kabel, bisa Anda isi ulang via port USB dan mampu menyala hingga tiga jam.

Night Rhythm 1

Rahasia dari kapabilitas Night Rhytm terletak pada penggunaan kabel electroluminescent. Kabel ini memanfaatkan bahan tembaga tipis yang dilapisi fosfor, akan menyala begitu dialiri arus listrik. Teknik electroluminescent menghasilkan garis terang tak terputus, dan hebatnya lagi, hanya membutuhkan sedikit asupan listrik. Menurut Surber, keunggulan-keunggulan tersebut membuatnya ideal untuk diterapkan di ranah fashion.

Night Rhythm punya dua mode lighting. Pertama, earphone ini bisa mengikuti dentuman musik; lalu Anda juga dapat mengaktifkan mode steady agar kabel menyala terus-menerus.

Night Rhythm

Tak hanya dititikberatkan pada aspek penampilan saja, developer tak melupakan performa audionya. Night Rhythm diklaim mampu menghidangkan suara sebaik headphone-headphone mahal racikan brand ternama. Ia mampu merespons frekuensi dari 20Hz sampai 20KHz dan mempunyai sensitivitas 110±3dB di 1KHz, 1mW. Komponen earpiece dan earbud-nya dirancang dengan berkiblat pada prinsip ergonomis, tersemat mantap di telinga sehingga Anda dapat beraktivitas tanpa khawatir.

Di periode pengumpulan dana via situs Kickstarter  ini, Night Rhythm baru tersedia dalam satu warna, yakni ‘Kickstarter green’. Namun produsen berjanji akan menambah pilihan warnanya begitu target stretch terpenuhi, antara lain ada merah ungu, putih, biru, dan oranye. Di platform crowdfunding tersebut, Night Rhythm dijajakan mulai dari harga US$ 48.