Tag Archives: Indodana

cara daftar tokopedia paylater

Bisa Nyicil Tanpa Kartu Kredit, Pakai Tokopedia PayLater

Meningkatnya jumlah pengguna e-commerce­­ berdampak pula pada peningkatan permintaan layanan PayLater. Tokopedia menjadi salah satu yang menyediakan layanan tersebut. Dengan adanya banyak pilihan layanan PayLater membuat pelanggan juga memiliki banyak cara daftar Tokopedia PayLater. Salah satu layanan Tokopedia PayLater terbaru adalah Indodana PayLater.

Apa Itu Indodana PayLater dan Cara Kerjanya

Indodana PayLater adalah layanan kredit digital hasil kerjasama antara Tokopedia dan Indodana untuk memberikan pengalaman berbelanja online di Tokopedia yang lebih baik. Cara kerja Indodana PayLater sama dengan layanan kredit digital lainnya, yakni Anda dapat melakukan pembelian terlebih dahulu di Tokopedia dan membayar di kemudian hari.

Limit kredit yang diberikan oleh Tokopedia PayLater X Indodana ini mulai dari 500 ribu hingga 25 juta rupiah. Anda juga dapat melakukan transaksi dengan cicilan dengan lama pembayaran mulai dari 3 bulan hingga 12 bulan tergantung dari jumlah transaksi.

Syarat Daftar Tokopedia PayLater X Indodana

Sebelum beralih ke cara daftar Tokopedia PayLater, pastikan Anda mengetahui syarat-syaratnya terlebih dahulu.

Syarat mengajukan pinjaman Indodana PayLater:

  • Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 21-50 tahun.
  • Penghasilan minimum 3 juta rupiah.
  • Memiliki KTP.
  • Memiliki rekening yang telah berjalan minimal 3 bulan atas nama pribadi.
  • Memiliki penghasilan tetap dan telah bekerja minimal 3 bulan.
  • Berdomisili dan bekerja di daerah pada gambar berikut.
cara daftar tokopedia paylater
Sumber: Tokopedia
  • Dapat dihubungi melalui alamat tempat tinggal atau kantor.

Cara Daftar Tokopedia PayLater X Indodana

Untuk menggunakan layanan Indodana PayLater, Anda dapat melakukan pengajuan pinjaman pada aplikasi Indodana terlebih dahulu.

  • Buka aplikasi Indodana. Jika belum memiliki aplikasinya, Anda dapat install di sini.
  • Pada halaman utama, klik tombol “Lengkapi Formulir” berwarna kuning.

cara daftar tokopedia paylater

  • Setelah itu, Anda akan diminta mengisi informasi pribadi, alamat domisili saat ini, dan kontak darurat keluarga inti.

cara daftar tokopedia paylater

cara daftar tokopedia paylater

  • Lalu, klik “Lanjut”.
  • Berikutnya, Anda akan diminta untuk mengisi informasi mengenai jenis pekerjaan beserta nama perusahaan tempat Anda bekerja dan data keuangan saat ini.

cara daftar tokopedia paylater

cara daftar tokopedia paylater

  • Setelah itu, klik “Lanjut”.
  • Kemudian, Anda akan diminta untuk upload foto KTP dan foto selfie bersama KTP.

cara daftar tokopedia paylater

  • Terakhir, klik “Selesai”
  • Setelah selesai, tunggu notifikasi dari Indodana mengenai pengajuan pinjaman. Pengajuan Anda akan diproses maksimal selama 1 x 24 jam. Jika disetujui, Anda dapat melanjutkan transaksi PayLater melalui aplikasi Tokopedia.

Setelah mengikuti cara daftar layanan Tokopedia PayLater di atas, Anda dapat langsung menikmati kemudahan bertransaksi di Tokopedia. Selain kemudahan bertransaksi, Anda juga dapat menikmati beragam promo khusus untuk pengguna layanan Indodana PayLater.

Perbandingan Paylater Indonesia 2020

Studi Layanan Paylater di Platform E-commerce Indonesia

Layanan cicilan tanpa kartu kredit untuk pembelian barang di platform e-commerce atau akrab disebut dengan paylater makin marak ditemui. Sederhananya, layanan tersebut memungkinkan konsumen untuk membeli barang melalui angsuran dengan tenggat waktu tertentu. Peminatnya terus bertambah, seiring makin masifnya penggunaan e-commerce untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan. Menurut data Fintech Report 2019 yang dirilis DSResearch, paylater (56,7%) jadi layanan favorit peringkat ketiga setelah dompet digital (82,7%) dan aplikasi investasi (62,4%).

Ditinjau lebih dalam, ada dua faktor utama yang membuat penetrasi layanan paylater makin tinggi. Pertama, tren pertumbuhan konsumen e-commerce Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut laporan McKinsey, industri e-commerce di Indonesia diproyeksikan bernilai $40 miliar di tahun 2022 mendatang. Sementara per tahun 2019, nilai kapitalisasi pasar bisnis dagang online itu sudah menyentuh $21 miliar atau setara 294 triliun Rupiah. Hal ini diperkuat temuan WeAreSocial yang menyebutkan 90% pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja online.

Faktor kedua terkait rendahnya kepemilikan kartu kredit dari perbankan. Menurut data Bank Indonesia, per Februari 2020 tercatat 17,61 juta kartu kredit yang beredar. Angka ini sangat kecil dibandingkan dengan total populasi. Kartu kredit memang cenderung tidak mudah didapatkan, karena persyaratan yang lebih sulit dipenuhi kebanyakan masyarakat.

Penyedia layanan paylater

Saat ini di Indonesia sudah ada beberapa perusahaan fintech yang menyediakan layanan paylater. Implementasinya muncul di banyak aplikasi, mulai dari dompet digital, pemesanan tiket, sampai yang paling populer di platform e-commerce dan/atau online marketplace. Masing-masing penyedia memiliki spesifikasi dan cakupan yang berbeda. Variabel yang membedakan di antaranya batas nilai pinjaman, bunga, tenor, syarat peminjaman, cakupan area, hingga integrasinya ke layanan pihak ketiga.

Di studi ini, DailySocial mencoba mendalami berbagai layanan paylater yang terintegrasi di 15 situs e-commerce terpopuler di Indonesia sepanjang kuartal kedua (Q2) 2020, yang ditinjau dari statistik kunjungan ke situs terkait dan peringkat layanan di toko aplikasi. Dari pemetaan yang dilakukan, ditemukan 7 layanan paylater yang saat ini menemani konsumen untuk berbelanja online. Berikut ini daftarnya:

Tabel 1. Integrasi layanan paylater di e-commerce populer Indonesia

Layanan Paylater Platform E-commerce yang Terintegrasi
Kredivo Bukalapak, Lazada, Tokopedia, Blibli, Elevenia, JD.id, Ralali, iLotte, Jakmall, Bhinneka, Matahari.com, Fabelio, Sociolla
Akulaku Bukalapak, Blibli, JD.id, Alfacart
Home Credit Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Bhinneka
Kreditmu Elevenia, JD.id, Bhinneka
Indodana Blibli, Elevenia
Shopee Paylater Shopee
Atome JD.id

Masing-masing layanan umumnya menjadi opsi pembayaran yang bisa ditemui pengguna ketika melakukan checkout barang belanjaannya di layanan e-commerce yang digunakan. Untuk mendapatkan manfaat kredit, pengguna harus terlebih dulu mendaftarkan diri di platform paylater yang dipilih, melakukan verifikasi, hingga mendapatkan limit kredit yang diberikan berdasarkan skoring kredit.

Terkait syarat pengajuan pinjaman, masing-masing platform juga menyuguhkan kriteria berbeda. Meskipun demikian, jika ditarik benang merah, semua layanan mengisyaratkan dokumen identitas dan pendukung, seperti KTP elektronik, NPWP, atau dokumen bukti lainnya. Berkas-berkas tersebut tentu dijadikan salah satu variabel dalam menentukan skoring kredit nasabah — biasanya berujung pada besaran limit pinjaman yang diberikan. Beberapa platform lainnya mensyaratkan batas minimum penghasilan bulanan, karena mereka menawarkan kredit dengan limit maksimal yang cukup besar.

Tabel 2. Berbagai syarat pengajuan layanan paylater

Platform Paylater Syarat Pengajuan
Akulaku Minimal 23 tahun, KTP-el + dokumen lain (NPWP, Rekening Koran, atau Slip Gaji)
Atome Usia 18-55 tahun, KTP-el, NPWP
Home Credit Minimal 21 tahun atau 19 tahun jika sudah menikah, penghasilan minimal Rp1.500.000 per bulan, KTP-el + dokumen lain (NPWP, Rekening Koran, Slip Gaji, atau BPJS TK)
Indodana Usia 17-55 tahun, memiliki penghasilan tetap dengan penghasilan minimum Rp3.500.000 per bulan dan telah bekerja minimal 3 bulan, KTP-el
Kreditmu Fotokopi KTP dan asli, slip gaji, fotokopi cover buku tabungan dan isi buku tabungan yang menunjukkan transaksi 3 bulan terakhir (untuk pengusaha)
Kredivo Minimal usia 18 tahun, memiliki penghasilan tetap minimum Rp3.000.000 per bulan, KTP-el, NPWP
Shopee Paylater Akun Shopee harus sudah terverifikasi dan minimal berusia 3 bulan, KTP-el

Kendati diperuntukkan untuk pembelian di platform e-commerce, semua proses administratif transaksi dilakukan melalui aplikasi atau situs penyedia paylater. Saat proses pembayaran, pengguna akan diarahkan menuju aplikasi atau situs terkait. Persetujuan sepenuhnya dilakukan di sisi penyedia paylater. Proses validasinya sendiri rata-rata memakan waktu hitungan menit atau maksimal 2×24 jam.

Spesifikasi kredit paylater

Variabel lain yang biasa diperhitungkan calon pengguna adalah soal limit kredit yang diberikan. Takarannya berbeda-beda untuk masing-masing platform. Dari studi yang dilakukan, dengan melihat informasi yang tertera di situs penyedia paylater dan e-commerce yang terintegrasi, temuan yang didapat batas minimum yang bisa diajukan saat ini adalah Rp750.000, sementara batas maksimal yang diberikan adalah Rp30.000.000.

Tabel 3. Batasan maksimal dan minimal kredit yang bisa diajukan di layanan paylater

Platform Paylater Rentang Kredit yang Diberikan
Kredivo Rp1.000.000 s/d Rp30.000.000
Indodana Rp1.000.000 s/d Rp25.000.000
Akulaku Rp1.000.000 s/d Rp20.000.000
Kreditmu Rp1.250.000 s/d Rp20.000.000
Home Credit Rp1.000.000 s/d Rp10.000.000
Atome Rp1.000.000 s/d Rp8.000.000
Shopee PayLater Rp750.000 s/d Rp1.800.000

Terkait bunga pinjaman, banyak dari platform paylater mengenakan persentase yang disesuaikan dengan tenor dan jumlah pinjaman. Hanya 2 pemain yang mengenakan bunga tetap — jika diurutkan dari yang terkecil adalah Kredivo dan Atome. Adapun rentang bunga pinjaman yang dibebankan di berbagai platform antara 0% s/d 6%. Berikut ini daftar lengkapnya:

Tabel 4. Kisaran bunga yang dikenakan layanan paylater

Platform Paylater Bunga yang Dikenakan
Kredivo 0% (tetap, untuk 30 hari) 2,6% (tetap)
Kreditmu Mulai 1,5%
Indodana 2% s/d 4%
Shopee PayLater Mulai 2,95%
Atome 3,33% (tetap)
Home Credit 2,49% s/d 3.99%
Akulaku 3,2% s/d 4,5%

Tenor atau jangka waktu pinjaman opsinya pun cukup variatif, dengan rentang periode dari 1 s/d 12 bulan.

Tabel 5. Tenor pinjaman yang disuguhkan layanan paylater

Platform Paylater Pilihan Tenor Pinjaman
Akulaku 1, 2, 3, 6, 9, dan 12 bulan
Kredivo 1, 3, 6, dan 12 bulan
Indodana 1, 3, 6, dan 12 bulan
Shopee PayLater 1, 2, 3, dan 6 bulan
Home Credit 3, 6, 9, dan 12 bulan
Kreditmu 3, 6, dan 12 bulan
Atome 3 dan 6 bulan

Sampai saat ini, layanan paylater atau platform pinjaman online pada umumnya masih membatasi diri untuk mengakomodasi pengguna di kota-kota tertentu. Kendati, jika menyimak pemberitaan yang ada, semua perusahaan terus melakukan ekspansi dan memperluas kehadiran bisnis. Ada banyak faktor yang mendasari hal ini. Salah satunya dibutuhkan adanya kantor perwakilan di tiap kota, baik untuk operasional maupun mitra, terutama bagi mereka yang memiliki ukuran pinjaman yang besar.

Dari informasi yang dijabarkan masing-masing platform di laman ketentuan pinjaman, kami merangkum masing-masing jangkauan area pengembang platform paylater. Beberapa tidak menginformasikan secara spesifik. Kami mencoba menghubungi masing-masing melalui email, tapi sejauh ini belum mendapatkan jawaban.

Tabel 6. Cakupan kota layanan paylater

Platform Paylater Jangkauan Area
Kredivo Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, Solo, Makassar, Malang, Sukabumi, Cirebon, Balikpapan, Batam, Purwakarta, Padang, Pekanbaru, Manado, Samarinda, Kediri
Indodana Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
Akulaku Jabodetabek, Bandung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Medan, Padang, dan Palembang
Kreditmu Jabodebek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (cakupan kota terbatas di tiap provinsi)
Shopee PayLater Tidak diinfokan secara spesifik
Atome Tidak diinfokan secara spesifik
Home Credit Tidak diinfokan secara spesifik

Ketentuan lainnya

Proses pendaftaran dan kelengkapan berkas kebanyakan dilakukan melalui aplikasi yang dikembangkan masing-masing penyedia platform paylater. Beberapa platform juga memberikan pelayanan melalui formulir yang tersedia di situs e-commerce rekanan.

Pendataan terkait sistem keamanan juga menjadi konsentrasi kami dalam studi ini. Masyarakat saat ini masih dihadapkan dengan kehadiran pemain-pemain fintech lending ilegal yang mencoba menawarkan pinjaman instan, kendati satgas OJK juga melakukan pengawasan dan penindakan secara terus menerus. Selain itu, banyak kejahatan yang mulai mengintai masyarakat, misalnya adanya oknum yang memanfaatkan data curian untuk mendaftarkan diri di platform-platform pembiayaan online. Setidaknya opsi pengamanan yang semakin lengkap akan meminimalisir terjadinya risiko penyalahgunaan akun atau kebocoran data.

 Tabel 7. Sistem keamanan yang diaplikasikan dalam layanan paylater

Platform Paylater Medium Transaksi Sistem Keamanan
Akulaku Aplikasi SMS OTP
Atome Situs rekanan e-commerce, Aplikasi SMS OTP
Home Credit Aplikasi SMS OTP
Indodana Aplikasi SMS OTP
Kreditmu Situs rekanan e-commerce SMS OTP dan PIN
Kredivo Aplikasi SMS OTP, PIN, Pertanyaan Keamanan
Shopee PayLater Aplikasi PIN, Sidik Jari

Pada dasarnya ada kewajiban pengembalian dana oleh konsumen. Untuk itu mereka juga menyediakan kanal pembayaran seluas-luasnya. Sebagian besar aplikasi memiliki fitur virtual account yang memungkinkan pengguna membayar dengan mentransfer sejumlah nominal ke nomor rekening bank yang sudah disiapkan. Tak sedikit yang menyuguhkan layanan pembayaran lewat minimarket dan dompet digital. Ada juga yang bermitra dengan POS Indonesia dan layanan pembayaran di platform e-commerce.

 Tabel 8. Biaya administrasi yang menyertai layanan paylater

Platform Paylater Kanal Pembayaran Biaya Lain-lain
Akulaku Melalui aplikasi (Virtual Account), Minimarket, GoPay Ada biaya penanganan dan DP. Tergantung barang, merchant dan platform e-commerce nya.
Atome Melalui aplikasi (VA) Di JD.id biaya layanan setara 11% untuk admin fee.
Home Credit Pembayaran uang muka melalui: Minimarket atau POS Indonesia. Pembayaran cicilan melalui: Minimarket, BCA, BNI, BRI, ATM Bersama, Mandiri, POS Indonesia, GoPay Biaya administrasi Rp199.000, biaya pembayaran cicilan bulanan Rp5.000, biaya pelunasan awal Rp150.000.
Indodana Melalui aplikasi (VA), Minimarket Admin fee 1% atau minimum Rp1.000.
Kreditmu Melalui aplikasi (VA), Tokopedia, Pos Indonesia, kantor cabang KreditPlus Rp50.000 per transaksi
Kredivo Melalui aplikasi (VA), Minimarket, Tokopedia, Bukalapak, Shopee 0%-1,5% per transaksi
Shopee PayLater Melalui aplikasi (VA) Biaya penanganan 1% per transaksi.

Hal lain yang kadang tidak disadari baik oleh peminjam ketika mengajukan atau melakukan kalkulasi di awal adalah biaya lain-lain. Umumnya biaya tersebut diperuntukkan untuk admin fee dipatok setiap kali pengguna melakukan transaksi pengembalian. Jumlahnya bermacam-macam, menyesuaikan kebijakan yang diusung oleh pengembang platform paylater.

Simulasi Perhitungan Cicilan

Untuk mendapatkan gambaran secara penuh tentang jumlah yang harus dibayarkan oleh konsumen, berikut ini merupakan simulasi perhitungannya. Mengasumsikan bahwa semua penyedia layanan menawarkan tenor pinjaman  6 bulan dengan nominal transaksi Rp10.000.000 tanpa adanya uang muka,  biaya admin dan biaya lain-lain. Simulasi dilakukan dengan melakukan check out melalui e-commerce yang menyediakan platform paylater terkait untuk menentukan besaran bunga yang dikenakan

 Tabel 9. Simulasi perhitungan layanan paylater

Penyedia Layanan Bunga Tenor Nominal Transaksi Cicilan per Bulan Total Tagihan 6 Bulan
Kredivo 2,60% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.926.660 Rp 11.559.960
Shopee PayLater 2,95% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.961.667 Rp11.770.000
Indodana 3% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.966.667 Rp11.800.000
Akulaku 3,05% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.973.000 Rp11.838.000
Home Credit 3,31% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.997.879 Rp11.987.273
Atome 3,33% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 1.999.666 Rp 11.998.000
Kreditmu 4,76% 6 bulan  Rp      10.000.000 Rp 2.142.179 Rp12.853.077

Kesimpulan

Dari ulasan di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Sebagian besar layanan e-commerce yang memiliki traksi besar telah menyematkan paylater sebagai opsi pembayaran. Kredivo menjadi platform yang memiliki jangkauan terluas, baik dari sisi integrasi maupun kota pelayanan. Terkait rentang pinjaman, Shopee PayLater tawarkan nilai terendah mulai Rp750 ribu untuk tiap pengajuan, sementara rentang tertinggi dimiliki oleh Kredivo, yakni pengguna bisa mendapatkan limit sampai Rp30 juta.

Untuk bunga, dari statistik yang didapatkan Kredivo menawarkan persentase paling rendah, dimulai 0% (tetap) untuk pinjaman dengan tenor 30 hari. Sementara untuk cicilan di kisaran 3 -12 bulan, dapat dilihat dari simulasi transaksi bahwa Kredivo masih memiliki presentase terendah dengan bunga tetap 2,60% per bulan, lalu diikuti oleh Shopee Paylater dan Indodana. Platform paylater lainnya mengenakan bunga tidak tetap tergantung pada besaran, status pengguna baru/terdaftar, jenis barang dan tenor yang diajukan, dimulai dari yang terendah 1,5% sampai yang paling tinggi 6%. Simulasi ini diambil dengan melakukan check out melalui e-commerce yang menyediakan platform paylater terkait tanpa memasukkan biaya lain-lain seperti uang muka, biaya layanan dan biaya admin, sehingga ada kemungkinan beberapa pemain paylater mengenakan biaya yang lebih tinggi dibanding yang ditampilkan simulasi di atas.

Terkait syarat pengajuan, rata-rata setiap platform memiliki beberapa variabel yang sama, seperti usia, kepemilikan KTP elektronik, dan dokumen pendukung lainnya. Beberapa juga memiliki spesifikasi khusus untuk mengurangi risiko gagal kredit, misalnya terkait pemasukan bulanan atau umur akun e-commerce yang digunakan.

Sistem keamanan juga layak menjadi konsiderasi untuk memastikan keamanan transaksi. Sebagian besar aplikasi paylater menggunakan mekanisme SMS OTP untuk verifikasi akun, sebagian lain memiliki opsi tambahan seperti PIN atau autentikasi sidik jari seperti yang diimplementasikan Shopee PayLater. Di luar bunga, platform juga mengenakan biaya administrasi yang umumnya dibebankan pada saat pengguna melakukan transaksi.

Opsi layanan yang beragam tentu akan memanjakan pengguna. Dengan tahu detail dan spesifikasi masing-masing platform, diharapkan pengguna bisa mendapatkan manfaat yang lebih baik untuk memfasilitasi transaksi pinjaman tanpa kartu kredit untuk belanjanya di e-commerce.

*Marsya Nabila berkontribusi dalam studi penyusunan artikel ini

Tokopedia menambah opsi pembayaran “bayar nanti” (paylater) dengan menggandeng platform lending Indodana

Tokopedia Tambah Opsi PayLater, Gaet Indodana

Tokopedia menambah opsi pembayaran “bayar nanti” (paylater) dengan menggandeng platform lending Indodana. Diklaim antusiasme pengguna untuk menggunakan layanan ini meningkat hingga dua kali lipat pada Oktober 2020, dibandingkan pada Januari sebelum pandemi.

Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada hari ini (11/12), VP of Business & Operations Indodana Jerry Anson menjelaskan, kehadiran Indodana PayLater di Tokopedia diharapkan akan memudahkan masyarakat Indonesia, khususnya segmen under-banked yang belum terjangkau institusi keuangan formal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kami melihat kenaikan kebutuhan layanan paylater selama pandemi, makanya kami banyak bekerja sama dengan merchant online, yang terbaru dengan Tokopedia,” terangnya.

Senior Lead Business Development Fintech Tokopedia Marina Ivana Tjuanda menuturkan, saat ini di Tokopedia telah bermitra dengan beragam platform lending untuk menyediakan fitur paylater, di antaranya BRI Ceria, Kredivo, Home Credit, dan OVO Paylater. OVO Paylater, yang termasuk portofolio dari Tokopedia, dari semenjak pandemi hingga kini tidak bisa diakses dengan alasan peningkatan layanan.

Kehadiran Indodana tentunya akan menambah variasi opsi metode paylater yang bisa dipilih para penggunanya yang diklaim telah lebih dari 100 juta orang. Dalam data internal Tokopedia, tercatat tingkat pembayaran dengan metode paylater meningkat hingga dua kali lipat pada Oktober 2020, dibandingkan pada Januari sebelum pandemi. Secara total, Tokopedia memiliki lebih dari 50 opsi pembayaran.

“Sejak 2018 kami sudah menghadirkan fitur paylater untuk menjangkau masyarakat yang belum mendapat akses perbankan untuk bertransaksi online,” kata Marina.

Jerry melanjutkan untuk menggunakan Indodana PayLater, sebelumnya pengguna diharuskan untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi Indodana. Bila berhasil terverifikasi, pengguna akan mendapat limit kredit maksimal Rp25 juta dan pilihan tenor maksimal 12 bulan.

Limit kredit tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbelanja di merchant rekanan Indodana yang saat ini ada lebih dari 150 merchant, salah satunya Blibli dan Tiket.com.

Sejak resmi beroperasi pada Mei 2020, perusahaan mengklaim aplikasinya telah diunduh lebih dari 3,5 juta kali dan menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp1 triliun. Pembiayaan ini tidak hanya disalurkan ke sektor konsumtif saja, tapi juga ke produktif. Kendati demikian, Jerry enggan mendetailkan lebih jauh terkait hal ini.

“Dari portofolio pembiayaan kami, segmennya juga ada ke produktif sesuai dengan arahan dari OJK. Tapi kami tidak bisa share lebih jauh, begitu pula untuk jumlah pengguna aktifnya,” pungkasnya.

Indodana saat ini sudah berstatus izin dari OJK yang didukung dengan manajemen risiko berbasis AI, sistem keamanan bersertifikasi ISO 27001, dan proses collection yang sesuai dengan standar OJK.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Blibli menjadi platform e-commerce kesekian yang memiliki fitur PayLater. Batas maksimal kredit mencapai Rp8 juta

Blibli dan Indodana Luncurkan Fitur PayLater

Fitur PayLater juga menjadi pilihan Blibli. Adopsi fitur PayLater ini dilakukan dengan menggandeng layanan fintech lending Indodana. Ini merupakan langkah Blibli dalam memperluas akses kredit individu yang terintegrasi dalam platform e-commerce.

Blibli menjadi e-commerce kesekian yang mengadopsi fitur PayLater. Blibli PayLater mengusung konsep registrasi yang cepat, biaya administrasi yang murah, serta metode pelunasan yang beragam. Fitur anyar ini mereka tujukan kepada mereka yang selama ini belum memiliki akses ke fasilitas kredit.

“Blibli PayLater mendorong inklusi keuangan dengan membuka akses ke fasilitas kredit institusional ke pelanggan yang belum memilikinya,” ucap Vice President of Business Development Blibli, William Hadibowo pada Jumat pekan lalu.

Blibli PayLater menawarkan fasilitas kredit dengan batas maksimal Rp8 juta. Adapun opsi yang ditawarkan kepada pengguna untuk melunasi kredit dalam 30 hari dan cicilan berjangka 3, 6, dan 12 bulan. Opsi PayLater ini melengkapi fasilitas pembayaran di Blibli menjadi 10 metode pembayaran.

Fitur “belanja sekarang, bayar nanti” ini sejatinya sudah Blibli luncurkan sejak Mei lalu. Blibli mengklaim peminat fitur baru ini terus meningkat sejak saat itu. Mereka menghitung pengguna fitur PayLater bertambah 63% tiap bulan dan sudah tersebar di 22 provinsi.

Peluncuran Blibli PayLater ini juga tak lepas dari faktor pandemi Covid-19 yang belum henti sampai sekarang. Menurut William fitur tersebut membantu rumah tangga dalam belanja kebutuhan sehari-hari. Dari data yang mereka berhasil kumpulkan, penggunaan Blibli PayLater mayoritas untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, gula, dam beras.

“Terlebih lagi, Blibli PayLater mendorong inklusi keuangan dengan membuka akses ke fasilitas kredit institutional ke pelanggan yang belum memilikinya. Berlanjutnya aktivitas konsumsi ini penting bagi pemulihan ekonomi di new normal,” imbuh William.

Senada dengan William, VP Indodana Jerry Anson menyebut, kerja sama mereka dengan Blibli adalah bentuk dorongan mereka terhadap perekonomian Indonesia yang lesu akibat pandemi berkepanjangan.

Pada Juli lalu, Indodana telah mengemukakan rencana mereka untuk fokus menggenjot kredit konsumsi lewat PayLater. Indodana yang sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pada tengah tahun lalu bahwa PayLater menjadi pilihan mereka untuk mendorong penetrasi produk ke masyarakat lebih luas.

Sebelumnya Indodana telah menggandeng anak perusahaan Blibli, Tiket.com, dengan kemitraan serupa.

“Besar harapan kami produk PayLater hasil kerjasama dengan Blibli ini bisa membantu masyarakat dalam mengatur keuangan dan menjembatani kesenjangan inklusi keuangan di Indonesia yang berdasarkan Bappenas diprediksi akan mencapai Rp1.400 triliun dalam 5 tahun ke depan,” tukas Jerry.

Sebagai platform e-commerce ternama di Tanah Air, keputusan Blibli mengadopsi fitur PayLater terhitung lebih lama ketimbang kompetitornya. Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee telah lebih dulu mengumumkan fitur PayLater mereka.

Application Information Will Show Up Here

Tiket.com Gandeng Indodana Rilis Fitur Paylater

Tiket.com akhirnya luncurkan produk paylater, memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan fasilitas cicilan tanpa kartu kredit limit hingga 10 juta rupiah dengan tenor sampai 12 bulan. Dalam pembaruan terkini aplikasi, disampaikan bahwa fitur ini baru digulirkan secara terbatas.

Dalam pembiayaannya, Tiket.com menggandeng platform p2p lending Indodana. Sebelumnya diketahui, bahwa Indodana merupakan bagian dari Cermati. Sementara Cermati dan Tiket.com berada di bawah naungan investor yang sama.

Gambaran fitur paylater di Tiket.com
Gambaran fitur paylater di Tiket.com

Rencana peluncuran Tiket Paylater sebenarnya sudah beredar sejak awal tahun 2019 lalu. Seperti dikutip Katadata, kala itu Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan fitur tersebut tengah dalam finalisasi dan direncanakan diluncurkan kuartal kedua tahun 2019. Ia pun mengatakan, Kredivo dipilih sebagai mitra fintech yang memberikan pendanaan. Namun pada akhirnya rencana realisasi fitur tersebut molor dan kerja sama kedua perusahaan pun tidak dilanjutkan.

Dikutip dari laman resmi Tiket.com, layanan paylater ini hanya bisa digunakan oleh pengguna yang berdomisili di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Adapun proses verifikasi pengajuan akan dilakukan kilat, antara 15 menit atau paling lama 1 hari kerja. Tiket Paylater bisa digunakan untuk membayar semua varian produk yang ada di aplikasi Tiket.com, kecuali layanan Pay at Hotel.

Indodana fokus garap produk paylater

Saat ini Indodana sudah mengantongi status terdaftar dan berizin dari OJK. Beberapa waktu lalu DailySocial berkesempatan untuk mewawancara Ronny Wijaya selaku Direktur Utama Indodana.

Ia menyampaikan, “Kami sekarang sedang fokus untuk mengembangkan produk paylater untuk memberikan kenyamanan untuk masyarakat untuk berbelanja sekarang dan bayar nanti. Untuk melakukan ini Indodana sudah bekerja sama dengan merchant online dan juga pemain e-money.”

Bulan lalu, Bukalapak bersama Indodana juga baru rilis fitur “Bayar Tempo”, solusi paylater untuk para mitra guna mengembangkan usaha mereka.

Menurut statistik internal perusahaan, aplikasi Indodana sudah diunduh lebih dari 3 juta pengguna di seluruh Indonesia. Sejauh ini mereka sudah menyalurkan sekitar 1 triliun Rupiah untuk 30 ribu nasabah, baik untuk peminjam personal maupun UKM.

Paylater lainnya

Sebelumnya beberapa platform sudah gulirkan layanan paylater. Sebagian besar bermitra dengan fintech, kendati ada yang mulai gandeng bank untuk beri pembiayaan. Menariknya, beberapa platform mulai dirikan fintech-nya sendiri untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut – dengan berbagai skema bisnis, melalui anak perusahaan atau proses akuisisi.

Contohnya Findaya yang dikhususkan untuk topang layanan pinjaman/permodalan di Gojek. Kemudian Caturnusa yang mulai fasilitasi secara khusus layanan paylater di Traveloka.  Kemudian ada juga Lentera Dana Nusantara yang terafiliasi secara khusus dengan layanan finansial Shopee.

Berbagai layanan paylater di platform populer lokal
Berbagai layanan paylater di platform populer lokal

Tersedianya produk paylater di berbagai platform ditengarai kebutuhan pengguna terhadap layanan kredit di tengah penetrasi kartu kredit yang stagnan. Statistik BI per November 2019 memaparkan, jumlah kartu kredit yang beredar sebanyak 17,38 juta unit, naik tipis 0,65% secara year on year.

Disclosure: Baik Cermati maupun Tiket.com masih terafiliasi dengan DailySocial di bawah payung GDP Venture dan Djarum Group

Bukalapak Launches “Bayar Tempo” PayLater Feature for Small Shops

Bukalapak launches Bayar Tempo Paylater feature for Mitra Bukalapak’s productive financing solutions in developing their businesses. This feature is a result of the company’s collaboration with Indodana’s p2p lending startup.

Bukalapak’s AVP of Investment & Financing Solutions, Dhinda Arisyiya explained, Bayar Tempo provides a credit limit to shop for wholesale products and purchase transactions of virtual products in the Mitra Bukalapak app. Therefore, partners can run operations and have easy transactions even though they are yet to top up the balance.

“We make it easy to use this feature on the main page, balance page, checkout, and payment methods in the Mitra Bukalapak app. Partners can use it repeatedly without limit and to be paid at any time before due date,” he said during an online press conference on Thursday (7/23).

To date, the grocery store entrepreneur is classified as an underbanked with difficulty receiving financial access from financial service institutions. The Bayar Tempo feature is expected to be able to assist them in developing their business without being hampered by burdensome requirements.

This feature is only accessible for 40 thousand selected Mitra Bukalapak joined before last December. Locations are spread in Greater Jakarta, Bandung, Surabaya, Bandung, Gresik, Karawang, and Sidoarjo. Also, the average sales in the application have to be quite active and healthy.

First, before it was official on 10 July, Bukalapak has gathered thousands of Mitra stalls for trial and feedback. Although the number is not stated, the result turns out quite good, it’s 0% failed. The results create confidence in Bukalapak to expand its user base.

The average nominal submitted is IDR 500 thousand, for a 30-day tenor. There is no interest charged, however, there is a service fee per month.

“If partners pay bills before the due date, the limit will return to normal and available to use.”

In terms of submission, partners required to attach a photo ID and selfies with ID cards uploaded in the Mitra Bukalapak application. The verification process only takes a maximum of 1 day or 30 minutes at the fastest.

Para pembicara saat konferensi pers peluncuran Bayar Tempo / Bukalapak

Indodana

In terms of Indodana, the partnership with Bukalapak is the company’s effort to improve productive loan products in the SME sector. To date, the distribution of funding in this sector has reached 30% of its portfolio.

“We are very proud to launch Bayar Tempo with one of the best e-commerce platforms in Indonesia focused on local SME productivity,” Indodana’s Head of Business Development Timothy Prawiromaruto said.

Bukalapak selected with Indodana because the startup had obtained an official permit from the OJK and had the same vision in developing micro-businesses through quality financing.

Indodana also runs a paylater product to provide online shopping convenience. They have worked with online merchants and e-money players in developing the product.

According to the company’s internal statistics, the Indodana application has been downloaded by more than 3 million users throughout Indonesia. To date, they have distributed around 1 trillion Rupiah to 30 thousand customers, both for personal and SME borrowers. Indodana alone provides loans between 1-8 million Rupiahs with a tenor of 3-6 months.

This startup is affiliated with the Cermati financial product aggregator. One of Cermati’s Co-Founders, Carlo Gandasubrata, serves as a commissioner in Indodana. Also, the operational office located at the same address as Cermati.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Bukalapak Paylater Bayar Tempo

Bukalapak Rilis Fitur PayLater “Bayar Tempo” untuk Warung Kelontong

Bukalapak merilis fitur Bayar Tempo untuk solusi pembiayaan produktif para Mitra Bukalapak dalam mengembangkan usaha mereka. Fitur ini hadir berkat kolaborasi perusahaan dengan startup p2p lending Indodana.

AVP of Investment & Financing Solutions Bukalapak Dhinda Arisyiya menjelaskan, Bayar Tempo memberikan fasilitas limit kredit yang dapat digunakan untuk berbelanja produk grosir dan transaksi pembelian produk virtual di aplikasi Mitra Bukalapak. Dengan demikian, mitra tetap dapat berjualan dan memiliki kemudahan transaksi walau belum sempat top up saldo.

“Kami memudahkan penggunaan fitur dapat ditemukan di halaman utama, halaman saldo, checkout, dan metode pembayaran di dalam aplikasi Mitra Bukalapak. Mitra dapat menggunakan limit berulang kali tanpa batas dan dapat dibayarkan kapanpun sebelum jatuh tempo,” ujar dia saat konferensi pers online, Kamis (23/7).

Selama ini, pengusaha warung kelontong tergolong kategori underbanked yang sulit menerima akses finansial dari lembaga jasa keuangan. Kehadiran Bayar Tempo diharapkan dapat membantu mereka dalam mengembangkan usahanya tanpa terganjal persyaratan yang memberatkan.

Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, sementara ini baru bisa diakses untuk 40 ribu Mitra Bukalapak terpilih yang sudah bergabung sebelum Desember tahun lalu. Lokasinya tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bandung, Gresik, Karawang, dan Sidoarjo. Lalu, rata-rata penjualannya di aplikasi tergolong aktif dan cukup sehat.

Pada tahap awal, sebelum diresmikan pada 10 Juli kemarin, Bukalapak telah mengujicobakan kepada ribuan warung Mitra untuk melihat responsnya. Meski tidak disertai angka, diklaim penerimaannya cukup baik, bahkan 0% gagal bayar. Hasil itu akhirnya membuat Bukalapak percaya diri untuk perluas cakupan penggunanya.

Nominal dana yang dapat diajukan mitra sementara ini adalah Rp500 ribu, untuk tenor 30 hari. Tidak ada bunga yang dibebankan, melainkan ada biaya layanan yang dikenakan satu kali di awal bulan apabila mitra menggunakan limitnya.

“Jika mitra membayar tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, limitnya akan kembali seperti semula dan bisa dipakai untuk belanja lagi berkali-kali.”

Pengajuan fitur ini, mitra hanya perlu melampirkan foto KTP dan swafoto bersama KTP yang diunggah dalam aplikasi Mitra Bukalapak. Proses verifikasi hanya butuh maksimal 1 hari, atau 30 menit paling cepat.

Secara bertahap fitur ini akan diperluas untuk ratusan ribu Mitra Bukalapak yang berada di dalam cakupan wilayah kerja Indodana. Adapun jumlah Mitra Bukalapak yang telah bergabung saat ini tembus di angka 1,8 juta mitra.

Konsep paylater yang ditawarkan Bayar Tempo, kurang lebih mirip dengan fitur Bayar Nanti yang telah dirilis lebih dahulu, bersama Julo. Hanya saja, perbedaannya ada di target penggunanya, kalau Bayar Nanti untuk pembiayaan konsumtif para konsumen ritel yang berbelanja di Bukalapak.

Para pembicara saat konferensi pers peluncuran Bayar Tempo / Bukalapak
Para pembicara saat konferensi pers peluncuran Bayar Tempo / Bukalapak

Indodana

Bagi Indodana, kemitraan dengan Bukalapak adalah upaya perusahaan dalam meningkatkan produk pinjaman produktif di sektor UKM. Hingga saat ini, penyaluran pembiayaan di sektor ini mencapai 30% dari portofolionya.

“Kami sangat bangga bisa meluncurkan produk Bayar Tempo dengan salah satu platform e-commerce terbaik di Indonesia yang berfokus pada produktivitas UMKM nasional,” ucap Head of Business Development Indodana Timothy Prawiromaruto.

Indodana digaet Bukalapak karena startup tersebut sudah mengantongi izin resmi dari OJK dan punya visi sama dalam mengembangkan usaha mikro lewat pembiayaan yang berkualitas.

Indodana sendiri memiliki produk paylater untuk memberikan kenyamanan buat masyarakat berbelanja online. Mereka telah bekerja sama dengan merchant online dan pemain e-money dalam pengembangan produk tersebut.

Menurut statistik internal perusahaan, aplikasi Indodana sudah diunduh lebih dari 3 juta pengguna di seluruh Indonesia. Sejauh ini mereka sudah menyalurkan sekitar 1 triliun Rupiah untuk 30 ribu nasabah, baik untuk peminjam personal maupun UKM. Indodana sendiri memberikan pinjaman antara 1-8 juta Rupiah dengan tenor 3-6 bulan.

Startup ini terafiliasi dengan situs aggregator produk keuangan Cermati. Salah satu Co-Founder Cermati, yakni Carlo Gandasubrata menjabat sebagai komisaris di Indodana. Juga, lokasi kantor operasionalnya berada di alamat yang sama dengan Cermati.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Officially Licensed by OJK, Indodana Boosts up PayLater Penetration

Last Tuesday (02/6), OJK announced 8 new licensed p2p lending platforms, one of which was Indodana (PT Artha Dana Teknologi). Indodana’s President Director, Ronny Wijaya told DailySocial that the platform intends to provide solutions for Indonesian people with limited access to financial services. They have been operating since early 2018.

“We provide a loan that is accessible to all Indonesian citizens through their mobile applications. On the other hand, we also ensure expertise and leading management in big data technology, AI, and credit scoring to make credit decisions according to the principle of responsible lending,” he explained.

In total, there are currently 33 p2p lending services that receive licensed status, among 161 companies registered with OJK. Therefore, service differentiation is important for each platform.

In response to that, Ronny said, “We are now focused on developing PayLater products to provide convenience for the public to shop now and pay later. In order to make this happen, Indodana has collaborated with online merchants and e-money players.”

According to the company’s internal statistics, the Indodana application has been downloaded by more than 3 million users throughout Indonesia. To date, they have channeled around 1 trillion Rupiah to 30 thousand customers, both for personal and SME borrowers. Indodana provides loans between 1-8 million Rupiahs with a tenor of 3-6 months.

Affiliated with Cermati

In the boards of directors listed on the company website, it was mentioned that Cermati’s Co-Founder Carlo Gandasubrata took the role as the company’s commissioner. In an interview, we asked about the strategic partnership between the two companies, however, Ronny was reluctant to give any statement.

The thing is if we sign up for Cermati, Indodana platform will also be recommended; for example when choosing a recommendation for a credit card product in the “No Fee” category as follows:

Indodana service become one of Cermati's reccommendation products
Indodana service become one of Cermati’s reccommendation products

In the Cermati recruitment page, there are vacant positions specifically called for Indodana, such as “Partner Success Manager”. Also, the Indodana and Cermati operational offices are located at the same address around Jl. Tomang Raya No. 38, West Jakarta.

Fintech amid pandemic

Our discussion continues, amid the Covid-19 pandemic, Ronny said that Indodana was still optimistic to continue penetrates its products into a wider market share.

“We are kind of in the right position to provide fully digital services along with our call to keep our distance amid this pandemic. In order to mitigate internal credit risk, our team is working hard to improve our AI and credit scoring to apply the precautionary principle to ensure loan performance on platform stable. ”

This year, as we obtain licensed status from OJK, Indodana is still ambitious to improve services, especially for underbanked people in Indonesia. PayLater products that have been rolled to the public are expected to be optimized soon, both for payments at online and offline merchants.

“Using this PayLater, people can meet their various shopping needs up to 10 million Rupiah easily and safely. We will also continue to develop options for product loans that support SMEs and productive sectors to continue to improve financial inclusion.”

The development of fintech in Indonesia

Since 2018, the DSResearch team has analyzed significant growth in the p2p lending business in Indonesia. Besides being proven with hundreds of players already registered with the authority, loan statistics also continue to increase from time to time. Summarized in the 2019 Fintech Report, until Q3 2019, total loans distributed has reached 60.4 trillion Rupiah.

Fintech development in Indonesia
Fintech development in Indonesia


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Ronny Wijaya

Kantongi Status Berizin dari OJK, Indodana Genjot Penetrasi Produk PayLater

Selasa (02/6) lalu OJK mengumumkan 8 platform p2p lending baru yang menerima status berizin, salah satunya adalah Indodana (PT Artha Dana Teknologi). Kepada DailySocial, Direktur Utama Indodana Ronny Wijaya menyampaikan bahwa platformnya hadir ingin menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang memiliki keterbatasan dalam mengakses layanan finansial. Mereka sudah mengudara sejak awal 2018.

“Kami memberikan pinjaman yang dapat diakses dengan mudah oleh semua masyarakat di Indonesia melalui aplikasi selulernya. Di sisi yang lain, kami juga memastikan adanya keahlian dan pengendalian terunggul dalam teknologi big data, AI, dan credit scoring untuk membuat keputusan kredit sesuai dengan prinsip responsible lending,” terangnya.

Secara total, saat ini sudah ada 33 layanan p2p lending yang memiliki status berizin, sementara yang terdaftar di OJK sudah berjumlah 161 perusahaan. Untuk itu, diferensiasi layanan penting untuk dihadirkan masing-masing platform.

Menanggapi itu Ronny menyampaikan, “Kami sekarang sedang fokus untuk mengembangkan produk PayLater untuk memberikan kenyamanan untuk masyarakat untuk berbelanja sekarang dan bayar nanti. Untuk melakukan ini Indodana sudah bekerja sama dengan merchant online dan juga pemain e-money.”

Menurut statistik internal perusahaan, aplikasi Indodana sudah diunduh lebih dari 3 juta pengguna di seluruh Indonesia. Sejauh ini mereka sudah menyalurkan sekitar 1 triliun Rupiah untuk 30 ribu nasabah, baik untuk peminjam personal maupun UKM.  Indodana sendiri memberikan pinjaman antara 1-8 juta Rupiah dengan tenor 3-6 bulan.

Terafiliasi dengan Cermati

Dalam susunan direksi yang tertera di situs perusahaan, disebutkan Co-Founder Cermati Carlo Gandasubrata sebagai komisaris perusahaan. Dalam wawancaranya pun kami sempat menanyakan mengenai kemitraan strategis kedua perusahaan, hanya saja Ronny enggan untuk memberikan pernyataan soal ini.

Yang jelas, jika kita membuat situs Cermati, platform Indodana menjadi salah satu yang rekomendasikan; misalnya ketika memilih rekomendasi untuk produk kartu kredit di kategori “No Fee” berikut ini:

Layanan Indodana menjadi produk yang direkomendasikan Cermati
Layanan Indodana menjadi produk yang direkomendasikan Cermati

Dalam laman perekrutan Cermati, juga ada posisi yang dikhususkan untuk Indodana, misalnya “Partner Success Manager”. Dan terakhir, kantor operasional Indodana dan Cermati juga berada di alamat yang sama di seputar Jl. Tomang Raya No. 38, Jakarta Barat.

Fintech di tengah pandemi

Diskusi kami berlanjut, di tengah pandemi Covid-19 ini Ronny mengatakan bahwa Indodana masih optimis bisa terus melanjutkan penetrasi produknya ke pangsa pasar yang lebih luas.

“Kami merasa berada di posisi yang tepat untuk memberikan layanan fully digital seiring dengan imbauan menjaga jarak di tengah pandemi ini. Untuk memitigasi risiko kredit dalam, tim kami bekerja keras untuk meningkatkan AI dan credit scoring kami untuk menerapkan prinsip kehati-hatian untuk memastikan performa pinjaman di platform kami tetap baik.”

Tahun ini, bersamaan dengan diperolehnya status berizin dari OJK, Indodana masih berambisi untuk meningkatkan layanan khususnya untuk masyarakat underbanked di Indonesia.  Produk PayLater yang sudah mulai dikenalkan ke publik juga diharapkan dapat segera dimaksimalkan jangkauannya, baik untuk pembayaran di merchant online maupun offline.

“Dengan PayLater ini, masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan belanja mereka hingga 10 juta Rupiah dengan mudah dan aman. Kami juga akan terus mengembangkan pilihan produk pinjaman yang mendukung UKM dan sektor-sektor produktif untuk terus meningkatkan inklusi keuangan.”

Perkembangan fintech di Indonesia

Sejak tahun 2018 tim DSResearch mencatat pertumbuhan signifikan bisnis p2p lending di Indonesia. Selain terbukti dengan ratusan pemain yang sudah terdaftar di otoritas, statistik pinjaman pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Dirangkum dalam Fintech Report 2019, hingga Q3 2019, total pinjaman yang didistribusikan mencapai 60,4 triliun Rupiah.

Catatan perkembangan fintech di Indonesia
Catatan perkembangan fintech di Indonesia
Application Information Will Show Up Here