Tag Archives: in-ear monitor

Earphone Premium Astell & Kern AK Zero1 Unggulkan Tiga Jenis Driver yang Berbeda Sekaligus

Astell & Kern (A&K) adalah salah satu nama yang selalu diingat kalangan audiophile saat membicarakan tentang pemutar musik portabel. Namun pabrikan asal Korea Selatan itu sekarang juga resmi menjadi produsen earphone lewat sebuah produk bernama AK Zero1.

Selama ini A&K memang sudah menawarkan sejumlah earphone sekaligus headphone premium, akan tetapi semuanya merupakan hasil kolaborasi A&K bersama perusahaan-perusahaan lain macam JH Audio maupun Beyerdynamic.

AK Zero1 tidak demikian. Earphone ini 100 persen bikinan tim internal A&K sendiri. Penamaannya pun sengaja dibuat demikian untuk menandakan awal baru bagi A&K. Meski merupakan produk debutan, AK Zero1 diproyeksikan untuk menetapkan standar baru di kategori in-ear monitor.

Ambisi tersebut diwujudkan melalui konfigurasi driver AK Zero1 yang tergolong unik. Bukan cuma satu atau dua yang tertanam, melainkan tiga jenis driver yang berbeda sekaligus: micro rectangular planar dynamic driver, dual balanced armature driver, dan dynamic driver berdiameter 5,6 mm.

Masing-masing driver memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Planar driver bertugas mereproduksi suara di frekuensi tinggi, lalu balanced armature driver dipercaya menangani suara vokal dan frekuensi midrange dengan tingkat distorsi yang amat minim, dan dynamic driver dibebani tanggung jawab untuk mengendalikan suara di frekuensi rendah.

Supaya tidak bentrok satu sama lain, masing-masing driver ditempatkan dalam sebuah ruang akustik yang dibuat secara presisi menggunakan 3D printing. Tidak kalah penting adalah penggunaan kabel OFC yang dilapisi bahan perak murni. Hasilnya, kalau menurut A&K sendiri, adalah suara yang terdengar begitu natural di telinga.

Secara estetika, AK Zero1 tampak unik dengan bodi angularnya yang terbuat dari bahan aluminium, dan tentu saja bakal kelihatan harmonis disandingkan dengan pemutar musik besutan A&K. Pada paket penjualannya, A&K menyertakan total enam pasang eartip dan sebuah carrying case.

Di Amerika Serikat, Astell & Kern AK Zero1 kabarnya akan dijual mulai November 2021 seharga $699, atau kurang lebih setara 9,9 jutaan rupiah. Kedengarannya mahal memang, tapi ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan ‘mainan’ kalangan audiophile kelas sultan pada umumnya.

Sumber: What Hi-Fi.

[Review] 1MORE Dual Driver ANC Pro: Suara Bagus dengan ANC melalui Bluetooth dan Kabel

Mendengarkan musik sambil berolah raga maupun bekerja mungkin sudah menjadi kebiasaan setiap orang saat ini. Apalagi saat sedang melakukan perjalanan ke kantor cukup membosankan sehingga hiburan seperti musik cukup dibutuhkan. Namun mencari sebuah in-ear monitor (IEM) yang nyaman memang tidak mudah, apalagi memiliki Active Noise Cancelling. Nah, produsen asal Tiongkok yang benama 1More sepertinya memiliki solusinya saat ini.

1More sendiri didirikan oleh tiga orang mantan orang besar di Foxconn. Nama besar Xiaomi disebut sebagai salah satu investor dari 1More. 1More memiliki tujuan untuk mengubah persepsi bahwa produk buatan Tiongkok itu murah dan berkualitas rendah.

1More Dual Driver ANC Pro

Saat ini, saya kedatangan sebuah wireless earphone dengan nama 1More Dual Driver ANC Pro. Wireless earphone ini sendiri menggunakan model neckband dan bisa menggunakan dua buah koneksi, yaitu bluetooth dan kabel serta memiliki earpiece dengan model in ear. IEM ini juga memiliki dua buah speaker pada setiap earpiece yang akan memisahkan antara kanal low dengan mid dan high.

1More Dual Driver ANC Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 44.6 gram
Impendansi 32 Ω
Versi Bluetooth / Codec 5.0 / SBC, AAC, LDAC
Ukuran Driver ø13.6mm
Rating IPX5
Kapasitas Baterai 160 mAh

Kata Pro pada nama IEM ini menandakan adanya dukungan LDAC dan sertifikasi audio resolusi tinggi. LDAC dari Sony sendiri mampu mentransfer data musik hingga 990 Kbps, sehingga kualitas lagu yang didengar (seharusnya) akan lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan SBC atau AAC. Untuk non Pro sendiri sepertinya tidak dijual di Indonesia oleh EraSpace.

Unboxing

Inilah isi dari paket penjualan 1More Dual Driver ANC Pro

1More Dual Driver ANC Pro - Unbox

Desain

1More Dual Driver ANC Pro menggunakan bahan berjenis karet pada kabelnya dan neckband-nya. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet kalungnya sendiri juga lentur dan lembut serta tahan terhadap kerusakan akibat terkena keringat.

1More Dual Driver ANC Pro - Tombol

Panel kontrol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro ada pada sisi sebelah kiri. Pada panel tersebut di sisi sebelah dalam terdapat beberapa tombol seperti volume naik dan turun, Play/Pause, dan microphone. Di sisi atasnya bisa ditemukan power dan dua tombol ANC. Pada panel yang sama juga bisa ditemukan port USB-C yang tertutup oleh cover yang terbuat dari plastik polikarbonat.

Pada bagian belakang kedua earpiece terdapat magnet yang dapat menarik cukup kuat. Pada saat kedua earpiece tertempel, akan membuat musik yang sedang dimainkan akan terhenti serta memutuskan hubungan bluetooth-nya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika kita tidak ingin repot mematikan musik dengan mengeluarkan smartphone dari kantung.

1More Dual Driver ANC Pro - USB-C

1More juga sudah memiliki aplikasi pendukung. Pada saat pengujian, saya langsung ditawari untuk melakukan update firmware. Hal ini tentu saja membuat penggunaan earphone bluetooth ini menjadi lebih nyaman. Pengguna juga bisa mendapatkan fitur baru atau bug fix langsung dari produsen.

Pengalaman Menggunakan: LDAC Memang Berbeda

Saat membuka paket penjualannya pertama kali, saya cukup terkesan dengan packaging dari 1More. Sangat terlihat sekali bahwa mereka mendesain semuanya dengan premium. Saat mengangkat tempat earphone-nya, 1More juga memberikan tiga pasang earbuds dengan ukuran yang berbeda dan ditempatkan dengan cukup premium.

Saat pertama kali saya melakukan pairing, bluetooth pada smartphone saya langsung mendeteksi dengan baik. Setelah kedua perangkat tersambung, ternyata secara default, keduanya terkoneksi dengan codec LDAC. Biasanya, saya harus menyalakan dari SBC ke AAC terlebih dahulu.

1More Dual Driver ANC Pro - Buds

Sebagai informasi saja, LDAC bisa mentransfer data hingga 990 kbps. Namun untuk mendapatkan bitrate tersebut, pada perangkat Android harus terlebih dahulu ditingkatkan pada mode developer. Jika tidak, biasanya Android akan terpasang pada bitrate 660 kbps. Codec lainnya akan melakukan transfer data sekitar 320 kbps.

Saya pun langsung berinisiatif untuk melakukan burn-in pada earphone ini. Setelah memainkan beberapa file, saya melakukan instalasi aplikasi 1More Music dari Google Play. Ternyata, aplikasi ini memiliki fitur Burn-In otomatis tersendiri sehingga memudahkan penggunanya untuk membuat driver-nya lebih lentur. Tentu saja saya menggunakan fitur ini untuk melakukan burn-in dalam beberapa jam.

1More Dual Driver ANC Pro - Burn In

Saya menggunakan file FLAC untuk menguji 1More Dual Driver ANC Pro. Selain itu, saya juga menggunakan Spotify agar bisa membedakan antara FLAC dan OGG dengan baik dengan menggunakan codec LDAC. Dan ternyata, saya bisa mendengar perbedaannya dengan cukup jelas.

Terus terang, ini adalah perangkat LDAC pertama yang saya uji. Sebelumnya, saya hanya bisa merasakan codec SBC dan AAC pada sebuah wireless headphone/earphone. Setiap lagu yang saya dengarkan pada 1More Dual Driver ANC Pro memberikan detail suara yang sangat baik. Bahkan ada detail suara yang baru saya ketahui pada beberapa lagu yang hampir tiap hari saya dengarkan dengan menggunakan 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro - in ear

Untuk bassnya sendiri, pada volume yang tidak penuh juga terasa “nendang” dan mendalam. Untuk frekuensi mid, suara vokal dari penyanyi juga terasa lebih tajam dan jelas. Frekuensi tingginya juga terdengar dengan baik dan jelas. Saya juga merasa nyaman saat mendengarkan musik-musik akustik 1More Dual Driver ANC Pro.

Suara saat mendengarkan melalui bluetooth dan kabel USB-C ke audio ternyata cukup berbeda. Suara yang dikeluarkan melalui kabelnya tidak setajam melalui LDAC. Jelek? Tidak! Semua itu tergantung masing-masing orang yang mendengarkannya. Hanya saja, tingkat bass dan treble yang ada sedikit menurun dan akan menghilangkan delay.

1More Dual Driver ANC Pro - USB Audio 3.5mm

Berbicara mengenai delay, tentu tidak terlepas dengan penggunaannya untuk bermain game. Saat menggunakan bluetooth, jeda antara aksi dan suara memang cukup terasa. Hal tersebut memang dapat ditanggulangi dengan menggunakan kabel USB-C ke audio. Detail suara yang ada memang membuatnya menjadi IEM gaming yang sangat baik.

Fungsi tombol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro cukup responsif saat ditekan. Pengguna nantinya akan kerap tertukar antara tombol untuk volume dan ANC. Perlu diperhatikan bahwa tombol Play/Pause tidak akan bekerja saat 1More Dual Driver ANC Pro terkoneksi melalui kabel. Tombol ini sendiri bisa berfungsi sebagai pemanggil Google Assistant pada perangkat Android.

1More Dual Driver ANC Pro - Settings

Active Noise Cancelling juga menarik pada 1More Dual Driver ANC Pro. Ada tiga mode ANC pada IEM ini, yaitu mild, strong, dan wind. Mode terakhir khusus digunakan pada saat lingkungan sekitar sedang berhembus angin yang cukup kencang dan sedang menggunakan microphone. Dua mode untuk speaker-nya, yaitu mild dan strong, dapat menghalau suara dari luar dengan lumayan baik. Namun, jangan berharap bahwa semua suara tidak akan terdengar sama sekali.

Baterai pada 1More Dual Driver ANC Pro memiliki kapasitas 160 mAh. Pengujian kali ini hanya menggunakan mode bluetooth secara panjang dengan codec LDAC. Saya mendapatkan total penggunaan sekitar kurang dari 8 jam. Angka ini tentu saja cukup baik untuk digunakan dalam satu hari.

Verdict

Pasar AIoT saat ini sedang gencar-gencarnya diperlihatkan oleh para produsen. Hal tersebut tentu saja termasuk dalam perangkat suara seperti wireless headphone. Hal tersebut dikarenakan kita bisa mengendalikan perangkat lain melalui perintah suara sekaligus mendengarkan musik. Hal tersebut termasuk 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro sendiri merupakan sebuah wireless in ear monitor yang memiliki fungsi lengkap. Mendukung LDAC untuk menghantarkan suara dengan lebih baik dan juga memiliki kemampuan untuk terkoneksi melalui kabel. Dengan menggunakan interface USB-C, membuatnya mudah untuk diisi ulang karena kabelnya sudah umum digunakan saat ini.

Suara yang dihasilkan terdengar sangat baik di telinga saya. Semua frekuensi terdengar dengan baik dan jelas hampir tanpa kekurangan. Saya juga bisa mendapatkan sedikit ketengangan dengan menggunakan Active Noise Cancelling yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro dijual dengan harga Rp. 1.499.000 dan saat ini sudah tersedia untuk pasar Indonesia. Dengan harga tersebut, Anda akan mendapatkan berbagai fitur yang lengkap, sekali lagi termasuk LDAC, ANC, WNC, dan koneksi kabel serta suara yang bagus. Jadi, harga tersebut masih bisa dibilang terjangkau.

Sparks

  • LDAC dengan suara yang sangat baik di segala sisi
  • Bisa terkoneksi melalui kabel
  • WNC yang membuat microphone tidak berisik
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • IPX5 tahan terhadap air dan keringat

Slacks

  • ANC tidak 100% menghalau suara
  • Tombol cukup membingungkan

 

Ultimate Ears Ciptakan Custom In-Ear Monitor Seharga $2.200

Jauh sebelum diakuisisi Logitech dan menjadi salah satu pemimpin pasar speaker Bluetooth, Ultimate Ears sudah membangun reputasi sebagai pionir custom in-ear monitor. Dibanding earphone biasa, custom in-ear monitor biasanya jauh lebih nyaman dikenakan dan memiliki kualitas suara yang lebih superior. Harganya pun tidak jarang mencapai empat digit dolar.

Contoh yang paling baru adalah perangkat bernama UE Live berikut ini. Harganya $2.200, dan sesuai namanya, ia ditujukan untuk menemani para musisi selama konser berlangsung. Meski demikian, tidak ada yang bisa melarang Anda untuk membelinya kalau budget-nya memang tersedia.

Lalu mengapa harganya bisa begitu mahal? Itu dikarenakan jumlah unit driver yang tertanam di masing-masing earpiece-nya, yakni delapan: 6 driver balanced armature, 1 driver True Tone Plus dan 1 dynamic driver berdiameter 6 mm. Kombinasinya dipastikan bisa mereproduksi suara yang amat mendetail dan presisi, apalagi mengingat target pasarnya adalah para musisi yang kerap berjiwa perfeksionis.

Secara teknis, rentang frekuensinya berkisar antara 5 – 22.000 Hz. Namun bukan itu saja, UE bahkan juga memperhatikan aspek perkabelannya. Mereka secara spesifik merancang kabel dan sambungannya agar tak hanya tahan banting sekaligus ringan, tapi di saat yang sama juga tahan air dengan sertifikasi IP67, memastikannya bisa bertahan selama tur dari satu lokasi ke yang lainnya berlangsung.

Sekali lagi, ini bukan earphone biasa untuk konsumen umum, melainkan untuk mereka yang telinganya sangat peka dan berkantong tebal. UE berencana memasarkan Live mulai awal Mei mendatang.

Sumber: Digital Trends.

Sennheiser IE 800 S Adalah Earphone Super-Premium Seharga $1.000

Beberapa hari yang lalu, Sennheiser meluncurkan HD 660 S, suksesor salah satu headphone yang paling dicintai oleh kaum audiophile. Namun pabrikan asal Jerman itu rupanya belum mau berhenti membuat gebrakan. Kali ini giliran earphone termahalnya, IE 800, yang menerima upgrade.

Dijuluki Sennheiser IE 800 S, desainnya secara keseluruhan masih sangat mirip, lengkap dengan ujung belakang masing-masing earpiece yang menyerupai sepasang knalpot. Konstruksinya masih menggunakan bahan keramik, tapi kini dibalut warna abu-abu gelap bertekstur matte ketimbang hitam glossy seperti pendahulunya.

Perubahan terbesarnya justru tersembunyi di dalam, meliputi driver Extra Wide Band (XWB) yang telah disempurnakan, serta transducer 7 mm hasil rancangan Sennheiser sendiri. Dipadukan semuanya, IE 800 S menjanjikan kualitas suara yang mendetail, dengan treble yang jernih dan bass yang lebih presisi.

Sennheiser IE 800 S

Sennheiser tidak lupa menyematkan sistem Dual-Chamber Absorber (D2CA), yang berfungsi mengeliminasi problem “masking effect” – suara berfrekuensi tinggi tidak dapat terdengar ketika ada suara lain berfrekuensi rendah yang memiliki volume lebih besar. Sederhananya, sistem peredam ini memastikan bahkan detail yang terkecil pun bisa didengar dengan baik.

Perihal ergonomi, IE 800 S mencoba meningkatkannya dengan ear tip berbahan memory foam buatan Comply. Sennheiser turut menyediakan sejumlah pilihan konektor: 3,5 mm standar, 2,5 mm balanced atau 4,4 mm Pentaconn. Melengkapi itu semua adalah leather case premium untuk menyimpan earphone saat sedang tidak digunakan.

Seperti yang saya bilang di awal, IE 800 S merupakan upgrade untuk earphone termahal Sennheiser. Konsumen yang tertarik saat ini sudah bisa membelinya seharga $1.000.

Sumber: The Verge.

Audeze LCDi4 Adalah Earphone Planar Magnetic untuk Audiophile Berkantong Tebal

Lewat earphone iSine, Audeze sejatinya sudah membuktikan bahwa miniaturisasi teknologi planar magnetic sangat mungkin dilakukan, sehingga pada akhirnya earphone yang demikian ringkas sanggup menyuguhkan soundstage sekelas headphone berjenis over-ear. Sekarang, Audeze malah siap menjejakkan langkah yang lebih berani lagi lewat LCDi4.

Audeze LCDi4 bisa dibilang merupakan versi super-mini dari salah satu headphone unggulan Audeze, yakni LCD–4 yang harganya menyerempet angka $4.000. Ini dikarenakan Audeze telah menanamkan driver planar magnetic yang sama ke dalam LCDi4, lengkap hingga diaphragm super-tipisnya, hanya saja dimensinya diciutkan dari 106 mm menjadi 30 mm.

Selain mampu mereproduksi bass secara akurat di frekuensi 5 – 900 Hz, kelebihan LCDi4 ada pada distorsinya yang sangat minimal, tidak lebih dari 0,2% bahkan dalam volume tinggi sekalipun menurut klaim Audeze. Lebih lanjut, Audeze juga cukup percaya diri bahwa kualitas suara LCDi4 bakal terasa lebih koheren ketimbang earphone high-end lain yang mengandalkan lebih dari satu driver di masing-masing earpiece-nya.

Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze
Lebih besar dari mayoritas earphone, tapi masih sangat ringan dengan bobot masing-masing earpiece sekitar 12 gram / Audeze

Secara desain, LCDi4 mirip seperti iSine dengan bodi ala TIE Fighter yang merupakan buah pemikiran firma desain BMW Designworks. Bobot masing-masing earpiece-nya tidak lebih dari 12 gram, tapi Audeze juga telah melengkapinya dengan ear hook supaya terasa lebih nyaman lagi di telinga.

Wujudnya yang amat portable bukan berarti durabilitasnya dikorbankan begitu saja. Audeze memercayakan bahan magnesium sebagai konstruksi utama bodinya, sedangkan kabelnya dilapisi bahan Kevlar guna semakin meningkatkan ketahanannya.

Lalu tibalah kita pada harganya. Kalau LCD–4 dibanderol $3.995, Audeze memajang LCDi4 di situsnya seharga $2.495. Ia jelas bukan untuk semua orang, melainkan untuk para audiophile yang kemungkinan besar juga tergiur dengan portable music player terbaru Astell & Kern, yang tentunya sangat ideal disandingkan dengan LCDi4.

Sumber: Engadget.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Pabrikan Gitar Ternama Fender Kini Jualan Earphone

Setelah memproduksi gitar selama lebih dari enam dekade, Fender memperluas cakupan bisnisnya menuju ranah headphone. Perusahaan yang bermarkas di Arizona, Amerika Serikat tersebut kini tak lagi melayani permintaan para pemusik saja, tetapi juga para pendengar lewat lini earphone perdananya, Fender In-Ear Monitor Series.

Guna memberikan kualitas yang terbaik, Fender tidak serta-merta bereksperimen di bidang yang baru buat mereka ini tanpa ada dasar pengalaman sama sekali. Mereka mengakuisisi Aurisonics, pabrikan headphone asal AS yang terkenal di kalangan audiophile maupun musisi profesional, memanfaatkan aset dan pengalamannya guna merancang earphone dengan label Fender di atasnya.

Total ada lima model earphone yang diperkenalkan. Sebagian di antaranya merupakan model yang pernah dijual Aurisonics, akan tetapi telah disempurnakan di berbagai aspek semenjak proses akuisisinya rampung. Kelimanya mengemas driver yang terbuat dari material titanium, sedangkan beberapa model kelas atasnya mempunyai desain yang diklaim bisa terasa nyaman di telinga 95 persen konsumen.

Masing-masing model juga mengandalkan konfigurasi driver yang berbeda. Ada yang memakai driver berjenis balanced armature, ada juga yang memadukan balanced armature dengan dynamic driver. Tidak kalah penting, kelimanya disertai kabel konektor yang bisa dilepas-pasang.

Fender In-Ear Monitor Series

Soal harga, rentangnya antara $99 sampai $499. Model yang paling murah adalah DXA1 Pro, yang mempunyai case semi-transparan dan ideal untuk digunakan dengan smartphone. Kemudian ada FXA2 Pro seharga $199 yang ditargetkan buat para bassist ataupun drummer.

Model yang ketiga, FXA5 Pro, dihargai $299 dan mengemas sepasang driver balanced armature. Di atasnya lagi ada FXA6 Pro seharga $399 yang memadukan driver balanced armature tunggal dengan dynamic driver. Terakhir, FXA7 Pro seharga $499 menjanjikan kualitas suara yang terbaik berkat penggunaan sepasang driver balanced armature dan dynamic driver.

Sumber: The Verge dan Fender.

RHA Audio Rilis Earphone Baru dengan Teknologi Driver Unik

Tak banyak yang tahu tentang brand asal Inggris ini, akan tetapi para penggemar perangkat audio cukup mengenal sejumlah earphone premium buatan RHA Audio. Produk terbarunya, T20, masih mempertahankan formula yang seimbang antara desain dan kualitas suara, namun dengan imbuhan teknologi driver baru. Continue reading RHA Audio Rilis Earphone Baru dengan Teknologi Driver Unik