Tag Archives: indra yonathan

Tokopedia Introduces “Tokopoints” for Consumer Loyalty Program

Tokopedia officially launched a loyalty program called “Tokopoints” as an attempt to increase repeat sales from the active users. Tokopedia finally used this strategy after some big players are already used the same strategy, such as Tiket.com, Traveloka, Go-Jek, Grab and others.

“We appreciate public support for Tokopedia in the last eight years. Toppers loyalty is Tokopedia’s motivation to innovate more in providing the best online shopping experience for Indonesia’s population,” Tokopedia’s Co-Head Marketplace Aldo Tjahjadi said in an official statement.

Tokopedia users can collect points and loyalty from every transaction they made via website or mobile app. Points can be obtained by making transaction. Later, it can be redeemed into coupons on the catalogue.

Screenshot 2018-01-30 at 13.25.06

Loyalty can be obtained to determine and upgrade the Membership Status. Each membership has different advantages, starts from Classic, Silver, Gold and Platinum with levels of loyalty to be collected up to 100 thousand points.

As for the benefits gained for each level of membership, can get free shipping, discount and cashback. However, there are some transactions do not earn Points or Loyalty, such as the purchase of KAI tickets, Entertainment, Uber, Gift Card and Event.

Based on the latest data in mid-2017, Tokopedia has obtained 2 million merchants, 35 million unique visit per month and 150 million visits in total (website and mobile app).

Digital marketing trend in 2018

Tokopedia is trying to emphasize on the increase of user loyalty through  Tokopoints. The strategy began to used by other big players engaged in technology to focus on maintaining active users to keep repeat order.

Shopback Indonesia’s Co-Founder and Country Head Indra Yonathan said on his presentation in Jakarta E-Commerce Night 2018, at least three marketing trends will happen in the following year.

First, the more attention will be given to the performance of marketing concept 2.0. Currently, e-commerce have many Key Performance Index (KPIs) as measurement of a successful marketing strategy, some of which are looking at the Cost Per Click (CPC), Cost Per Visitor (CPV) and so on.

Second, creating micro moments to be part of consumer’s journey while visiting e-commerce site. A marketing strategy to apply in creating micro moments is positioning yourself as an advisor to the consumer. To provide product recommendation based on interest, give informative inputs and no longer sell just any products to all consumers.

Lastly, loyalty points era. For Yonathan, larger companies began to care on how to keep the existing consumer and disbursed half of its marketing funds by introducing a loyalty program.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tokopedia Hadirkan Program Loyalitas Konsumen “Tokopoints”

Tokopedia meluncurkan program loyalitas “Tokopoints” seiring upaya meningkatkan repeat sales dari para pengguna aktifnya. Strategi ini akhirnya dilirik Tokopedia, setelah sebelumnya pemain besar di bidang aplikasi digital telah lebih dahulu meluncurkan program ini, sebut saja Tiket.com, Traveloka, Go-Jek, Grab, dan lainnya.

“Kami mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap Tokopedia selama lebih dari delapan tahun ini. Kesetiaan Toppers adalah motivasi Tokopedia untuk terus berinovasi dalam memberikan pengalaman berbelanja daring terbaik untuk masyarakat Indonesia,” ujar Co-Head Marketplace Tokopedia Aldo Tjahjadi dalam keterangan resmi.

Pengguna Tokopedia dapat mengumpulkan loyalty dan points dari setiap transaksi yang mereka lakukan baik melalui situs atau aplikasi. Points bisa didapatkan pengguna setiap kali melakukan transaksi. Kemudian, bisa ditukar menjadi kupon yang tersedia dalam Katalog Kupon.

Screenshot 2018-01-30 at 13.25.06

Sementara Loyalty, bisa didapatkan pengguna untuk menentukan dan menaikkan Status Membership-nya. Setiap membership memiliki keuntungan yang berbeda untuk setiap statusnya. Status Membership dimulai dari Classic, Silver, Gold, dan Platinum dengan tingkatan loyalty yang harus dikumpulkan sampai 100 ribu poin.

Adapun keuntungan yang didapat untuk setiap tingkatan membership bisa mendapatkan ongkos pengiriman gratis, diskon, dan cashback. Meski demikian, ada transaksi di Tokopedia yang tidak mendapat Points dan Loyalty, seperti pembelian tiket KAI, Hiburan, Uber, Gift Card, dan Event.

Berdasarkan data terakhir di pertengahan 2017, Tokopedia telah memiliki 2 juta merchant yang telah bergabung, 35 juta pengunjung (unique visit) per bulan yang secara total (situs dan aplikasi) yang memberikan 150 juta kunjungan (visit) per bulan.

Tren digital marketing 2018

Langkah Tokopedia lewat Tokopoints ini, seolah menegaskan mulai diliriknya peningkatan loyalitas pengguna lewat program loyalitas. Strategi ini mulai dipakai oleh pemain besar yang bergerak di bidang teknologi untuk mulai fokus mempertahankan konsumen lama agar tetap melakukan repeat order.

Dari presentasi yang dikemukakan Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan dalam Jakarta E-Commerce Night 2018 baru-baru ini, setidaknya dalam setahun mendatang ada tiga tren pemasaran yang bakal terjadi.

Pertama, akan semakin diperhatikannya performa dari konsep marketing 2.0. Selama ini layanan e-commerce banyak memiliki key performance index (KPI) sebagai tolak ukur kesuksesan strategi marketing, beberapa diantaranya melihat dari Cost Per Click (CPC), Cost Per Visitor (CPV), dan lain sebagainya.

Kedua, menciptakan micro moments sebagai bagian dari consumer journey saat mengunjungi situs e-commerce. Strategi marketing yang bisa diterapkan untuk menciptakan micro moments adalah memposisikan diri sebagai advisor terhadap calon konsumen. Bisa memberikan rekomendasi produk berdasarkan minat, memberi input yang informatif, tidak lagi sembarang jualan produk ke semua konsumen.

Terakhir, loyalty points era. Saat ini menurut Yonathan, perusahaan besar mulai peduli cara mempertahankan konsumen yang ada dan mulai mengucurkan sebagian dana marketingnya dengan menghadirkan program loyalitas.

“Kalau terus akuisisi pengguna baru, itu ada biaya yang besar. Namun bila menjaga loyalitas konsumen, biaya marketing-nya justru akan lebih efisien,” pungkas Yonathan.

Shopback Expands Business to Australia and Build Two New R&Ds

Shopback, a Singapore-based cashback aggregator startup, announces expansion to Australia as the 7th operational area after receiving fresh funding of Rp338 billion led by Credit Saiso. The new office is planned to be functioned in the second quarter of 2018.

“We prefer Australia because it’s mature enough and its good appreciation of e-commerce. The number of transaction there has reached three times higher than Indonesia with only 25 million population,” explained Indra Yonathan, Shopback Indonesia’s Co-Founder and Country Head on Wednesday (1/24)

Besides Australia, Shopback also added two new R&Ds in Vietnam and Taiwan. The new offices will support Shopback’s central R&D in Singapore in developing groups of technology and product in the future.

For Yonathan, the team selected Vietnam and Taiwan to be R&D offices because demographically, the engineering talents are superb. It is what Indonesia has not achieved. Later, the experts are expected to share the knowledge for local talents.

“The funding will not be used for massive marketing. We want to evolve by creating new products. By these means, a large engineering team is neecessary. Should be increased by two or three times.”

Grouply, Shopback has operating in six countries namely Singapore, Malaysia, Philippines, Indonesia, Taiwan and Thailand. Indonesia has become the biggest contributor with 30%-40% in group.

In total, Shopback has partnered up with 1,300 e-commerce players. It has reached 3.2 million users, with total purchasing of SG$22 million per month. The site has been visited for more than 5 million times in a month and its app has been downloaded more than 1.5 million times.

Shopback Indonesia’s business target

Yonathan continued, by the end of this year, they targeted the whole business growth to increase by three times. Therefore, the company will conduct more marketing activities aggresively by giving some incentive to those who successfully refer to new users.

This refferal strategy is proven to be more effective. Considering the company’s research results, Shopback has currently using word-of-mouth marketing strategy. Besides, it’s going to expand partnership with brands and targeting SMEs on e-commerce platform.

“We want to reach around 1000 online SMEs to be our partners.”

The new features of Shopback Indonesia includes price comparison of online tansportation, discount coupon aggregation and top-up balance price.

Within two years operation, the business growth is claimed to reach 300% up and given approximately Rp60 billion cashback to its users. In total, Shopback has 1.8 million users and 180 e-commerce.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shopback Umumkan Ekspansi ke Australia dan Bangun Dua Lokasi R&D

Shopback, startup agregator cashback asal Singapura, mengumumkan akan segera ekspansi ke Australia sebagai negara ketujuh wilayah operasinya, pasca mendapatkan kucuran dana segar senilai Rp338 miliar dipimpin oleh Credit Saiso. Kantor barunya tersebut direncanakan beroperasi pada kuartal kedua tahun 2018.

“Kami pilih Australia karena sudah cukup mature dan pemahamannya terhadap e-commerce sudah sangat baik. Di sana, jumlah transaksinya sudah tiga kali lipat dari Indonesia meski jumlah penduduknya hanya 25 juta orang,” terang Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan, Rabu (24/1).

Selain ekspansi ke Australia, Shopback juga menambah dua lokasi R&D terbaru di Vietnam dan Taiwan. Kantor tersebut akan mendukung pusat R&D Shopback di Singapura dalam pengembangan teknologi dan produk secara grup ke depannya.

Menurut Yonathan, pihaknya memilih kedua negara tersebut sebagai kantor R&D lantaran secara demografis memiliki talenta di bidang engineering-nya yang sudah mumpuni. Kondisi tersebut dinilai belum terjadi di Indonesia. Nantinya tenaga senior tersebut diharapkan bisa mentransfer ilmu ke para talenta lokal.

“Dari hasil funding yang kami dapat, tidak akan kami pakai untuk marketing gila-gilaan. Kami ingin kembangkan pasar dengan menghadirkan banyak produk baru. Untuk itu butuh tim engineering yang banyak. Kalau bisa, tim-nya bisa tambah dua sampai tiga kali lipat.”

Secara grup, Shopback telah beroperasi di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Thailand. Indonesia menjadi kontributor terbesar dengan sumbangsih sekitar 30%-40% secara grup.

Secara total, Shopback telah bermitra dengan 1.300 perusahaan e-commerce. Penggunanya mencapai lebih dari 3,2 juta orang, sementara total penjualannya sebesar SG$22 juta per bulannya. Situs Shopback sendiri telah dikunjungi lebih dari lima juta kali dalam sebulannya dan aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1,5 juta kali.

Target bisnis Shopback Indonesia

Yonathan melanjutkan sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis Shopback Indonesia secara keseluruhan dapat tumbuh hingga tiga kali lipat. Untuk itu, perusahaan akan melakukan sejumlah kegiatan marketing yang lebih agresif dengan memberikan sejumlah insentif kepada para pengguna yang berhasil memberikan referensi ke pengguna baru.

Strategi referral seperti ini dinilai lebih efektif. Pasalnya, menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan, selama ini strategi pemasaran Shopback lebih ke arah word-of-mouth. Tak hanya itu, Shopback juga akan memperbanyak kerja sama dengan brand dan mulai menyasar UMKM yang telah berjualan di platform e-commerce sebagai mitra.

“Kami ingin menggaet sekitar 1000 UKM yang berjualan online untuk masuk sebagai mitra kami.”

Fitur terbaru yang dihadirkan Shopback Indonesia diantaranya pembandingan harga, mulai dari transportasi online, agregasi kupon diskon, dan harga pulsa.

Dua tahun Shopback Indonesia beroperasi, pertumbuhan bisnisnya diklaim mencapai 300% dan telah memberikan cashback sekitar Rp60 miliar kepada penggunanya. Adapun total pengguna Shopback mencapai 1,8 juta orang dan 180 mitra e-commerce.

Layanan Penyedia Diskon dan “Cashback” ShopBack Raih Pendanaan Rp338 Miliar yang Dipimpin Credit Saison

ShopBack, startup penyedia jasa diskon dan cashback dari Singapura, meraih pendanaan segar sebesar US$25 juta (sekitar Rp338 miliar) yang dipimpin oleh Credit Saison, perusahaan kartu kredit dan ritel keuangan dari Jepang.

10 investor institusional lainnya yang turut berpartisipasi, termasuk investor baru Blue Sky dan Intouch Holdings, serta investor yang sudah ada, di antaranya SoftBank Ventures Korea, Singtel Innov8, Qualgro, East Ventures, dan AppWorks.

Perolehan dana segar di putaran terbaru ini akan digunakan untuk menggerakkan tiga area pengembangan utama, yaitu memperoleh sumber daya manusia tingkat dunia, meluncurkan fitur produk terbaru, dan membangun kepemimpinan pasar.

Secara total, ShopBack telah mendapat penggalangan senilai hampir mendekati US$40 juta (sekitar Rp540 miliar).

“Model bisnis ShopBack dibangun di atas meledaknya pertumbuhan e-commerce di Asia Pasifik, untuk mendorong nilai nyata bagi para penggunanya dan juga penjualan yang hemat biaya bagi para mitra pedagangnya. Model ini memungkinkan ShopBack memanfaatkan wawasan pengguna dalam kategori belanja untuk mengembangkan solusi belanja cermat, seperti rekomendasi dari kategori belanja lainnya,” ujar Partner Softbank Ventures Korea Sean Lee dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

ShopBack beroperasi di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Thailand.

ShopBack mengklaim sejauh ini telah ada 1.000 transaksi setiap jamnya dan lebih dari 740 ribu transaksi per bulan. Angka penjualan lebih dari 300 juta dolar dengan lebih dari 1.300 mitra yang bergerak di penjualan online, perjalanan, dan gaya hidup.

Perusahaan telah menghimpun lebih dari 3,5 juta pelanggan tersebar di enam negara di Asia Pasifik sejak pertama kali didirikan pada 2014. Sekitar 1,5 juta d iantaranya berasal dari Indonesia.

Dari segi web traffic, secara regional mencapai 5 juta kunjungan (desktop dan mobile) per bulannya hingga Oktober 2017. Sekitar 2 juta kunjungan berasal dari Indonesia. Besarnya kontribusi dari Indonesia menjadikan negara ini pasar utama ShopBack. Total cashback yang diberikan perusahaan untuk pengguna Indonesia mencapai Rp35 miliar.

Country General Manager ShopBack Indonesia Indra Yonathan menambahkan agar tetap relevan dengan kebutuhan pengguna, perusahaan baru-baru ini menambahkan beberapa fitur layanan perbandingan harga, mulai dari perbandingan harga transportasi online, agregasi kupon diskon, dan harga pulsa termurah. Fitur tersebut diharapkan dapat mempermudah pengguna dalam membuat keputusan untuk membeli sesuatu.

Pihaknya percaya bahwa pelokalan yang cepat dan efektif sangat penting bagi pihak yang beroperasi di wilayah yang sudah terbagi seperti Asia Pasifik. Meskipun penawaran layanan intinya tetap sama di berbagai negara, perusahaan tetap mengadopsi strategi produk dan pemasaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di pasar dengan lebih baik.

“Kami berusaha keras untuk dapat menjadi satu-satunya portal atau alat bagi masyarakat Indonesia untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka dengan lebih cermat,” terang Indra.

Shopback Luncurkan Aplikasi Mobile Khusus di Indonesia

Kehadiran Shopback yang mengklaim sebagai salah satu pelopor mekanisme belanja online baru di Asia Tenggara semakin menunjukkan eksistensi dan inovasi terkini. Diluncurkan pertama kali di Singapura tahun 2014 dan memasuki Indonesia di pertengahan 2015 silam, Shopback saat ini telah tersebar di 6 negara di Asia dan memiliki lebih dari 600 toko online.

Hari ini Secara resmi Shopback meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS. Indonesia menjadi negara pertama yang mendapatkan keistimewaan untuk menikmati aplikasi mobile Shopback.

“Indonesia sengaja dipilih menjadi negara pertama untuk peluncuran aplikasi, karena selama ini terbukti Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak di Asia Tenggara, aplikasi ini sengaja kami hadirkan dan sudah bisa diunduh besok di seluruh Indonesia,” kata Country Manager dan Co-founder Shopback Indonesia Indra Yonathan saat jumpa pers hari ini di Jakarta.

Didukung oleh Accel-X dan East Ventures sebagai investor, Shopback di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signfikan baik dari jumlah pengguna, merchant hingga pendapatan. Shopback menghubungkan merchant dan konsumen dengan sistem reward yang saling menguntungkan, yaitu dengan berbagi potongan komisi yang dikumpulkan dari partner merchant dengan konsumen.

“Hingga hari ini kami telah berhasil memberikan cahsback kepada pengguna hingga 7 milyar, dan jumlah ini tentunya masih akan terus bertambah,” kata Yonathan.

Desktop masih menjadi pilihan favorit

Meskipun saat ini aplikasi sudah diluncurkan khusus untuk Indonesia, Shopback masih mendapatkan jumlah pengunjung yang cukup banyak melalui desktop. Hingga pertengahan bulan Mei 2016, situs Shopback telah dikunjungi oleh 1,6 juta pengguna aktif.

“Kami memiliki fitur menarik seperti Cashback Buddy berupa tombol yang bisa diunduh di Google Chrome, dengan fitur ini ketika mengakses Cashback melalui desktop dan login dengan akun Cashback akan muncul notifikasi Cashback aktif di desktop, sehingga memudahkan pengguna untuk melihat produk yang memiliki cashback,” kata Yonathan.

Saat ini Cashback telah bermitra dengan e-commerce dan marketplace terkemuka di Indonesia seperti Bukalapak, Tokopedia, Berrybenka, Zalora, Lazada, MatahariMall. Namun demikian, untuk menambah lebih banyak merchant dari kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM), Shopback senantiasa memberikan peluang untuk menjangkau lebih banyak kalangan UKM untuk bergabung dengan komunitas Shopback.

“Secara keseluruhan Shopback telah bermitra dengan 80 [layanan] e-commerce di Indonesia, namun kami juga ingin menambah lebih banyak pilihan kepada pengguna dengan menghadirkan merchant dari kalangan UKM,” kata Yonathan.

Dengan mengusung konsep all-inclusive, Shopback berbeda dengan situs jual beli online atau potongan harga kartu kredit lainnya yang pada umumnya memiliki keterbatasan waktu dan jenis pembelian. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh Shopback adalah cashback yang dikumpulkan bisa ditarik ke rekening pengguna.

“Kami memastikan proses klaim akan sangat ‘seamless‘ yaitu dengan mengirimkan notifikasi di email pengguna tentang history cashback yang didapatkan, nantinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku semua uang tersebut langsung bisa di miliki,” kata Yonathan.

Nilai cashback yang diberikan tentunya bervariasi, untuk setiap kategori yang terdapat di situs Shopback, pengguna bisa mendapatkan nilai cashback hingga 30 persen.

“Shopback Indonesia akan terus fokus untuk meningkatkan kelengkapan produk, memperluas jangkauan, menggandeng lebih banyak [layanan] e-commerce besar guna menyediakan kebutuhan masyarakat Indonesia,” tuntas Yonathan.

76 Persen Pengguna Internet Mengetahui Gerakan Hari Belanja Online Nasional 2015

Perayaan Hari Belanja Online Nasional 2015 yang lebih dikenal dengan Harbolnas telah berakhir. Meski sempat diwarnai isu kurang sedap, ada pula catatan positif yang berhasil ditorehkan. Berdasarkan riset yang dilakukan Nielsen, terungkap bahwa 76 persen pengguna Internet sudah memiliki kesadaran terhadap gerakan belanja online ini. Selain itu, Nielsen juga memperkirakan transaksi selama Harbolnas 2015 ini mencapai 2,1 triliun Rupiah.

Hari Belanja Nasional merupakan gerakan yang awalnya diinisiasi oleh tujuh pelaku industri e-commerce di tanah air pada tahun 2012. Setelah digelar beberapa kali, animo yang ditunjukkan ternyata sangat positif dan hasilnya pada gelaran Harlbolnas di tahun 2015 ini ada 140 pelaku e-commerce yang terlibat. Harbolnas 2015 sendiri digelar selama tiga hari, yakni pada tanggal 10 hingga 12 Desember 2015.

Memang ada beberapa kejadian kurang sedap yang mampir, tapi bukan berarti tak ada pencapain positif yang diperoleh. Sudah ada juga beberapa dari pemain yang berpatisipasi mengungkapkan pencapaian “dapur” mereka ketika Harlbolnas 2015 berlangsung.

Ketua Panitia Harbolnas Indra Yonathan menyampaikan, “Terima kasih, animo yang ditunjukkan [masyarakat] luar biasa sekali minggu lalu. […] Saya sempat berbincang dengan beberapa pemain [e-commerce] dan menurut mereka trafik selama Harbolnas kemarin meningkat hingga 10 kali. Dari pemesanan, kenaikannya mencapai 7-10 kali lipat. Dari revenue, sekitar 1,5-5 kali [rata-rata].”

“Sedangkan salah satu partner logistik kami juga mencatat peningkatan pengiriman hingga 100 persen. Bila hari biasa hanya 46 ribu, saat Harbolnas bisa mencapai 96 ribu pengiriman. […] Sekali lagi, Harbolnas ini adalah gerakan. Tujuannya adalah untuk bersama-sama, gotong royong dalam memajukan industri e-commerce di tanah air,” lanjutnya.

Beberapa pencapaian Harbolnas 2015

Harbolnas 2015 Trends / Kofera Report

Selain beberapa pencapaian yang sudah disebutkan oleh Yonathan, ada beberapa data menarik yang juga disampaikan oleh Nielsen dan Kofera. Kofera sendiri adalah official partner untuk monitoring Harbolnas 2015 melalui situs resmi Harbolnas. Sedangkan Nielsen adalah pihak ketiga dengan peran yang tak jauh berbeda dengan Kofera.

Berdasarkan temuan Kofera, indeks trend Harlbolnas sendiri menunjukkan peningkatan di tahun 2015 ini dengan Jakarta, Sumatera Utara, dan Jawa Timur sebagai wilayah dengan indeks yang tinggi. Ini sejalan dengan Nielsen yang menyebutkan bahwa 76 persen pengguna internet di Indonesia sudah sadar dengan gerakan Harbolnas. Selain itu, ditemukan juga bahwa 50 persen dari mereka yang sudah pernah berbelanja online mau berbelanja online kembali karena event Harbolnas.

HArbolnas 2015 Nielsen Riset / DailySocial

Menariknya, informasi digelarnya Harbolnas 2015 ini oleh para konsumen kebanyakan masih diperoleh mereka melalui Televisi dengan persentase mencapai 39 persen. Diikuti situs resmi online shoping (29 persen), Social Media (7 persen), dan Portal Berita (4 persen).

Sedangkan untuk jumlah transaksi selama Harbolnas 2015, diperkirakan Nielsen jumlahnya mencapai 2,1 triliun Rupiah. Ini 1,8 kali lebih tinggi dari penjualan di luar Harbolnas.

Associate Director Consumer Insights Nielsen Rusdy Sumantri menyampaikan, “Angka tersebut naik 1,8 kali dari penjualan di luar Harbolnas. […] Kami mendapatkan data melalui 700 responden yang jadi sampel acak lewat survei online dengan 19 kota terdektesi. […] Estimasi penjualan ditanyakan langsung ke pelanggan, kemudian datanya kami olah dan validasi kembali dari para pelaku e-commerce dan data yang kami punya sebelumnya.”

Harbolnas 2015 Riset Nielsen Kategori Favorit / Nielsen

Data lain yang menarik untuk diperhatikan adalah, produk kategori fesyen masih menjadi yang paling banyak dibeli konsumen (65 persen), diikuti gawai (44 persen), dan barang elektronik (41 persen). Dari sisi demografi konsumen, sebagian besar berusia antara 25-34 tahun dan sebagian besar berasal dari masyarakat golongan A (berpendapatan di atas 4 juta Rupiah).

Terakhir, ditemukan juga bahwa masyarakat gemar berbelanja melalui perangkat bergerak seperti laptop (62 persen) dan ponsel pintar (50 persen). Sedangkan lokasi favorit untuk berbelanja online bagi masyarakat Indonesia adalah rumah mereka sendiri (86 persen).

Satu hal yang bisa ditarik dari data yang diungkapkan adalah kepercayaan kini bisa dikatakan bukan lagi menjadi isu utama dalam industri e-commerce tanah air. Kondisi ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan masa-masa awal e-commerce mulai naik kepermukaan di Indonesia.

Memang masih ada saja beberapa oknum yang masih berulah. Tapi dengan semakin matangnya ekosistem nanti di masa depan, hal tersebut tentu akan berkurang dengan sendirinya. Itu semua dapat dicapai dengan kolaborasi dari para pemangku kepentingan terkait di industri e-commerce tanah air.

140 Pemain E-commerce Siap Ramaikan Hari Belanja Online Nasional 2015

Sebagai perayaan industri e-commerce terbesar di Indonesia, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang keempat tahun ini akan digelar lebih besar dari tahun sebelumnya. Sebanyak 140 partisipan mengakomodir lebih banyak diskon dan waktu yang lebih lama yakni tiga hari berturut-turut.

Ada catatan menarik yang disampaikan pada sesi pembukaan Harbolnas hari ini (8/12), Head of Retail & E-Commerce Facebook Asia Tenggara Deepesh Trivadi memberikan data bahwa perilaku belanja online masyarakat Indonesia cenderung dilakukan pada hari Senin, sementara konsumen di perangkat mobile mengalami peningkatan di hari Jumat. Deepesh juga memaparkan bahwa musim liburan tahun lalu (Natal dan Tahun Baru) ini keseluruhan aktivitas belanja online meningkat 19%.

“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi negara dengan industri e-commerce terbesar di Asia Tenggara. hal ini tampak dari terus meningkatnya jumlah pelaku e-commerce di Indonesia. Kemajuan industri e-commerce Tanah Air hanya dapat dicapai dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pelaku e-commerce itu sendiri, berbagai perusahaan yang dapat mendukung perkembangan ekosistem seperti bank dan perusahaan telekomunikasi hingga pemerintah. Di sinilah peran Hari Belanja Online Nasional untuk merangkul semua pihak untuk bahu-membahu mengembangkan industri e-commerce di Indonesia,” kata ketua panitia Harbolnas Indra Yonathan.

Harbolnas pertama kali diinisiasi pada tahun 2012 yang dicetuskan Lazada Indonesia bersama Zalora, BerryBenka, PinkEmma, Bilna, Traveloka, dan Luxola. Partisipannya terus bertambah di tiap tahun. Khusus tahun ini Harbolnas akan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut dengan 140 partisipan terdaftar yang memberikan potongan harga hingga mencapai angka 90%. Nilai total diskon tersebut kabarnya mencapai Rp 120 miliar.

Guna mengantisipasi tantangan dan kendala dari tahun-tahun sebelumnya, pihak penyelenggara telah menyiapkan workshop yang membekali seluruh partisipan pada tanggal 2 dan 3 Desember kemarin. Ajang transfer knowledge ini diharapkan mampu memberikan solusi terkait bisnis, marketing, teknologi, metode pembayaran, dan logistik.

“Respon positif masyarakat Indonesia terhadap Hari Belanja Online Nasional 2014 menjadi bukti betapa besarnya potensi e-commerce di Indonesia. Kami sangat bangga dapat menjadi perusahaan telekomunikasi yang terus mendukung diselenggarakannya Hari Belanja Online Nasional. E-commerce telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan kami mendukung kegiatan ini dengan memastikan pelanggan akan mendapatkan pengalaman menggunakan Internet terbaik dengan jaringan Internet Telkomsel,” kata General Manager Merchant Partnership Telkomsel Kristin T. Rosa pada kesempatan yang sama.


Disclosure: DailySocial adalah media partner rangkaian program Hari Belanja Online Nasional 2015

Meningkatkan Standar Kualitas Industri E-Commerce Tanah Air ke Titik Terbaik

Bergerak mengikuti langkah cepat kebutuhan masyarakat era digital dewasa ini adalah masalah yang menantang banyak pihak secara bersamaan. Langkah kolaboratif memiliki peran esensial dalam menjaga roda bisnis karena ekosistem yang ideal dapat tercipta ketika seluruh pihak memainkan perannya dengan tepat, terutama di industri e-commerce Indonesia yang tengah meroket pesat.

Menyambut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2015, pihak penyelenggara mengemas program ini dengan menggelar workshop untuk mempersiapkan kebutuhan teknis maupun non-teknis untuk para partisipan memanfaatkan momentum perayaan industri e-commerce terbesar di Tanah Air.

“Jumlah partisipan Hari Belanja Online Nasional terus meningkat setiap tahunnya. Kita harus dapat memastikan bahwa setiap e-commerce yang berpartisipas pada kegiatan ini sudah siap untuk menerima lonjakan jumlah kunjungan maupun order. Untuk itu, panitia Hari Belanja Online Nasional tahun ini sudah mempersiapkan workshop yang dapat diikuti oleh peserta e-commerce agar dapat mempersiapkan diri lebih baik,” jelas Indra Yonathan, VP Strategic Marketing Partnership Lazada Indonesia, sebagai ketua panitia Harbolnas 2015.

Setelah tiga tahun berturut-turut diselenggarakan, Hari Belanja Online Nasional tahun ini memiliki visi untuk memperkuat ekosistem industri e-commerce yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari perusahaan telekomunikasi, bank, logistik dan payment gateway. Kesuksesan Hari Belanja Online Nasional setiap tahunnya mendorong panitia untuk meningkatkan standar layanan yang dihadirkan oleh para partisipan Hari Belanja Online Nasional.

“Tingginya minat para pelaku e-commerce untuk bergabung di Hari Belanja Online Nasional 2015 dan antusiasme dari seluruh masyarakat Indonesia mendorong kami untuk memberikan yang terbaik agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati berbelanja online. Hal ini akan dapat tercapai dengan mempersiapkan para pelaku e-commerce, khususnya mereka yang baru pertama kali berpartisipasi, untuk memiliki wawasan lebih luas yang dapat mereka pelajari dari e-commerce lainnya yang sudah lebih lama hadir dan mengikuti Hari Belanja Online Nasional di tahun-tahun sebelumnya,” lanjut Yonathan.

Workshop akan terbagi menjadi dua hari yang akan diselenggarakan pada tanggal 2 dan 3 Desember 2015 mendatang. Peserta workshop akan dibekali wawasan terkait bisnis, logistik, dan strategi marketing di hari pertama. Sementara hari kedua menyajikan wawasan tentang pilihan metode pembayaran dan aspek teknisnya.

Kedua workshop akan dihadiri oleh nama-nama besar yang mewakili bidang keahliannya masing-masing. Panitia tidak memungut biaya untuk kedua workshop ini dan bagi mereka yang tertarik untuk bergabung dan ingin melihat informasi detil mengenai tempat dan waktu, jajaran pembicara, dan lainnya pada hari pertama dan kedua.

Yonathan mengatakan, “Dari tahun pertama Hari Belanja Online Nasional diselenggarakan pada tahun 2012, kami memiliki satu mimpi besar yaitu untuk terus mengembangkan industri e-commerce di tanah air. Sifat dari kegiatan ini adalah untuk bahu membahu membantu satu sama lain. Yang menjadi prioritas adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap belanja online.”

“E-commerce yang sudah lebih besar pasti memang sudah punya sejumlah pelanggan setia, tapi munculnya e-commerce baru juga bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia secara keseluruhan terhadap belanja online. Begitu juga dengan [layanan] e-commerce kecil yang dapat memanfaatkan kepercayaan dari konsumen yang sudah pernah berbelanja di e-commerce yang lebih besar untuk bisa berbelanja di website mereka,” tutupnya.


DailySocial adalah media partner program Hari Belanja Online Nasional 2015