Tag Archives: IndoGold

IndoGold

Kantongi Izin Pedagang Fisik Emas Digital dari Bappebti, IndoGold Ingin Tingkatkan Pengalaman Berinvestasi

Platform investasi emas digital semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyaknya investor yang berusaha untuk mendapatkan akses ke pasar emas melalui sarana digital. Platform ini pada umumnya menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan opsi investasi emas tradisional, seperti kenyamanan, transparansi, dan aksesibilitas.

Salah satu platform jual beli emas secara online berbasis aplikasi saat ini adalah IndoGold. Kepada DailySocial.id, Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini, setelah mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pedagang fisik emas digital.

Fokus kepada profitabilitas

Emas telah lama dianggap sebagai aset safe-haven yang dapat membantu melindungi investor dari volatilitas pasar dan ketidakpastian ekonomi. Di Indonesia, investasi emas menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, karena investor berusaha mendiversifikasi portofolio mereka dan menjaga kekayaan mereka.

Indonesia juga merupakan salah satu penghasil emas terbesar di dunia, dengan cadangan emas negara diperkirakan sekitar 3000 ton. Dengan latar belakang tersebut, tidak mengherankan jika platform emas online semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

IndoGold melihat, selama periode tahun 2022 sampai saat ini, nilai transaksi dan volume transaksi transaksi perdagangan fisik emas digital terus mengalami peningkatan, seiring minat investasi emas digital yang didorong kesadaran berinvestasi pasca-pandemi. Perusahaan juga mencatat hingga awal Januari 2023, jumlah pengguna mereka saat ini telah mencapai lebih dari 1,2 juta termasuk pengguna layanan emas digital di platform mitra.

Secara demografi, sebagian besar pengguna IndoGold masih berpusat di pulau Jawa. Tahun 2023 ini perusahaan akan berfokus pada perluasan akses investasi emas dengan melakukan peningkatan pengalaman berinvestasi bagi pengguna, inovasi fitur serta program edukasi keuangan dan investasi baik secara online maupun offline yang berkelanjutan.

IndoGold juga berupaya untuk terus membuka kemitraan strategis, guna mendukung peningkatan inklusi keuangan. Perusahaan juga memiliki target untuk bisa mencetak pertumbuhan transaksi maupun pendapatan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, harapannya dalam waktu dekat perusahaan dapat mencapai profitabilitas.

“Harapannya dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnis serta semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan platform IndoGold untuk berinvestasi emas secara digital,” kata Indra.

Saat ini IndoGold telah memiliki fitur yang dapat memudahkan pengguna dalam berinvestasi emas. Mulai dari fitur auto debet supaya pengguna dapat menjadwalkan pembelian emas secara otomatis, program IndoGold Poin yang memungkinkan pengguna mendapat poin untuk dapat selanjutnya digunakan sebagai potongan pembelian emas hingga penambahan opsi penarikan emas tidak hanya ANTAM dan UBS, terdapat opsi emas logam mulia merk EmasKita dan Lotus Archi. Pengguna dapat mulai berinvestasi emas digital mulai dari Rp10 ribu atau setara dengan 0,01 gram.

Selain IndoGold platform hingga marketplace yang menawarkan investasi digital berupa emas di antaranya adalah Pluang, Treasury, LakuEmas, dan Sakumas. Kelima perusahaan ini membentuk asosiasi Perkumpulan Pedagang Emas Digital Indonesia (PPEDI) atau Indonesia Digital Gold Traders Society (IDGTS).

Kantongi izin Bappebti

Terlepas dari banyaknya keuntungan platform investasi emas digital, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Sebagai contoh, masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang manfaat berinvestasi emas. Selain itu, ada kekhawatiran tentang kebijakan dan peraturan untuk platform investasi emas digital, khususnya seputar masalah perlindungan konsumen dan pencegahan penipuan.

Untuk bisa memberikan kepercayaan dan layanan lebih, IndoGold di bawah naungan PT Indogold Makmur Sejahtera, baru-baru ini telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pedagang fisik emas digital melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 001/BAPPEBTI/P-ED/01/2023.

Dengan izin tersebut, IndoGold dapat memberikan fasilitas jual beli emas dilandasi dengan ketersediaan emas fisik. Dengan terdapatnya regulasi perdagangan emas fisik digital oleh Bappebti, IndoGold menjadi salah satu pedagang fisik emas digital yang berizin, diharapkan Indogold dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk berinvestasi emas digital, karena terdapat kepastian hukum sekaligus perlindungan masyarakat.

“Dengan diperolehnya izin sebagai pedagang fisik emas digital oleh Bappebti semakin memantapkan misi IndoGold karena diatur oleh lembaga yang berwenang. Untuk itu, kami berterima kasih atas arahan yang diberikan Bappebti dalam proses mendapatkan izin sebagai pedagang fisik emas digital,” kata Indra.

Dari perlindungan terhadap inflasi dan diversifikasi portofolio hingga memberikan pengembalian jangka panjang yang stabil dan likuiditas yang tinggi, emas dapat menjadi pilihan investasi yang menarik bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan mereka dan membangun keamanan finansial dalam jangka panjang. Dengan demikian, investasi emas harus dianggap sebagai komponen kunci dari setiap portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik di tanah air.

“Dengan kondisi supercycle commodity, diproyeksikan harga emas di tahun ini akan menguat seiring permintaan komoditas emas yang naik tajam dan perdagangan fisik emas digital di Indonesia memiliki potensi menjanjikan pada 2023, Pedagang fisik emas digital meluncurkan produk retail yang dapat dijangkau semua level investor dengan tujuan untuk mendidik masyarakat agar mulai belajar investasi dengan logis dalam platform digital yang telah berizin,” kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Sanjaya.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Investasi Emas Indogold

Pandemi Mendorong Minat Investasi Emas, Dongkrak Jumlah Pengguna IndoGold

IndoGold selaku penyedia platform investasi emas berbasis aplikasi, menyebutkan saat pandemi telah mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Tercatat perusahaan mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga 40%, sehingga awal tahun 2021 jumlah pengguna mencapai lebih dari 800 ribu orang.

Kepada DailySocial, Managing Director IndoGold Amri Ngadiman mengungkapkan, di tengah situasi yang tidak menentu seperti pandemi, banyak orang menjadikan emas sebagai investasi yang aman sebagai alat pelindung nilai. Hal ini berdampak positif bagi kinerja bisnis IndoGold.

Meskipun saat ini sudah banyak platform investasi online yang menawarkan produk dan layanan serupa, namun IndoGold mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Di antaranya adalah, IndoGold terintegrasi secara online dan offline, mereka memiliki kantor cabang yang dapat melayani secara langsung dalam berinvestasi emas.

“Kami menyadari bahwa dalam menghadirkan produk keuangan yang inklusif, haruslah menjangkau semua kalangan. Kantor cabang kami tidak hanya melayani jual-beli emas, akan tetapi juga melayani gadai emas. Kantor cabang kami terletak di unit pasar Malabar Tangerang. Rencananya IndoGold akan berekspansi secara offline dengan menambah kantor cabang baru di tahun ini,” kata Amri.

Sebelumnya IndoGold juga telah memperluas kolaborasi dengan layanan dompet digital seperti GoPay dan payment gateway Doku untuk menambah pilihan pembayaran kepada pengguna.

Di Indonesia, emas memang menjadi salah satu katalisator platform investasi, mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi secara online. Layanan investasi emas sekarang bisa ditemui di mana-mana, adapun aplikasi yang memberikan layanan serupa juga sudah banyak opsinya, seperti:

Platform Minimal Investasi
e-mas Rp100
Indogold Rp500
Lakuemas Rp50.000
Pegadaian Rp5.000
Pluang Rp10.000
Sehatigold Rp20.000
Tamasia Rp10.000
Tanamduit Rp10.000
Treasury Rp5.000

Luncurkan fitur auto-debet

Hingga saat ini fitur yang menjadi pilihan pengguna adalah fitur beli emas, sebagian besar pengguna menabung emas secara berkala. Harga beli emas yang ditampilkan IndoGold diperbarui secara real time mengikuti harga pasar. Untuk mempermudah pengguna mengelola investasi emas mereka, IndoGold meluncurkan fitur auto-debet. Melalui fitur ini para pengguna dapat menjadwalkan pembelian emas secara otomatis lewat pemotongan saldo KASPRO.

“Investasi emas secara berkala kami permudah dengan adanya fitur auto debet, sehingga memungkinkan para pengguna dapat menjadwalkan pembelian emas secara otomatis lewat pemotongan saldo KASPRO,” kata Amri.

Para pengguna dapat membeli emas secara berkala dengan fitur auto debet mulai dari Rp10 ribu. Hasil investasi emas yang telah dilakukan dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai secara langsung ke rekening bank yang telah didaftarkan atau ditukarkan menjadi logam emas bersertifikat ANTAM atau UBS kadar 99,99% yang pengirimannya terasuransi kemana pun di seluruh Indonesia.

“Kami harap dengan fitur baru ini dapat menumbuhkan kebiasaan finansial yang sehat sehingga para pengguna dapat meraih tujuan finansial di masa depan. Dalam menghadirkan solusi investasi emas online yang aman dan terpercaya, IndoGold telah terdaftar dan diawasi oleh OJK serta memperoleh sertifikasi ISO 27001:2013 yang merupakan standar global dalam penerapan manajemen keamanan informasi,” ujar Amri.

Tahun ini IndoGold tengah mempersiapkan rencana penggalangan dana untuk ekspansi bisnis mereka. Harapannya IndoGold bisa menjangkau lebih banyak lagi masyarakat untuk berinvestasi emas.

Gambar Header: Depositphotos.com

Application Information Will Show Up Here
Synrgy Accelerator 2019

8 Startup Masuk Program “Synrgy Accelerator” Besutan BCA dan Digitaraya

BCA bekerja sama dengan Digitaraya mengumumkan delapan startup fintech yang berhak mengikuti program Synrgy Accelerator batch pertama. Mereka adalah Crowde, IndoGold, Amalan, AgenKan, Bizhare, Kendi, Bamms, dan Jari.

Dalam pengumuman ini, Wakil Presiden Direktur BCA Armand W. Hartono mengatakan, laju positif startup di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa karena terdiri dari segmen kreatif yang menjawab kebutuhan masyarakat saat ini.

“Oleh karena itu, Synrgy Accelerator hadir untuk mengakomodasi kebutuhan startup untuk dapat berkembang dan menjadi sumbangsih inovasi teknologi bagi kemajuan industri di Indonesia,” terangnya, kemarin (19/6).

Delapan startup tersebut selama tiga bulan ke depan akan mengikuti rangkaian bootcamp mulai dari 24 Juni 2019 sampai demo day yang digelar September 2019. Selama program berlangsung, startup akan mendapat mentor terpilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Saat demo day, ada kemungkinan BCA akan menjajaki peserta sebagai mitra bisnis untuk pengembangan bisnis perseroan ke depannya atau investasi dari para investor yang turut hadir.

Head of Accelerator Digitaraya Octa Ramayana menambahkan, keberagaman delapan startup ini menunjukkan ada peluang yang besar untuk memajukan ekonomi, serta meraih pasar yang baru dan lebih luas melalui teknologi. Dia juga menuturkan secara keseluruhan ada 45 startup fintech yang mendaftarkan diri sejak pendaftaran dibuka.

“Proses ke depan masih panjang, harapannya delapan startup ini dapat terus menciptakan solusi inovatif mutakhir dan mampu berdaya saing di tengah ketatnya persaingan global. [..] Dengan dukungan BCA, Digitaraya, dan Google, kami berharap startup dapat memiliki akses ke dalam jaringan mentor dan partner kami yang kuat,” katanya.

Berikut model bisnis yang diseriusi oleh delapan startup terpilih:

1. Crowde: merupakan platform p2p lending khusus untuk agrikultur, didirikan sejak September 2015. Crowde membantu pendanaan petani saat ingin mengembangkan usahanya lewat pendanaan didapat dari investor secara p2p.

2. IndoGold: adalah situs jual beli emas bersertifikat resmi Antam, juga dapat dimanfaatkan untuk investasi emas. Startup ini menjadi mitra Bukalapak untuk produk BukaEmas.

3. Amalan: startup yang menawarkan jasa mediasi antara debitur dengan pihak bank, agar debitur bisa mendapat diskon atau cicilan yang lebih rendah untuk utang yang sudah tertunggak.

4. AgenKan: aplikasi agen gadai untuk pemilik toko yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari gadai smartphone. Proses gadai sepenuhnya dilakukan lewat aplikasi.

5. Bizhare: adalah platform equity crowdfunding untuk bantu buka usaha baru atau waralaba. Skema pembagian hasil yang ditawarkan adalah bagi hasil secara berkala.

6. Kendi: merupakan singkatan dari “Keuangan Digital” dengan produk yang baru dirilis adalah Kendi POS, mengubah fungsi HP sebagai mesin kasir, melaporkan hasil penjualan sampai pelaporan pajak. Startup ini adalah besutan dari Pandu Sastrowardoyo yang merupakan Sekjen Asosiasi Blockchain Indonesia.

7. Bamms: adalah aplikasi mobile untuk tenant yang ingin memperoleh informasi seperti tagihan, pengumuman, jadwal perawatan, dan sebagainya. Pengelola gedung pun akan semakin efisien dalam memantau seluruhnya karena disediakan dasbor yang intuitif.

8. Jari: merupakan startup yang fokus solusi mobile pekerja lapangan berbasis cloud yang berbentuk aplikasi. Pekerja pun akan dipermudah saat survei lapangan dengan tools yang disediakan dan terpantau langsung oleh internal.

Bareksa segera jual obligasi korporasi bersama FIFGroup, emas bersama IndoGold, reksa dana untuk nikah dari Bridestory dan umroh untuk mitra pengemudi Grab

Bareksa Segera Jual Obligasi Korporasi, Emas, Reksa Dana untuk Nikah dan Umroh

Bareksa bergerak aktif mengembangkan produk dan layanannya dengan segera meluncurkan marketplace untuk obligasi korporasi, emas online, serta reksa dana yang dibalut untuk nikah dan umroh. Perusahaan akan bekerja sama dengan berbagai mitra dan produk secara bergilir hadir sampai akhir tahun ini.

Co-Founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menjelaskan inovasi tersebut merupakan bagian dari ambisi perusahaan yang ingin memberikan akses kepada masyarakat terhadap berbagai produk investasi, tidak hanya berhenti di reksa dana dan obligasi ritel online saja.

“Ke depannya, Bareksa akan tumbuh lebih cepat daripada saat awal berdiri. Sebab, teknologi dan segmen ritel memiliki peranan yang penting dalam investasi online,” sebutnya, kemarin (27/5).

Penjualan obligasi korporasi ini akan dilakukan secara perdana bersama anak usaha Grup Astra, FIFGroup. Tidak menutup kemungkinan perusahaan lain bisa turut masuk untuk menjual obligasinya lewat Bareksa.

Karaniya melihat FIF termasuk ke dalam korporasi kedua teraktif di Indonesia yang menerbitkan obligasi untuk membiayai kredit motor. Secara total nilai obligasi yang telah dirilis FIF mencapai Rp42 triliun, dengan outstanding sekitar Rp9 triliun.

Ratingnya pun cukup menjanjikan, idAAA (triple A) dari Pefindo, merepresentasikan kemampuan obligor (penerbit obligasi) untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang. Rating tersebut dianggap sangat aman sama seperti membeli surat hutang pemerintah.

VP Corporate Finance and Treasury Division FIFGroup Jerry Fandy menambahkan, perseroan tertarik untuk menarik investor ritel lantaran pertumbuhannya yang cukup signifikan tiap tahunnya. Kendati secara nominal tidak sebesar korporasi, namun pertumbuhannya yang stabil menjadi fakta yang menarik.

“Pasarnya besar sekali. Kita juga lihat dari pertumbuhan orang yang beli deposito lewat bank, dapat berapa bunganya, apalagi ada pajak. Sementara di obligasi, yield-nya pasti lebih tinggi,” kata Jerry.

Dari sisi investor korporasi, terjadi kejenuhan yang dikhawatirkan akan mengurangi minat untuk membeli obligasi. Selama ini FIF selalu mengandalkan investor korporasi dan asing. Meski begitu, perseroan masih dalam tahap edukasi untuk meningkatkan partisipasi dari investor ritel.

Obligasi korporasi ini rencananya akan dijual dalam platform Bareksa paling lambat kuartal akhir 2019. Harganya dimulai dari Rp500 ribu, lebih rendah dari pembelian SBN dan sukuk sebesar Rp1 juta.

Untuk tenornya maksimal 1 tahun, meski belum ada keputusan final. Begitupun dari sisi bunga yang ditawarkan. Biasanya FIF menawarkan bunga sekitar 7,55% per tahun untuk investor korporasi.

Jenis investor yang nantinya disasar adalah first market, artinya mereka yang membeli lewat masa penawaran. Tidak ada ketentuan khusus untuk menjadi pembeli, hanya saja perlu menyiapkan NPWP.

Belum ditentukan berapa besar porsi yang disiapkan untuk investor ritel dalam pelaksanaan obligasi yang bakal digelar FIF. Namun, saat ini perseroan memiliki jatah untuk penerbitan obligasi dalam rangkaian Penawaran Umum Berkelanjutan IV (PUB IV) dengan total plafon Rp15 triliun yang berlaku selama dua tahun.

Perseroan masih dalam masuk masa book building untuk penerbitan obligasi sebesar Rp1,5 triliun. Nah, sekitar kuartal III 2019 akan kembali menerbitkan obligasi dengan nilai yang masih dirahasiakan.

“Belum bisa ngomong karena tergantung market di masa book building ini. Semoga semester dua kondisi bisa lebih jelas dan stabil pasca pemilu dan ada kejelasan dari perang dagang.”

Pengembangan produk lainnya

Di saat yang bersamaan, Karaniya juga mengungkapkan perusahaan melakukan perluasan kerja sama dengan berbagai mitra untuk menarik lebih banyak nasabah baru hingga satu juta orang sampai akhir tahun ini. Serta, penyempurnaan sistem pembayaran dengan Ovo agar nasabah lebih mudah bertransaksi.

Bareksa bekerja sama dengan Bridestory untuk memudahkan impian pengguna Bridestory yang ingin menikah tanpa kredit. Underlying produk yang dipakai adalah reksa dana pasar uang dengan kestabilan keuntungan yang terukur.

Begitupun untuk produk umroh, Bareksa secara khusus bekerja sama dengan Grab untuk para mitra pengemudi. Bareksa telah gaet penyedia jasa umroh terpercaya demi mencegah penipuan yang marak terjadi.

“Dua produk ini disebut Dream Investing, mewujudkan impian dengan berinvestasi reksa dana. Produk umroh ini rencananya akan dirilis Juni 2019, sudah lapor ke OJK terkait mekanismenya. Sementara dengan Bridestory, rencananya kuartal IV 2019.”

Penjualan emas online dalam Bareksa rencananya akan hadir bersamaan dengan Bridestory. Perusahaan bekerja sama dengan IndoGold sebagai agen penjual emas bersertifikasi resmi dari Antam. IndoGold juga menjadi mitra untuk BukaEmas di Bukalapak.

Produk reksa dana di Bareksa juga akan segera tersedia di aplikasi Ovo pada kuartal III 2019. Karaniya berharap pengguna Ovo bisa memutar uang elektroniknya yang idle ke dalam produk reksa dana, sehingga bisa memberikan nilai tambah.

Dalam waktu dekat Ovo juga akan segera hadir sebagai opsi pembelian reksa dana di Bareksa. Selama ini, setiap membeli reksa dana nasabah harus transfer manual ke rekening bank kustodian dan melaporkan bukti transfer ke Bareksa.

“Secara teknis kami sudah siapkan [untuk kerja sama dengan Ovo].”

Selama lima tahun berdiri, perusahaan kini telah memiliki 510 ribu orang nasabah. Diklaim merepresentasikan 40% dari total investor reksa dana se-Indonesia. Dari angka tersebut, sekitar 17 ribu orang membeli obligasi pemerintah (sukuk dan SBR).

Jumlah dana masyarakat yang telah diinvestasikan mencapai lebih dari Rp2,9 triliun dengan total dana Asset Under Management (AUM) melampaui Rp1,1 triliun. Ada 212 produk reksa dana yang dijual lewat Bareksa bekerja sama dengan 43 manajer investasi (MI).

Dari segi kemitraan, perusahaan telah bekerja sama dengan Tokopedia, Bukalapak, Doku, Kementerian Keuangan, dan CekAja untuk distribusi produk investasi.

Application Information Will Show Up Here
International Jewelry Fair 2018

IndoGold is Going Aggressive for Fintech Partnership This Year

A gold trading platform, IndoGold, will tighten its partnership with other fintech this year, payment gateway in particular. Some of which are digital wallet platform Doku and Go-Pay.

On company’s observation, the partnership with other fintech may smoothen the transaction. Moreover, partnerships are getting wide open, given the fintech company are spreading in Indonesia.

“This is an era of partnership. Unlike the old days, we haven’t decided whom to partner. There aren’t any fintech to partners with,” Amri Ngadiman, CEO of IndoGold, said on IndoGold Talkshow in Jakarta Convention Center (JCC), Thu (4/20).

He said that there are ongoing partnerships with some fintech companies. Doku, for example, the partnership with this e-wallet platform has been going for four months, but haven’t realized.

Currently, IndoGold is doing API integration with Doku’s. Later, Doku’s users won’t have to register in IndoGold for a cashless gold transaction in the platform.

“We’re in development to connect Doku’s API with ours, it’ll soon to be launched. There’s also few fintech on progress, not only Doku. Considering this is a digital era, it takes time to integrate two systems,” he explained.

Mobile app re-launch

In addition, IndoGold is developing the new app to be re-launched in late 2018. Currently, in iOS and Android, IndoGold app is still in beta version.

IndoGold’s CEO said on the current development, it’s expected to facilitate users to invest. Given the example that users have to click many buttons to make a transaction.

“Then, in the latest update, we’ll introduce many additional features. It’s still on the list. No need to worry, the current app can be used for transactions.”

PT Sinar Rezeki Handal, IndoGold’s parent company, provides an online platform for gold trading since 2011. The transaction can be done through the website or mobile app. IndoGold also a part of Indonesia’s Fintech Association and Indonesia’s E-Commerce Association.

The mobile app has been downloaded 118,000 times since the first launching in 2013. Meanwhile, the site already has 63,000 members since 2011.

Up until now, Ngadiman considers gold as the best instrument of investment. Mobile platform for gold trading is expected to attract other segments of the market, particularly today’s generation.

“In the old days, we have to buy gold in retail and get the physical form. Nowadays, it’s getting easier and credible. In this way, we expect today’s generation to invest in gold, like the oldies.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
International Jewelry Fair 2018 di JCC, Jakarta / DailySocial

IndoGold Agresif Berkolaborasi dengan Layanan Fintech Lain Tahun Ini

Platform jual-beli emas IndoGold akan memperkuat kolaborasinya dengan sejumlah layanan fintech lain, khususnya platform pembayaran, pada tahun ini. Beberapa di antaranya adalah platform dompet digital Go-Pay dan Doku.

Menurut perusahaan, kolaborasi dengan layanan fintech lainnya akan semakin mempermudah transaksi jual-beli emas. Lebih lagi, potensi kolaborasi semakin mudah saat ini mengingat penyedia layanan fintech mulai menjamur di Indonesia.

“Zaman sekarang adalah zaman kolaborasi. Berbeda dengan zaman dulu, kami belum tahu akan kolaborasi dengan siapa. Di 2013 dan 2014 kan belum ada fintech yang bisa kolaborasi dengan kami,” tutur CEO IndoGold Amri Ngadiman yang ditemui saat Talkshow IndoGold di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/4).

Amri mengungkapkan saat ini kerja sama dengan sejumlah layanan fintech masih dalam proses. Misalnya saja Doku, kerja sama untuk e-wallet ini sudah diresmikan sejak empat bulan lalu, tetapi belum bisa direalisasikan.

Saat ini, IndoGold masih melakukan integrasi API miliknya dengan API milik Doku. Nantinya, pengguna Doku tak harus menjadi pengguna IndoGold untuk bisa bertransaksi emas secara cashless di platform tersebut.

“Kami sedang develop karena harus menghubungkan API Doku dengan API kami, sebentar lagi jalan. Sebetulnya ada beberapa fintech yang on progress, tidak cuma dengan doku saja. Tapi karena ini dunia online, yang paling memakan waktu adalah mengintegrasikan dua sistem mereka dan kami,” jelasnya.

Peluncuran ulang aplikasi mobile

Selain upaya kolaborasi tadi, IndoGold tengah mengembangkan aplikasi baru yang akan diluncurkan ulang pada akhir tahun ini. Saat ini, aplikasi IndoGold yang berjalan di iOS dan Android masih dalam versi beta.

Menurut Amri, aplikasi yang tengah digarap saat ini diharapkan akan memudahkan penggunanya berinvestasi. Contohnya di aplikasi sekarang pengguna harus mengklik banyak tombol untuk bertransaksi.

“Nah, dengan aplikasi mobile terbaru ini, kami akan menghadirkan banyak fitur-fitur tambahan. [Fitur-fitur] ini masih dalam perencanaan. Tapi jangan khawatir, aplikasi yang sekarang masih bisa digunakan untuk bertransaksi,” tambahnya.

PT Sinar Rezeki Handal, startup yang menaungi IndoGold, menyediakan platform jual-beli emas secara online sejak tahun 2011. Transaksinya dapat dilakukan via desktop maupun aplikasi mobile. IndoGold juga tergabung dalam Asosiasi FinTech Indonesia dan Asosiasi E-Commerce Indonesia.

Aplikasi mobile IndoGold telah diunduh sebanyak 118.000 kali sejak pertama kali diluncurkan pada 2013. Sementara, situs IndoGold sendiri telah memiliki 63.000 anggota sejak dirilis pada 2011.

Amri menilai bahwa hingga saat ini emas masih menjadi instrumen investasi terbaik. Model jual-beli emas secara mobile diharapkan dapat lebih menarik lebih banyak segmen pasar, terutama generasi anak masa kini.

“Kalau dulu membeli emas harus ke toko, belum lagi pegang barangnya [secara fisik]. Sekarang sudah lebih mudah dan trusted. Kami harap dengan cara ini, anak-anak zaman now mau seperti orangtua zaman dulu, yakni mau investasi emas.”

Application Information Will Show Up Here

Penjelasan Bukalapak tentang Mitra BukaEmas

Bukalapak memastikan bahwa produk BukaEmas yang baru saja diluncurkan memang belum bekerja sama dengan Antam yang membuat (dan memberi sertifikat keaslian) emas batangan. Meskipun demikian, pihak Bukalapak tidak berkomentar lebih jauh apakah ke depannya ada kemungkinan bermitra dengan Antam untuk produk investasi ini.

Sebelumnya, seperti dikutip dari Kompas, Presiden Direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan pihaknya “menemukan” penjualan emas Antam di Bukalapak. Ia mengatakan emas yang dijual di situ memang memiliki cap Antam dan memiliki sertifikat Antam. Meskipun demikian, Arie menyebutkan kerja sama di BukaEmas tidak dilakukan dengan Antam.

“Tapi kerja samanya bukan dengan Antam. Kami sudah komplain ke pihak-pihak terkait, terkait hal ini,” ungkap Arie.

Arie sendiri menyebutkan Antam sedang menjajaki potensi menjual emas secara online.

Bukalapak menggandeng IndoGold

Kepada DailySocial, CEO Bukalapak Achmad Zaky menjelaskan BukaEmas dibuka atas kemitraan dengan PT Sinar Rezeki Handal, pengelola IndoGold. Zaky mengakui adanya kesalahpahaman seolah-olah BukaEmas menggandeng Antam secara langsung.

Sistem yang diterapkan di BukaEmas memang serupa dengan apa yang sudah diaplikasikan IndoGold. Konsumen bisa “menabung” dan mencicil emas dengan harga murah, mulai dari 3000-an Rupiah, tidak perlu harus membeli utuh dengan kelipatan 1 gram. Setelah mencapai 0,5 gram, konsumen bisa mengajukan pengiriman produk secara fisik.

Layanan BukaEmas adalah layanan investasi kedua yang dikembangkan Bukalapak setelah BukaReksa. Tiga bulan sejak diluncurkan, BukaReksa yang mempermudah kepemilikan Reksadana Pasar Uang, sudah berhasil memiliki 30 ribu nasabah. Keduanya menggunakan BukaDompet sebagai basis dompet elektronik dan sementara ini hanya bisa diakses melalui desktop

Application Information Will Show Up Here