Tag Archives: indonesia investment authority

Indonesia Investment Authority Siapkan Dana Investasi untuk Sektor Berdampak

Bertujuan  menjajaki peluang investasi guna mendorong transisi energi
hijau dan mendukung pembangunan sosial yang inklusif di tanah air, Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani Kesepakatan Kerangka Kerja Investasi dengan Investment Fund for Developing Countries (IFU) dari Kerajaan Denmark.

Kesepakatan ini mencakup prospek investasi bersama dalam energi terbarukan, air, pengelolaan limbah, dan ekonomi sirkular lainnya. Total target investasi kedua pihak direncanakan bernilai hingga $500 juta.

Selanjutnya IFU dan INA berambisi untuk menawarkan modal bagi proyek-proyek “hijau” dan berkelanjutan, dengan kontribusi masing-masing sekitar $100 juta. Dengan kekuatan yang dimiliki, kedua pihak akan bersama-sama mencari co-investor potensial lainnya untuk turut berkontribusi dalam memenuhi selisih total target investasi tersebut di atas.

“Kesepakatan hari ini menandai langkah positif dalam mendukung komitmen Indonesia dalam memenuhi target netral karbon 2060. Kami optimis kesepakatan ini tidak hanya akan memberikan keuntungan yang optimal dengan risiko yang sesuai bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan yang inklusif bagi Indonesia dalam jangka panjang,” kata Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah.

Fokus kepada lingkungan sosial dan ESG

Ini juga menandai kesepakatan investasi pertama antara INA dan entitas Skandinavia yang terkenal memiliki standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) tinggi. IFU dengan rekam jejaknya yang telah terbukti dalam rantai nilai energi terbarukan, dapat menjadi mitra yang kuat bagi Indonesia dalam hal transisi energi hijau.

Lebih lanjut lagi, kesepakatan ini sejalan dengan komitmen INA untuk menarik dan bermitra dengan investor global guna mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini  menunjukan kepercayaan dan optimisme kepada INA dan Indonesia, tidak hanya dalam mempromosikan investasi hijau, tetapi juga dalam hal mengimplementasikan aspek operasionalisasi dan tata kelola dengan standar kelas dunia.

“Kemitraan dengan INA menyediakan platform yang ideal untuk membantu perusahaan swasta terlibat dalam menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih “hijau” dan memungkinkan investor swasta untuk meningkatkan investasinya dengan keuntungan ganda –bisnis yang tetap menguntungkan sambil mengurangi emisi gas rumah kaca. Kami berharap kerja sama dengan INA dan Indonesia akan membawa banyak manfaat,” kata CEO IFU Torben Huss.

Tercatat hingga saat ini IFU telah berinvestasi bersama pada lebih dari 1.300 perusahaan di lebih dari 100 negara berkembang dan pasar negara berkembang. Investasi yang telah ditandatangani bernilai total EUR 31 miliar, dengan IFU telah menyumbang EUR 3,4 miliar. Modal yang dikelola adalah EUR 1,7 miliar.

Traveloka mengumumkan penerimaan fasilitas pendanaan berbentuk pinjaman sebesar $300 juta dari Indonesia Investment Authority (INA), BlackRock, Allianz Global Investors

Traveloka Terima Fasilitas Pinjaman 4,5 Triliun Rupiah, Salah Satunya dari Indonesia Investment Authority

Traveloka mengumumkan penerimaan fasilitas pendanaan berbentuk pinjaman sebesar $300 juta (lebih dari 4,5 triliun Rupiah) dari berbagai investor, di antaranya Indonesia Investment Authority (INA), BlackRock (melalui dana kredit privat yang dikelola), Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.

Traveloka akan memanfaatkan dana pinjaman tersebut untuk mendukung bisnis perjalanan pasca-pandemi yang diprediksi akan bounce back. Putaran pendanaan ini diklaim telah menarik minat yang signifikan dari sejumlah penyedia modal jangka panjang berkualitas tinggi, sehingga terjadi kelebihan permintaan.

Masing-masing perwakilan investor turut memberikan pernyataan resminya yang disebarkan pada hari ini (29/9). Salah satunya CEO INA Ridha Wirakusumah, ia menyampaikan dalam rangka mendukung sektor perjalanan dengan kemudahan dan akses yang tak tertandingi, agen perjalanan online (OTA) telah mengubah lanskap industri selama pandemi. Misalnya, peran OTA dalam pemesanan bruto pariwisata Indonesia saat ini meningkat dari 24% menjadi 33% pada tahun 2021, dengan harapan mencapai 36% pada tahun 2024.

“Kami percaya bahwa Traveloka adalah champion nasional dan regional Indonesia, serta merupakan katalis utama menuju digitalisasi perjalanan dan akomodasi di Indonesia dan kawasan. Investasi bersama ini dapat memungkinkan Traveloka untuk memperdalam kepemimpinannya dan menciptakan nilai bagi seluruh ekosistem perjalanan,” ucap Ridha.

Co-founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi turut menambahkan, pihaknya sangat senang dengan bergabungnya pada pemodal dalam kelompok investor yang memiliki komitmen yang sama dan yakin pada visi Traveloka untuk memenuhi aspirasi perjalanan dan gaya hidup pengguna.

“Bisnis kami terus mengalami peningkatan dan industri pariwisata kembali bangkit dari pandemi. Pendanaan ini memberi kesempatan bagi kami untuk memperkuat neraca kami dan memungkinkan kami untuk terus fokus pada bisnis utama, sekaligus membangun bisnis masa depan,” kata Ferry.

Pada Juli kemarin, Traveloka juga dikabarkan menerima komitmen investasi dari PTT Oil and Retail Business (OR) melalui anak perusahaannya, PTTOR International Holdings Singapore. Investasi tersebut merupakan langkah besar bagi OR untuk berekspansi ke sektor perjalanan dan berusaha menjadi solusi satu atap untuk semua gaya hidup.

Tentang INA

Adapun INA merupakan lembaga pengelola investasi (sovereign wealth fund) yang didirikan pemerintah pada 2021. Lembaga ini diberi mandat untuk meningkatkan investasi guna mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. INA telah mendapat modal dari pemerintah sebesar Rp75 triliun, terdiri dari tiga kali suntikan.

Sektor yang diincar INA paling utama adalah infrastruktur, supply chain dan logistik, infrastruktur digital, investasi hijau, healthtech, fintech, consumer, dan tourism.

Sepanjang tahun lalu, INA berhasil menyelesaikan 11 kesepakatan investasi, 4 Head of Agreement (HoA), dan menerbitkan 16 Letter of Intent (LOI)/Non-Binding Offer(NBO). Secara keseluruhan INA berhasil menjaring komitmen investasi dari berbagai investor global senilai lebih dari Rp300 triliun untuk sektor transportasi, logistik, kemaritiman, hingga infrastruktur digital.

Berdasarkan laporan keuangannya, INA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp231,2 miliar, peningkatan total aset dan ekuitas menjadi masing-masing Rp79,2 triliun dan Rp79,1 triliun.

Di bidang infrastruktur digital, INA menjadi anchor investor saat IPO Mitratel, anak usaha Telkom, pada November 2021. Masuknya Traveloka turut meramaikan portofolio INA di bidang tourism.

INA sendiri dipimpin oleh veteran di industri finansial, baik lokal maupun multinasional. Ridha sebelumnya adalah bankir, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Permata, Head of Indonesia KKR & Co., dan Direktur Utama Bank Maybank Indonesia.

Application Information Will Show Up Here